Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harnizeta Salsabila Rochalya
Abstrak :
Post-suburban merupakan suatu wilayah yang memiliki beberapa pusat kegiatan yang eksklusif dan terpisah secara fungsional dan spatial antara permukiman, pusat perbelanjaan, atau kawasan industry, serta memiliki gaya tarik masing-masing. Setiap pusat ini memiliki fungsi khusus dan dipisahkan dengan jarak tempuh 15-30 menit menggunakan mobil, dengan frekuensi perjalanan dalam dan antar kota yang seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pemenuhan kebutuhan rekreasi penduduk wilayah post-suburban, khususnya Bintaro Jaya dan Bumi Serpong Damai. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner di media sosial internet serta dilengkapi dengan observasi lapang. Analisis data dilakukan dengan analisis spasial dan deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada wilayah Bintaro Jaya dan BSD City didominasi oleh responden dengan kelas sosial menengah dan tinggi. Dominasi kegiatan rekreasi di Bintaro Jaya dilakukan di Bintaro Xchange Mall, sementara di BSD dilakukan di Aeon Mall BSD City. Kondisi fisik kedua ruang rekreasi ini adalah ruang rekreasi dengan jenis tenant yang lengkap sehingga menjadi one stop solution bagi penduduk wilayah post-suburban, dimana mereka hanya perlu mengunjungi satu ruang rekreasi untuk memenuhi kebutuhannya. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa Bintaro Jaya dan Bumi Serpong Damai merupakan kota post-suburban yang mandiri dalam pemenuhan kebutuhan rekreasi. Ruang rekreasi yang dipilih penduduk di wilayah post-suburban adalah ruang rekreasi yang modern dan serba ada untuk menunjang gaya hidup yang mudah, efisien, dan modern. ......Post-suburbanization results in an area with several exclusive, functionally and spatially separated activity zones, between residential zones, shopping centers, industrial zones, and each with its own appeal. Each zone serves a specific function and is separated by a travel distance of 15-30 minutes by car, with a balanced frequency of travel within and between cities. This research aims to examine the fulfillment of recreational needs for residents in post-suburban cities, particularly Bintaro Jaya and Bintaro Serpong Damai. Data collection was conducted using online questionnaires spread through social media, supported by field observations. Data analysis was through spatial and descriptive analysis. The results of the analysis indicate that in Bintaro Jaya and BSD City, respondents are predominantly from middle and high social classes. Recreational activities in Bintaro Jaya are concentrated at Bintaro Xchange Mall, while in BSD City are concentrated at Aeon Mall BSD City. The physical conditions of these recreational spaces are characterized by comprehensive tenant offerings, making them a one-stop solution for the post-suburban residents, where they only need to visit one recreational space to meet their needs. The conclusion of this research indicates that Bintaro Jaya and Bumi Serpong Damai are self-sufficient post-suburban cities in meeting recreational needs. Consumers' choice for recreational spaces in post-suburban cities lean towards modern, one stop solutions that support an easy, efficient, and modern lifestyle.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Suryana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan kausalitas Granger antara variabel peringkat risiko negara, ketidakpastian kebijakan ekonomi (EPU), sentimen investor dan harga minyak terhadap returns saham secara spesifik di pasar negara berkembang selama periode Januari 2010 hingga Desember 2019 dengan menggunakan model kausalitas nonlinear non-parametrik Granger serta Vector Error Correction Model (VECM), dan hasil dari penelitian menemukan hubungan kausalitas Granger-VECM jangka pendak dan jangka panjang pada variabel harga minyak yang cukup signifikan dalam memprediksi returns saham di pasar negara berkembang serta dibutuhkan penelitian lebih lanjut atas penggunaan Credit Default Swap sebagai proksi variabel peringkat risiko negara dalam memprediksi returns saham.
This research analyzes the causal relationship between country risk rating, economic policy uncertainty (EPU), investor sentiment, oil prices and equity returns in several emerging markets over a decade. We use the nonlinear nonparametric Granger causality model and Vector Error Correction model to describe and investigate the causal correlation between country risk rating, economic policy uncertainty, oil prices, and investor sentiment and equity returns at the original level. We find Granger causal relationship-VECM with oil prices to predict stock returns in emerging markets and further research is suggested to investigate the usage of Credit Default Swap as country risk rating proxy to predict stock markets returns
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Athiyya
Abstrak :
Proyek pembangunan sektor swasta awalnya hanya berpusat di Jakarta Raya, namun pembangunan skala besar mulai bergerak menuju lokasi pinggiran kota. Arus kapitalisme mampu mengubah lanskap wilayah Jabodetabek dari dominasi lahan perkampungan menjadi wilayah yang melayani real estate skala besar untuk kelas menengah ke atas. Kemunculan perumahan komersial menjadi tanda dari fase post-suburban yang mencapai Kecamatan Tapos. Walaupun terdapat beberapa jenis perumahan komersial yang tumbuh di Kecamatan Tapos, tetapi berdasarkan konteks lokalnya terdapat dinamika proses pengalihan hak atas tanahnya yang beragam di setiap tempat baik dari sekedar jual beli, tawaran tukar menukar, hingga adanya pemindahan terhadap warga ketika proses pembangunan perumahan. Faktor pendorong berupa pertumbuhan penduduk, harga tanah, dan jaringan jalan digunakan untuk membantu menjelaskan pengaruhnya terhadap persebaran dari jenis perumahan komersial yang tumbuh. Dengan menggunakan metode kualitatif, hasil yang didapatkan adalah dalam 3 periode yang berbeda, perumahan komersial dengan ukuran besar lebih cenderung dibangun pada sebelum tahun 2000 dan awal periode 2000-2010 sedangkan hingga tahun 2022 perumahan kecil semakin menjamur. Namun, pertumbuhan perumahan menengah dah besar melibatkan proses akumulasi terkontestasi melalui pemindahan yang lebih kental dan mendalam dibandingkan perumahan kecil. ......Private sector development projects were initially only centered in Greater Jakarta, but large-scale development is starting to move towards suburban locations. The flow of capitalism can change the landscape of the Jabodetabek area from being dominated by village land to an area that serves large-scale real estate for the upper middle class. The emergence of commercial housing is a sign of the post-suburban phase that has reached Tapos District. Even though there are several types of commercial housing growing in Tapos District, based on the local context, there are dynamics in the process of transferring land rights ownership that vary in each place, from just buying and selling agreement, exchange offering, to the displacement of residents during the housing development process. Driving factors in the form of population growth, land prices, and road networks are used to help explain their influence on the distribution of growing types of commercial housing. Using qualitative methods, the results obtained are that in 3 different periods, large commercial housing tends to be built before 2000 and the beginning of the 2000–2010 period, while until 2022 small housing is increasingly mushrooming. However, the growth of medium and large housing involves a deeper process of contested accumulation through displacement than small housing.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library