Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Muthiatun Nuriah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh status bekerja dan karakteristik pekerjaan remaja terhadap hubungan seksual pranikah remaja Indonesia. Hasil regresi logistik biner menggunakan data responden belum kawin yang berusia 15-24 tahun dari SDKI-Remaja 2012 menunjukkan bahwa status bekerja dan karakteristik pekerjaan signifikan mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja. Remaja yang bekerja saja memiliki risiko 1,78 kali lebih tinggi untuk berhubungan seksual pranikah dibandingkan remaja yang bersekolah saja. Selain itu, risiko remaja yang bekerja musiman/sesekali untuk berhubungan seksual pranikah 1,36 kali lebih tinggi dibanding remaja yang bekerja sepanjang tahun, sementara remaja pekerja kerah putih memiliki risiko 1,15 kali lebih tinggi dibanding remaja pekerja kerah biru untuk berhubungan seksual pranikah.
......
This study aims to analyze the influence of adolescents working status and job characteristics on premarital sexual behavior in Indonesia. The results of binary logistic regressions of never married adolescents from the IDHS-ARH 2012 data show that working status and job characteristics are significant in affecting adolescents premarital sex. Working adolescents have 1.78 times higher risk of having premarital sex compared to in-school-adolescents. The risk of adolescents with seasonal/temporary jobs to have premarital sex is 1.36 times higher compared to those with all-year jobs, whereas adolescents with white collar jobs have 1.15 times higher risk to have premarital sex compared to those with bluecollar jobs.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Adinda Vashti Raissa
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan persepsi positif terhadap pernikahan pada remaja akhir dari latar belakang keluarga yang pernah bercerai. Resiliensi didefinisikan sebagai kemampuan untuk bangkit kembali dan individu dengan sukses dapat mengatasi masalah meskipun kesulitan/kemalangan terjadi. Persepsi terhadap pernikahan mencakup sikap dan ekspektasi terkait keinginan untuk menikah, serta bagaimana gambaran kehidupan pernikahan bagi individu di masa yang akan datang. Pengukuran resiliensi diukur menggunakan alat tes yang disusun untuk penelitian ini dan merupakan adaptasi dari teori Earvolino-Ramirez 2007 dan Wagnild dan Young 1993; dalam Wagnild, 2009 . Pengukuran persepsi terhadap pernikahan dilakukan dengan menggunakan alat ukur Marriage Perception Scale MPS yang dikembangkan oleh Shukla, Deodiya, dan Singh 2013 . Partisipan penelitian berjumlah 220 remaja akhir yang tinggal bersama keluarga asuh. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara resiliensi dan persepsi positif terhadap pernikahan pada remaja akhir dari keluarga yang pernah bercerai.
......
This research was conducted to find the relationship between resilience and a positive perception toward marriage. Resilience is defined as the ability to bounce back or cope successfully despite substantial adversity. Perception toward marriage consist of attitude and expectation to get married, as well as description about how marriage life would be for a person in the upcoming future. Resilience was measured using an instrument that was newly developed by the researcher herself with a fellow colleague, adapted from theories from Earvolino Ramirez 2007 and Wagnild and Young 1993 Wagnild, 2009 . Perception Toward Marriage was measured using an instrument named Marriage Perception Scale MPS developed by Shukla, Deodiya, and Singh 2013. Participants of this research were collected 220 late adolescents living with residential parent. The Pearson Correlation indicate positive significant correlation between resilience and a positive perception toward marriage.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68394
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library