Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Diah S. Koesdinar
"Wang Jingwei adalah salah satu tokoh sayap kiri dalam Partai Nasionalis Cina, Guomindang. Ia berambisi untuk menjadikan Cina sebagai negara republik. Hubungannya dengan Sun Zhongshan yang merupakan rekan dekat dalam perjuangan menggulingkan pemerintahan Gina (dinasti Qing) mempengaruhi pemikirannya. Setelah Sun meninggal, ia mulai bersaing dan juga menjalin kerja sama dengan Jiang Jieshi. Ketika perang Cina-Jepang berlangsung, Wang membelot dari pemerintahan Jiang ke Jepang_ Ia akhirnya dicap sebagai pengkhianat atas keterlibatannya dengan Jepang dalam perang tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S12863
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anton Ardyanto
"Pada masa sebelum Perang Dunia Pertama kedudukan Jepang sebagai salah satu negara besar di Cina sedang menghadapi berbagai masalah. Masalah-masalah tersebut timbul akibat timbulnya kembali persaingan dalam perebutan konsesi di Cina. Masalah-masalah tersebut juga timbul akibat lemahnya keuangan Jepang sehingga menyulitkannya dalam mengikuti persaingan perebutan konsesi dengan negara-negara Eropa dan Amerika. Masalah-masalah yang dihadapi Jepang di Cina mengakibatkan timbulnya tekanan-tekanan dari dalam negeri Jepang. Tekanan-tekanan ini menghendak pemerintah Jepang pada saat itu untuk mengambil tindakan-tindakan untuk memperbaikinya. Pecahnya Perang Dunia Pertama menyebabkan negara-negara Eropa terpaksa menarik kekuatannya dari kawasan Asia. Hal ini menimbulkan kekosongan di kawasan Asia, terutama Cina. Kekosongan yang terjadi di kawasan Asia ini dipandang oleh beberapa pihak di Jepang sebagai sebuah kesempatan bagi Jepang untuk memperbaiki posisinya di Cina. Permintaan bantuan oleh Inggris kepada Jepang untuk menaklukan Jerman di Asia juga mendorong Jepang untuk memperbaiki posisinya sementara negara-negara Eropa saingannya sibuk berperang.
Jepang pada akhirnya mengajukan tuntutan yang kesemuanya berjumlah duapuluh satu pasal kepada Cina untuk memperbaiki kedudukannya di Cina. Tuntutan-tuntutan ini dikenal dengan sebutan Taika Nijuuikkajoo Yookyuu atau Tuntutan Duapuluh Satu Pasal dan diajukan pada tanggal 18 Januari l9l5. Tuntutan-tuntutan Jepang ini menimbulkan reaksi dari ber-bagai pihak. Cina melalui jalur diplomasi melakukan perlawanan terhadap tuntutan Jepang tersebut. Cina juga mempublikasikan tuntutan-tuntutan tersebut sehingga menimbulkan banyak protes diajukan kepada Jepang. Protes-protes datang dari Amerika Serikat dan Inggris. Perlawanan dari Cina serta protes-protes dari Negara-negara lain pada akhirnya menyebabkan Jepang harus beberapa kali memperlunak tuntutannya. Pada akhirnya Jepang terpaksa mengirimkan ultimatum kepada Cina agar memenuhi beberapa pasal tertentu dari tuntutannya. Tindakan ini diambil menyusul sikap keras kepala yang ditunjukkan oleh Cina menyebabkan perundingan-perundingan mengalami jalan buntu. Pemerintah Cina setelah ultimatum tersebut akhirnya bersedia memenuhi tuntutan-tuntutan tertentu dari Jepang. Cina bersedia menandatangani Perjanjian-Perjanjian tanggal 25 Mei 1915 yang merupakan penyelesaian dari tuntutan-tuntutan Jepang tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13475
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Retno Purwendah
"Penelitian mengenai perang Jepang-Cina dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari buku dan tulisan yang berkaitan erat dengan masalah yang ditulis oleh penulis yang dilakukan pada bulan Juli 1994 - Agustus 1994. Tujuannya untuk mengetahui latar belakang dan akibat-akibat perang Jepang-Cina tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui data-data yang ada dalam buku War and Diplomacy in Eastern Asia yang dilanjutkan dengan penelitian kepustakaan. Hasil penelitian skripsi ini bukan merupakan gambaran menyeluruh yang mencakup hal-hal pada kedua belah pihak yang bertikai.
Akan tetapi dari penelitian yang dilakukan telah dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut Perang Jepang-Cina adalah merupakan tindak lanjut dari pendudukan Jepang atas Manchuria dimana Jepang berambisi untuk memperluas wilayah jajahannya guna mendapatkan lebih banyak lagi hasil alam yang dapat mendukung sektor industri dalam negeri serta memperoleh wilayah bagi pemasaran hasil industrinya.
Selain itu Perang Jepang-Cina erat kaitannya dengan Perang Asia Timur Raya yang berarti tidak dapat dipisahkan dengan adanya Perang Dunia Kedua dan Perang Pasifik. Perang ini diawali dengan adanya Insiden Jembatan Marcopolo dan diakhiri dengan penyerahan Jepang terhadap Sekutu setelah Perang Pasifik. Kronologinya adalah sebagai berikut : 7 Juli 1937: Insiden Jembatan Marco polo 1937-1945 : Perang Jepang-Cina; 8 Desember 1941-15 Agustus 1945 : Perang Pasifik; 15 Agustus 1945 : Penyerahan Jepang pada Amerika."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13782
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library