Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deglin, Judith Hopfer, 1950-
Philadelphia: FA Davis, 2001
615.1 Deg d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, F. Kurniasari
"IFRS merupakan bagian integral dari Rumah Sakit yang merupakan pengelola tunggal perbekalan farmasi di RSUD Koja dan menyerap anggaran belanja farmasi yang tinggi pada tahun 2002 yaitu sebesar 94,88% dibandingkan pada tahun 2001. Penggunaan anggaran yang tinggi sebaiknya diikuti dengan pengelolaan yang baik, serta kreativitas dalam mengatasi berbagai kendala dan keterbatasan dalam pelayanan Farmasi.
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengelolaan perbekalan farmasi secara optimal yang dihubungkan dengan pelaksanaan fungsi perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan.
Penelitian bersifat studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metoda yang digunakan adalah analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan teiaah dokumen. Informan penelitian terdiri dari Direktur beserta pejabat struktural yang terkait, Apoteker sebagai Kepala IFRS, dan staf Asisten Apoteker, keseluruhan perbekalan farmasi yang tersedia.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa belum adanya struktur organisasi yang baku serta uraian tugas dan wewenang yang jelas di IFRS, kualitas dan kuantitas SDM yang kurang, PFT yang belum terlibat secara aktif, tidak lengkapnya sistem prosedur tetap sebagai acuan bagi petugas, penyerapan anggaran yang digunakan untuk belanja farmasi sebesar Rp. 3.858.191.076,- pada tahun 2002 dan adanya hutang belanja farmasi 2002 sebesar Rp. 446.109.951,-. Proses perencanaan menggunakan metoda konsumsi, proses pengadaan secara pelelangan dan pengadaan secara langsung pada tahun 2002, sedangkan pengadaan pada tahun 2003 dilakukan secara langsung, dengan jumlah idle stock berdasarkan stock opnanne per 31 Desember 2002 sebesar Rp. 1.990.165.381,-. Dari anggaran yang tersedia besarnya anggaran yang digunakan untuk pendistribusian perbekalan farmasi sebesar Rp. 2.544.259.058,- pada tahun 2002 dan Rp. 998.386.463,- pada tahun 2003. Diperoleh juga hasil pencatatan stok yang tidak tepat sehingga menghasilkan pelaporan yang tidak pasti.
Kesimpulannya adalah pengelolaan perbekalan farmasi pada periode 2002 sampai dengan Mei 2003 belum dilakukan secara optimal yang disebabkan oleh factor-faktor seperti: belum adanya struktur organisasi baku, kualitas dan kuantitas petugas kurang, belum adanya revisi Formularium Rumah Sakit oleh PFT, belum adanya evaluasi terhadap kebijakan tahun 1997, prosedur tetap (SOP) yang tidak lengkap, serta pengawasan yang kurang. Saran untuk mencapai pengelolaan perbekalan farmasi secara optimal adalah menetapkan struktur organisasi yang baku, pelatihan logistik bagi petugas, penetapan standar minimal pelayanan IFRS, melakukan proses perencanaan secara VLW, pengadaan menggunakan metoda ABC, revisi Formularium Rumah Sakit oleh PFT, dan kepada pihak manajemen untuk mengevaluasi pelayanan obat bagi karyawan agar tercapainya efisiensi dan efektifitas.
Daftar Bacaan: 31 (1982 - 2002)

The Optimally Management of Pharmaceutical Preparation at Koja Hospital North JakartaThe pharmacy department is an integral element of hospital in managing pharmaceutical operation at RSUD Koja. In 2002, the use of pharmaceutical are 98,88% higher than the last year's account. Logically, a higher cost should be followed by a good management of pharmaceutical operation and an improved creativity in handling the operational problems.
The objective of research is to obtain optimal figure of pharmaceutical operation connected to planning, procurement, storage, distribution, stock records, and data reporting.
The method of research is by doing case-study with qualitative analysis and the use of descriptive analysis. The data collecting was done by in depth interview, observation, and document finding. The informant are focused on director with the hospital managers who connected to pharmaceutical operation, pharmacist as a chief of pharmacy department and staff and all of source that connected to the pharmaceutical.
The result shows, there are no standard structure of hospital pharmacy with job description as a guide to staff, no empowering, improper quality and quantity of human resources, no activity of The Pharmacy and Therapeutics Committee, there are no systematic procedure and rules guide staff. In 2002, the total cost of pharmaceutical preparation is Rp 3.858.191.076 and the total debt of Rp 446,109.951. The current method of planning based on consumption, tendering procurement and direct procurement in 2002, with the total of idle stock in December 31, 2002 is Rp. 1.990,165.381. The cost of pharmaceutical distribution is Rp. 2,544.259.058 in 2002 and on the next year is already reach the point of Rp. 998.386.463 until may 31, 2003. Besides, there are inaccurate records which causing an invalid reports.
The conclusion of research are no optimal management of pharmaceutical operation in 2002 until May 2003, caused by no standard structure, lack of quality and quantity of human resource, no systematic procedures and consistent rules, and no monitoring of results- The Suggestion in obtaining the optimal management of pharmaceutical operation are to build a standard structure, a continue training of logistic, for staff, minimal standard pharmaceutical care, planning process by VEN, using ABC method of procurement, revise the hospital's flow of drugs and to evaluate of drugs providing especially for the employee to obtain efficiency and effectiveness.
Reference: 31 (1982 - 2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
"Pedagang Besar Farmasi PBF memiliki peran penting dalam penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk mendukung upaya kesehatan dalam masyarakat. Sebuah PBF wajib menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik CDOB . CDOB mengatur beragam aspek untuk menjamin produk yang didistribusikan mutunya terjaga di rantai distribusi, sejak produk dikirim oleh industri farmasi hingga sampai ke tempat pelayanan farmasi untuk diperjual-belikan kepada masyarakat. Salah satu aspek yang penting dalam CDOB adalah personalia. Apoteker merupakan salah satu aspek penting yang harus ada dalam sebuah PBF. Di dalam PBF, Apoteker memiliki peran sebagai Apoteker Penanggung Jawab PBF yang bertugas untuk memastikan mutu produk tetap terjaga selama di rantai distribusi dan melakukan pelaporan kepada regulator Kementrian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan . PT Anugerah Pharmindo Lestari dalam hal ini memfasilitasi calon Apoteker untuk memahami peran, tugas, dan tanggung jawab Apoteker di sebuah PBF. Calon Apoteker juga diharapkan memiliki wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman praktis dalam penerapan CDOB di PBF. Dalam praktik kerja ini juga dilaksanakan tugas khusus yaitu kalibrasi thermo hygrometer. Tujuan dari tugas khusus tersebut adalah agar penulis memahami rangkaian proses kalibrasi thermo hygrometer yang merupakan alat pencatat suhu dan kelembaban ruangan dan alat transportasi yang sering digunakan di PT Anugerah Pharmindo Lestari. Kata Kunci : Apoteker, Pedagang Besar Farmasi, Distribusi, Cara Distribusi Obat yang Baik, Sediaan Farmasi, Anugerah Pharmindo Lestari

Pharmaceutical Wholesaler has the important role in distributing pharmaceutical preparations and medical devices to support health services in the community. A pharmaceutical wholesaler is obligated to implement Good Distribution Practice GDP . GDP regulate various aspects to ensure product quality in distribution supply chain is maintained, since the products are sent by principal until they are received in the retailer or drug store to sell to the customer. One of the most important aspect in the GDP is personnel. In the pharmaceutical wholesaler, pharmacist has a role as pharmacist in charge of the pharmaceutical wholesaler that assigned to ensure product quality in the distribution supply chain is maintained and to report to the regulators Ministry of Health and Food and Drug Administration regularly. In this term, PT Anugerah Pharmindo Lestari provides the opportunity to pharmacist candidates to do professional practices in order to obtain the knowledges, skills, insights, and professional experiences in the pharmaceutical wholesaler so the candidates can understand the implementation of GDP in the wholesaler and can implement it in the future. Not only do the professional practice, pharmacist candidate also do the special assignment in this session, that is calibration of thermo hygrometer. This assignment is aimed to give pharmacist candidate the comprehensive understanding about thermo hygrometer calibration process that usually used as thermal and humidity logger in the storage room and vehicle in PT Anugerah Pharmindo Lestari. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
"ABSTRAK
Industri farmasi merupakan tempat dibuatnya sediaan farmasi yang aman, bermutu, dan berkhasiat. Sebuah industri farmasi wajib menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB . CPOB mengatur berbagai aspek penting yang berperan dalam penjaminan mutu obat yang diproduksi. Salah satu aspek penting dalam CPOB adalah personalia. Apoteker merupakan personil kunci dalam industri farmasi yang berperan sebagai kepala bagian produksi, kepala bagian pemastian mutu, dan kepala bagian pengawasan mutu. Calon Apoteker diharapkan mengerti peranan, tugas, dan tanggung jawab Apoteker di industri farmasi, serta memiliki wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan dalam menerapkan CPOB. PT Abbott Indonesia dalam hal ini memberikan kesempatan kepada calon Apoteker untuk melaksanakan praktik kerja profesi guna mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, wawasan, dan pengalaman praktis di industri farmasi. Dalam praktik kerja ini juga dilaksanakan tugas khusus yaitu analisis penggunaan template pada pembuatan supplier score card. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menganalisis template yang digunakan pada proses pembuatan supplier score card untuk sistem penilaian pemasok, apakah dapat merepresentasikan tingkat kinerja pemasok selama memasok barang dan jasa ke PT Abbott Indonesia atau tidak sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan untuk kelanjutan kemitraan kerja dengan pemasok.

ABSTRACT
Pharmaceutical industry is a place to produce the safe, quality, and efficacious pharmaceutical preparations. A pharmaceutical industry is obligated to implement Good Manufacturing Practice GMP . GMP regulates various important aspects to ensure the quality of the products that is produced. One of them is personnel aspect. Pharmacist is a pivotal personnel in the pharmaceutical industry who roles as head of production, head of quality assurance, and the head of quality control. Pharmacist candidates are expected to understand about the pharmacist rsquo;s roles, duties, and responsibilities in pharmaceutical industry as well as having the insights, knowledges, and skills to implement the GMP in the future. In this term, PT Abbott Indonesia provides the opportunity to pharmacist candidates to do professional practices in order to obtain the knowledges, skills, insights, and professional experiences in the pharmaceutical industry. Not only do the professional practice, pharmacist candidate also do the special assignment in this session, that is analysis of template usage in supplier score card preparation. This assignment is aimed to analyze template that usually used in the supplier score card preparation, whether it can represent supplier performance while supplying the goods and services to PT Abbott Indonesia or not, so it can be used as a basic evaluation to continue the patnership between PT Abbott Indonesia and the supplier or not."
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library