Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anton Sujarwo
"Untuk memenuhi Rasio Kecukupan Modal sebesar seperti diharuskan Paket kebijaksanaan 28 Februari 1991 Bank X melakukan transaksi yang 'tidak biasa' yaitu dengan melakukan persilangan saham (share suap) dimana Bank X menerbitkan sahamnya yang dibayarkan dengan saham kedua perusahaan afiliasinya.
Berdasarkan permasalahan demikian, penulis mencoba untuk menganalisa transaksi tersebut dari sudut pandang akuntansi keuangan, terutama bila dikaitkan dengan tujuan diberlakukannya ketentuan di muka.
Penulisan skripsi ini disusun atas dasar penelitian kepustakaan dan studi lapangan, berupa tanya jawab dengan pihak-pihak yang cukup kompeten dengan topik yang ditulis.
Dari hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa walaupun transaksi penerbitan saham yang dibayarkan dengan surat berharga memang tidak umum terjadi, tetapi bukan berarti tidak dapat dilakukan, sepanjang persyaratan yang mengatur mengenai hal tersebut dipenuhi.
pencatatan transaksi tersebut. Bank X mencatatnya pada sisi debit pada perkiraan surat-surat berharga dan bukan pada perkiraan investasi atau penyertaan sebagaimana biasanya dilakukan dalam pembahasan mengenai investasi jangka panj ang.
Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia juga tidak menyebutkan secara jelas ketentuan yang mengharuskan masuknya dana segar sebagai akibat peningkatan modal, sebagaimana yang diinginkan oleh otoritas moneter.
Karakteristik khusus, fungsi yang strategis dalam perekonomian nasional, dan juga fungsi modal itu sendiri dalam industri perbankan merupakan alasan pihak otoritas moneter untuk tidak menyetujui transaksi di atas.
Jadi bila dikaitkan dengan peraturan atau ketentuan Bapepam, transaksi tersebut dapat dikatakan tidak menimbulkan masalah, hanya saja bila dikaitkan dengan maksud diberlakukannya ketentuan Rasio Kecukupan Modal, maksud tersebut tidak dapat dicapai.
Karena transaksi tersebut merupakan transaksi hubungan istimewa, maka pengungkapan yang memedai harus dilakukan, dan Bank X mengungkapkannya dalam catatan atas laporan keuang dengan cukup memadai.
Karena belum adanya peraturan yang memadai, penulis menyarankan agar pihak-pihak yang terkait dapat merumuskan peraturan yang lebih jelas dalam mengatur masalah tersebut sehingga interpretasi yang lebih luas dan lebih bebas dapat dihindarkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Groslier, Bernard Philippe
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2007
959 GRI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suluh Normasiwi
"Pemahaman tentang sistem penyerbukan merupakan hal penting dalam program pemuliaan Rubus. Penelitian ini dilakukan untuk memahami biologi reproduksi pada Rubus dan kemudian memperoleh informasi mengenai kemungkinan terjadinya inkompatibilitas pada persilangan sendiri (self-compatibility) maupun persilangan antar jenis Rubus (interspecific compatibility). Sebanyak 10 spesies Rubus diantaranya R. alceifolius, R. chrysophyllus, R. fraxinifolius, R. lineatus, R. moluccanus, R. pyrifolius, R. rosifolius, Rubus sp. (blackberry), dan Rubus sp. (Raspberry) diamati polennya melalui pengukuran viabilitas, perkecambahan, dan ukuran polen. Sembilan spesies Rubus diamati perkembangan dan morfologi bunganya, kemudian dilakukan persilangan lengkap full diallel. Hasil polen menunjukkan viabilitas polen Rubus bervariasi antara 59,68% sampai 98,12%, dan ukuran polen yang berbeda-beda tergantung spesiesnya. Pengamatan perkembangan dan morfologi bunga menunjukkan keragaman karakteristik bunga yang ditunjukkan pada pistil, stamen, bentuk torus, dan perbedaan waktu tahapan perkembangan bunga masing-masing spesies. Keragaman polen dan morfologi bunga pada Rubus diduga berpengaruh terhadap tipe penyerbukan dan kemampuan bersilangnya. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan pengamatan kompatibilitas persilangan. Hasil menunjukkan seluruh spesies Rubus kompatibel menyerbuk sendiri dan kompatibel menyerbuk dalam spesies, namun demikian hanya spesies R. ellipticus, R. fraxinifolius, R. rosifolius, dan Rubus sp (blackberry) yang memiliki kompatibilitas interspesifik. Korelasi yang signifikan ditunjukkan antara variabel persilangan dengan variabel morfologi bunga dan viabilitas polen. Kompatibilitas persilangan interspesifik diduga dipengaruhi oleh faktor genetik (sporophytic dan gametophytic incompatibility).

Understanding mechanisms of pollination are fundamental to the Rubus breeding program. The study was conducted to understand the reproductive biology of Rubus and to obtain information about the possibility of self-compatibility and interspecific compatibility on Rubus. Pollen observed sections were carried out on ten species of Rubus (R. alceifolius, R. chrysophyllus, R. fraxinifolius, R. lineatus, R. moluccanus, R. pyrifolius, R. rosifolius, Rubus sp. (blackberry), and Rubus sp. (Raspberry) pollen by measuring the pollen viability, germination, and pollen size. Flower development and morphology sections were carried out on nine species of Rubus flower. Furthermore, a complete cross with a full diallel was performed. Pollen results showed that the viability of Rubus pollen varied from 59.68% to 98.12%, and the pollen size varied depending on the species. Observations of flower development and morphology showed the variation of flower characteristics shown in the pistil, stamen, torus shape, and the different time stages of flower development of each species. Variations of pollen and flower morphology in Rubus are assumed to affect the type of pollination and the crossing ability. Based on these assumptions, observations of cross-compatibility were carried out. The results show that all Rubus species are self-compatible and intraspecific-compatible; however, only species R. ellipticus, R. fraxinifolius, R. rosifolius, and Rubus sp. (blackberry) have interspecific compatibility. There were significant correlates among pollination, flower, and pollen variable. The interspecific compatibility was thought to be influenced by a genetic factor (sporophytic dan gametophytic incompatibility)."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library