Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michigan: Great lakes Press, 1996
620.0076 FUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Legyana
Abstrak :
Penelitian ini membahas interaksi kelas berdasarkan pertanyaan pengajar dalam kelas tata bahasa Jepang dasar menggunakan ancangan Self Evaluation of Teacher Talk (SETT). Pertanyaan yang diajukan oleh pengajar adalah bagian dari tuturan pengajar di dalam kelas yang memicu interaksi. Pada penelitian ini pertanyaan mengacu pada hasil penelitian Long dan Sato (1983) mengenai tipe pertanyaan berdasarkan tujuan (display question dan referential question) dan tipe pertanyaan berdasarkan fungsi (negosiasi makna). Sementara itu, untuk mengetahui interaksi yang terbangun dari pertanyaan yang diajukan oleh pengajar digunakan ancangan SETT yang dapat mengetahui lebih dalam akan modus kelas (Walsh, 2006). Data diperoleh dengan melakukan observasi kelas melalui perekaman dan pencatatan. Kemudian dilakukan transkripsi untuk mengetahui lebih dalam kualitas pertanyaan dan fitur-fitur interaksi lain yang terbangun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengajar bertanya dengan pertanyaan display questions, referential questions, dan melakukan negosiasi makna kepada pemelajar. Pengajar sering kali melakukan pengecekan pemahaman yang merupakan bagian dari negosiasi makna, namun tidak tertera dalam ancangan SETT. Adapun hasil penelitian tentang modus kelas adalah pengajar berada pada empat modus kelas, yaitu modus kelas manajerial, modus kelas material, modus kelas keterampilan dan sistem, dan modus konteks kelas. ...... This research discusses class inter modus konteks kelasaction based on teacher's questions in basiclevel Japanese class using Self Evaluation of Teacher Talk (SETT) framework. The questions are parts of teacher's talk in the class triggering the interaction. In this research, the questions refer to Long and Sato's research findings (1983) about kinds of the questions based on purposes (display question and referential question) and based on functions (negotiation of meaning). Meanwhile, to analyze the interaction built up by the teacher's questions is used SETT framework (Walsh, 2006). The data were gained by classroom observation through recording and taking notes. Then, transcription was done in order to know more deeply about the quality of the questions and other interaction features. The result of this research shows that the teacher uses display questions, referential questions, and does negotiation of meaning. In addition, the teacher often does comprehension checks which are parts of negotiation of meaning, but those are not stated on the SETT framework. However, the teacher is in four classroom modes: managerial mode, materials mode, skills and systems mode, and classroom context mode.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noble, James.
Edinburgh : Oliver &​ Boyd,, 1982.
428.2 NOB i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Novi Yusliani
Abstrak :
Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan data dan sistem Question Answering (QA) Bahasa Indonesia untuk pertanyaan non-factoid. Penelitian ini merupakan penelitian QA non-factoid pertama untuk Bahasa Indonesia. Adapun sistem QA terdiri atas 3 komponen yaitu penganalisis pertanyaan, pengambil paragraf, dan pencari jawaban. Dalam komponen penganalisis pertanyaan, dengan asumsi bahwa pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan sederhana, digunakan sistem yang berbasis aturan sederhana dengan mengandalkan kata pertanyaan yang digunakan (“apa”, “mengapa”, dan “bagaimana”). Paragraf diperoleh dengan menggunakan pencarian kata kunci baik dengan menggunakan stemming ataupun tidak. Untuk pencari jawaban, jawaban diperoleh dengan menggunakan pola kata-kata khusus yang ditetapkan sebelumnya untuk setiap jenis pertanyaan. Dalam komponen pencari jawaban ini, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan kata kunci non-stemmed bersamaan dengan kata kunci hasil stemming memberikan nilai akurasi jawaban yang lebih baik, jika dibandingkan dengan penggunaan kata kunci non-stemmed saja atau kata kunci stem saja. Dengan menggunakan 90 pertanyaan yang dikumpulkan dari 10 orang Indonesia dan 61 dokumen sumber, diperoleh nilai MRR 0.7689, 0.5925, dan 0.5704 untuk tipe pertanyaan definisi, alasan, dan metode secara berurutan.

Focus of this research is to develop QA data and system in Bahasa Indonesia for non-factoid questions. This research is the first non-factoid QA for Bahasa Indonesia. QA system consists of three components: question analyzer, paragraph taker, and answer seeker. In the component of question analyzer, by assuming that the question posed is a simple question, we used a simple rule-based system by relying on the question word used (“what”, “why”, and “how”). On the components of paragraph taker, the paragraph is obtained by using keyword, either by using stemming or not. For answer seeker, the answers obtained by using specific word patterns that previously defined for each type of question. In the component of answer seeker, the conclusion is the use of non-stemmed keywords in conjunction with the keyword stemming results give a better answer accuracy compared to non-use of the keyword or keywords are stemmed stem only. By using 90 questions, we collected from 10 people of Indonesia and the 61 source documents, obtained MRR values 0.7689, 0.5925, and 0.5704 for type definition question, reason, and methods respectively.
Institut Teknologi Bandung, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herliani Mustafa
Abstrak :
Bahasa mempunyai hubungan yang tak terpisahkan dari manusia. Sejak seseorang bisa berkata-kata masuklah ia da_lam dunia wicara dan dengan demikian dalam dunia bahasa. Dengan bahasa ia membentuk pikirannya dan kemudian dengan bahasa Pula ia menyampaikan pikiran dan pendapatnya serta berbagai perasaan hatinya kepada orang lain. Sebaliknya melalui bahasa ia menerima bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman dari arang lain.

Salah satu bentuk perwujudan dari bahasa, baik dari bahasa yang dituliskan maupun dari bahasa yang diucapkan adalah kalimat. Mnarut Gravisse (1963: 5) kalimat adalah suatu kumpulan kata yang mengungkapkan buah pikiran yang lengkap; sedang P3arauzeau (1951: 177) berpendapat bahwa kalimat merupakan suatu ujaran yang lengkap dari jalan pikiran manusia. Pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam pikiran diungkapkan melalui bahasa dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Kalimat pertanyaan mengandung permintaan agar pem_bicara diberi keterangan tentang suatu hal yang tidak diketahuinya. Papa umumnya kalimat pertanyaan menghendaki jawaban atas isi pertanyaannya. Tetapi ada juga kalimat pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Swastika Tiosara Padma
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada pertanyaan deklaratif bahasa Jepang. Pertanyaan deklaratif berbeda dengan pertanyaan pada umumnya yang memiliki pemarkah leksikal interogativa dan pemarkah gramatikal ka. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menjelaskan pertanyaan deklaratif dalam bahasa Jepang. Data penelitian ini diambil dari pertanyaan deklaratif dalam percakapan dalam anime Meitantei Conan Hiiro no Dangan. Alasan pemilihan sumber data ini adalah ditemukannya variasi pertanyaan deklaratif. Penelitian ini disajikan dalam bentuk transkripsi bahasa Jepang yang diberi kodifikasi dan data diidentifikasi berdasarkan intonasi tuturan. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat 3 intonasi pertanyaan deklaratif bahasa Jepang, yaitu naik, datar, dan turun. Pertanyaan deklaratif intonasi naik memiliki pemarkah da, pemarkah adverbia inferensial, pemarkah adverbia potensial, dan tanpa pemarkah. Pertanyaan deklaratif intonasi datar memiliki pemarkah adverbia inferensial dan tanpa pemarkah. Sedangkan, pertanyaan deklaratif intonasi turun memiliki pemarkah da ̧pemarkah adverbia inferensial, pemarkah kata tanya sebelum kalimat pertanyaan, dan tanpa pemarkah. ......This study focuses on Japanese declarative questions. Declarative questions are different from general questions which have interrogative lexical markers and grammatical markers ka. The purpose of this study is to identify and explain declarative questions in Japanese. The research data is taken from declarative question in anime Meitantei Conan Hiiro no Dangan. The reason for choosing this data source is the discovery of variations in declarative questions. This research is presented in the form of a Japanese transcription which was codified and the data was identified based on the intonation of the speech. The result of this study shows that there are 3 intonations of Japanese declarative questions, namely up, flat, and down. Ascending intonation declarative questions have da marker, inferential adverb marker potential adverb marker, and no marker. Flat intonation declarative questions have inferential adverb marker and no marker. Meanwhile, descending intonation declarative questions have inferential adverb marker, Q-word marker before the question, and no marker.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Hapsari
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk membahas makna ujaran di dalam suatu situasi tutur [speech situation] berdasarkan kenyataan yang penulis jumpai sehari-hari yakni bahwa makna ujaran tidaklah mutlak merupakan makna harafiahnya. Ujaran yang berbentuk pertanyaan misalnya, apabila dikaji sehubungan dengan situasi tempat diujarkan tidak selalu membawa makna bertanya melainkan kemungkinan bermakna perintah, permintaan, pernyataan dan sebagainya.

Dengan menganalisis korpus berupa ujaran pertanyaan guru kepada murid di dalam wacana kelas atau classroom discourse, penulis menemukan gejala bahwa guru seringkali mengajukan pertanyaan bukan dengan tujuan meminta informasi melainkan dengan maksud lain seperti memerintahkan murid untuk melaksanakan sesuatu (pertanyaan dengan fungsi direktif).

Berdasarkan teori-teori dari J.L. Austin, , J.R. Searle, Grice Berta Leech mengenai makna ujaran di dalam berkomunikasi, penulis mencoba menganalisis beberapa pertanyaan guru yang berfungsi direktif. Model analisis yang dipergunakan adalah model means-ends rancangan Leech. Proses pemahaman murid (sebagai pendengar) terhadap ujaran pertanyaan guru (sebagai pembicara) diuraikan menjadi beberapa tahap. Sebagai bahan perbandingan penulis juga menganalisis satu ujaran pertanyaan guru yang betul-betul bertujuan memperoleh informasi.

Hasil yang diperoleh adalah bahwa hubungan role-relationship antara guru dengan murid memainkan peran yang penting dalam hal memilih bentuk ujaran serta dalam memahami makna ujaran tersebut.
1989
S13997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pendidikan Sains, UIN Syarif Hidayatullah, 2015
370 EDU
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>