Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Kumala Devi
"Penulisan karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan teori
Model Konservasi pada bayi dengan gangguan rasa nyaman nyeri. Nyeri pada
bayi perlu mendapat perhatian penting dari perawat karena dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan di masa yang akan datang. Penatalaksanaan
nyeri dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksanaan nyeri
non farmakologis dapat dilakukan dengan cara pengaturan posisi, facilitated
tucking, pacifier dan sensasi multisensory. Penatalaksanaan nyeri perlu dilakukan
oleh seorang perawat yang kompeten, yang dilakukan melalui berbagai peran,
yaitu sebagai pemberi asuhan, advokat, pendidik, penelitidan pemimpin.

This paper aims to describe the application on Levine Conservation Model in the
care of infant experiencing altered comfort: pain. Pain should become a nursing
concern since it will have impacts on baby’s growth and development in the
future. Pain can be managed by pharmacological and non-pharmacological
approaches.
Non-pharmacological management can be provided by positioning the baby,
facilitated tucking position, pacifier and multisensory sensations. Nonpharmacological
management can be provided by positioning the baby,
facilitating tucking, providing non-nutritive sucking, and
Nurses implement pain management throughout their roles as care giver,
advocator, educator, researcher, and leader.
Key word : Conservation theory, pain, non pharm
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Widariani
"Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis yang dihadapi anak ketika anak dirawat dirumah sakit. Keadaan ini dapat disebabkan karena pengalaman yang tidak menyenangkan anak pada saat dirawat dirumah sakit. Prosedur pungsi vena merupakan prosedur yang sering dilakukan dengan tujuan sebagai terapi medis dan juga sebagai penunjang diagnosis medis. Prosedur pungsi vena dapat menimbulkan rasa nyeri dan trauma anak sehingga menimbulkan pengalaman yang tidak menyenangkan saat dirumak sakit. Sehingga diperlukan manajemen nyeri dalam menangani nyeri anak pada saat prosedur pungsi vena. Manajemen nyeri non farmakologi dengan teknik distraksi menggunakan virtual reality merupakan salah satu metode yang bertujuan untuk memfokuskan perhatian anak pada suatu rangsangan selain rasa nyeri pada saat prosedur pungsi vena dilakukan. Tujuan penulisan ini yaitu memaparkan hasil analisis manajemen nyeri non farmakologi dengan distraksi menggunakan virtual reality untuk mengurangi nyeri pada anak saat dilakukan pungsi vena. Metode penelitian yang digunakan adalah laporan penerapan intervensi pada 4 anak yang dilakukan pungsi vena menggunakan dengan teknik distraksi menggunakan virtual reality. Hasil evaluasi yang dilakukan kepada 4 anak menunjukan manajemen nyeri non farmakologi dengan teknik distraksi menggunakan virtual reality efektif dalam mengurangi nyeri pada saat prosedur pungsi vena dibandingkan tanpa menggunakan virtual reality.

Hospitalization is a crisis faced by children when the child is treated in hospital. This situation can be caused by the child's unpleasant experience while being treated in hospital. The venipuncture procedure is a procedure that is often carried out with the aim of medical therapy and to support medical diagnosis. The venipuncture procedure can cause pain and trauma to the child, resulting in an unpleasant experience when they are in the hospital. So, pain management is needed in dealing with children's pain during venipuncture procedures. Non pharmacological pain management using distraction techniques using virtual reality is a method that aims to focus the child's attention on a stimulus other than pain when the venipuncture procedure is carried out. The aim of this paper is to present the results of an analysis of non-pharmacological pain management using distraction using virtual reality to reduce pain in children during venipuncture. The research method used was a report on the implementation of intervention on 4 children who underwent venipuncture using distraction techniques using virtual reality. The results of the evaluation carried out on 4 children showed that non-pharmacological pain management using distraction techniques using virtual reality was effective in reducing pain during venipuncture procedures compared to without using virtual reality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Puspita Dewi
"Latar belakang: Epilepsi adalah suatu keadaan atau penyakit otak yang yang ditandai dengan kecenderungan menimbulkan kejang hal ini karena adanya bangkitan yang terjadi secara berulang. Layanan telemedis adalah layanan yang menggunakan fasilitas komunikasi elektronik yang bertujuan untuk memberikan dukungan atau pelayanan medis dari jarak yang terpisah. Pada layanan ini, banyak faktor yang mempengaruhi dokter dalam membuat keputusan. Sehingga, penelitian ini akan melihat perbandingan keputusan tatalaksana farmakologi dan rujukan pasien epilepsi baru dengan pasien yang pernah didiagnosis sebelumnya oleh dokter pada layanan telemedis di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang retrospektif dengan sumber data sekunder yang dilakukan di salah satu layanan telemedis di Indonesia. Terdapat 100 subjek yang terpilih pada layanan telemedis. Pemberian keputusan tatalaksana farmakologi dan rujukan dapat dilihat dari riwayat chat. Hasil: Dari 100 subjek, hasil analisis menunjukkan tidak terdapatnya perbandingan yang bermakna antara pasien baru dengan pasien yang pernah didiagnosis sebelumnya dengan pemberian tatalaksana farmakologi (P=0,298) dan dengan keputusan rujukan (P=0,025). Selai itu, terlihat pasien baru memiliki presentase rujukan lebih tinggi (18,87%) dibandingkan dengan pasien yang pernah terdiagnosis (4,26%). Kesimpulan: Tidak terdapat perbandingan yang bermakna antara pasien baru dengan yang pernah terdiagnosis sebelumnya dengan pemberian farmakologi, serta terdapatnya perbandingan yang bermakna dengan keputusan rujukan. Sehingga, diperlukannya jumlah subjek yang lebih besar dan dilakukannya studi lebih lanjut.

Introduction: Epilepsy is a condition or disease of the brain characterized by a tendency to cause seizures due to repeated seizures. Telemedical services are services that use electronic communication facilities for the purpose of providing medical support or remote services. In this service, many factors influence doctors in making decisions. Thus, this study will look at the comparison of pharmacological treatment decisions and referrals of new epilepsy patients with patients who have previously been diagnosed by doctors at telemedical services in Indonesia. Method: This study uses a retrospective cross-sectional design with secondary data sources conducted in a telemedicine service in Indonesia. There are 100 subjects selected for the telemedicine service. Decisions on pharmacological treatment and referrals can be seen from the chat history. Result: From 100 subjects, the results of the analysis showed that there was no significant comparison between new patients and patients who had previously been diagnosed with pharmacological treatment (P=0.298) and referral decisions (P=0.025). In addition, it was seen that new patients had a higher referral percentage (18.87%) compared to patients who had been diagnosed (4.26%). Conclusion: There was no significant comparison between new patients and those who had previously been diagnosed with pharmacology, and there was a significant comparison with referral decisions. Thus, a larger number of subjects is needed and further studies are needed."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library