Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Handy Winata Hon
"Pendahuluan. Pada saat berdiri dengan dua kaki, beban berat badan di titik tumpu telapak kaki akan dibagi rata pada bagian depan oleh tulang sesamoid pada capitulum ossi metatarsal I serta capituli osseum metatarsal II-IV dan bagian belakang telapak kaki oleh processus medialis tuberis calcanei. Hal ini akan berbeda apabila memakai hak tinggi, pada keadaan seperti ini tekanan akan lebih besar pada kaki bagian depan. Perbedaan atau adanya masalah IMT pada seseorang juga dapat mengakibatkan perubahan-perubahan anatomik yang akan mempengaruhi tekanan telapak kaki, ketika berdiri normal ataupun ketika memakai hak tinggi, yang akan memberi beban lebih besar pada kaki bagian depan.
Tujuan. Menilai tekanan telapak kaki bagian depan pada pemakaian hak tinggi dan menilai tekanan telapak kaki bagian depan pada perbedaan IMT subjek penelitian.
Metode. Survei deskriptif analitik pendekatan potong lintang.
Hasil. Pengaruh tekanan telapak kaki bagian depan terhadap perbedaan IMT didapat hasil uji analisis dengan P = 0,000. Dan pengaruh tekanan telapak kaki bagian depan terhadap hak tinggi, tanpa hak dengan hak 5 cm, tanpa hak dengan hak 12 cm, dan hak 5 cm dengan hak 12 cm didapat hasil uji analisis kesemuanya dengan P = 0,000.
Kesimpulan. Terdapat pengaruh tekanan telapak kaki bagian depan terhadap pemakaian hak tinggi dan IMT.
......
Introduction. While standing on two legs, weight load on the pivot foot will be shared equally at the front by a sesamoid bone on the metatarsal capitulum ossi osseum capituli metatarsal I and II-V and the back foot by a medial processus tuberis calcanei. It would be different if wearing high heel, at this position plantar pressure will be greater on the forefoot. Difference or a problem on someone BMI can result in anatomic changes that will affect the pressure supported by the pivot foot, when standing normal or when wearing high heel, such as the use of high heels which will give greater load on feet the front.
Purpose. Valuating effect of forefoot plantar pressure when wearing high heel and valuating effect of forefoot plantar pressure at different body mass index on research subject.
Method. Descriptive analytic survey with a cross-sectional approach.
Results. Effect of forefoot plantar pressure at different BMI acquired from analysis results with P =0.000. and effect of forefoot plantar pressure when wearing high heel, no wearing with high heel 5 cm, no wearing with high heel 12 cm, and high heel 5 cm with high heel 12 cm, acquired from analysis results with P = 0.000.
Conclusion. Have a effect of forefoot plantar pressure at different BMI and when wearing high heel."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hindun Saadah
"ABSTRAK
Latar belakang : Aktifitas dengan posisi berdiri lama merupakan salah satu penyebab terjadinya kelainan pada tungkai bawah dan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penyangga lengkung longitudinal medial terhadap distribusi tekanan plantar saat berdiri dan berjalan, kekuatan otot triceps surae dan tinggi lengkung longitudinal medial setelah berdiri lama.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan desain penelitian sebelum dan setelah dalam satu kelompok, yang masing-masing unit eksperimennya berfungsi sebagai kontrol bagi dirinya sendiri . Subjek penelitian sebanyak 16 orang satuan pengaman yang sebelumnya diseleksi sesuai dengan kriteria inklusi . Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tekanan plantar dengan variabel yang diukur adalah kontak area dan puncak tekanan dengan menggunakan alat Mat-scan, pengukuran dilakukan pada saat berdiri dan berjalan. Kedua dilakukan pengukuran kekuatan otot triceps surae dengan menggunakan hand held dynamometer, sebelum dan setelah menggunakan penyangga lengkung longitudinal medial, serta pengukuran tinggi lengkung longitudinal medial dengan menggunakan mistar. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah bekerja dengan posisi berdiri lama dengan waktu berdiri sekitar 7 jam menggunakan penyangga lengkung longitudinal medial yang disisipkan pada sepatu.
Hasil :Hasil penelitian pada puncak tekanan saat berdiri dan berjalan menunjukan adanya perbedaan bermakna dengan p value <0.05 yang ditunjukan dengan penurunan nilai puncak tekanan. Sementara pada kontak area menunjukan adanya perbedaan bermakna saat berdiri dengan p value < 0.05 yang ditunjukan dengan penurunan luas kontak area. Pada tinggi lengkung longitudinal medial menunjukan perbedaan bermakna dengan p value <0.05 ditunjukan dengan peningkatan tinggi lengkung longitudinal medial. Sementara pada kekuatan otot triceps surae tidak didapatkan perbedaan bermakna.
Kesimpulan :Terdapat pengaruh penyangga lengkung longitudinal medial terhadap distribusi tekanan plantar dengan adanya penurunan puncak tekanan saat berdiri dan berjalan dan penurunan luas kontak area pada saat berdiri serta meningkatkan tinggi lengkung longitudinal medial setelah berdiri lama.

ABSTRACT
Background :Activity of prolonged standing position is one of the cause abnormalities in the lower leg and foot. This study to indicate the influence of the medial longitudinal arch support to the plantar pressure distribution, triceps surae muscle strenght, and height arch when standing and walking activity after prolonged standing.
Methode :The research methode use was a quasi experimental with research design pre and post in one group, participant as many as 16 poeple were selected in inclusion criteria. The first step is to measure plantar pressure distribution in peak pressure and contact area . Measurement were taken while standing and walking. The second step is to measure the strenght of triceps surae muscle using hand held dynamometer before and after using arch support, and the last measure height of medial longitudinal arch. Measurement techniques performed when the participant going to work with prolonged standing and after work as well as using the medial longitudinal arch support in their shoes.
Result :The result of the research showed that can decrease of peak pressure when standing and walking with statistically significant difference with p value<0.05, and decrease of area contact o when s with p value <0.05. Meanwhile height of medial longitudinal medial showed increase and statistically significant difference with p value <0.05. Meanwhile on triceps surae muscle strenght no statistically difference.
Conclusion :Influence of the medial longitudinal arch support to decrease the peak pressure during standing and walking and decrease contact area when standing in distribution of plantar pressure and significant in increase the height medial longitudinal arch."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Trifani
"Ulkus kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi serius dari penyakit Diabetes Melitus (DM). Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya ulkus kaki diabetik adalah dengan skrining tekanan plantar kaki. Sistem force platform merupakan standar emas untuk pengukuran tekanan plantar. Sistem ini memberikan data kuantitatif yang sangat akurat, namun harganya sangat mahal dan tidak dapat digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengukuran plantar berbiaya rendah menggunakan sensor Force Sensing Resistive (FSR) sebagai alat skrining risiko ulkus kaki diabetik. Empat sensor FSR disematkan di dalam insole untuk mendapatkan data tekanan pada area target, yaitu Hallux, metatarsal ke-1, metatarsal ke-5, dan tumit. Dalam penelitian ini, sistem hanya akan menguji kaki kanan. Analisis lebih lanjut dilakukan untuk membedakan antara 5 individu sehat dan 5 individu dengan diabetes berdasarkan nilai tekanan plantar yang didapat. Data kemudian diolah oleh mikrokontoler dan hasilnya divisualisasikan secara real time menggunakan program labView. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada pengukuran tekanan plantar di point 1st metatarsal head (p-value 0,024). Oleh karena itu, penelitian ini memberikan temuan yang menjanjikan karena dapat membaca tekanan plantar lebih tinggi pada pasien diabetes secara signifikan daripada orang sehat. Berdasarkan hasil tersebut, alat ukur tekanan plantar ini dapat digunakan sebagai alat skrining risiko terjadinya ulkus kaki diabetik pada pasien Diabetes Melitus.
......Diabetic foot ulcer (DFU) is one of the serious complications of Diabetes Mellitus (DM). Screening the plantar foot pressure is one of the best solution to prevent diabetic foot ulcers occurrence. The pressure platform system is the gold standard for plantar pressure measurement. This system provides very accurate quantitative data, but unfortunately the cost of procuring materials and personnel is prohibited and it is not able to use in daily activity. This study aims to develop a low-cost plantar measurement system using Force Sensing Resistor (FSR) sensors as a screening tool for diabetic foot ulcers risk. Four FSR sensors are embedded into the insole system to obtain pressure data on the area of interest, which are Hallux, 1st head of metatarsal, 5th head of metatarsal, and heel. In this pilot study, the system only tested the right foot. Further analysis was carried out to distinguish between 5 healthy individuals and 5 individuals with diabetes based on gathered plantar pressure value. The data is then processed by a microcontroller and the results are visualized in the real time using the LabVIEW program. Results show the peak pressure was on the 5th metatarsal head area in diabetic group with the highest number reached 557,1 kPa, furthermore the sensor location on 1st head metatarsal had significancy different pressure (p<0,024) during the measurement. Hence, this research provides a promising finding as some of the pressure reading of diabetes patients are significantly higher than a normal person. Based on these results, this plantar pressure gauge can be used as a screening tool for the risk of diabetic foot ulcers occurrence so the Diabetes Mellitus patients would aware of the risk and get appropriate foot care."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Satria Sumali
"ABSTRAK
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan parameter seorang anak kurus, normal, gemuk ataupun obese. Kegiatan anak mempengaruhi kadar lemak tubuh karena konsumsi karbohidrat yang berlebihan tanpa disertai aktivitas yang seimbang menyebabkan penumpukan lemak sebaliknya bila energi tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan maka lemak akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang mengakibatkan berkurangnya kadar lemak tubuh. Demikian juga dengan distribusi tekanan plantar karena anak obese dengan aktivitas rendah, tekanan plantar lebih tinggi dibandingkan anak obese dengan aktifitas tinggi sehingga aktifitas subyek penelitian harus dihomogenisasi untuk memperoleh hasil yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT (kurus, normal, gemuk dan obese) dengan lemak tubuh dan distribusi tekanan plantar saat berdiri dan berjalan pada anak usia 8-10 tahun. Metode : desain penelitian adalah observasional cross sectional / potong lintang dengan jumlah 33 anak sebagai subyek penelitian dengan lifestyle sedentary karena aktifitas mempengaruhi kadar lemak tubuh dan distribusi tekanan plantar. Penelitian dilakukan dengan mengukur kadar lemak tubuh menggunakan timbangan Tanita dan puncak tekanan (peak pressure) dengan menggunakan alat Matscan. Tekanan plantar diukur saat berdiri dan berjalan. Hasil :. Anak dengan IMT gemuk mempunyai korelasi yang kuat dengan lemak tubuh (r=0,6333) dan anak dengan IMT obese mempunyai korelasi yang sangat kuat terhadap lemak tubuh (r=0,8) sedangkan anak dengan IMT kurus juga mempunyai korelasi terhadap lemak tubuh tetapi korelasinya lemah (r=0,2582). IMT juga berhubungan dengan distribusi tekanan plantar saat berdiri dan berjalan terutama daerah midfoot sedangkan untuk anak kurus ditemukan adanya peningkatan tekanan pada daerah hindfoot sewaktu heelstrike. Kesimpulan : IMT berhubungan dengan kadar lemak tubuh dan distribusi tekanan plantar terutama pada anak dengan IMT gemuk dan obese

ABSTRACT
Body Mass Index (BMI) is a parametric to know wheather a child is underweight, normal, overweight or obese. Children activity affects fat body percentage because consumption excessive carbohydrate with less activity will increase fat deposit. In other words if the energy cannot provide children activity then fat will be used as energy and this will decrease the fat deposit. And so with the plantar pressure distribution because obese children with lower activity , their plantar pressure are higher than obese children with high activity and therefore research subjects had to be homogenized to get an accurate result. This research aims are to know the relation between BMI (underweight, normal, overweight or obese) and plantar pressure distribution during standing and walking in children with age 8-10 years old. Methode: Design of this research is cross sectional with 33 children as research subjects with lifestyle sedentary. The research was done with Tanita’s weigher to measure fat body percentage and Matscan to meassure the peak pressure during standing and walking. Result : overweight children has a stong correlation with fat body (r=0.6333) and obese chidren has a very strong correlation with fat body (r=0.8). Underweight children also has a correlation with fat body but it’s a weak correlation (r=0.2582). BMI also has correlation with plantar pressure distribution during standing and walking expecially midfoot while underweight children has an increase peak pressure at the hindfoot while Conclussion : BMI influence both fat body and plantar pressure distribution expecially in overweight and obese children"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library