Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S6813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Syaiful
Abstrak :
Energi listrik merupakan salah satu infrastruktur yang menyangkut hajat hidup orang banyak, oleh karena itu sudah seharusnya eketersediaan energi listrik terjamin dengan jumlah yang cukup dengan mutu yang baik dan harga yang wajar. Pertumbuhan perekonomian nasional menyebabkan konsumsi listrik setiap tahunnya terus meningkat. Dengan meningkatnya kebutuhan akan energi dan maraknya isu mengenai permasalahan lingkungan membuat para ahli terus mengembangkan teknologi yang tepat agar dapat mengatasi kedua masalah tersebut. Sistem PLTP siklus biner merupakan salah satu teknologi pembangkit yang sangat efektif untuk diterapkan dalam pemanfaatan energi panas bumi skala kecil enthalpy rendah sampai menengah dengan menggunakan fluida kerja yang memiliki titik didih lebih rendah daripada air, oleh karena itu maka pada tesis ini dilakukan suatu pemodelan sistem PLTP siklus biner dengan memanfaatkan waste brine dengan temperatur 180 0C pada wellpad 4 PLTP Dieng. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan software Matlab dan REFPROP, kemudian dilakukan optimasi terhadap sistem dimana exergy destruction total dan total annual cost dipilih sebagai fungsi objektif. Adapun optimasi dilakukan dengan menggunakan multi objective genetic algorithm. Berdasarkan simulasi diketahui bahwa efesiensi exergi dan nilai ekonomis dari sistem PLTP siklus biner yang optimal adalah pada temperatur evaporasi sebesar 163,3 oC, temperatur brine keluar preheater sebesar 130 0C, temperatur air pendingin keluar kondenser sebesar 35,4 0C, tekanan kerja fluida kerja keluar pompa sebesar 3859 kPa dengan campuran refrigeran 86 R601 dan 14 R744 menghasilkan daya turbin sebesar 119,8 kW nilai exergy destruction total 742,4 kW dengan efesiensi exergy sebesar 48,8 dan total annual cost sebesar 36.723 US dollar.Kata kunci : PLTP siklus biner, efesiensi exergi, exergy destruction , cost, genetic algorithm. ......Electrical energy is one of the important part of human life, so the provision of electrical energy must be able to guarantee the availability of sufficient quantity, reasonable price and good quality. Indonesia rsquo s electricity consumption every year continues to increase in line with the increase of national economic growth. The increasing demand on energy and environmental issues make the experts to develop the right technology in order to face both issues. PLTP binary cycle is a highly effective generating technology to be applied in the utilization of small scale enthalpy low to medium geothermal energy by using a working fluid that has a lower boiling point than water, hence in this thesis a PLTP binary system model was performed using waste brine with temperature of 180oC at wellpad 4 in PLTP Dieng. Modeling has been done by using Matlab and REFPROP software, then optimization procedure has been conducted to the system where total exergy destruction and total annual cost are chosen as the objective function. In addition, environmental aspects are also considered in this modeling where natural environmentally friendly working fluids are used. The optimization is done by using multi objective genetic algorithm. Based on the simulation it is known that the exergy efficiency and economic value of the optimal binary cycle of PLTP system has an optimum condition at the evaporation temperature of 163.3 oC, the brine temperature out the preheater of 130 oC, the condenser coolant outlet temperature of 35.4 oC, the outlet pump pressure at 3859 kPa with composition of refrigeran mixture 86 R601 and 14 R744, turbine power of 119.8 kW, total exergy destruction of 742.4 kW with exergy efficiency of 48.8 , and total annual cost about 36.723 US dollars.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Dicky Amrullah
Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, bahkan potensi energi panas bumi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Mengacu pada data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) belum maksimal yaitu sebesar 1.405,4 MW atau 1,1% dari bauran penggunaan energi nasional. Pada Program 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2015, pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) diberikan porsi sebesar 25%. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang merupakan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) mulai dianggap sebagai salah satu solusi ketenagalistrikan nasional. Namun, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dapat menyebabkan permasalahan lingkungan apabila tidak dioperasikan dengan benar. Untuk mencegah resiko seperti itu, manajemen aset yang baik menjadi suatu kebutuhan. Metode penilaian reliability adalah salah satu metode manajemen aset yang umum digunakan pada industri pembangkit listrik. Dengan mengetahui nilai reliability suatu aset, strategi maintenance dapat disusun secara efektif. Objek perhitungan reliability pada penelitian ini adalah power generation system PLTP Unit 4 Kamojang. Untuk mengetahui nilai reliability dari plant, analisis reliability block diagram (RBD) perlu dilakukan. Setiap diagram blok pada RBD dibagi berdasarkan sistem maupun equipment yang terdapat pada PLTP yaitu steam supply system, main cooling water system, gas extraction system, auxiliary cooling water system, dan closed cooling system. Formula perhitungan dari RBD diterapkan pada tabel kalkulasi reliability, sehingga perhitungan dapat dilakukan dengan efisien dan gangguan yang terjadi pada sistem dapat dilihat pada tabel kalkulasi reliability. Performa reliability dan availability PLTP Unit 4 Kamojang pada tahun 2015 tergolong baik dimana masing-masing mencapai nilai 99% dan 91%. ...... Indonesia is considered as a world major volcanic country and was gifted with the great geothermal energy resources. Despite having a big potential, according to data from the Ministry of Energy and Mineral Resources, the installed capacity for geothermal power plant is just in the amount of 1405.4 MW, or just 1.1 % of national energy use. As the 35,000 MW Project which were announced by the government in 2015 goes on, the portion of renewable energy-based electricity generation amounted to 25%, geothermal power plant (PLTP), which is renewable energy ? based power plant is considered as a solution for the national electricity industry. However, geothermal power plant (PLTP) can also cause an environmental problem if it isn't operated properly. To prevent major risks like that, a good asset management is needed. One of asset management method is making a reliability assessment. By knowing the reliability value of asset, maintenance strategies can be programmed effectively. A reliability assessment is applicated on Unit 4 Kamojang Geothermal Power Plant. To determine the reliability value of plant, an analysis of reliability block diagram (RBD) is needed. Each block diagram, divided by the components of the systems in geothermal power plant. They are steam supply system, main cooling water system, gas extraction system, auxiliary cooling water system, and closed cooling system. RBD philosophy should be applied to the reliability calculation table, so that the calculation can be done efficiently and the disturbance on the system can be seen in reliability calculation table. Reliability and availability performance of geothermal power plants in 2015 can be said good. Each of them reach a value of 99% and 91%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anatasya Shalsabilla
Abstrak :
Produksi amonia hijau dengan green hydrogen—elektrolisis air—dapat mempercepat penurunan emisi karbon sampai dengan 41% dari total produksi amonia global pada 2050. Namun, perbedaan penurunan nilai emisi berbagai skema sistem produksi dan rendahnya biaya produksi amonia hijau terhadap fossil-based ammonia mendorong penelitian aspek teknis sistem produksi amonia hijau dilakukan sebagai dasar analisis aspek lingkungan dan ekonomi dari variasi penggunaan sumber energi sistem produksi amonia hijau. Variasi sistem ditinjau dari tiga jenis sumber energi terbarukan, yaitu photovoltaic (PV)-baterai, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sedangkan sistem secara keseluruhan terdiri atas unit elektrolisis air dengan teknologi alkaline electrolyser (AEL), unit separasi udara dengan metode distilasi kriogenik, dan unit sintesis amonia hijau dengan metode Haber-Bosch. Analisis aspek teknis dilakukan dengan simulasi proses ASPEN Plus, aspek lingkungan dengan metode life cycle assessment (LCA) serta ruang lingkup cradle-to-gate, dan aspek ekonomi dengan metode levelized cost untuk mendapatkan efisiensi energi sistem, nilai emisi CO2eq, dan levelized cost of ammonia (LCOA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi energi sistem pada konfigurasi sistem PLTA-AEL sebesar 39,16%, lebih tinggi secara signifikan dibandingkan PLTP-AEL (8,45%) dan PV-AEL (6,71%). Tinjauan aspek lingkungan menunjukkan bahwa PLTA-AEL dinilai paling menguntungkan dengan nilai emisi 0,84 kg CO2eq/kg NH3, diikuti oleh PLTP-AEL dan PV-AEL sebesar 0,87 kg CO2eq/kg NH3 dan 1,14 kg CO2eq/kg NH3 secara berurutan. Di sisi lain, PLTP-AEL menempati posisi teratas dari tinjauan aspek ekonomi dengan nilai LCOA 1.130 USD/ton NH3, diikuti oleh PLTP-AEL sebesar 1.179 USD/ton NH3 dan PV-AEL sebesar 1.356 USD/ton NH3. Aspek ekonomi pada ketiga konfigurasi sistem tersebut, yang belum mampu bersaing dengan grey ammonia, menjadi trade off atas keunggulan aspek lingkungan yang ditawarkan. ......The production of green ammonia with green hydrogen—from water electrolysis— has the potential to accelerate the reduction of carbon emissions by up to 41% of the total global ammonia production by 2050. However, the differences in emission reduction values from various production system schemes and lower green ammonia production cost compared to fossil-based ammonia drive the research of technical aspects of green ammonia production systems. This serves as the basis for analyzing the environmental and economic aspects of the variations in energy sources used in green ammonia production systems. The variations in the system involve three types of renewable energy sources, namely photovoltaic (PV)-battery, geothermal power plant, and hydropower plant, while the overall system consists of an electrolysis unit using alkaline electrolyser technology (AEL), an air separation unit using cryogenic distillation methods, and a green ammonia synthesis unit using the Haber-Bosch method. Technical aspects are analyzed through process simulations using ASPEN Plus, environmental aspects through life cycle assessment (LCA) method with a cradle to gate scope, and economic aspects through the levelized cost method so the system energy efficiency, CO2eq emission values, and the levelized cost of ammonia (LCOA) can be obtained. The research results indicate that the overall system energy efficiency of the PLTA-AEL system configuration is 39.16%, significantly higher compared to PLTP-AEL (8.45%) and PV-AEL (6.71%). From an environmental point of view, PLTA-AEL is considered the most advantageous with an emission value of 0.84 kg CO2eq/kg NH3, followed by PLTP-AEL and PV-AEL with 0.87 kg CO2eq/kg NH3 and 1.14 kg CO2eq/kg NH3, respectively. On the other hand, PLTPAEL ranks highest from an economic point of view with an LCOA value of 1,130 USD/ton NH3, followed by PLTP-AEL at 1,179 USD/ton NH3 and PV-AEL at 1,356 USD/ton NH3. The economic aspects of the three system configurations, which are not yet able to compete with grey ammonia, become a trade-off against the environmental advantages they offer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Sukaryadi
Abstrak :
ABSTRACT
Untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan PLTP skala kecil telah dilakukan simulasi untuk sumur RD B1 dan RD B2 pada lapangan panas bumi Rantau Dedap untuk mengetahui kemampuan sumur dalam memasok uap. Proses simulasi sumuran dilakukan dengan menggunakan geo fluid software. Data sumur RD 2 digunakan sebagai validasi model sumur yang dikembangkan untuk perhitungan simulasi. Prinsip simulasi ini adalah menyelaraskan profil tekanan dan temperatur sumur antara hasil simulasi dengan hasil pengukuran. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan skenario pembangkit yang memiliki kapasitas penurunan tekanan reservoir 2 bar/tahun, diketahui sumur RD 1 mampu memasok uap selama 13 tahun untuk kepasitas pembangkit 3 MW. Sementara itu, sumur RD 2 dijadikan sebagai sumur injeksi.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, 2016
621 KLET 15:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Wirahadi Kusuma
Abstrak :
Proses pembangunan PLTP membutuhkan waktu yang cukup lama, terutama pada tahap pengeboran dan konstruksi. Semakin besar kapasitas pembangkit, semakin banyak sumur yang dibutuhkan dan semakin lama proses pembangunan PLTP. Tesis ini membahas tentang penerapan pembangunan PLTP dengan kapasitas 65 MW dengan cara membangun pembangkit yang terletak di lokasi sumur produksi atau yang di sebut dengan PLTP mulut tambang. Analisis pembangunan PLTP tersebut terdiri dari beberapa skenario yang dengan acuan kapasitas dan lokasi pada pembangkit pada PT. X. Hasil analisa menunjukkan bahwa dengan membangun PLTP mulut tambang maka produksi listrik bisa lebih cepat dan lebih ekonomis.
Geothermal power plant development takes a long time, especially the drillings and constructions process. The bigger capacity of the plant the more production wells needed and the more times need to build the plant. This Thesis analyses about application of geothermal power plant development with 65 MWs capacity which the plant build at the production wells, we called it wellhead power plant. The analyses consist of some scenarios based on the plant capacity and location of PT. X. The analysis shows that build the wellhead geothermall power plant takes shorter time and more economics.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T47439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Arison
Abstrak :
PLTP Wayang Windu yang berlokasi di bagian selatan kabupaten Bandung telah berhasil memproduksikan energi listrik dari hasil sumber energi panasbumi tanggal 8 Juni 2000 dengan kapasitas pembangkit 1 x 110 MW. Pengembangan PLTP ini bertujuan untuk mendukung upaya memenuhi kebutuhan energi listrik di masa depan sebagai alternatif energi yang bersifat dapat diperbaharui (renewable) serta ramah lingkungan. Pengembangan sumber daya panasbumi telah menjadi suatu kebijakan pemerintah dalam diversifikasi energi sejalan dengan antisipasi semakin menipisnya jumlah cadangan dan potensi sumber daya minyak dan gas bumi. Salah satu sumber energi panasbumi yang potensial adalah PLTP Wayang Windu dengan besar potensi 460 MW dan telah berhasil dieksploitasi sebesar 197,7 MW. Sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, akan memberikan dampak peningkatan terhadap penggunaan energi listrik. Kebutuhan energi listrik terbesar adalah dari sektor industri dengan laju pertumbuhan yang diperkirakan sekitar 7,18% per tahun. Proses industrialisasi merupakan jalan yang ditempuh oleh Indonesia untuk mewujudkan cita-cita bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Secara tidak langsung dengan kemajuan sektor industri akan berdampak terhadap kebutuhan energi listrik dari sektor rumah tangga dan sektor non industri lainnya akan meningkat. Selain dari memenuhi kebutuhan akan energi listrik, pengembangan sumber daya panasbumi juga berfungsi terhadap peningkatan penerimaan pemerintah dari sistem bagi hasil yang ditetapkan melalui kebijakan pemerintah. Perolehan atas bagi hasil tersebut merupakan komponen pembentuk APBN maupun APBD. Melalui kebijakan pemerintah telah ditetapkan besarnya perolehan pemerintah 34% dari hasil keuntungan tahunan. Selain itu juga Pertamina sebagai kuasa pemerintah dalam mengelola usaha pengembangan sumber daya panasbumi berhak mendapat upah produksi sebesar 4% dari keuntungan tahunan. Pembayaran ini akan dilaksanakan setelah tercapainya NOI (net operating income). Bersamaan dengan telah terselenggaranya program otonomi daerah dimana setiap daerah diberikan wewenang yang luas dalam upaya mengembangkan potensi yang ada. Prinsip dasar pelaksanaan otonomi daerah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui upaya pemerataan pembangunan sesuai dengan UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999. Pemerintah Daerah dalam hal ini berkewajiban untuk menggali segala potensi yang ada untuk mendapatkan penerimaan terhadap daerah dalam mendukung pembentukan APBD. Salah satu objek sangat penting saat ini adalah potensi sumber daya alam (SDA) yang dapat memberikan devisa bagi daerah yang cukup besar. Menurut UU No. 25/1999 tentang dana perimbangan ditetapkan sistem bagi hasil antara pemerintah Pusat dan Daerah atas pengusahaan SDA, tetapi tidak termasuk sumber daya panasbumi. Oleh karena itu dalam upaya mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan atas pengusahaan energi panasbumi PLTP Wayang Windu terhadap penerimaan daerah kabupaten Bandung, di akhir tesis ini dibuat suatu simulasi tentang sistem pembagian terhadap pemerintah daerah berdasarkan kategori masing-masing SDA sesuai UU No. 25/1999. Simulasi itu memberikan gambaran kategori SDA yang memberikan kontribusi terbesar terhadap penerimaan daerah adalah dengan menggunakan formula bagi hasil terhadap pertambangan umum walaupun secara karakteristik berbeda dengan panasbumi. Walaupun saat ini dampak pengembangan PLTP Wayang Windu belum dapat dirasakan oleh masyarakat kabupaten Bandung, tetapi setidaknya setelah tercapai titik NOI pada tahun 2007 hal ini akan memberikan jaminan kepastian sumber penerimaan daerah yang dapat meningkatkan APED. Melalui Keputusan Presiden No.76/2000 hendaknya juga pemerintah daerah berupaya ikut serta dalam mengembangkan PLTP Wayang Windu unit berikutnya agar diperoleh penerimaan daerah yang lebih besar untuk merangsang pertumbuhan ekonomi kabupaten Bandung.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Wibatsu Wahyuntoro
Abstrak :
Sumur marjinal terjadi akibat penurunan produksi uap pada sumur produksi seiring waktu operasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan diabaikan karena tidak lagi memenuhi spesifikasi pembangkit. Penelitian ini bertujuan membangun model untuk kelayakan pembangkitan pada sumur marjinal serta batasan setiap parameternya agar prinsip ?to produce electricity at the lowest possible cost? tetap terpenuhi. Analisis yang digunakan pada pemodelan adalah metode probabilistik dengan simulasi Monte Carlo. Ada dua skenario pemanfaatan yang digunakan yaitu untuk pemakaian sendiri pembangkit utama dan untuk mitigasi risiko pengeboran berkala. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa pemanfatan sumur marjinal layak dilakukan dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan PLTP.
The abandoned marginal steam production well occurs due to steam depletion in geothermal production wells over the time. This research, with an objective to build a management model for wellhead power plant feasibility, uses probabilistic method with Monte Carlo simulation. There are two scenarios considered: supply the existing power plant auxiliaries and as risk mitigation of periodic drilling. This research has successfully proof the utilization of marginal steam production well and will lead to geothermal power plant company productivity in order to produce electricity at the lowest possible cost.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariono Ifandry
Abstrak :
Indonesia saat ini memiliki potensi panas bumi mencapai 29.038MW yang tersebar di 276 lokasi. Namun ironisnya, dengan potensi sebesar itu, hanya sekitar 4% potensi yang sudah dimanfaatkan. Saat ini Indonesia menempati posisi 3 (tiga) pengembangan PLTP di seluruh dunia dibawah Amerika Serikat dan Filipina. Hal yang perlu diperhatikan adalah walau potensi panas bumi Indonesia sangat besar, pengembangan PLTP menemui beberapa kendala. Dari sisi pentarifan, harga dasar listrik masih rendah serta resiko investor terutama kegagalan ketika eksplorasi cukup besar sehingga kurang mendorong berinvestasi. Sehingga diperlukan analisa terhadap skema bisnis pengembangan panas bumi di Indonesia, serta faktor-faktor pendukungnya. Tesis ini menganalisa skema bisnis pengembangan panas bumi di Indonesia serta penentuan harga listrik panas bumi di Indonesia dalam kaitan penerapan mekanisme risk sharing sebagaimana yang diterapkan oleh Filipina dan Selandia Baru dalam pengembangan panas bumi. Teknik yang digunakan adalah teknik Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) sebagai analisa secara kuantitatif guna mengukur kelebihan, kekurangan, peluang serta ancaman dari masing-masing strategi alternatif terhadap skema bisnis pengembangan panas bumi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 3 (tiga) strategi alternatif yang dirumuskan berdasarkan Matriks SWOT, maka strategi alternatif - 3 yang dipilih untuk diterapkan di Indonesia dengan nilai Sum Total Attractive Score (STAS) dari faktor-faktor internal utama sebesar 3,69 dan faktor-faktor eksternal utama sebesar 3,86, yaitu mempersempit kesenjangan harga listrik panas bumi dengan melakukan mitigasi resiko serta menekan tingkat resiko proyek dimana pelaksanaan tender dilakukan setelah eksplorasi, dengan demikian pengembang dapat menentukan teknologi, skema peralatan, dan biaya investasi dengan lebih akurat (Site Specific). Dalam strategi alternatif - 3, proses tender dilakukan oleh PLN atau BUMN yang ditugaskan secara khusus (Badan Pelaksana Panas Bumi) sehingga mitigasi resiko eskplorasi tergabung dalam satu badan yang diharapkan dapat menurunkan harga listrik panas bumi serta mendukung iklim investasi panas bumi di Indonesia. ......Indonesia currently has geothermal potential reaches 29.038MW spread over 276 locations. But ironically, with the potential for it, only about 4% of the potential that has been utilized. Indonesia currently occupies the position of 3 (three) the development of geothermal power plants around the world under the United States and the Philippines. The thing to note is that despite Indonesia's geothermal potential is enormous, the development of geothermal power plants to meet some constraints. Of the tariff, the price of electricity is low and investors' risk of failure, especially when exploring large enough to invest less encouraging. So that the required analysis of the business scheme of geothermal development in Indonesia, as well as supporting factors. This Tesis analyze the business scheme of geothermal development in Indonesia as well as the determination of the electricity price of geothermal in Indonesia in relation to the application of risk sharing mechanism as implemented by the Philippines and New Zealand in the development of geothermal energy. The technique used is the technique of Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) as a quantitative analysis to measure the strengths, weaknesses, opportunities and threats of each alternative strategy to the business schemes of geothermal development in Indonesia. The results showed that of 3 (three) alternative strategies are formulated based on the SWOT matrix, then the alternative strategy - 3 selected to be implemented in Indonesia with Total Attractive Score (TAS) of the major internal factors of 3.69 and external factors main of 3.86, which is narrowing the price gap of the geothermal power to mitigate risks and push the level of project risk which the tender after the implementation of exploration, so the developer can define the technology, equipment schemes, and investment costs with more accurate (Site Specific). In the alternative strategy - 3, the tender process conducted by PLN or BUMN which specifically assigned (Badan Pelaksana Panas Bumi) so that exploration risk mitigation incorporated in the same agency that is expected to lower the price of geothermal power and geothermal energy to support the investment climate in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31813
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Laili
Abstrak :
Isu sekuritas energi nasional mengemuka akibat kebutuhan energi yang terus meningkat dari tahun ke tahun dengan pasokan utama energi berbahan bakar fosil. Pemanfaatan energi berbahan bakar fosil menimbulkan dampak lingkungan berupa emisi karbon yang tinggi. Pengembangan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan menjadi alternatif solusi untuk permasalahan energi nasional, salah satunya energi panas bumi. Penelitian ini mengkaji dampak lingkungan pada daur hidup pembangkit listrik tenaga panas bumi yang menggunakan teknologi flash steam system. Analisis dampak lingkungan dilakukan dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Hasil penelitian menunjukkan ada empat dampak potensial utama yaitu perubahan iklim, penipisan sumber daya abiotik, acidification dan eutrophication, serta dampak tambahan berupa kebisingan. Fase yang menimbulkan dampak terbesar pada daur hidup PLTP adalah fase kondensasi dan pendinginan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa keempat dampak yang ditimbulkan tidak melebihi standar baku mutu menurut peraturan pemerintah yang berlaku. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa PLTP dengan teknologi yang berbeda akan menimbulkan jenis dampak yang berbeda pula. ......National energy security issues arise due to the increasing energy needs from year to year with the main supply of fossil fuel energy. Utilization of fossil fuel energy have environmental impacts such as carbon emissions. Development of new renewable energy to be environmentally friendly alternative energy solutions to national problems, one of which geothermal energy. This study examines the impact of the environment on the life cycle geothermal power plant that uses the technology of flash steam system. Environmental impact assessment carried out by using Life Cycle Assessment (LCA). The results showed there are four main potential impacts of climate change, depletion of abiotic resources, acidification and eutrophication, as well as additional impacts such as noise. Phases that have the greatest impact on the life cycle geothermal power plant is condensing and cooling phases. The analysis also showed that the four impacts do not exceed the quality standard by the applicable government regulations. Further analysis of the results shows that geothermal power plants with different technologies will give rise to different types of impacts.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T38718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library