Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Fauziah Fadhillah
Abstrak :
ABSTRACT
Banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana cara merawat luka yang baik dan benar. Sebagian besar masyarakat masih menggunakan cara tradisional yang dianggap dan dipercayai dapat menyembuhkan luka. Sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan tentang perawatan luka dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku dalam merawat luka pada keluarga di Kota Bogor. Penelitian menggunakan desain cross sectional kepada 107 responden yang diambil berdasarkan convenience sampling. Kriteria responden penelitian yaitu masyarakat Kota Bogor yang berusia ge; 17 tahun, pernah mengalami atau merawat salah satu atau lebih anggota keluarga dengan luka akut maupun kronik. Tingkat pengetahuan mengenai perawatan luka diidentifikasi menggunakan alat ukur berupa kuesioner pengetahuan, sedangkan perilaku dalam merawat luka diidentifikasi menggunakan kuesioner perilaku yang valid dan reliabel. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku dalam merawat luka p=0,776;or=1,204 . Penelitian ini merekomendasikan puskesmas serta fasilitas pelayanan kesehatan terkait agar dapat memaksimalkan upaya membangun perilaku yang baik dengan memberikan edukasi serta pelatihan perawatan luka yang memiliki standar dan dapat dievaluasi secara berkala.
ABSTRACT
Many people are unaware of how to correctly tend wounds. Most people still use traditional methods considered and believed as able to heal wounds. Hence, it is deemed necessary to conduct research on the level of knowledge on wound care from the smallest environment, namely family. This study aims to determine the correlation between the level of knowledge and behavior in treating wounds among families in Bogor City. This study used cross sectional design on 107 respondents taken based on convenience sampling. Criteria of respondents include people of Bogor City aged ge 17 years, have experienced or treated one or more family members with either acute or chronic injuries. The level of knowledge on wound care was identified using instrument of measure in the form of questionnaire of knowledge, whereas behavior in treating wounds was identified using a valid and reliable questionnaire of behavior. The result showed no significant correlation between level of knowledge and behavior in treating wounds p 0.776 or 1.204 . This research recommends primary health care and related health care facilities to maximize efforts in building good behavior by providing education and training on wound care with a predetermined standard and periodical evaluation.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suriadi
Jakarta: Sagung Seto, 2004
617.1 SUR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Christi Natalia
Abstrak :
Sindrom Steven Johnson (SJJ) merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir diorifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel atau bula, dapat disertai purpura. Kelangsungan hidup klien Stevens Johnson Syndrome bergantung pada tingkat pengelupasan kulit, semakin luas pengelupasan kulit semakin memperburuk prognosis. Kompres hangat atau dingin merupakan terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan secara mandiri oleh perawat untuk mengurangi nyeri pada daerah sekitar lesi klien. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui manfaat pemberian kompers hangat atau dingin pada anak dengan Stevens Johnson Syndrome yang diberikan selama lima hari perawatan di rumah sakit. Hasil pemberian kompres hangat dan dingin yang dilakukan selama lima hari perawatan menunjukkan adanya penurunan rasa nyeri klien  dari skor enam (6) pada hari pertama dilakukan pengkajian menjadi nol (0) pada hari kelima dengan menggunakan alat pengkajian nyeri Wong Baker Face Scale. Pemberian kompres hangat atau dingin untuk mengurangi nyeri anak  dengan Stevens Johnson Syndrome  diharapkan dapat menjadi alternatif tindakan mandiri perawat dalam melaksanakan peran  sebagai pemberi asuhan keperawatan secara holistik.


Steven Johnson Syndrome (SJJ) is a syndrome that affects the skin, mucous membranes of the diorifisium, and eyes with a general condition that varies from mild to severe. Skin disorders in the form of erythema, vesicles or bullae, may be accompanied by purpura. The survival of patients with Stevens Johnson Syndrome depends on the level of the exfoliation, the more extensive the exfoliation, the worse the progonisis A warm or cold compress is a non-pharmacological therapy which can be conducted independently by the nurse to relieve pain in the area around the lesion of the patient. The purpose of this paper is to discover the benefit of using the warm or cold compress to the child with Stevens Johnson Syndrome which is given for five nursing days in hospital. The result of giving the warm or cold compress for five nursing days shows a decrease in the pain of the client from a score of six (6) on the first day of the assesment to zero (0) on the fifth day using Wong Baker Face Scale pain assesment tool. The warm and cold compress treatment to reduce the pain of the child with Stevens Johnson Syndrome is expected to become an alternative independent treatment from nurses in carrying out their role as providers of holistic nursing care.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Maghfuri
Jakarta : Salemba Medika, 2016
616.462 ALI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Purbianto
Abstrak :
Saat ini banyak bahan alternatif perawatan Iuka yang sudah dilakukan penelitian dan diterima oleh pelayanan keperawatan, salah satunya adalah madu. Banyak penelilian tentang madu mengunggulkan madu sebagai antimikroba tetapi masih sedikit penelitian yang mengungkap keunggulan madu untuk mempercepat absorbsi eksudat, menghancurkan jaringan nekrotik dan stimulasi granulasi pada Iuka kronik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah madu mempunyai pengaruh yang bermakna dalam mempercepat proses penyembuhan ulkus diabetikum. Penelitian dilakukan pada 14 subyek penelitian dengan ulkus diabetikum yang terbagi dalam dua kelompok, 7 subyek dirawat menggunakan madu murni Kaliandra sebagai kelompok perlakuan dan 7 subyek dirawat sesuai standar rumah sakit sebagai kelompok kontrol. Desain yang digunakan adalah desain kuasi eksperimen dengan pendekatan study longitudinal. Analisis yang dilakukan secara univariat dan bivariat, pada analisis bivariat digunakan uji T dependen dan uji wilcoxon. Hasil penelitian analisis pengaruh madu mumi kaliandra dalam mempercepat proses penyembuhan ulkus diabetikum bermakna secam signifikan, hal ini dibuktikan oleh adanya perbedaan yang signifikan kecepatan proses penyembuhan antara ulkus yang dirawat menggunakan madu murni Kaliandra dengan ulkus yang dirawat sesuai standar rumah sakit dengan pvalue 0,022. Selain itu pengaruh madu murni kaliandra dalam mempercepat absorbsi eksudat dan timbulnya jaringan granulasi pada ulkus diabetikum terbukti berpengaruh dengan masing-masing nilai p value 0,026 dan 0,038. Pengaruh madu murni kaliandra dalam mempercepat penghancuran jaringan nekrotik dan memperkecil penyempitan ukuran ulkus (luas dan kedalaman) pada ulkus diabetikum belum dapat dibuktikan. Disarankan pada institusi pelayanan perawatan untuk dapat memanfaatkan madu murni Kaliandra sebagai bahan alternatif perawatan ulkus diabetikum yang murah dan mudah didapat serta mengembangkan lebih lanjut penelitian dengan jumlah populasi yang lebih besar.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T22878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Indrayati
Abstrak :
Telehealth nursing adalah layanan berbasis teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi sarana untuk mempermudah komunikasi antara pasien dan perawat dalam merawat luka terutama pada saat kondisi pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas telehealth nursing terhadap penyembuhan ulkus kaki diabetik. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan pre-post test with control group. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 46 orang diperoleh melalui teknik consecutive sampling. Kelompok eksperimen diberikan telehealth nursing yang berisi kombinasi edukasi dan monitoring perawatan luka mandiri dan kelompok kontrol diberikan edukasi dan perawatan luka secara langsung di klinik luka. Penyembuhan luka diukur dengan menggunakan Bates Jensen Wound Assessment Tool (BWAT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telehealth nursing memiliki efektifitas yang signifikan yaitu sebesar p=0,873 (α>0.05) pada proses penyembuhan luka. telehealth nursing adalah pilihan terbaik dalam merawat ulkus kaki diabetik pada pasien yang mengalami kesulitan atau dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk perawatan luka secara langsung ke layanan kesehatan. ......Telehealth nursing as an information technology-based service is expected to be a means to facilitate communication between patients and nurses in caring for wounds, especially during the COVID-19 pandemic. This study aims to identify the effectiveness of telehealth nursing in healing diabetic foot ulcers.This study was a quasi-experimental with a pre-post test with a control group. The study was conducted on 46 people using consecutive sampling. The intervention group was given telehealth nursing which contained a combination of education and self manage wound care monitoring and the control group was given education and wound care at the wound clinic. Wound healing was measured using the Bates Jensen Wound Assessment Tool (BWAT). The results showed that telehealth nursing had significant effectiveness of p=0.873 (α>0.05) in the wound healing process. telehealth nursing is the best choice in treating diabetic foot ulcers in patients who have difficulty or with conditions that do not allow direct wound care to health services.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Darmayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Luka kaki diabetik adalah komplikasi diabetes mellitus DM yang dapatmengakibatkan amputasi ekstremitas bawah. Pengetahuan tentang perawatan lukakaki diabetik berkaitan erat dengan keterampilan perawat dalam melakukanperawatan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuanperawat tentang perawatan luka kaki diabetik di Kota Depok. Penelitian inimenggunakan consecutive sampling sebanyak 102 responden dari tiga rumah sakittipe C di Kota Depok. Penelitian menggunakan kuesioner Nurses rsquo; KnowledgeRegarding Prevention and Management of Diabetic Foot Ulcer NKPM-DFU yang terdiri dari 40 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagianbesar 92,2 perawat memiliki tingkat pengetahuan kurang dan sisanya memilikitingkat pengetahuan cukup. Hasil penelitian merekomendasikan perawat untuksecara aktif mengikuti pelatihan dan mencari informasi mengenai perawatan lukakaki diabetik. Selain itu, institusi layanan keperawatan dapat menyusun kebijakanberkaitan dengan upaya peningkatan pengetahuan perawat.
ABSTRACT
Diabetic foot wound is a complication of diabetes mellitus DM that can causeamputation of lower extremity. Nurses rsquo knowledge about diabetic foot woundcare is related to nurses rsquo wound care practice. This study aimed to identify thelevel of nurses rsquo knowledge regarding diabetic foot wound care in Depok. A totalsample of 102 nurses from three general hospitals of type C were involved byusing consecutive sampling method. Data was collected using Nurses rsquo KnowledgeRegarding Prevention and Management of Diabetic Foot Ulcer NKPM DFU questionnaire consisting of 40 question items. The result showed that the majorityof participants 92,2 have low level of knowledge regarding diabetic footwound care. This study recommends nurses to apply for wound care training andactively look up latest information about diabetic wound care. It is alsorecommended that the nursing service institutions consider establishing somepolicies in an effort to optimize nurses rsquo knowledge.
2015
S70105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muammar Nur Agsawan Wakano
Abstrak :
Latar Belakang. Beberapa hal terkait proses penyembuhan luka di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang terdiri lingkungan, peralatan kesehatan, petugas kesehatan yang melakukan perawatan luka. Tindakan perawatan luka akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada prosedur yang telah ditetapkan. Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kepatuhan perawat dalam perawatan luka di ruang perawatan bedah tahun 2019. Metode Penelitian. Desain yang digunakan adalah deskriptif obsevasional dengan pendekatan cross sectional .Jumlah Sampel adalah 26 orang yang diambil dengan teknik total sampling. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis data univariat. Kesimpulan. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat kepatuhan sedang sebanyak 53,8 % dan kepatuhan baik sebanyak 46,2 % serta didapatkan pula hasil bahwa sebagian besar responden memiliki ketidakpatuhan pada aspek umum SOP perawatan luka sebanyak 62,5%, sedangkan untuk aspek khusus dari SOP perawatan luka didapatkan hasil bahwa seluruh responden (100%) memiliki tingkat kepatuhan baik.. Saran. Disarankan kepada seluruh perawat lebih meningkatkan dan peduli terhadap pentingnya pelaksanaan aspek khusus maupun aspek umum dari standar operasional prosedur perawatan luka, dan Rumah Sakit secara berkala mensosialisasikan kembali standar operasional prosedur perawatan luka kepada perawat.
Background. Several things related to the process of wound healing are influenced by internal and external factors. External factors consisting of the environment, medical equipment, health workers who perform wound care. Wound care measures will be of quality if in their implementation always refers to established procedures.Objective. This study aims to determine the level of nurse compliance in wound care in surgical ward in 2019. Research Methods. The design used was descriptive observational with cross sectional approach. The number of samples was 26 people taken by total sampling technique. Data analysis carried out in this study is univariate data analysis. Conclusion. The results of the study found that most of the respondents had moderate compliance rates of 53.8% and good compliance of 46.2%, and it was also found that the majority of respondents had non-compliance with the general aspects of wound care SOP as much as 62.5%, whereas for specific aspects of SOP for wound care showed that all respondents (100%) had good compliance. Suggestion. It is recommended that all nurses improve and care for the importance of implementing specific aspects as well as general aspects of the standard operating procedures for wound care and the Hospital periodically re-socializes the standard operating procedures for wound care to nurses.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christantie Effendi
Jakarta: EGC, 1999
617.11 EFF p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anik Maryunani
Depok: Sagung Seto, 2016
617.1 ANI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>