Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihotang, David Mondru
"This thesis uses the aggregate data of individuals and firms per region tax office in all provinces in Indonesia in 10 years of taxing period (2008-2017) in time-fixed effect model. We found that soft and medium approach in power of authority gives significant effect in increasing tax compliance. However, other findings show that the higher taxpayer income, the lower the tax compliance. In addition, Java, Bali and Nusa Tenggara still give higher compliance than the other location in Indonesia. Tax reform needs institution as a rule to adapt in taxpayer behavior and understand the compliance risk.

Tesis ini menggunakan data agregat individual dan badan usaha (perusahaan) setiap kantor pelayanan pajak di semua provinsi di Indonesia selama 10 tahun periode pajak (2008-2017) menggunakan model time-fixed effect. Hasil studi menunjukkan bahwa pendekatan soft dan medium menghasilkan efek yang signifikan dalam meningkatkan kepatuhan pajak. Namun, hasil lain menunjukkan semakin meningkatnya penghasilan Wajib Pajak, maka tingkat kepatuhan semakin menurun. Khususnya, di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara menunjukkan tingkat kepatuhan yang lebih tinggi daripada daerah lain di Indonesia. Reformasi perpajakan membutuhkan institusi yang dapat beradaptasi dengan perilaku Wajib Pajak dan memahami risiko kepatuhan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Haryono
"ABSTRAK
Thesis ini bertujuan mendeskripsikan kekuasaan istri berpendidikan rendah pada kasus 8 keluarga Jawa menggunakan pendekatan ketergantungan Eichler (1981:201-215). Analisis dimensi sosial-strtktural dibedakan dengan dimensi personal-emosional. Kekuasaan dilihat menurut proses, dan diungkap dengan pendekatan kualitatif. Ketergantungan, awalnya ditetapkan menurut asal darimana/siapa pemilik resources/sumber-sumber, namun selanjutnya ditetapkan dengan perspektif emic, menurut bagaimana pasangan keluarga memahami sumber dan ketergantungannya terhadap sumber tersebut. Informan dan lokasi penelitian ditentukan secara purposive. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, menjalin rapport, observasi dengan menafsirkan body language, dan alat perekam. Hasil penelitian ini, yaitu: kekuasaan setara (saling tergantung) pada dimensi kekayaan ekonomi, prokreasi, dan status/prestige didapatkan pada pasangan Lasmininingrum, Rukmini, Jumirah, Murtini, dan Mariyem; dan dalam dimensi afeksi, ditemukan pada pasangan Lasminingrum, Murtini, Rukmini, Jumirah, dan Yuliana. Kekuasaan tidak setara (dominasi suami) dalam dimensi kekayaan ekonomi, dan status/prestige ditemukan pada pasangan Wiwik; dalam dimensi seks ditemukan pada pasangan Yuliana dan Mariyem; dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Lasminingrum, dan Rukmini; dan dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan Mariyem. Kekuasaan tidak setara (dominasi istri) dalam dimensi seks ditemukan pada pasangan Ratih; dan dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Jumirah; dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan Ratih. kekuasaan setara (ketidaktergantungan simetris) dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Wiwik, Ratih, Murtini, Yuliana dan Mariyem; dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan keluarga Wiwik, akibatnya mereka lebih mandiri dalam sikap dan tindakan. Besarnya ketergantungan pada dimensi personal-emosional, justru semakin memperkuat saling tergantung Lasminingrum dan Murtini, membalikkan ketergantungan Yuliana, membalikkan kemandirian Yuliana dan Mariyem pada dimensi social-struktural. Kuatnya dominasi suami pada pasangan Mariyem dalam dimensi afeksi telah membalikkan kemandirian Mariyem dalam dimensi kelangsungan hidup dan prokreasi. Besarnya dominasi Ratih dalam dimensi afeksi, telah membalikkan ketidaktergantungannya dalam dimensi seks dan prokreasi. Hubungan saling tidak tergantung dalam dimensi personal-emosional pada pasangan Wiwik telah membalikkan ketidaktergantungannya dalam dimensi sosial-struktural. Ketergantungan pada dimensi personal-emosional terbukti menjadi mekanisme kontrol yang mampu merubah atau membalikkan ketergantungan pada dimensi sosial-struktural."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harto Juwono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menjelaskan intrik-intrik politik yang terjadi selama pemerintahan Sunan Paku Buwono IV di Kesunanan Surakarta periode 1808-1820. Tahun 1808 dijadikan sebagai batas awal dengan pertimbangan bahwa pada tahun itu intervensi kolonial untuk pertama kalinya terjadi pada kehidupan politik di kraton, yaitu dengan adanya peraturan tata tertib baru yang dibuat oleh Gubemur Jenderal H.W. Daendels untuk penyambutan pejabat kolonial oleh raja. Tahun 1820 menjadi batas akhir dengan pertimbangan sebagai tahun wafatnya Sunan PBIV.
Selama periode pembahasan, tujuh kali intrik-intrik politik dilakukan oleh Sunan PB IV yang dimaksudkan sebagai usaha untuk mempertahankan kekuasaan dan wibawanya. Tujuan utama Sunan PB IV adalah untuk mengembalikan kebesaran dan keutuhan Kerajaan Mataram Islam seperti sebelum peristiwa Palihan Nagari tahun 1755, dan berkuasa sebagai seorang raja Jawa babas dari intervensi asing. Dalam mencapai tujuan tersebut, Sunan PB IV hares menghadapi penguasa kolonial Belanda, Prancis dan Inggris, di samping juga Kesunanan Yogyakarta dan para kerabatnya sendiri di kraton Solo.
Semua peristiwa tersebut berkaitan erat dengan kebijakan pemerintah kolonial sendiri terhadap Kesunanan Surakarta yang diwarnai keraguan. Kepentingan kolonial menuntut adanya perluasan wilayah dan pengakuan kekuasaan oleh raja-raja Jawa. Tetapi pemerintah kolonial juga khawatir terjadinya konflik besar dengan raja-raja Jawa akibat tekanannya. Penguasa kolonial mengetahui semua rencana Sunan itu, tetapi untuk menghindari peperangan besar pemerintah kolonial tidak menurunkan atau membuang Sunan. Sementara itu Sunan PB IV berhasil lolos dari tuntutan penguasa kolonial dengan mengorbankan orang lain yang sebelurnnya dilibatkan dalam intrik politiknya. Tuduhan penguasa kolonial yang didasarkan pada bukti yuridis memungkinkan Sunan untuk mengelak dan menunjuk orang lain sebagai pelaku utamanya.

This research is aimed to explain and to expose some political conspiracies in Solo under the rule of Sunan Paku Buwono fourth. 1808-1820. The year 1808 is a starting point because of fact that in that year colonial intervention into Javanese royal political life was begun. It was shiown by Gouverneur General H.W. Daendels' decision for a formal ceremony in Javanese kraton, especially for respecting a new Minister. The year 1820 is the last point because in the year Sunan Paku Buwono fourth was dead.
In his ruling period, there were seven political conspiracies that done by him for defending his royal power and prestige. His main targets were to return a greatness and power of Mataram Kingdom, as before the palihan nagari in 1755, and ruled as a great Javanese emperor without foreigner's intervention. For achieving them, the Sunan had to do with Dutch, French and British colonial powers, and also Yogyakarta Kingdom and his own family in Solo.
It had any relation with a doubtfull colonial policy toward Sunan. Colonial interest needed the geographical control on Javanese kings. But she was worry about the great conflict againts Javanese kings, because of her policy. Colonial govenment knew seriously about Sunan's conspiracies, but for preventing a great conflict againts Solo, colonial govenment did not replace the Sunan with another. The Sunan fourth could escape from colonial punishment successfully, because he took another person as his victim of his political conspiracy. The colonial judicial accusement againts the Sultan could not be proven and it made the Sultan was safe from the punishment, until his death in 1820.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library