Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wuri Iswarsigit
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T58786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Nurrohman
Abstrak :
Kekurangan asupan iodium dan polusi logam berat seperti timbal Pb dan kadmium Cd di perkotaan menyebabkan gangguan fungsi kelenjar tiroid. Struma atau goiter merupakan gangguan fungsi tiroid yang banyak dijumpai di masyarakat. Tiroidektomi menjadi salah satu penatalaksanaan pada struma yang beresiko menimbulkan komplikasi dan keluhan nyeri dan kaku leher pada pasien. Asuhan keperawatan perioperatif dengan pemberian edukasi dan latihan peregangan sendi leher dan bahu sebelum dan setelah operasi, terbukti efektif mengurangi keluhan nyeri dan kaku leher pada pasien tiroidektomi. Perawat diharapkan melakukan edukasi dan latihan peregangan sendi leher dan bahu untuk mengurangi komplikasi dan keluhan pasca tiroidektomi
Insufficient intake of iodine and heavy metal pollution such as lead Pb and Cadmium Cd in urban areas may lead to thyroid disorder. Struma or goiter is a common thyroid disorder in community. Thyroidectomy is usually performed to treat struma which may result in complications and neck pain. Perioperative care by providing education and neck and shoulder stretching exercise prior to and following surgery was proven to be effective in relieving neck pain and stiffness in post-thyroidectomy patient. Nurses are suggested to implement this exercise for perioperative patient with thyroidectomy to mitigate its complications.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widyastuti Handayani
Abstrak :
ABSTRAK
Prevalensi gangguan muskuloskeletal akibat kerja masih tinggi. Salah satu cara mengatasinya dengan latihan peregangan otot (stretching). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan peregangan otot atau stretching pada pekerja. Metode penelitian menggunakan quasi eksperiment dengan rancangan pre dan post test group design with control group sebanyak 60 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh latihan peregangan otot terhadap keluhan gangguan muskuloskeletal akibat kerja (pvalue 0,007). Faktor yang berkontribusi terhadap keluhan muskuloskeletal akibat kerja adalah lama kerja, IMT, dan latihan peregangan otot. Hasil penelitian merekomendasikan perlu dilakukan latihan peregangan otot sebanyak 5 kali sehari pada pekerja untuk mencegah keluhan ganggguan muskuloskeletal akibat kerja.
ABSTRACT
The prevalence of work related musculoskeletal disorders is still high. One strategy to overcome the problem is by the muscle exercise (stretching). The purpose of this research was to examine the influence of stretching on workers. The method used was quasi experiment pre and post test group with control that involved 60 respondents. The result of this research showed that there was significant influence of stretching on work related musculoskeletal disorders (pvalue 0,007). Factors contributed to this disturbance were work length period, body mass index, and stretching exercise. This research recommended that stretching of five times a day is important to prevent work related musculoskeletal disorders among workers.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triandana Budi Wisesa
Abstrak :
Latar Belakang: Operator crane merupakan pekerjaan yang memiliki resiko tinggi mengalami gangguan muskuloskeletal. Studi epidemiologi yang dilakukan oleh Kuswaha et al menunjukkan bahwa dari 90% operator crane, 63% mengalami nyeri leher.1 Operator crane melakukan sebagian besar aktivitas kerja mereka dengan postur tubuh yang janggal pada leher, bahu dan punggung. Prevalensi nyeri leher yang tinggi dikaitkan dengan derajat fleksi leher yang tinggi serta postur statis dan janggal saat duduk. Postur membungkuk yang terus menerus dapat menyebabkan ketegangan dan tekanan pada jaringan lunak di sekitar tulang belakang. 2 Bekerja mengoperasikan crane dalam posisi duduk statis dan membungkuk ke bawah dan dalam waktu yang lama merupakan bagian dari tuntutan pekerjaan yang tidak dapat diubah secara teknis, sehingga perlu dilakukan kontrol, salah satunya dengan program peregangan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah peregangan yang dilakukan dalam waktu dua minggu (lebih singkat dari studi referensi) mampu menurunkan nilai VAS nyeri leher pada operator crane, serta untuk mengetahui berapa nilai penurunan VAS tersebut. pengukuran sebelum peregangan dan setelah peregangan. Metode: Studi analitik dengan desain within group experiment with repeated measurement. Dilakukan terhadap 25 orang responden yang dipilih secara consecutive sampling dengan mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Penelitian dilakukan dengan pemberian edukasi gerakan peregangan yang dilakukan dalam durasi sekitar lima menit, dilakukan dua kali dalam sehari yaitu sebelum dan setelah bekerja, dilakukan lima hari dalam satu minggu, selama dua minggu. Kemudian dilakukan pengukuran nilai Visual Analog Scale (VAS) sebelum dilakukan peregangan dengan sesudah dilakukan 5 hari peregangan dan 10 hari peregangan. Hasil: Didapatkanya nilai prevalensi nyeri tengkuk sebanyak 39,6% serta terdapat penurunan signifikan dari nilai nyeri sebelum dilakukan peregangan (VAS = 5 (3-7)) dengan nilai nyeri setelah dilakukan peregangan (VAS = 3 (1-5)) dengan nilai p<0,01 dari uji wilcoxon. Tidak didapatkannya perubahan yang bermakna terhadap faktor individu yang dinilai, baik berdasarkan variabel umur, status gizi, kebiasaan olahraga, dan kebiasaan merokok. Kesimpulan: Peregangan otot dapat menurunkan nilai nyeri tengkuk leher pada subjek penelitian operator crane, yang diukur berdasarkan Visual Analogue Scale (VAS) dengan intervensi peregangan dilakukan  selama 2 minggu.       ......Background: Working to operate a crane in a sitting position for a long time with the back and neck bent is considered to be associated with an increased risk of neck and back pain disorders in crane operators, and is part of the job demands that cannot be changed technically. It is necessary to control the incidence of neck pain in crane operators, one of which is by stretching. The purpose of this study was to prove whether stretching that was carried out within two weeks (shorter than the reference study) was able to reduce the VAS value in neck pain in crane operators. Methods: This study used an analytical study in the form of within group experiment with repeated measurement design. This research was conducted at the X container terminal located in North Sumatra, carried out when there were still social restrictions on the Covid-19 pandemic in October 2020. This study involved 25 respondents, who were obtained through consecutive sampling. Interventions were carried out by providing education for the McKenzie stretching movements which were about five minutes duration, twice a day, before and after work, for five days a week, in two weeks. Then the Visual Analog Scale (VAS) value was measured before stretching, 5 days of stretching and 10 days of stretching. The stretching and VAS measurement activities were monitored by the company doctor as well as the research team whose perceptions were matched. Results: The prevalence value of neck pain was 39,6% and there was a statistically significant decrease in VAS levels from VAS = 5 (3-7) before stretching to VAS = 3 (1-5) after stretching for 2 weeks with p values 0.000. There were no significant changes in individual factors that could potentially be confounding factors, such as age, nutritional status, exercise habits, and smoking habits during the experiment. Conclusion: Muscle stretching can reduce the value of neck pain in crane operator research subjects, which was measured based on the Visual Analog Scale (VAS) with stretching interventions carried out for 2 weeks.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Iryana
Abstrak :
Latar Belakang. Nyeri tengkuk merupakan keluhan yang sangat umum, dimana 70% populasi pekerja pernah mengalami nyeri tengkuk.Para pekerja penjahit yang bekerja dengan posisi duduk menunduk banyak yang mengeluhkan nyeri tengkuk.Untuk mengatasi keluhan nyeri tengkukkarena kekakuanotot salah satunya dapat dengan menggunakan latihan peregangan. Tujuan. Menilai pengaruh latihan peregangan dan penyuluhanterhadap berkurangnya keluhan nyeri tengkuk dibandingkan pemberian penyuluhan saja pada pekerja penjahit diUsaha Mikro, Kecil, danMenengah (UMKM) pembuatan boneka di Bogor. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian uji non randomized control trial yang dilakukan dengan intervensi latihan peregangan dan penyuluhan. Pengumpulan data meliputi wawancara, pengisian kuesioner, pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan spesifik tengkuk serta pemeriksaan intensitas nyeri dengan Visual Analog Scale (VAS). Hasil. Dari 42 subyek penelitian yang terdiri dari 21 subyek pada kelompok kontrol yang mendapatkan penyuluhan saja dan 21 subyek pada kelompok intervensi dengan latihan peregangan dan penyuluhan didapatkan hasil ada perbedaan bermaknapada nilai VAS setelah intervensi. Penurunan nilai VAS pada kelompok intervensi yang lebih besardengan rerata 1,904 + 1,578 di bandingkan dengan kelompok kontrol 0,476 + 1,986. Pada perbedaan nilai VAS pagi sebelum bekerja, nilai VAS siang pada waktu istirahat dan Nilai VAS sore setelah bekerja ada perbedaan bermakna. Pada analisis multivariat pengaruh intervensi dan masa kerja mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nilai VAS. Kesimpulan. Latihan peregangan otot yang dilakukan selama 5-10 menit sebanyak 3 kali sehari selama 2 minggu dan secara teratur dapat mengurangi intensitas nyeri tengkuk.
Background : Neck pain is a very common complaint, where 70% of the working population had experienced neck pain. Seamstresses who work in a bow sitting position have the most complain of neck pain.To reliefthe neck pain problemdue to muscle tightness the option of stretching exercises can be used. Purpose: To assess the effectiveness of stretching exercises witheducation to the reduction of neck pain complaints, compared with educationonly among seamstresses at Small, Medium Enteprise (SME)dolls in Bogor. Methods : This study is a non-randomized control trial involving stretching exercises and education interventions. Data collection includes interviews, questionnaires, physical examination, specific inspection of neck and examination of neck pain intensity using Visual Analog Scale (VAS). Results : Of the 42 study subjects consisting of 21 subjects in the control group who received education only and 21 subjects in the group intervention with stretching exercises and education showedthere is a significant difference in VAS score after intervention. Decreasing VAS value in the intervention group were greater with average value 1,904+1,578 compare with control group 0,476+1,986. On the difference in VAS morning before work, during the VAS value at rest and VAS Value evening after working there were significant differences. In the multivariate analysis the influence of the working groups and a has a significant influence onthe VAS value. Conclusion : Stretching exercices are done for 5-10 minute of three time a day for 2 weeks regularly can reduce neck pain intensiti.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permata Sari
Abstrak :
Pekerja informal merupakan salah satu pekerja yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang paling sering dirasakan adalah kelelahan. Karya Ilmiah Akhir Spesialis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan di keluarga pekerja maupun pada kelompok pekerja dengan Intervensi yang diberikan adalah senam peregangan dan relaksasi otot progresif. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 10 keluarga pekerja dan 30 orang pekerja. Hasil dari intervensi didapatkan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga maupun pekerja tentang kelelahan pada pekerja, penurunan angka kelelahan, penurunan keluhan yang berhubungan dengan kelelahan, dan peningkatan tingkat kemandirian keluarga. ......Informal workers are among the workers at risk of health problems. The most common health problem is fatigue. This research aims to find out the description of the implementation of nursing care in the family of workers and workers group with intervention given is the stretching and progressive muscle relaxation. The number of respondents in this study were 10 families of workers and 30 workers. The results of the interventions resulted in increased knowledge, attitudes and skills of families and workers about worker fatigue, decreased fatigue score, decreased complaints related to fatigue, and increased family self reliance.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Intan Widyasari
Abstrak :
Mayoritas populasi produktif di Indonesia merupakan pekerja dengan lebih dari setengah populasi di Kota Depok merupakan pekerja yang bergerak di sektor formal. Pekerja diharapkan melakukan aktivitas pekerjaannya dengan kondisi sehat. Namun, pada kenyataannya pekerja menjadi populasi yang rentan mengalami penurunan kesehatan yang dibuktikan dengan tingginya angka cedera dan gangguan otot tulang rangka akibat kerja. Masalah tersebut disebabkan oleh berbagai macam yang salah satunya yaitu bahaya ergonomis. Gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja menyebabkan ketidaknyamanan fisik seperti nyeri terutama pada leher dan punggung. Bersama dengan pemerintah, perawat ikut andil dalam peningkatan pelayanan kesehatan pekerja melalui pendekatan keluarga dengan pemberian asuhan keperawatan. Tujuan penulisan karya ilmiah ini yaitu memberikan gambaran penerapan intervensi latihan peregangan dan mekanika tubuh untuk mengatasi masalah keperawatan nyeri akut pada keluarga dengan pekerja sektor formal. Intervensi latihan peregangan dan mekanika tubuh dilakukan selama 3 minggu sebanyak 9 kali pertemuan. Pemeriksaan tingkat nyeri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) yang diukur pada sebelum dan sesudah pemberian intervensi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi latihan peregangan dan mekanika tubuh dapat menurunkan skala nyeri sebanyak 7 skala yaitu dari skala nyeri 8 menjadi 1. Penerapan latihan peregangan dan mekanika tubuh harus dilakukan secara rutin untuk mendapatkan hasil yang optimal. Latihan peregangan dan mekanika tubuh dapat digunakan sebagai alternatif bagi pekerja sebagai upaya untuk menurunkan keluhan nyeri. ......The majority of the productive population in Indonesia are workers with more than half of the population in Depok working in the formal sector. Workers are expected to carry out their work activities in a healthy condition. However, in reality, workers are a population that is vulnerable to declining health as evidenced by the high number of injuries and skeletal muscle disorders due to work. This problem is caused by various kinds of hazards, one of which is the hazard of ergonomics. Work-related musculoskeletal disorders cause physical discomfort such as pain, especially in the neck and back. Together with the government, nurses take part in improving workers' health services through a family approach by providing nursing care. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of the application of stretching exercises and body mechanics interventions to overcome acute pain nursing problems in families with formal sector workers. The intervention of stretching exercises and body mechanics was carried out for 3 weeks in 9 meetings. Examination of the level of pain using the Visual Analogue Scale (VAS) which was measured before and after the intervention. The evaluation results show that the intervention of stretching and body mechanics exercises can reduce the pain scale as much as 7 scales, from a pain scale of 8 to 1. The application of stretching and body mechanics exercises must be done regularly to get optimal results. Stretching and body mechanics exercises can be used as an alternative for workers as an attempt to reduce pain.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Kamkin, editor
Abstrak :
This book presents the latest findings in the field of investigation of molecular mechanisms of mechanical stretch and the role of cytokines in response of different tissues to it. On the one hand this volume demonstrates how mechanical stretch enhances cytokines production. It describes how cytokines influence tissues and cells on a background of a mechanical stretching. It provides a description of how cells in different tissues are activated by stretch and cytokines via various signaling pathways, and how they change their gene expression. The book is a unique collection of reviews outlining current knowledge and future developments in this rapidly growing field. Knowledge of biomechanics, and mechanisms which underlie it on molecular, cellular and tissue, is necessary for understanding of the normal functioning of living organisms and allows to predict changes, which arise due to alterations of their environment.
Dordrecht: [, Springer], 2012
e20417939
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Peggy
Abstrak :
LATAR BELAKANG: Sendi lutut adalah sendi yang paling sering terkena OA. Stabilitas dinamik sendi lutut dipengaruhi oleh otot-otot kuadrisep dan hamstring. Untuk mengoptimalkan gaya yang dihasilkan oleh otot, program latihan peregangan harus terintegrasi dalam program latihan penguatan pada OA. Namun, belum ada penelitian yang membandingkan efek berbagai teknik peregangan terhadap hasil latihan isotonik pada pasien OA lutut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan efek teknik peregangan statik dibandingkan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation PNF terhadap outcome visual analog scale VAS, lingkup gerak sendi LGS, kekuatan otot, dan kemampuan berjalan latihan penguatan isotonik otot kuadrisep dan hamstring pada pasien OA lutut. METODE: Desain penelitian ini adalah quasi experimental. Populasi terjangkau adalah wanita penderita OA lutut berusia 50 ndash; 70 tahun yang berobat ke Poliklinik Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta yang memenuhi kriteria penelitian. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dan dibagi menjadi dua kelompok secara randomisasi. Pada kelompok pertama, subjek diberi infra red radiation IRR, latihan peregangan statik, dan latihan isotonik otot kuadrisep dan hamstring. Pada kelompok kedua, subjek diberi IRR, latihan peregangan PNF, dan latihan isotonik otot kuadrisep dan hamstring. Intervensi dilakukan selama 6 minggu. Penilaian nyeri menggunakan skor VAS, LGS menggunakan goniometer, kekuatan otot menggunakan hand held dynamometer, dan kemampuan berjalan menggunakan uji jalan 15 meter. HASIL: Sebanyak 30 responden mengikuti program latihan sampai selesai, kelompok pertama dan kedua masing-masing 15 orang. Setelah 6 minggu, didapatkan perbaikan skor VAS, LGS, kekuatan otot kuadrisep dan hamstring serta uji jalan 15 meter dengan perbaikan bermakna didapatkan pada kekuatan otot hamstring pada kedua kelompok. Delta skor VAS dan uji jalan 15 meter lebih tinggi pada kelompok peregangan statik dibandingkan PNF tetapi tidak berbeda bermakna. Delta kekuatan otot kuadrisep didapatkan lebih tinggi pada kelompok peregangan statik dibandingkan PNF dan berbeda bermakna p=0.033 . Delta LGS dan kekuatan hamstring lebih tinggi pada kelompok peregangan PNF dibandingkan statik tetapi tidak berbeda bermakna. KESIMPULAN: Pemberian latihan peregangan statik maupun PNF tidak memberikan efek yang berbeda bermakna secara keseluruhan terhadap outcome latihan penguatan isotonik otot kuadrisep dan hamstring pada pasien OA lutut. ...... BACKGROUND. Knee joints are the joints most commonly affected by OA. The dynamic stability of the knee joint is affected by the quadriceps and hamstring muscles. Stretching exercise programs should be integrated into strengthening exercise programs in OA to optimize the force that generated by the muscle. However, there have been no studies comparing the effects of various stretching techniques on the outcome of isotonic exercise in knee OA patients. The aim of this study was to find out whether there is a difference between the effect of static stretching compared to the Proprioceptive Neuromuscular Facilitation PNF to the outcomes visual analog scale VAS, range of motion ROM, muscle strength, and walking ability of quadriceps and hamstring muscle isotonic strengthening exercises in knee OA patients. METHODS. The design of this study was quasi experimental. The study population is women suffering from knee OA aged 50-70 years who went to the Medical Rehabilitation Clinic RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta that meet the criteria of the study. Sampling was done using consecutive sampling and divided into two groups by randomization. In the first group, subjects were given infra red radiation IRR, static stretching exercises, and isotonic exercises of quadriceps and hamstring muscles. In the second group, subjects were given IRR, PNF stretching exercises, and isotonic exercises of quadriceps and hamstring muscles. Intervention is done for 6 weeks. Pain assessment using VAS scores, ROM measurement using a goniometer, muscle strength measurement using a hand-held dynamometer, and walking ability measurement using a 50-feet walking test. RESULTS. Thirty respondents were completed the exercise program, the first and second group consists of 15 people, respectively. After 6 weeks, the improvement of VAS, ROM, quadriceps and hamstring muscle strength and 50 feet walking test with significant improvement was obtained only hamstring muscle strength in both groups. Delta VAS scores and 50 feet walking test were higher in the static stretching group than PNF but not significantly different. Delta quadriceps muscle strength was significantly high er in the static stretch group than in PNF p = 0.033 . Delta ROM and hamstring muscle strength were higher in the PNF stretching group than in static but not significantly different. CONCLUSIONS. There is no significant difference between the effect of static stretching techniques and the PNF on the outcomes visual analog scale VAS, range of motion ROM, muscle strength, and walking ability of quadriceps and hamstring muscle isotonic strengthening exercises in knee OA patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library