Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"ABSTRAKNama : Arie Jefry Ka rsquo;arayenoProgram Studi : Magister Ilmu Keperawatan Universitas IndonesiaJudul : Pengaruh Latihan Pernapasan Buteyko Terhadap Saturasi Oksigen Perifer Dan Arus Puncak Ekspirasi Pada Pasien Asma Asma sebagai penyakit jalan napas obstruktif dengan penyempitan jalan napas, cenderung diikuti dengan peningkatan laju pernapasan. Konsep dasar teori Buteyko adalah mengajarkan cara bernapas yang benar pada pasien asma. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi pengaruh latihan pernafasan Buteyko terhadap nilai saturasi oksigen perifer dan arus puncak ekspirasi pada pasien asma. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen, pretest dan posttest dengan kelompok kontrol. Responden penelitian berjumlah 24 orang, terdiri dari 12 orang yang melakukan latihan pernapasan Buteyko pada kelompok intervensi dan 12 orang pada kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang bermakna terhadap arus puncak ekspirasi pada kelompok intervensi p value = 0.001 . Namun tidak terdapat pengaruh yang bermakna terhadap saturasi oksigen perifer p value = 0,082 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latihan pernapasan Buteyko dapat diberikan sebagai terapi pelengkap, bagian dari perawatan pada pasien asma. Kata kunci: arus puncak ekspirasi, asma, buteyko breathing exercise, saturasi oksigen perifer

---

ABSTRACTName Arie Jefry Ka 39 arayenoStudy Program Master of Nursing Science, University of IndonesiaTitle Effect of Buteyko Breathing Exercises Against Peripheral Oxygen Saturation And Peak expiratory flow in patients with Asthma Asthma is a disease with obstructive airway constriction of the airway, tend to be followed by an increase in respiratory rate. The basic concept of the Buteyko theory is taught how to breathe correctly in asthma patients. The purpose of this study is to identify the Buteyko breathing exercises influence on the value of peripheral oxygen saturation and peak expiratory flow in patients with asthma. The research design is quasi experimental, pretest and posttest with control group. Respondents totaling 24 people, consisting of 12 people doing Buteyko breathing exercises in the intervention group and 12 in the control group. The results showed a significant effect on peak expiratory flow in the intervention group p value 0.001 . However, there is no significant effect on peripheral oxygen saturation p value 0.082 . The results of this study indicate that the Buteyko breathing exercises can be administered as complementary therapies, part of the treatment in patients with asthma.Keywords asthma, buteyko breathing exercise, peak expiratory flow, peripheral oxygen saturation"

"Posisi prone dapat meningkatkan aliran udara ke alveoli, sehingga saturasi oksigen meningkat dan kebutuhan jaringan dapat terpenuhi. Lansia dengan COVID-19 mengalami penurunan saturasi oksigen dengan cepat karena diperberat oleh adanya penurunan fungsi sistem pernapasan. Oleh sebab itu, pemberian posisi prone mampu memperbaiki kondisi hipoksia tersebut. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis hasil observasi nilai SpO2 dengan pemberian posisi prone pada seorang pasien laki-laki berusia 61 tahun yang datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak empat hari yang lalu. Saturasi oksigen perifer saat datang yaitu 75% room air dengan napas dalam dan cepat serta frekuensi napas 34 kali per menit dan skor WOB 4. Hasil AGD menunjukkan PaO2 sebesar 78 mmHg dengan oksigenasi NRM 15 lpm, sehingga didapatkan PF ratio sebesar 98 mmHg (ARDS berat). Setelah pemberian posisi prone selama 30 menit, terdapat eskalasi SpO2 menjadi 98% serta menurunnya dispnea dan frekuensi napas menjadi 30 kali per menit, sehingga skor WOB menjadi 3. Selanjutnya, SpO2 kembali ke nilai awal dalam 15 menit setelah pasien direposisi akibat kelelahan karena hanya menggunakan sebuah bantal. Pada akhirnya, posisi prone dapat dengan cepat memperbaiki SpO2 pasien lansia dengan COVID-19, namun terdapat keterbatasan toleransi posisi yang membuat posisi tidak mampu dipertahankan. Rekomendasi untuk rumah sakit agar dapat menyediakan bantal di IGD, terutama bagi pasien lansia dengan COVID-19 yang membutuhkan pemberian posisi prone, serta untuk studi kasus selanjutnya agar dapat memfasilitasi lansia sesuai dengan protokol supaya waktu toleransi pasien terhadap pemberian posisi prone menjadi lebih panjang. Dengan demikian, peningkatan SpO2 lebih maksimal.

---

The prone positioning can increase airflow to the alveoli to increase oxygen saturation and meet the tissue needs. Older adults with COVID-19 experience a rapid decrease in oxygen saturation because it is aggravating by a decrease in the function of the respiratory system. Therefore, giving the prone positioning can improve the hypoxia condition. This case study aims to analyse the results of observations of SpO2 values by giving the prone positioning to a 61-year-old male patient who came to the ER with dyspnea for four days. Peripheral oxygen saturation on arrival was 75% room air with deep and fast breaths and a respiratory rate of 34 times per minute, and a WOB score of 4. The ABG results showed a PaO2 of 78 mmHg with NRM oxygenation of 15 litres per minute, resulting in a PF ratio of 98 mmHg (severe ARDS). After giving the prone positioning for 30 minutes, there was an escalation of SpO2 to 98% and decreased dyspnea and respiratory rate to 30 breaths per minute, bringing the WOB score to 3. Furthermore, SpO2 returned to its initial value within 15 minutes after the patient repositioned due to fatigue because of using only a pillow. Thus, the prone position can quickly improve the SpO2 of older adult patients with COVID-19, but limited positional tolerance makes it unable to be maintained. Recommendations for hospitals to provide pillows in ER, especially for older adult patients with COVID-19 who need a prone positioning, and also for further case studies is to facilitate the older adults according to the protocol so that the patient's tolerance time for prone positioning is longer. Finally, the increase in SpO2 can be maximising."