Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aphroditha Emawati Nidia Kusumaning Dewi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makan gizi seimbang pada mahasiswa Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tahun 2021. Studi ini menggunakan desain potong lintang menggunakan data primer. Data dikumpulkan melalui kuesioner daring dengan jumlah responden 178 orang. Pola makan gizi seimbang sebagai variabel dependen, jenis kelamin, pengetahuan gizi, sikap, ketersediaan makanan gizi seimbang, keterpaparan informasi, dukungan keluarga, dan dukungan teman sebaya sebagai variabel independen. Analisis data dengan uji chi-square. Hasil studi didapatkan 71,9% mahasiswa dengan pola makan gizi seimbang kurang, 81,5% jenis kelamin perempuan, 65,2% pengetahuan gizi rendah, 51,1% sikap negatif, 66,3% kurang tersedia makanan gizi seimbang, 77,5% terpapar informasi, 64,6% dukungan keluarga kurang, dan 98,9% dukungan teman sebaya kurang. Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan gizi (p=0,001), sikap (p=0,043), ketersediaan makanan gizi seimbang (p=0,019), keterpaparan informasi (p=0,002), dan dukungan keluarga (p=0,006) dengan pola makan gizi seimbang pada mahasiswa. Hasil penelitian menyarankan untuk optimalkan promosi penerapan pola makan gizi seimbang melalui pemasangan poster secara langsung maupun daring. ......This study aims to determine the factors associated with balanced nutrition eating pattern in students of Public Health Bachelor Program of the Faculty of Public Health, Universitas Indonesia in 2021. The study used a cross-sectional design using primary data. The data was collected through an online questionnaire with 178 respondents. A balanced nutrition eating pattern as a dependent variable, gender, nutritional knowledge, attitudes, availability of balanced nutritional foods, exposure to information, family support, and peer support are independent variables. Analyzed data with chi-square test. The results of this study found 71.9% of students who had less balanced nutritional diet, 81.5% are the female sex, 65.2% low knowledge of nutrition, 51.1% negative attitudes, 66.3% less available balanced nutritional foods, 77.5% exposed to information, 64.6% less family support, and 98.9% less peer support. There was a significant relationship between nutritional knowledge (p=0.001), attitude (p=0.043), availability of balanced nutritional foods (p=0.019), exposure to information (p=0.002), and family support (p=0.006) with a balanced nutritional diet pattern in college students. The results of the study suggest to optimize the promotion of the implementation of a balanced nutritional diet pattern through the installation of posters offline or online.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyna Sielvanie
Abstrak :
Mahasiswa tingkat pertama yang harus beradaptasi selama tahun pertama kuliah dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang bukan merupakan hal yang dapat dilakukan dengan mudah. Pola makan dari hal tersebut harus diperhatikan mahasiswa tingkat pertama adalah dalam aspek jenis makanan, jumlah dan frekuensi yang dikonsumsi. Penelitian ini berfokus kepada mahasiswa tingkat pertama di Rumpun Ilmu Kesehatan UI dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan. Faktor-faktor yang diteliti adalah jenis kelamin, agama, suku, tempat tinggal, uang saku, aktivitas, pengetahuan gizi, dan sikap gizi. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan mahasiswa tingkat pertama Rumpun Ilmu Kesehatan UI. Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan jenis deksriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, dengan teknik proportional stratified random sampling dan melibatkan 216 mahasiswa. Hasil analisis penelitian dengan menggunakan uji Chi square dan Spearman untuk variabel sikap gizi yang menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan pola makan (p = 0,001); dan ada hubungan signifikan antara sikap gizi dengan pola makan (p = 0,028). Penelitian ini merekomendasikan pada, institusi pendidikan, dan orang tua untuk lebih memperhatikan pola makan mahasiswa khususnya mahasiswa di tingkat pertama dalam membentuk pola makan yang teratur sehingga mahasiswa mampu menjaga ketahanan vitalitas tubuh dan dapat melakukan kegiatan perkuliahannya dengan baik.
First-level students who must adapt during the first year of college in meeting balanced nutritional needs are not things that can be done easily. The dietary pattern of this must be considered by first-degree students in terms of the type of food, the amount and frequency consumed. This study focuses on first-level students in the UI Health Sciences Cluster by knowing the factors that influence diet. The factors studied were gender, religion, ethnicity, place of residence, allowance, activity, nutritional knowledge, and nutritional attitudes. The purpose of the study was to determine the factors that influence the diet of first-level students of the UI Health Sciences Cluster. This research is, quantitative research with correlative descriptive type using cross-sectional approach, with proportional stratified random sampling technique and involving 216 students. The results of the research analysare using the Chi square and Spearman test for nutritional attitude variables which showed that there was a significant relationship between gender and diet (p = 0.001); and there is a significant relationship between nutritional attitudes and diet (p = 0.028). This study recommends that educational institutions and parents pay more attention to the diet of students, especially students at the first level in forming a regular diet so that students are able to maintain the resilience of vitality of the body and can do their lectures well.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarinadiyya Shaliha
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas pengaplikasian model Theory of Planned Behavior untuk memprediksi intensi perilaku remaja terhadap pola makan sehat. Pengumpulan data dilakukan melalui survey kepada 230 siswa berusia 12-18 tahun di sebuah sekolah di Jakarta Selatan. Hasil penelitian menemukan bahwa persepsi kendali perilaku diikuti dengan sikap terhadap pola makan sehat adalah faktor terpenting dalam memprediksi intensi perilaku. Pola makan sehat dianggap sangat diperlukan dan berguna, selain cukup enak dan menarik. Keluarga dan guru merupakan agen sosialisasi yang paling berpengaruh. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi bagi pendidik dan otoritas publik maupun pemasar dalam merencanakan strategi komunikasi dan menciptakan kesadaran bagi agen sosialisasi dalam perannya untuk mendorong remaja menjalankan perilaku pola makan sehat.
ABSTRACT
The purpose of the study was to apply the theory of planned behavior to predict adolescents? behavioral intention for healthy eating. A sample survey of 230 students aged 12-18 years was conducted in a school in South Jakarta. Perceived behavioral control followed by attitudes were the most important factors in predicting behavioral intention. Healthy eating was perceived to be desirable and useful, and, to a lesser extent, interesting and enjoyable. Family and teachers were influential socialization agents. The results may inform educators and policy makers in designing health communication campaigns, particularly in making socializing agents aware of their role in encouraging healthy eating behaviors in adolescents.
2013
S46353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiyana Rosti Zuhroh
Abstrak :
Nutrisi mempunyai peran penting untuk remaja sebagai penunjang pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu cara untuk mendapatkan nutrisi adalah dengan menerapkan pola makan yang baik. Apabila pola makan yang diterapkan kurang baik, maka hal tersebut dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti gastritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara pola makan dengan tanda dan gejala gastritis. Desain penelitian menggunakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan sampel menggunakan stratified random sampling dan diperoleh responden sejumlah 105 dengan ketentuan belum pernah terdiagnosis ulkus peptikum. Hasil penelitian menyatakan ada hubungan antara pola makan dengan tanda dan gejala gastritis pada remaja p=0,044, 0,1; OR=0,408. Peneliti menyarankan kepada remaja untuk mempertahankan pola makan yang sudah baik dan memodifikasi pola makan yang kurang baik. ...... Nutrition had an important role for adolescents to support growth and development. To get a sufficient nutrition, we could apllied by a good diet. If the diet is poorly applied, it can cause digestive problems such as gastritis. The purpose of this research was to identify the relationship between food pattern with signs and symptoms of gastritis. This design used descriptive correlation research with cross sectional approached. Sample was chosen by stratified random sampling and sum of respondent needed were 105 respondents who didn't have peptic ulcer. The result indicated there was a relationship between food pattern with signs and symptoms of gastritis in adolescents p 0,044 0,1 OR 0,408 . Researchers suggested to maintain a good diet and modify the bad diet of adolescent.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmi Mufida
Abstrak :
Pemahaman mengenai pola makan pada ibu hamil perlu dilakukan untuk mengetahui apakah populasi tersebut sudah mengkonsumsi makanan yang penuh zat-gizi. Akan tetapi, informasi terkait faktor pembentuk pemilihan dan keputusan makanan dikenal sebagai food environment masih terbatas. Tujuan penelitian potong lintang ini adalah mengukur hubungan antara food environment dengan pola makan pada Ibu Hamil di Jakarta. Studi ini dilakukan di 7 puskesmas sebagai bagian dari tahap perekrutan Brain Probiotic dan LC-PUFA Intervention for Optimum Early Life (BRAVE), yang melibatkan 204 ibu hamil. Pola makan dinilai menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Aspek food environment mencakup lingkungan rumah, masyarakat, konsumen, dan lingkungan makan di luar rumah.. Principal Component Analysis digunakan untuk menentukan komponen food environment dan pola makan. Terdapat dua pola makan dalam penelitian ini yaitu pola makan tinggi gula, garam, dan lemak (TGGL) dan sayuran, sumber protein (SSP). Terdapat sembilan komponen food environment: ketersediaan makanan di rumah, aksesibilitas makanan sehat di rumah, aksesibilitas makanan masyarakat modern, kemudahan akses makanan masyarakat, motivasi pribadi untuk mengakses makanan, ketersediaan makanan di toko, pilihan makanan terjangkau dan sehat, makanan online, dan makanan 'warung'. Hubungan antara food environment dan pola makan dianalisis menggunakan regresi linier ganda. Terdapat kecenderungan hubungan antara ketersediaan pangan di rumah dengan pola makan TGGL (β 0,12; p = 0,06) dan pola makan SSP (β 0,13; p = 0,06) setelah dikoreksi dengan faktor perancu. Food Ketersediaan makanan di rumah merupakan salah satu faktor food environment yang mempengaruhi pola makan, menjadikannya sebagai sasaran intervensi dalam merancang program gizi untuk kehamilan yang lebih sehat. ......Assessment of dietary pattern among pregnant women are needed to identify whether this population have consumed nutrient-dense food to support their pregnancy. However, information of factors that affected food choice and decision known as food environment was limited. Therefore, this cross-sectional study measured association between food environment and dietary patterns among pregnant women in 7 primary health centers in Jakarta as a part of the baseline of Brain Probiotic and LC-PUFA Intervention for Optimum Early Life (BRAVE) project involving 204 pregnant women. Dietary pattern was collected using Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Four aspects of the food environment assessed in this study: home, community, consumer, and eating out of home. Principal Component Analysis used to determine component of food environment and dietary pattern. There were two dietary patterns in this study: high sugar, salt, fat (HSSF), and vegetables, protein source (VP) dietary pattern. Furthermore, nine components of food environment in this study: home food availability, healthy food accessibility, modernized community food accessibility, easy community food accessibility, personal motivation to access food, food availability at stores, affordable and nutritious food choice, online food, and ‘warung’ food. The association between the food environment and dietary pattern analyzed using multiple linear regression. There was a tendency association of home food availability with HSSF (β 0.12, p=0.06) and VP dietary pattern (β 0.13, p=0.06) adjusted by confounders. Home food availability is one of food environment factor influenced dietary pattern that can be a useful intervention to design nutrition-related program for a healthier pregnancy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Zalikha
Abstrak :
Pola makan yang tidak baik pada remaja menyebabkan terganggunya proses pertumbuhan dan perkembangan yang sedang berlangsung dengan pesat. Selain itu, remaja juga merupakan kelompok usia yang rentan memiliki pola makan tidak sehat. Pola makan pada seorang remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jenis kelamin, body image, pengetahuan gizi, pengaruh teman sebaya, keterpaparan media sosial, dan pengaruh keluarga. Untuk melihat hubungan berbagai faktor tersebut dengan pola makan, dilakukan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan dari pengisian kuesioner secara daring yang melibatkan 207 responden dari SMAN 99 Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81.2% siswa SMAN 99 Jakarta memiliki pola makan yang kurang baik. Variabel yang berhubungan secara signifikan (p-value <0.05) antara lain adalah jenis kelamin, body image, dan pengaruh teman sebaya. Sementara itu variabel pengetahuan gizi, keterpaparan media sosial, dan pengaruh keluarga tidak berhubungan secara signifikan (p-value >0.05) dengan pola makan. ......Poor eating pattern in adolescents cause disruption of the growth and development processes that are going rapidly. In addition, adolescents are also an age group that is prone to having unhealthy eating patterns. Eating patterns in an adolescents can be influences by various factors, such as gender, body image, nutritional knowledge, peer influence, social media exposure, and family influence. To see the relationship between these factors and eating pattern, a quantitative study was conducted using a cross-sectional study design. This study uses primary data obtained from filling out online questionnaires involving 207 respondents from SMAN 99 Jakarta. The results showed that 81.2% of SMAN 99 Jakarta students had a poor eating pattern. Variables that were significantly related (p-value <0.05) included gender, body image, and peer influence. Meanwhile, the variables of nutritional knowledge, social media exposure, and family influence were not significantly related (p-value >0.05) with eating patterns.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ardy Destu Montius Lokononto
Abstrak :
Intervensi bertujuan meningkatkan konsumsi buah pada karyawan dengan cara memanfaatkan dukungan sosial dari rekan kerja. Intervensi dilakukan selama lima hari di lingkungan kantor dengan jumlah partisipan sebanyak 25 karyawan. Partisipan dibagi ke dalam dua kelompok, 13 di kelompok eksperimen (KE) dan 12 di kelompok kontrol (KK). Setiap hari partisipan diminta mengambil satu kotak buah yang disediakan secara gratis. KE mendapat perlakuan dukungan sosial berupa terlibat dalam mempersiapkan kotak buah dan mendapat foto berisi kalimat penyemangat, sedangkan KK tidak mendapat perlakuan tambahan. Hasil Mann-Whitney U Test menunjukkan partisipan KE mengambil kotak buah lebih sering dibanding KK (Z= -4,01, p< 0,05). Berbeda dalam hal konsumsi buah, tidak ditemukan adanya perbedaan berat sisa buah antara partisipan KE dan KK (Z= -0,164; p> 0,05). Dukungan sosial dari rekan kerja dapat menjadi alternatif untuk mempromosikan perilaku sehat di lingkungan kantor. ......The “Eating Fruit Everyday” intervention program aimed to increase fruit consumption among workers to promote a healthy diet. The intervention implemented for five days in a workplace located in DKI Jakarta. Intervention was followed by 25 participants, 13 social support group (SC) and 12 non-social support (NSC). SC and NSC participants assigned to take one free fruit box every day. SC participants provide social support by preparing fruit boxes for other participants and photos containing encouraging sentences sent to each participant. Behavior change measured based on the number of fruit boxes taken and weight of fruit remaining. Result showed that SC took fruit more often than NSC (Z= -4.01, p< 0.05). Different result for fruit consumption, there was no difference in weight of fruit remaining between the SC and NSC (Z= -0.164, p> 0.05). Social support from natural sources is a potential factor for promoting healthy behavior in a workplace environment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idral Purnakarya
Abstrak :
Peningkatan jumlah lansia dan umur harapan hidup juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan pada Jansia salah satunya yaitu demensia. Demensia merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan dan gangguan kognitif. Demensia biasanya meliputi penurunan kemarnpuan mengingat dan berpikir, gangguan perilaku dan mood. Demensia tidak dapat dihindari karena berl Increment in amount of elderly and !iii: span can also generate various health problems at elderly and one of them is dementia. Dementia is a condition which is called cognitive impalnnent and damage. It usually describes the declining of memory and thought ability, behavior and mood disorder. Dementia can not be avoided as related to several factors and lifestyle especially the food pattern. The objective of this research is to know the food pattern and other factors related to dementia and the dominant factor related to dementia at elderly in West Jakarta region. Cross-sectional design is used in this study. Researeh was oouducted in West Jakarta region in September 2007 until Janunry 2008. The population was elderly of 60 years old or above in West Jakarta region. The samples obtained were specific food pattern (vegetarian) after controlling the level of education, vitamin ascorbic acid, Fe, folate acid intakes, age and nutritional status. Further researches should be done by using the larger samples with cohort design. Case-control or experimental design can also be done to know the influence of nutrients and other factors related to dementia.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21034
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Yosefine Julia Agatha
Abstrak :
Makan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Aktivitas makan akan membentuk pola makan dalam kehidupan sehari-hari individu. Indeks massa tubuh IMT berperan dalam penentuan status gizi individu. Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional dengan menggunakan uji Spearman ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan mahasiswa dengan IMT. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 60 mahasiswa reguler angkatan 2016 yang ditentukan berdasarkan simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah Food Recall 24 Hours untuk menghitung jumlah makanan dan Food Frequency Questionnaire untuk tingkat keseringan makan diikuti pengukuran berat dan tinggi badan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis makanan, jumlah konsumsi energi dan protein, dan frekuensi makan dengan IMT p=0,408-0,791; ?=0,05 . Disarankan diadakan edukasi dan manajemen terkait pola makan yang baik sesuai kebutuhan sehingga kebutuhan gizi harian mahasiswa dapat terpenuhi. ......Eating food is human basic needs that must be fulfilled. This activity will make an eating pattern in daily human life. Body mass index is one of the indicator for individual's nutrition status. This correlation descriptive study with cross sectional approach using the spearman test aimed to determine the relationship between eating pattern and BMI of nursing student. The number of samples in this study were 60 students that determined based on simple random sampling. Instrument that used in this research are Food Recall 24 Hours to collect amount of food consumption and Food Frequency Questionnaire for food consumption frequency, followed by weighing and measuring height. The result of this study indicated that there was no significant correlation between types of food, the amount of energy and protein consumption, and eating frequency with BMI p 0,408 0,791 0,05. It is recommended to make an education and management about eating pattern that good enough to fulfill the daily students need of nutrition in a day.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>