Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andriarto Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK Pendahuluan : Perawat rumah sakit memiliki risiko mengalami gangguan kualitas tidur. Penelitian tahun 2012 di Salatiga dan Semarang menemukan 52,6% perawat mengalami gangguan kualitas tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola kerja gilir dengan kualitas tidur dan prevalensi kejadian gangguan kualitas tidur pada perawat dua rumah sakit militer di Jakarta. Metode : Desain penelitian menggunakan comparative cross sectional melibatkan 183 perawat dua rumah sakit militer yaitu 83 perawat dari rumah sakit yang menerapkan pola 2 kerja gilir perhari dan 100 perawat dari rumah sakit yang menerapkan pola 3 kerja gilir perhari. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data karakteristik faktor pekerja dan pekerjaan. Penilaian kualitas tidur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index yang telah divalidasi. Hasil : Prevalensi gangguan kualitas tidur pada perawat 52,5%, pada kelompok 2 kerja gilir perhari didapat prevalensi 63,9 % dan pada kelompok 3 kerja gilir perhari didapat prevalensi 43 %. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara pola kerja gilir dengan kualitas tidur dengan ORsuaian=3,09 dan 95%CI = 1,44 - 6,62. Status pernikahan menunjukkan hubungan bermakna dengan kualitas tidur dengan ORsuaian= 5,58 dan 95%CI = 2,08 ? 14,93. Masa kerja juga menunjukkan hubungan bermakna dengan kualitas tidur dengan ORsuaian= 3,78 dan 95%CI = 1,73 ? 8,23. Kesimpulan dan Rekomendasi : Terdapat hubungan antara pola kerja gilir dengan gangguan kualitas tidur pada perawat di dua rumah sakit militer di Jakarta. Faktor lain yang berhubungan adalah status pernikahan serta masa kerja. Saran bagi manajemen rumah sakit yakni merubah pola kerja gilir menjadi 3 kerja gilir perhari. Edukasi berupa penyuluhan tentang kerja sehat dan sleep hygiene serta menyediakan ruangan khusus yang nyaman untuk perawat di setiap ruang perawatan untuk melepas lelah pada saat dinas.
ABSTRACT Introduction : Nurses at hospital are at risk getting sleep quality disorder. Previous study in 2012 in Salatiga and Semarang showed that 52,6 % nurses suffers sleep quality disorder. The aim of this research are to know the asscociation betwen workshift pattern and the prevalence of sleep quality disorder among nurses at two military hospitals in Jakarta. Method : The design of research is compartive cross sectional which involved 183 nurses from two military hospitals, consists of 83 responders from hospital which apply workshift pattern 2 shifts perday and 100 responders from hospital which apply workshift pattern 3 shifts perday. Interview was taken to seek the employee characteristic and job characteristic data. Assesment of sleep quality using quesioner from Pittsburg Sleep Quality Index which has been validated. Result : Prevalence of sleep quality disorder is 52,5%. In group with 2 workshift perday the prevalence is 63,9% and group with 3 workshift perday prevalence is 43%. From test of analitic statistic, it can be conclude that there is significant connection between workshift pattern with sleep quality ORadj= 3,09 and 95%CI = 1,44 - 6,62. Marital Status conclude that there is significant connection between marital status with sleep quality ORadj= 5,58 and 95%CI = 2,08 ? 14,93. Period of working conclude that there is significant connection between period of working with sleep quality ORadj= 3,78 and 95%CI = 1,73 ? 8,23. Conclusion and Recommendation : There is a asscociation between workshift pattern and sleep quality disorder. The other factors are marital status and period of working. Suggest to hospital is changes workshift pattern into 3 times perday. Education about work healthy and socialisation of sleep hygiene and also add special room for nurse to relax.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malau, Bintang Leonard P.
Abstrak :
Latar belakang: Pekerjaan dengan pola kerja gilir, khususnya yang irregular, dapat mengganggu irama sirkadian dan kualitas tidur yang kemudian berdampak pada fungsi kognitif. Meskipun penting, penelitian tentang kerentanan domain kognitif terkait pola kerja gilir masih terbatas. Kualitas tidur dan fungsi kognitif menjadi kritis dalam konteks pelayanan kesehatan di rumah sakit, di mana keputusan dan tindakan harus dilakukan dengan cepat dan tepat dalam menunjang keselamatan pasien. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan potong lintang untuk mengetahui hubungan pola kerja gilir dengan gangguan fungsi kognitif. Untuk mengukur kualitas tidur, digunakan Pittsburgh Sleep Quality Index bahasa Indonesia (PSQI-Ina), sementara fungsi kognitif dan domain kognitif diukur menggunakan Oxford Cognitive Screen (OCS) bahasa Indonesia (OCS-Ina), sebuah instrument kognitif untuk pasien stroke, yang sudah tervalidasi. Besar sampel minimal pada penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin berjumlah 72 sampel. Korelasi, analisis komponen utama,analisis demografi dan regresi digunakan untuk mengkarakterisasi hubungan antara PSQI-Ina,OCS-Ina dan variabel penelitian lainnya. Hasil: Sebanyak 83 tenaga kesehatan masuk ke dalam kriteria inklusi dan diikutsertakan dalam penelitian. Hasil memperlihatkan sebanyak 16 responden (19,3%) mengalami gangguan fungsi kognitif pada domain Atensi serta 2 responden (2,4%) mengalami gangguan di 2 domain kognitif (Atensi dan Pengelolaan Angka). kesejahteraan. ......Background: Irregularities in shift work, especially those marked by unpredictability, can disrupt circadian rhythms and compromise sleep quality, consequently adversely affecting cognitive function. Despite its pivotal significance, there is a shortage of research on the susceptibility of cognitive domains associated with irregular shift work. The connection between sleep quality and cognitive function becomes especially crucial in the healthcare service domain, particularly within the confines of hospitals. In such environments, where decisions and actions require swift and accurate execution, the interplay between sleep quality and cognitive function is critical to ensuring the safety and well-being of patients. Methods: The objective of this research is to conduct an analytical observational study with a cross-sectional design, aiming to examine the correlation between shift work patterns and cognitive function impairment. The study utilizes the Pittsburgh Sleep Quality Index in Bahasa Indonesia (PSQI-Ina) to measure sleep quality. Cognitive function and cognitive domains are assessed using the Indonesian Oxford Cognitive Screen (OCS-Ina), a validated cognitive instrument for stroke patients. The minimum sample size for the research was determined, resulting in a calculated sample size of 72 participants. Correlation analysis, principal component analysis, demographic analysis, and regression analysis are employed to characterize the relationships between PSQI-Ina, OCS-Ina, and other relevant research variables. Results: A total of 83 healthcare workers meeting the inclusion criteria were included in the study. Results indicated that 16 respondents (19.3%) experienced cognitive function impairment in the Attention domain, and 2 respondents (2.4%) experienced impairment in two cognitive domains (Attention and Number). Healthcare workers engaged in secondary employment were found to have a 12.8 times higher risk of experiencing cognitive impairment (OR 12.8; CI 95% 1.7-91; p = 0.011). Similarly, healthcare workers with poor sleep quality (PSQI score >5) faced a 40.3 times higher risk of cognitive impairment (OR 40.3; CI 95% 2.2-708.1; p = 0.011). Likewise, healthcare workers working in irregular shift patterns had a 5.4 times higher risk of experiencing cognitive impairment (OR 5.4; CI 95% 0.1-26.6; p = 0.036). Conclusions: There is a correlation between shift work patterns and cognitive function impairment in the workplace. Hospitals should prioritize ergonomic shift work schedules, emphasizing speed and clockwise rotations, to support the well-being of their healthcare workers.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Purwo Sulistyo
Abstrak :
Latar belakang: Sebuah penelitian di Rumah Sakit (RS) Norwegia (2012) menemukan 67,7% perawat dengan pola kerja gilir 3-rotasi mengalami insomnia. Banyak penelitian dilakukan tentang kerja gilir dan hubungannya dengan kesehatan, sehingga pola rotasi yang direkomendasikan tersedia, tetapi masih ada pola lain diterapkan, termasuk oleh pekerja rumah sakit. Pola kerja gilir iregular memiliki risiko terjadinya insomnia lebih besar. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pola kerja gilir 3-rotasi dengan insomnia pada pekerja RS. Metode: Penelitian ini menggunakan desain komparatif potong-lintang. Data sekunder dari 234 pekerja RS dengan pola kerja gilir 3-rotasi regular dan iregular diikutertakan dalam penelitian ini, yang memenuhi kriteria inklusi. Variabel yang dianalisis adalah faktor individu, seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan dan higiene tidur juga faktor pekerjaan, seperti profesi, masa kerja, dan unit kerja. Hasil: Prevalensi insomnia klinis pada pekerja RS dengan pola kerja gilir 3-rotasi adalah 29.9%. Ketika insomnia ringan (pra-klinis) diikutsertakan, maka prevalensi insomnia adalah 55.5%. Variabel berhubungan dengan insomnia adalah: pola kerja gilir 3-rotasi (ROsesuaian 0.34; IK 95% 0.18 - 0.66), pekerjaan sampingan (ROsesuaian 0.46; IK 95% 0.22 - 0.99;), indeks higiene tidur (ROsesuaian 8.84; IK 95% 4.41 - 17.74). Variabel lain tidak berhubungan secara signifikan dengan insomnia preklinis-klinis. Kesimpulan: Prevalensi insomnia preklinis-klinis adalah 55.5% di antara pekerja RS dengan pola kerja gilir 3-rotasi. Indeks higiene tidur adalah faktor paling dominan terkait dengan insomnia (ROsesuaian 8.84). Background: A study in the Norwegian Hospital (2012) found 67.7% of nurses with 3-rotational shift work patterns had insomnia. Many studies exist on shift work and it’s association with health, there fore recommended shift patterns are available, but still other patterns are implemented, including among hospital workers. Irregular shift work patterns have a greater risk of insomnia. This study aims to determine association of 3-rotational shift work patterns with insomnia in hospital workers. Method: This study used a cross-sectional comparative design. Secondary data from 234 hospital workers with regular and irregular 3-rotational shift work patterns were included in the study, who meet the inclusion criteria. Variables analyzed were individual factors, like age, gender, marital status and sleep hygiene also occupational factors, like profession, work period and work unit. Results: The prevalence of clinical insomnia in hospital workers with 3-rotational shift work patterns was 29.9%. When light insomnia (pre-clinical) were included, the prevalence of insomnia was 55.5%. Variables associated with light - severe insomnia were: 3-rotational shift work patterns (ORadj 0.34; 95% CI 0.18 - 0.66), side jobs (ORadj 0.46; 95% CI 0.22 - 0.99), sleep hygiene index (ORadj 8.84; 95% CI 4.41 - 17.74). Other variables were not significantly related to insomnia. Conclusion: Prevalence of insomnia preclinical - clinical was 55.5% among hospital workers with 3-rotational shift work. Sleep hygiene index is the most dominant factor associated with insomnia (ORadj 8.84).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T58917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library