Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Adni Fauziah
Abstrak :
ABSTRAK
Prevalensi merokok pada remaja lebih tinggi dibandingkan kelompok dewasa karena remaja merupakan masa transisi yang cenderung tidak stabil psikologisnya. Hasil Global Youth Tobacco Survey tahun 2014 melaporkan konsumsi tembakau pada remaja sebesar 20,3%, yaitu 19,4% perokok saat ini dan 2,1% bukan perokok. Distres emosional pada remaja dilaporkan memiliki hubungan terhadap perilaku merokok. Penelitian ini mempelajari besar efek distres emosional terhadap perilaku merokok remaja di Indonesia. Data survei Riskesdas 2013 dianalisis dengan menggunakan regresi logistik berganda dengan mempertimbangkan desain survei. Variabel confounding yaitu umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan kepala rumah tangga, sosial ekonomi keluarga, dan anggota rumah tangga yang merokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa odds remaja yang merokok mengalami distres emosional sebesar 1,82 kali dibandingkan dengan remaja yang tidak merokok setelah dikontrol oleh variabel umur, pendidikan kepala rumah tangga, tempat tinggal, dan sosial ekonomi (OR=1,82; 95% CI 1,66-1,99). Odds remaja yang merokok mengalami distres emosional sebesar 1,82 kali dibandingkan dengan remaja yang tidak merokok setelah dikontrol oleh variabel umur, pendidikan kepala rumah tangga, tempat tinggal, dan sosial ekonomi.
ABSTRACT
Smoking prevalence in adolescent is higher than adult due to transition fase caused unstabil psychology. In 2014, Global Youth Tobacco Survey reported the current use of any tobacco product by youth was 20,3%, of which 19,4% were current tobacco smokers and 2,1% were current smokeless tobacco users. Emotional distress in adolescent associated with smoking behaviour. The aimed was to study emotional distress effect to smoking behavior among adolescent in Indonesia. National Health Research Data Survey in 2013 was analyzed by using multiple logistic regression. Result showed that odds adolescent smoker had to emotional distress 1,82 than adolescent nonsmoker adjusted by age, household education, addressed and family?s socio economic. (OR=1,82; 95% CI 1,66-1,99). Odds Adolescent smoker had to emotional distress 1,82 than adolescent nonsmoker adjusted by age, household education, addressed and family?s socio economic.
2016
T46042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martaferry
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Orpa Saman Lebang
Abstrak :
Merokok masih merupakan masalah kesehatan hingga saat ini. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang untuk menjadi perokok, yaitu faktor lingkungan, perilaku dan faktor personal yang saling berinteraksi satu sama lain. Di Sulawesi Selatan usia pertama kali merokok terbanyak terdapat pada usia remaja dibawah dari 20 tahun. Penelitian ini membahas tentang gambaran perilaku merokok pada remaja di SMU Wahyu Kota Makassar Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Untuk validasi data menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi sumber. Hasil studi menemukan bahwa semua informan berasal dari keluarga perokok, memiliki teman yang juga perokok, pernah melihat iklan tentang rokok dan guru yang merokok di sekolah. Selain itu, semua informan juga mengaku kalau mengetahui adanya tata tertib tentang larangan merokok bagi siswa. Namun,menurut salah satu informan yang pernah ketahuan merokok, ia tidak diberi sanksi atau peringatan dari pihak sekolah pada saat kejadian. Dilihat dari sikap semua informan mempunyai sikap yang pro terhadap rokok karena mereka mempunyai persepsi bahwa dengan merokok akan memiliki banyak teman serta dapat mengurangi stres. Ada beberapa saran yang diberikan berdasarkan penelitian diantaranya, yaitu untuk pihak sekolah agar menerapkan tata tertib sekolah tentang larangan merokok bagi siswa-siswi secara tegas dan menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sekolah. Pihak sekolah juga diharapkan melakukan razia rokok secara rutin terhadap siswa. ......Smoking is still a health problem until today. There are several factors that cause a person to become a smoker, that environmental factors, behavioral and personal factors interact with each other. In South Sulawesi age of first smoking ever found in adolescents under the age of 20 years. This study discusses the overview of smoking behavior in adolescents inWahyu high school, Makassar, South Sulawesi. This research was conducted using qualitative methods, data collection is done by in-depth interviews with the informants. As for the validitasi data using triangulation and triangulation of data sources. The study found that all the informants came from a family of smokers, have a friend who is also a smoker, never seen on cigarette advertising and teachers who smoke at school. In addition, all informants also admitted that he knew the rules about smoking ban for students. However, according to one informant who once caught smoking, he is not sanctioned or warning from the school at the time of the incident. In view of the attitude of all respondents have a pro attitude towards smoking, they perception that smoking will have a lot of friends and can reduce stress. There are some suggestions given based on such research, which is to the school to implement school rules on smoking bans for students and apply strictly No Smoking Area in school. Moreover, the school is alsoexpected to conduct regular raids againts students smoking.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Arif Pratama
Abstrak :
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah penyakit kanker yang sering menyerang perempuan di dunia. Salah satu faktor pencetus penyakit kanker ini adalah perilaku merokok. Presentase perilaku merokok pada perempuan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh perilaku merokok terhadap kejadian kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan menggunakan data Riskesdas 2013. Sampel penelitian ini adalah wanita berusia lebih dari 20 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kanker serviks adalah 0,12(0,09-0,14) dan terdapat pengaruh antara perilaku merokok dengan kejadian kanker serviks di Indonesia tahun 2013 setelah dilakukan pengontrolan terhadap variabel konfounding. Faktor yang menjadi konfounding adalah umur, usia pertama kali berhubungan seksual, menggunakan pil KB, dan sosial ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan intervensi berupa Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang bahaya merokok dan penyakit kanker serta diperlukan kebijakan yang kuat untuk regulasi terkait tembakau. ......Cervical cancer is often attacks women in the world. One of the creators cancer this is smoking behavior. The percentage of smoking behavior in women increased every year. The study is done to identify the effects of smoking behavior against cervical cancer. This research uses design cross sectional study and the data riskesdas 2013. The sample it is a woman age of more than 20 years meet the criteria inclusion and exclusion. The result showed that prevalence of cervical cancer is 0,12 ( 0,09-0,14 ) and there is influencebeteen smoking behavior with the incidence cervical cancer in indonesia 2013 after variables confounding were controlled. Confounding variables are age, the first have sex, using pills, and socioeconomic. Hence, required intervention of communication, information, and education ( kie ) about the dangers of smoke and cancer policy and require strong related regulations tobacco.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Amanda Putri
Abstrak :
Perilaku merokok merupakan aktivitas berbahaya yang dilakukan sebagian besar masyarakat Indonesia. Rokok dapat menyebabkan berbagai dampak negatif baik dari segi kesehatan maupun akademik bagi remaja. Berdasarkan data yang dikaji Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah perokok aktif remaja di Indonesia usia ≥ 15 tahun pada tahun 2021 sebesar 28,26% dan pada tahun 2023 meningkat menjadi 28,62%. Berdasarkan hasil penjaringan kadar karbon monoksida (CO) oleh UPTD Puskesmas Cinere, hasil menunjukkan SMK Al-Hidayah Depok adalah salah satu sekolah dengan siswa perokok terbanyak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku merokok dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja di SMK Al-Hidayah Depok Tahun 2024 berdasarkan Social Cognitive Theory (SCT). Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data penelitian dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara self-administered oleh 196 remaja SMK Al-Hidayah. Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian telah menunjukkan sebanyak 146 responden (74,5%) adalah perokok dan 50 responden (25,5%) tidak merokok. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara usia 19 tahun (p < 0,001) nilai OR 12,089 (95% CI 3,465-42,173), jenis kelamin (p < 0,001) nilai OR 0,050 (95% CI 0,020-0,126), kelas 11 (p value = 0,037) dengan nilai OR 2,682 (95% CI 1,138-6,319), pengetahuan (p < 0,001) nilai OR 36,318 (95% CI 10,728-122,955), persepsi (p < 0,001) nilai OR 0,075 (95% CI 0,028-0,201) dan iklan rokok (p = 0,041) dengan nilai OR 2,566 (95% CI 1,117-5,891) dengan perilaku merokok. Sedangkan usia 17 dan 18 tahun dengan nilai OR 12,089 (95% CI 3,465-42,173), kelas 10 dan 12 nilai OR 1,214 (95% CI 0,568-2,598) dan teman sebaya pengguna tembakau nilai OR 1,924 (95% CI 1,004-3,689) tidak berhubungan (p value > 0,05) dengan perilaku merokok. Berbagai upaya perlu dilakukan dari beberapa stakeholder untuk mengurangi dan mencegah perilaku merokok remaja seperti melakukan edukasi, menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), hingga sterilisasi wilayah bebas rokok. ......Smoking behavior is dangerous activities carried out by the majority of Indonesian people. Cigarettes can cause various negative impacts both in terms of health and academics for teenagers. Based on data reviewed by the Central Statistics Agency (BPS), the number of active smokers among teenagers in Indonesia aged ≥ 15 years in 2021 at 28.26% and increase in 2023 it will be 28.62%. Based on the results of screening carbon monoxide (CO) levels by the Cinere Community Health Center UPTD, the results show that SMK Al-Hidayah, Depok is one of the schools with the most smoking students. This research was conducted to determine the description of smoking behavior and factors related to adolescent smoking behavior at SMK Al-Hidayah, Depok in 2024 based on Social Cognitive Theory (SCT). This study used a cross-sectional design. Research data was collected by filling out self-administered questionnaires by 196 SMK Al-Hidayah students. Data were analyzed using the chi-square test to determine the relationship between the independent variables and the dependent variable. The research results have shown that 146 respondents (74,5%) were smokers and 50 respondents (25.5%) did not smoke. This research also shows a relationship between 19 years old (p < 0,001) OR value 12,089 (95% CI 3,465-42,173), gender (p < 0,001) OR value 0,050 (95% CI 0,020-0,126), grade 11 (p value = 0,037) OR value 2,682 (95% CI 1,138-6,319), knowledge (p < 0,001) OR value 36,318 (95% CI 10,728-122,955), perception of tobacco (p < 0,001) and cigarette advertising exposure (p = 0,041) OR value 2,566 (95% CI 1,117-5,891) with smoking behavior. However, 17 and 18 years old with OR value 2,064 (95% CI 0,999-4,262), grade 10 and 12 with OR 1,214 (95% CI 0,568-2,598), and peers use cigarette OR value 1,924 (95% CI 1,004-3,689) are not related (p value > 0.05) to smoking behavior. Various efforts need to be made by several stakeholders to reduce and prevent teenage smoking behavior, such as providing education, implementing Smoke-Free Areas (KTR) and sterilizing smoke-free areas.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firlia Imarina
Abstrak :
Merokok merupakan masalah dan tantangan bagi dunia kesehatan, terutama pada upaya pencegahan penyakit akibat merokok. Meskipun perhatian dunia kedokteran dan Kesehatan Masyarakat serta pengetahuan masyarakat pada umumnya tentang pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh kebiasaan kesehatan semakin meningkat namun apa yang dapat disaksikan bersama ialah suatu kenyataan yang ironis yaitu meningkatnya produksi rokok setiap tahun yang berarti meningkatnya pula konsumsi rokok tiap tahun. Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali melihat kebiasaan merokok pada masyarakat baik ditempat tinggal, tempat umum, maupun ditempat kerja yang tidak mengenal batas usia dan golongan. Mulai dari tingkat atas sampai dengan tingkat bawah. Dinas Kesehatan Kota Bekasi yang merupakan salah satu institusi kesehatan masih dapat dijumpai pegawai yang merokok, padahal mereka merupakan salah satu panutan bagi masyarakat untuk berperilaku sehat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku merokok pegawai Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan mengetahui faktor predisposisi, faktor pemungkin, serta faktor yang mendorong dan menghambat mereka untuk merokok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif, dengan menggunakan studi kepustakaan dan pengumpulan data primer dengan metode wawancara mendalam dan observasi. Sampel penelitian terdiri dari 25 orang informan (5 informan kunci, 10 informan perokok, dan 10 orang informan non perokok) pada tahun 2008. Informasi yang dikumpulkan, kemudian disatukan dengan hasil rekaman dan catatan tambahan yang dibuat oleh Peneliti. Setelah itu dilakukan koding dan meringkas data dengan membuat matriks atau tabel untuk mengelompokkan jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan informan. Kemudian hasilnya di intepretasikan kembali oleh Peneliti. Peneliti juga menggunakan pengujian keabsahan terhadap data yang telah didapat dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perokok di Dinas Kesehatan Kota Bekasi jumlah informan perokok lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan, perokok terbanyak berusia dibawah 40 tahun, sedangkan non perokok berusia diatas 40 tahun. Tidak ada kecenderungan hubungan antara pengetahuan merokok dengan perilaku merokok. Sedangkan pada variabel kepercayaan didapatkan ada kecenderungan hubungan antara kepercayaan terhadap manfaat merokok dengan perilaku merokok. Dalam hal sikap didapatkan tidak ada kecenderungan hubungan antara pengetahuan merokok dengan sikap merokok pada informan perokok begitu juga dengan pengaruh media. Faktor reinforcing atau pendorong perilaku merokok adalah tidak adanya peraturan atau larangan merokok yang tegas, kurangnya sosialisasi peraturan Menteri Kesehatan mengenai lingkungan kerja bebas asap rokok, beban kerja yang tinggi menimbulkan stress dan kelelahan, dan pengaruh keluarga dan teman mendorong untuk merokok, sedangkan faktor yang menghambat informan perokok untuk merokok adalah karena teguran atasan, adanya perasaan tidak nyaman untuk merokok diruangan ber-AC, tidak adanya orang lain yang merokok dan menghormati orang lain. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk perencanaan jika akan mengadakan suatu intervensi bagi institusi yang berkaitan.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riny Sumarna
Abstrak :
Perilaku merokok merupakan hal yang sangat mudah dijumpai pada masyarakat karena dianggap sebagai suatu kebiasaan yang tidak membahayakan bagi manusia. Jumlah perokok di dunia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 1,6 milyar, saat ini jumlah perokok telah mencapai 1,3 milyar. Sekitar 22% perempuan di negara-negara industri adalah perokok, dimana angka tersebut diperkirakan mencapai 9% di negara-negara berkembang. (Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal DepKes RI ,2008). Prevalensi perokok saat ini di Indonesia pada laki-laki 11 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan (berturut-turut 55.7% dan 4.4%), tetapi rerata rokok yang dihisap oleh perokok perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki (16 batang dan 12 batang). (Riskesdas, DepKes RI 2007). Perokok perempuan di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari 1,3% menjadi 4,5% selama periode tahun 2001-2004. (Profil Tembakau Indonesia, 2008). Prevalensi merokok umur ≥ 15 tahun berdasarkan tingkat pendidikan di Indonesia tahun 1995, 2001 dan 2004 yaitu pada perempuan dengan tingkat pendidikan lulus perguruan tinggi pada tahun 2001 sebesar 0,6%, tahun 2001 sebesar 0,3% dan tahun 2004 sebesar 3,5%. (Profil Tembakau Indonesia, 2008). Menurut penelitian Kartika Anggun dan Bayu Kurnia mahasiswa FKM UI mengenai Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa UI terhadap Perilaku Merokok di Lingkungan Kampus pada tahun 2009 dengan responden yang diambil secara acak yaitu 65 mahasiswa UI yang sedang merokok pada 7 Fakulas yaitu Fasilkom, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu dan Budaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Psikologi dan Teknik. Penelitian ini menunjukkan data bahwa menurut jenis kelaminnya maka mahasiswa perokok laki-laki sebesar 77% dan perempuan 23%. Menurut hasil observasi peneliti, FISIP UI merupakan salah satu fakultas dimana banyak didapati mahasiswi ekstensi yang merupkan seorang perokok. Hasil wawancara peneliti dengan beberapa mahasiswi ekstensi di FISIP UI menyatakan bahwa dari 10 orang mahasiswi ekstensi FISIP UI 6 diantaranya merupakan seorang perokok. Atas dasar hal tersebut peneliti melakukan penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku merokok pada mahasiswi ekstensi di FISIP UI tahun 2009. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil sebagai responden ditentukan dengan teknik Non Random (Non Probability) Sampling yaitu dengan menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, perilaku, pengaruh teman, keterpaparan iklan rokok tidak langsung, pengaruh orang tua dan keterpaparan ikan oleh media (cetak dan elektronik) dengan perilaku merokok pada mahasiswi ekstensi angkatan 2007 di FISIP UI tahun 2009. Namun apabila dilihat OR dari analisis bivariat memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna, karena memiliki OR yang tinggi yaitu pada hubungan keterpaparan iklan rokok oleh media dengan perilaku merokok (OR=3,8), hubungan keterpaparan iklan rokok tidak langsung dengan perilaku merokok (OR=2,947), hubungan pengaruh orang tua dengan perilaku merokok (OR=2,386). Penelitian ini menyimpulkan diperlukan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan yang benar-benar bermakna dalam mempengaruhi perilaku merokok mahasiswi ekstensi angkatan 2007 di FISIP UI dan untuk menemukan variabel lain yang berhubungan dengan perilaku merokok pada mahasiswi.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miranty Andina Kusuma Wardhani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26828
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyandra Kirana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perilaku merokok perempuan yang bekerja di sektor formal, dengan mempertimbangkan stigma negatif terhadap perokok perempuan dan regulasi ketat di perusahaan sektor formal. Fokus penelitian ini adalah perilaku merokok pekerja perempuan di sektor formal. Hal ini didasarkan pada studi sebelumnya yang menyatakan bahwa perokok perempuan menghadapi adanya suatu stigma negatif terhadap perilaku merokoknya dan menghadapi suatu emotional labor dibandingkan laki-laki. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap perokok perempuan yang bekerja di sektor formal, serta observasi terhadap lokasi merokok dan implementasi aturan di lingkungan kerja. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan konsep perilaku merokok, seperti faktor pendorong perilaku merokok, dimensi perilaku merokok, dan tipologi merokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima informan menghadapi stigma negatif sebagai perokok perempuan dan diskriminasi dalam lingkungan kerja. Selain itu, perilaku merokok informan dipengaruhi oleh lingkungan kerja, teman, keluarga, dan tekanan emosional. Meskipun demikian, di lingkungan kerja, durasi, frekuensi, dan intensitas merokok mereka lebih sedikit karena adanya aturan khusus dan penilaian masyarakat terhadap perilakunya. Tipologi perilaku merokok pekerja perempuan juga bervariasi dan tidak bersifat mutually exclusive, sehingga perilaku tersebut dapat memiliki karakteristik yang tumpang tindih dan dapat berubah tergantung pada konteks dan situasi. ......This research aims to explain the smoking behavior of women who work in the formal sector, taking into account the negative stigma towards female smokers and strict regulations in formal sector companies. The focus of this research is the smoking behavior of female workers in the formal sector. This is based on previous studies which stated that female smokers face a negative stigma regarding their smoking behavior and face emotional labor compared to men. This research uses a qualitative approach through in-depth interviews and observations of female smokers who work in the formal sector, as well as observations of smoking locations and implementation of rules in the work environment. The collected data was analyzed using smoking behavior concepts, such as factors driving smoking behavior, dimensions of smoking behavior, and smoking typology. The research results showed that the five informants faced negative stigma as female smokers and discrimination in the work environment. Apart from that, the informant's smoking behavior was influenced by the work environment, friends, family and emotional pressure. However, in the work environment, the duration, frequency and intensity of their smoking is less because of special rules and society's assessment of their behavior. The typology of female workers' smoking behavior also varies and is not mutually exclusive, so that this behavior can have overlapping characteristics and can change depending on the context and situation.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahastari Nataliza
2010
S3659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>