Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aliyya Budi Cahyaningtyas
"Penelitian ini mengkaji pengalaman hidup dan pemaknaan pada anak perempuan usia emerging adult yang mengalami parentification setelah kehilangan ibu. Dengan menggunakan metode kualitatif dan desain penelitian fenomenologis, studi ini bertujuan untuk memahami pemaknaan partisipan terhadap peran dan tanggung jawab baru yang muncul dalam konteks duka. Melalui wawancara mendalam dan analisis tematik, ditemukan empat tema utama, yaitu 1) perasaan dan pengalaman negatif ketika menjalani parentification, 2) perasaan positif ketika menjalani parentification, 3) penerimaan pengalaman parentification sebagai bentuk penyesuaian diri, 4) internalisasi parentification sebagai suatu kewajiban. Temuan ini menunjukkan proses pemaknaan terbentuk, sekaligus mengungkap resiliensi dalam menjalani fase hidup yang sulit. Pengalaman duka juga berperan besar terhadap penerimaan pengalaman parentification individu. Studi ini merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk mengkaji pengalaman parentification pada anak laki-laki usia emerging adult yang kehilangan ibu, untuk melihat kemungkinan adanya perbedaan berdasarkan gender. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur yang ada mengenai parentification dan membuka ruang bagi eksplorasi lebih lanjut dalam bidang ini.

This study explores the lived experiences and meaning-making processes of emerging adult daughters who undergo parentification following the loss of their mothers. Using a qualitative methodology with a phenomenological research design, the research aims to understand how these individuals make sense of their roles and responsibilities in the context of bereavement. Through in-depth interviews and thematic analysis, four core themes emerged: 1) negative emotions and experience imposed by parentification; 2) positive emotions imposed by parentification; 3) acceptance of parentification as a means of self-adjustment; 4) internalization of parentification as an obligatory duty. These themes reveal complex emotional landscapes and adaptive strategies participants employ to navigate grief and shifting family dynamics. The findings illustrate how meaning is constructed, highlighting the resilience of these daughters post-loss. Experience of grief also plays a major role in the acceptance of parentification. This research contributes to a deeper understanding of parentification as a meaning-making process and calls for further studies, including those focusing on emerging adult sons, to explore possible gendered experiences. This work contributes to the existing literature on parentification and sets the stage for further exploration into this critical area."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Aprilia Permata Kusumah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh atraktivitas wajah laki-laki pemberi pertolongan terhadap perilaku help-seeking perempuan pada masa emerging adult. Atraktivitas wajah laki-laki ditentukan berdasarkan total skor yang didapat pada pilot study. Lima wajah dengan skor tertinggi dijadikan sebagai stimulus untuk wajah atraktif, sementara lima wajah dengan skor terendah dijadikan sebagai stimulus untuk wajah tidak atraktif. Untuk mengukur perilaku help-seeking, peneliti memberikan lima gambaran situasi bermasalah pada partisipan.
Partisipan harus memilih satu di antara dua foto wajah laki-laki yang ditampilkan untuk dijadikan pemberi pertolongan. Dua foto tersebut terdiri dari foto wajah laki-laki yang atraktif dan tidak atraktif. Kriteria partisipan penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Indonesia, berusia 18-25 tahun, dan memiliki daya penglihatan cukup baik untuk membaca tiap item dalam alat ukur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atraktivitas wajah laki-laki yang berpotensi memberi pertolongan memengaruhi perilaku help-seeking pada perempuan dewasa muda secara signifikan dengan t(2,667) = 11,841, p = 0,000, r2 = 0,773 dan estimated d = 1,828. Dengan kata lain, perempuan akan cenderung meminta pertolongan pada laki-laki dengan wajah yang atraktif dibandingkan laki-laki dengan wajah yang tidak atraktif.

This study examines the effect of male seeking behavior in emerging adult female. The male facial attractiveness is defined by total score that was obtained in pilot study. Five photos with the highest score are used for the stimulus of attractive face, while five photos with the lowest score are used for the stimulus of unattractive face. To measure helpseeking behavior, the researcher gave five description of troubled situations to the participant.
The participant should choose one from two photos of male face which was presented to be her helper. The two photos are consisted of a photo of attractive male face and a photo of unattractive male face. The criteria of participant in this study are female student of Universitas Indonesia, 18-25 years old, and having good enough vision to read each item in the measurement.
This study result shows that facial attractiveness of male potential helper affect helpseeking behavior in young adult female significantly, with t(2,667) = 11,841, p = 0,000, r2 = 0,773 and estimated d = 1,828. In other words, female will prefer to seek help from facially attractive male than from facially unattractive male.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library