Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anne Aprina Priskila
"Kepailitan mengenal tiga unsur penting dan saling terkait yang harus dipenuhi yaitu adanya kreditor, debitor, dan utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih. Secara teoritis, pada umumnya debitur yang memiliki masalah untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar utang akan menempuh berbagai alternatif penyelesaian. Dalam sebuah hubungan utang-piutang, terkadang disadari maupun tidak disadari terjadi hal-hal yang dapat menghapuskan utang. Salah satu alasan penghapusan utang tersebut adalah perjumpaan utang. Perjumpaan utang merupakan salah satu cara hapusnya sebuah perikatan yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan secara khusus pula diatur dalam Undangundang Nomor 37 Tahun 2004. Perjumpaan utang dalam kepailitan menjadi salah satu konsep yang menentukan keberadaan utang sehingga juga menentukan putusan pailit dapat dijatuhkan atau tidak.

Bankruptcy recognize three essential and interrelated elements that must be accomplished, namely the creditor, debtor, and the debt which is due and payable. Theoretically, the debtor who has problem with the ability to meet its obligations to pay the debt will take various alternative settlement. In debt relation, consciously or unconsciously, sometimes things that can eliminate debt happen. One of those reason to remove the debt is compensation. Compensation is one way to abolish an engagement that stipulated in the Civil Code and also specifically regulated in Law Number 37 Year 2004. Compensation in bankruptcy is one of the concepts that define the existenc.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S46249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doren, Kamilus Pati
""Apakah aku oenjaga adikku?" Pertanyaan ini menjadi refleksi individu sebagai makhluk bermasyarakat yang setiap hari bertemu dengan oorang lain dalam keberlainannya. Pertanyaan ini mengunggah nurani setiap pribadi untuk mengambil sikap yang tepat saat berhadapan dengan orang lain. Dan sikap yang dimaksud di sini adalah tanggung jawab dalam konsep Levinas yang berbeda dengan pemahaman sehari-hari. Pemikiran ini kemudian coba dibenturkan dengan keberagaman di Indonesia terutama sikap yang diambil penganut agama ketika berhadapan dengan penganut agama lain. Agar momen bertemu dengan yang lain benar-benar menjadi8 momen etis menuju perjumpaan, dilandasi oleh sikap tanggung jawab tadi. Dengan berbasi pada data pustaka, penulis mencoba menjabarkan konsep tanggung jawab Levinas sehingga pada akhirnya setiap perbedaan dapat dilihat sebagai anugerah dan kekayaan bersama. Melalui refleksi atas konsep tanggung jawab Levinas yang unik tersebut, penulis meletakkannya sebagai pondasi bagi relasi kehidupan beragama dan bermasyarakat Indonesia, yang sering mengalami benturan oleh karena alasan-alasan kemajemukan. Sangat tepat, jika tanggung jawab ala Lev9ina diimplikasikan ke dalam kehidupan bermasyarakat kita karena juga intisari pemikiran Levinas sebetulnya sudah mendapat dasr yang kuat dalam falsafah negara kita."
Jakarta: Reformed Center for Religion and Masyarakat (RCRS), 2018
200 SODE
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Nurfitriana
"Pulau Jawa merupakan habitat bagi 6 spesies primata. Lutung budeng (Trachypithecus auratus) merupakan salah satu primata endemik pulau Jawa yang memiliki ukuran tubuh sekitar 517 mm dengan panjang ekor rata-rata 742 mm. Persebaran lutung budeng di Jawa Barat tercatat di 12 lokasi, termasuk Taman Nasional Gunung Ciremai dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Namun, studi mengenai populasi lutung budeng di kedua taman nasional tersebut masih kurang. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui ukuran populasi, kepadatan populasi, dan laju perjumpaan lutung budeng di kedua kawasan taman nasional tersebut. Ukuran populasi lutung budeng yang teramati tidak memiliki perbedaan jumlah individu di dalam kelompoknya. Kepadatan populasi lutung budeng tertinggi berada di Gunung Putri, sedangkan yang terendah di Cilengkrang. Laju perjumpaan lutung budeng tertinggi terdapat di Palasari dan terendah di Cilengkrang. Kehadiran lutung budeng dipengaruhi oleh tingginya persentase tutupan kanopi dan tingkat aktivitas manusia di jalur pengamatan. Selain itu, faktor cuaca, jarak pandang pengamat, dan kemampuan pengamat dalam mendeteksi keberadaan lutung budeng juga memengaruhi data yang dihasilkan.

Java Island is a habitat for 6 primate species. Ebony leaf monkey (Trachypithecus auratus) is one of the endemic primates in Java, which has a body size of about 517 mm with an average tail length of 742 mm. Distribution of ebony leaf monkey in West Java is recorded in 12 locations, including Mount Ciremai National Park and Mount Gede Pangrango National Park. However, there is a lack of studies of ebony leaf monkey population in those two national parks. Based on this, this study was formulated with the aim of knowing the population size, population density, and the encounter rates of ebony leaf monkey in those two national park areas. The observed population size of ebony leaf monkey did not differ in the number of individuals in the group. The highest population density of ebony leaf monkey is in the Gunung Putri, while the lowest is in the Cilengkrang. The highest rate of encounter with the lutung budeng was on the Palasari and the lowest was on the Cilengkrang. The presence of the ebony leaf monkey is influenced by the high percentage of canopy cover and the level of human activity in the observation path. In addition, weather factors, observer visibility, and observer ability to detect the presence of ebony leaf monkey also affect the resulting data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saddam Wiwaha
"Skripsi ini membahas probelmatika mengenai persoalan relasi, cinta dan kaitannya dengan eksistensi manusia di dunia. Persoalan tersebut dihadirkan dari sebuah film berjudul The Fault In Our Stars. Eksistensialisme Martin Buber yang mengintikan persoalan relasi sebagai wujud eksistensi manusia, dijadikan sebagai alat analisis pada persoalan-persolan dalam Film tersebut. Hazel dan Augutus dalam film The Fault In Our Stars menjadi representasi tokoh yang mengalami perjumpaan eksistensial dan kemudian keduanya mampu menjalin relasi “Aku Engkau” hingga keduanya diantarkan pada wujud being yang exist atas dasar cinta kasih, tanggung jawab satu sama lain. Cinta diantara keduanya menjadikan kebermaknaaan hidup diantara keduanya sekaligus penguat eksistensi sebagai manusia.

This thesis talk about the problem of relation, love and corelation with human existence in this world. The issue presented on a film called The Fault In Our Stars. Martin Buber’s Existensialism which have the focus that relation is the fundamental fact human existence will be use as a tool for analysis the issue from that film. Hazel and Augutus as a representation of charachter which have encounter untill they can make a relation “I-Thou” which can deliverd them into a form of being exist with the love, responsibility for each others. Love between them make a meaning of life as well as the reinforcement of human existence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S59913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Truly Rizki Ananda
"Problem kuasa simbolik seringkali kita temukan dalam relasi antar-individu. Hal ini mengakibatkan keunikan tiap-tiap individu tereliminasi dalam relasi tersebut. Hal ini dikarenakan oleh adanya pemahaman kita yang tidak jernih tentang cinta. Pemikiran Alain Badiou berusaha menggagas suatu konsep cinta yang jernih yang mengutamakan pluralitas dalam suatu relasi antar-individu. Gagasan tersebut didasarkan pada ontologi tentang multiplisitas yang multiple. Dengan konsepsi cinta ini relasi tersebut akan mewujudkan otonomi tiap-tiap individu yang terlibat, sehingga problem kuasa simbolik dapat teratasi.

Problem of symbolic power often we found in inter-individual relations. This causes the uniqueness of every individual is eliminated in the relation. This is because of our unclear understanding about love. Alain Badiou's thought attempts to conceptualize a clear conception of love that give priority to plurality in an inter-individual relation. This concept is based on the ontology of multiple multiplicities. With this conception of love, the relation will construct the autonomy of every individual who is involved, so that the problem of symbolic power can be solved."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S16088
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library