Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulkifli Amin
"ABSTRAK
1. APakah penggunaan kapsul Ekstrak Phylianthus Niruri L sebagai tambahan kepada obat anti TB standar untuk pengobatan TB paru (kasus baru) mampu mempercepat waktu konversi basil tahan asam, memperbaiki
keadaan klinis dan radioiogis '?
2. Apakah pemberian per-oral kapsul ekstrak Phyllanthus niruri L kepada
OAT standar mampu meningkatkan respon sistem imun penderita TB paru,
terutama komponen sistem imun yang erat hubungannya dengan proses
penyembuhan infeksi bakteri intraseluler ?
3. Bagaimana keamanan ekstrak Phyllanthus niruri L ini terhadap pasien TB
paru bila ditambahkan ke obat anti TB standar.
Tujuan Penelitian
1. Melihat kecepatan konversi sputum, perbaikan radiologis, indeks massa
tubuh, status klinis (demam, keringat malam, berat badan, batuk,
hemoptisis), hasil laboratorium (LED, hemoglobin) pada penderita TB paru
(kasus baru) sebelum pengobatan, serta 2 bulan dan 15 bulan sesudah
pemberian obat anti TB standar + EPN adjuvan.
2. Melihat pola respon imun seluler yang diwakili oleh IFN-y, TNF-on, dan IL-6
pasien TB paru, sebelum pengobatan, sesudah 2 bulan dan Sesudah 6
bulan pengobatan dengan obat standar anti TB + EPN.
3. Melihat angka kekambuhan / gagal terapi yang terjadi sampai 1 tahun
kemudian (sesudah 6 bulan selesai pengobatan).
Hipotesis Penelitian
1. Penambahan ekstrak Phyliantus niruri L pada OAT standar pasien TB paru
pasca primer (T BPPP) kasus baru akan menghasilkan konversi BTA lebih
cepat berbeda bermakna, keadaan klinis, laboratoris Iain dan radiologis Iebih
baik berbeda bermakna dibanding pemberian OAT standar + plasebo.
2. Penambahan ekstrak Phyllanthus niruri L pada OAT standar pasien TPPP
(kasus baru) akan menghasilkan peningkatan IFN-y disertai penurunan TNF-
on dan iL-6 yang berbeda bermakna dibanding pemberian OAT + plasebo.
3. Penambahan ekstrak Phyifanthus niruri L pada OAT standar pasien TBPPP
(kasus baru) tidak akan mengakibatkan efek samping berbeda bermakna
dibandingkan dengan pemberian OAT + plasebo.
Manfaat Penelitian
Manfaat klinis
1. Apabila penelitian ini berhasil sesuai dengan yang dihipotesiskan maka
penambahan ekstrak Phyinthus niruni L bisa dipertimbangkan sebagai
terapi tambahan untuk memperbaiki keberhasilan pengobatan minimal
mengurangi kemungkinan penularan oleh kasus-kasus drop-out yang sering
terjadi
2. Diketahui keamanan ekstrak Phyflanthus niruri L bila digabung dengan
obat anti TB pada pemakaian jangka panjang.
Manfaat metodologis
1. Penelitian ini adalah suatu uji klinik, tersamar ganda, plasebo-kontrol. Suatu
metode terbaik untuk menilai secara objektif manfaat dan kekurangan suatu
obat baru, sehingga hasilnya memiliki nilai kepercayaan yang cukup tinggi.
Bisa dikembangkan sebagai model penelitian uii klinis berbagai obat
tradisional Iainnya.
Manfaat ilmu pengetahuan
1. Memberi gambaran hubungan klainan lesi TB paru pasca primer tingkat
minimal dan moderately- advance dengan sitokin proinflamasi, yang
mungkin bisa menambah data untuk menerangkan berbagai hal kontroversi
pada patofisioIogi TBPPP.
2. Membuka jalan bagi pengembangan penelitian klinis imunomodulator Iain."
2005
D749
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Puspitasari
"ABSTRAK
Meniran (Phyllanthus ninth L.) telah beredar di pasaran sebagai produk imunostimulan dan penggunaannya masih perlu diteliti untuk melihat efek yang dihasilkan. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui efek perseptif meniran sebagai imunostimulan dan faktor yang mempengaruhinya seperti frekuensi dan lama penggunaan. Sebuah studi cross-sectional deskriptif analisis dilakukan di 20 apotek wilayah Jakarta selama bulan Maret-Mei 2010. Pemilihan apotek dilakukan dengan metode cluster sampling dan responden diambil dengan metode convenience sampling. Kuesioner yang valid dan reliabel diberikan melalui teknik wawancara untuk mengkonfirmasi penggunaan meniran sebagai imunostimulan. Responden yang masuk ke dalam penelitian sejumlah 245 responden dan 15,5 % menggunakan imunostimulan meniran dengan 73,7 % dari total pengguna meniran merasakan efek imunostimulan setelah menggunakan meniran dan 28,9 % merasakan efek samping meniran. Analisis kai kuadrat dan Fisher Eksak menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi dan durasi penggunaan dengan adanya efek imunostimulan dan efek samping (p > 0,05). Sebagian besar pengguna mempersepsikan bahwa meniran efektif sebagai agen imunostimulan. Efek perseptif dari penggunaan meniran tidak berhubungan dengan frekuensi penggunaan dan lama penggunaan.

ABSTRACT
Meniran (Phyllanthus niruri L.) has spread out in the market as an immunostimulant product and its use should be researched to see its effect. The aim of this study is to determine the perceived effect of meniran as an immunostimulant and factors that influence it such as frequency and duration of use. A descriptive analysis cross-sectional study was undertaken at 20 pharmacies throughout Jakarta during March-Mei 2010. Election of pharmacies was done by cluster sampling method and respondents was taken by convenience sampling method. A valid and reliable questionnaire was interviewer-administered to confirmed immunostimulant meniran users. Respondents who entered the study are 245 respondents and 15,5 % used immunostimulant meniran with 73,7 % of total meniran users feel the effect of immunostimulant after taking meniran and 28,9 % of total meniran users feel the side effect of meniran. Chi square analysis and Fisher's Exact analysis shown that there were no relationship between frequency and duration of use with appearance of immunostimulant effect and side effect (p > 0,05). Most users perceived that meniran were efficacious as an immunostimulant agent. The perceived effect of meniran was no relationship with frequency and duration of use. "
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2010
S33102
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Raissa
"Ekstrak meniran dan jinten hitam telah lama digunakan sebagai imunostimulan tunggal. Sedangkan kombinasi kedua ekstrak tersebut belum pernah digunakan sebagai imunostimulan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek imunostimulan dari kombinasi ekstrak meniran dan jinten hitam dibandingkan dengan efek imunostimulan dari ekstrak tunggal. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap menggunakan 24 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang terbagi dalam 6 kelompok. Larutan uji dalam bentuk suspensi diberikan secara per oral. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol. Kelompok 2 diberikan suspensi ekstrak meniran dosis tunggal (27 mg per hewan uji). Kelompok 3 diberikan suspensi ekstrak jinten hitam (10 mg per hewan uji). Kelompok 4 diberikan suspensi kombinasi (13,5 mg ekstrak meniran dan 5 mg ekstrak jinten hitam per hewan uji). Kelompok 5 diberikan suspensi kombinasi 2 (6,75 mg ekstrak meniran dan 7,5 mg ekstrak jinten hitam per hewan uji). Kelompok 6 diberikan suspensi kombinasi 3 (21 mg ekstrak meniran dan 2,5 mg ekstrak jinten hitam per hewan uji). Aktivitas imunostimulan diukur dengan uji hipersensitivitas tipe lambat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variasi dosis kombinasi ekstrak meniran dan jinten hitam memiliki aktivitas imunostimulan. Dosis kombinasi lainnya maupun ekstrak dalam dosis tunggal. Dosis kombinasi 3 memiliki aktivitas imunostimulan yang lebih kuat daripada dosis kombinasi 1 dan dosis ekstrak tunggal. Aktivitas imunostimulan dari dosis kombinasi 1 dan dosis ekstrak tunggal tidak memiliki perbedaan yang bermakna."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1096
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library