Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desri Alina
"Wanita yang menjadi istri anggota TNI dihadapkan pada perubahan status dan peran yang kompleks. Peran ini mencakup sebagai ibu, istri, pekerja dan anggota organisasi PIA Ardhya Garini. Seiring bertambahnya peran maka telah menciptakan sumber stres bagi istri. Tujuan dari pemberian intervensi ini adalah untuk menurunkan tingkat stres terkait multi peran dengan cara meningkatkan keterampilan manajemen stres yang dapat membantu istri mengelola stresnya.
Penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada Pelatihan Manajemen Stres Dengan Model Terintegrasi oleh Saul Neves de Jesus et al 2014 yang menggunakan bentuk intervensi kelompok dan telah disesuaikan bagi partisipan penelitian. Intervensi dilaksanakan enam sesi yang masing-masing berlangsung 90 menit. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimental, before-after study design terhadap 4 partisipan yang mengalami stres terkait multi peran. Partisipan mengalami stres terkait multi peran yang berdampak pada fisik, emosional, dan perilakunya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi manajemen stres efektif menurunkan tingkat stres partisipan. Namun manajemen stres belum secara efektif menurunkan tingkat stres pada partisipan N. Secara umum partisipan berhasil mengidentifikasi sumber stres terkait multi perannya, dampak stres dan kemampuan pemilihan coping yang tepat mengatasi stres melalui ketrampilan relaksasi, restrukturisasi kognitif, dan menentukan skala prioritas untuk mengatasi stresnya.

Women who become wives of TNI members are faced with complex status and role changes. This role includes as a mother, wife, worker and member of the PIA Ardhya Garini organization. As the role increases it has created a source of stress for the wife. The purpose of this intervention is to reduce the level of stress associated with multi role by improving stress management skills that can help the wife manage her stress.
The study was conducted with reference to the Stress Management Training Model Integrated by Saul Neves de Jesus et al 2014 using a group intervention form and was adapted for the study participants. Intervention held six sessions each lasting 90 minutes. This study used quasi experimental research design, before after study design on 4 participants who experienced stress related multi role. Participants experience stress related multi role that impact on physical, emotional, and behavior.
The results showed that stress management interventions effectively decreased participants 39 stress levels. However, stress management has not been effective in reducing stress levels in N participants. In general, participants have identified the sources of stress related to their multiple roles, the impact of stress and coping skills that appropriately deal with stress through relaxation skills, cognitive restructuring, and determining priority scales to cope with stress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Lestari
"Pendahuluan: Perawat memiliki peran penting dalam mencegah meningkatnya angka kejadian stunting salah satunya yaitu memberikan asuhan keperawatan. Upaya Meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien risiko stunting yang berkualitas dibutuhkan peran dan fungsi manajemen kepala ruangan.
Tujuan: Untuk mengidentifikasi hubungan peran dan fungsi manajemen kepala ruang dengan implementasi program stunting dan wasting.
Metode: Menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan Teknik purposive sampling dengan sampel 110 perawat yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi dengan kriteria inklusi perawat pelaksana yang bekerja pada ruangan yang menangani kasus risiko stunting dan wasting dengan masa kerja minimal 1 tahun tidak dalam tugas belajar, tidak dalam masa cuti dan bersedia menjadi responden. Instrumen penelitian terdiri dari peran kepala ruang, fungsi manajemen kepala ruang dan implementasi program stunting dan wasting yang disebarkan pada responden melalui tautan google form. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument nilai r = 0.313 – 0.818 dan cronbach’s alpha = 0.922- 0.945.
Hasil: Ada hubungan antara peran kepala ruang dengan implementasi program stunting dan wasting dengan kekuatan sedang dan arah positif (p = 0,0001, r = 0,484), demikian juga ada hubungan fungsi manajemen kepala ruang dengan implementasi program stunting dan wasting dengan kekuatan kuat dan arah positif (p = 0,0001, r = 0,510). Faktor yang paling mempengaruhi implementasi program stunting dan wasting yaitu fungsi pengorganisasian (niali koefisien Beta = 1,351), fungsi pengendalian (nilai koefisien Beta = 1,120) dan peran interpersonal (nilai koefisien Beta = -1,137).
Kesimpulan: Peran dan fungsi manajemen kepala ruang berhubungan dengan implementasi program stunting dan wasting. Faktor yang paling mempengaruhi implementasi program stunting dan wasting adalah fungsi pengorganisasian. Rekomendasi yang diberikan yaitu meningkatkan peran dan fungsi kepala ruang dalam implementasi program stunting dan wasting untuk mengoptimalkan implementasi program stunting dan wasting dan peningkatan implementasi program stunting dan wasting pada tahap implementasi keperawatan.

Introduction: Nurses have an important role in preventing the increase in the incidence of stunting, one of which is providing nursing care. Efforts to improve quality nursing care for patients at risk of stunting require the role and management function of the head nurses. Objective: To identify the relationship between the role and function of head nurses management and the implementation of the stunting and wasting program. Method: Using a cross sectional design. Sampling used purposive sampling technique with a sample of 110 nurses who worked at the Bekasi Regency Regional General Hospital with the inclusion criteria being executive nurses who worked in rooms that handle stunting and wasting risk cases with a minimum work period of 1 year, not on study assignments, not on leave. and willing to be a respondent. The research instrument consisted of the role of the head nurses, the management function of the head nurses and the implementation of the stunting and wasting program which was distributed to respondents via a Google form link. The results of the validity and reliability test of the instrument value r = 0.313 - 0.818 and Cronbach's alpha = 0.922- 0.945. Results: There is a relationship between the role of the headnurses and the implementation of the stunting and wasting program with moderate strength and a positive direction (p = 0.0001, r = 0.484), likewise there is a relationship between the management function of the head nurses and the implementation of the stunting and wasting program with strong strength and positive direction (p = 0.0001, r = 0.510). The factors that most influence the implementation of stunting and wasting programs are the organizing function (Beta coefficient value = 1.351), the control function (Beta coefficient value = 1.120) and interpersonal roles (Beta coefficient value = - 1.137). Conclusion: The role and management function of the head nurses is related to the implementation of the stunting and wasting program. The factor that most influences the implementation of the stunting and wasting program is the organizing function. The recommendations given are increasing the role and function of the head nurses in implementing the stunting and wasting program to optimize the implementation of the stunting and wasting program and increasing the implementation of the stunting and wasting program at the nursing implementation stage"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Sekar Arum
"Job embeddedness dan organizational citizenship behavior merupakan dua faktor penting yang perlu diperhatikan oleh suatu organisasi/perusahaan karena dapat dijadikan sebagai kunci utama dalam membangun dan meningkatkan efektivitas karyawan dan keberhasilan dalam sebuah organisasi/perusahaan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat job embeddedness dan organizational citizenship behavior adalah work-life conflict dan emotional exhaustion serta adanya peran Manajemen SDM dalam organisasi/perusahaan untuk dapat meminimalkan work-life conflict dan emotional exhaustion untuk dapat meningkatkan job embeddedness dan organizational citizenship behavior pada seorang karyawan khususnya karyawan yang sudah berkeluarga. Work-life conflict yang dialami karyawan dalam pekerjaan dan rumah tangga dapat berhubungan dengan emotional exhaustion dan outcome pekerjaan yaitu job embeddedness dan organizational citizenship behavior pada karyawan di DKI Jakarta dan sekitarnya dengan emotional exhaustion sebagai mediasi. Penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modeling SEM . Data penelitian ini diperoleh dari 196 karyawan di DKI Jakarta dan sekitarnya yang sudah menikah melalui kuesioner secara online dan offline. Hasil penelitian menunjukkan bahwa work-life conflict memiliki pengaruh positif terhadap emotional exhaustion. Selain itu, work-life conflict memiliki pengaruh negatif terhadap organizational citizenship behavior, sedangkan work-life conflict ditemukan tidak memiliki pengaruh terhadap job embeddedness. Lebih lanjut, emotional exhaustion juga tidak memiliki pengaruh terhadap job embeddedness dan organizational citizenship behavior. Hal tersebut menunjukkan bahwa emotional exhaustion tidak memiliki peran sebagai mediasi antara work-life conflict terhadap job embeddedness dan organizational citizenship behavior.

Job embeddedness and organizational citizenship behavior are two important factors that need to be considered by an organization company because it can be used as a key in building and improving employee effectiveness and success in an organization company. One of the factors that can influence the level of job embeddedness and organizational citizenship behavior is work life conflict and emotional exhaustion and the role of HR Management in organization company to minimize work life conflict and emotional exhaustion to increase job embeddedness and organizational citizenship behavior on an employee especially an already married employee. Work life conflicts experienced by employees in work and households can relate to emotional exhaustion and work outcomes such as job embeddedness and organizational citizenship behavior in employees in DKI Jakarta and surrounding areas with emotional exhaustion as mediation. This research uses Structural Equation Modeling SEM method. This research data was obtained from 196 employees in DKI Jakarta and surrounding areas who have been married through questionnaires online and offline. The results showed that work life conflict has a positive effect on emotional exhaustion. In addition, work life conflict has a negative influence on organizational citizenship behavior, whereas work life conflict is found to have no effect on job embeddedness. Furthermore, emotional exhaustion also has no effect on job embeddedness and organizational citizenship behavior. It shows that emotional exhaustion has no role as mediation between work life conflict towards job embeddedness and organizational citizenship behavior.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library