Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haas, A.M.
London: Applied Science Publishers, 1983
624.1834 HAA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Pambudi
"Pemerintah saat ini sedang menggalakkan Program Satu Juta Rumah (PSR) untuk mempercepat penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat. Dalam pelaksanaannya penggunaan teknologi precast digunakan untuk meningkatkan kualitas bangunan dengan harga yang terjangkau, serta mempercepat proses pembangunan untuk meningkatkan persediaan unit. Namun pada pelaksanaanya, produksi precast menjadi kendala karena waktu delay antara aktivitas cukup besar dan menyebabkan keterlambatan konstruksi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi aktivitas produksi, dan faktor apa saja yang mempengaruhi waktu delay serta tindakan perbaikan pada proses produksi façade rumah precast. Penelitian ini merupakan penelitian campuran karena menggunakan metode survey dan metode FGD dalam pengumpulan datanya. Penerapan metode six sigma yaitu Define, Measure, Analyze, dan Improve dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan produksi dan tindakan perbaikannya digunakan pada penelitian ini. Hasil penelitian ini ditemukan ada 11 aktivitas produksi yaitu, Pembersihan Area Mould & Casting Yard, Setting Dimensi Perimeter & Sudut, Setting Bekisting/Moulding Panel, Setting Pembesian Tulangan, Pemasangan Item Assesories (Embedded & Lifting Hook), Setting Sanitary & Electrical Inbow Façade, Pengecoran, Curing Beton, Release Clamp Moulding, Demoulding, Penempatan Produk pada Rak/Stock Yard. Kemudian ada 13 aspek yang mempengaruhi waktu delay pada setiap aktivitas produksi yaitu aspek sumber daya manusia, aspek material, aspek alat, aspek manajerial, aspek lokasi, aspek finansial, aspek fisik bangunan, aspek desain, aspek kebijakan pemerintah, aspek kelengkapan dokumen, aspek cuaca, aspek force majeur dan aspek keselamtan kerja. Tindakan-tindakan perbaikan juga disusun pada setiap aktivitas dan aspek yang menyebabkan waktu delay berdasarkan hasil penelitian. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk proyek-proyek sejenis di masa yang akan datang.

The government is currently promoting the One Million Houses Program (PSR) to accelerate the provision of livable houses for the community. In practice, the use of precast technology is used to improve the quality of buildings at affordable prices, as well as speed up the development process to increase unit inventory. However, in practice, precast production becomes an obstacle because the delay time between activities is quite large and causes construction delays. The purpose of this study is to identify production activities, what factors affect the delay time and corrective actions in the production process of precast house facade. This research is a mixed research because it uses survey methods and FGD methods in collecting data. The application of the six sigma method, namely Define, Measure, Analyze, and Improve in identifying factors that affect production delays and their corrective actions used in this study. The results of this study found that there were 11 production activities, namely, Mold & Casting Yard Area Cleaning, Perimeter & Angle Dimension Settings, Formwork/Moulding Panel Settings, Reinforcement Steel Setting, Accessory Item Installation (Embedded & Lifting Hook), Sanitary & Electrical Inbow Façade Settings, Casting, Concrete Curing, Release Clamp Molding, Demoulding, Product Placement on Shelf/Stock Yard. Then there are 13 aspects that affect the delay time in each production activity, namely human resource aspects, material aspects, equipment aspects, managerial aspects, location aspects, financial aspects, physical aspects of buildings, design aspects, government policy aspects, document completeness aspects, weather aspects, force majeure aspects and work safety aspects. Corrective actions were also prepared for each activity and aspect that caused the time delay based on the results of the research. This research can be used as a reference for similar projects in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Adi Setiaji
"Konstruksi Jetty merupakan item utama yang mendukung operasional PLTU. Namun, proses konstruksi Jetty pada umumnya dan khususnya di lokasi PLTU Sulut-1 menemui beberapa kendala dimana lokasi Jetty di pantai terbuka yang langsung menghadap Samudera Pasific dan Laut Cina Selatan (Philipina), sehingga ombak dan arus laut yang cukup besar akan sangat berpengaruh pada faktor kesulitan konstruksi Jetty dan target schedule yang berpotensi delay. Solusi yang dilakukan ialah dengan melakukan re-desain Jetty model konvensional in-situ menjadi model precast.
Hasil dari analisis perbandingan diperoleh hasil bahwa Jetty model Precast lebih mudah dikerjakan dan mampu menghemat durasi waktu pekerjaan sekitar 16-20%. Penerapan metode precast (pra-cetak) telah memenuhi aspek Lean Construction, sebab memiliki produktivitas lebih tinggi, durasi lebih cepat, dan meng-eliminasi pemborosan. Meskipun demikian, Jetty model precast juga memiliki kekurangan dimana volume rebar yang diperlukan lebih besar 8% dibanding metode konvensional in-situ. 

Jetty construction is the main item that supports PLTU/CFSPP operations. However, the process of Jetty construction in general and especially at the PLTU Sulut-1 location encountered several obstacles where the location of the Jetty on open coast that directly faces the Pacific Ocean and the South China Sea (Philippines), so that the waves and sea currents quietly large and will affect to Jetty construction become highly difficulties and potentially delay target schedule. Therefore, the solution is to re-design conventional in-situ Jetty model into precast model.
The results of the comparison analysis show that the Jetty Precast model become more easily to construct and faster to save the duration of work around 16-20%. The application of the precast method has fulfilled the Lean Construction aspect, because it has higher productivity, faster duration, and eliminates waste. However, the Jetty precast model also has dis-advantage which the rebar quantity is 8% more than the conventional in-situ method. 
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afifa Cindika
"Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul di dalam praktek di lapangan pada pembuatan beton, khususnya beton mutu tinggi, hingga berkembang penggunaan beton precast di dunia konstruksi. Beton precast digunakan karena dapat mempermudah pekerjaan sehingga waktu konstruksi dapat lebih cepat. Beton precast merupakan beton yang siap pakai dan dibuat dipabrik dengan ukuran dan jenis yang diinginkan. Semakin berkembangnya zaman, pembuatan beton jadi lebih mudah dimana waktu mengeras beton dapat dipercepat dengan bahan tambah, salah satunya adalah usaha untuk pemadatan beton, dimana untuk memadatkannya tidak membutuhkan lagi alat bantu (vibrator).
Superplasticers adalah bahan tambah yang digunakan untuk membuat beton mampu berkonsolidasi dengan sendirinya atau mampu memadat dengan sendirinya tanpa perlu digetarkan atau tanpa memerlukan alat mekanis, yang dikenal sebagai Self Compacting Concrete (SCC). SCC dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi dampak lingkungan seperti tidak menimbulkan getaran dan tidak menyebabkan suara bising serta dapat juga meningkatkan kualitas beton dengan tidak adanya getaran.
Dalam penyusunan materi untuk skripsi ini, pengujian yang akan dilakukan menggunakan beton dengan mutu tinggi K-400 dan admixture superplasticizer yang digunakan dalam beton dengan perbandingan 1,0-1,4 % superplasticizer dari berat semen, pembuatan beton menggunakan agregat maximal 20 mm. Pengujian dilakukan dengan dua tahapan, dimana pengujian yang pertama yaitu pengujian beton segar, sedangkan pengujian yang kedua yaitu pengujian beton keras. Pengujian beton segar dilakukan dengan slump test dan slump flow yang menggunakan alat kerucut, pengujian L-Box test, dan setting time. Sedangkan untuk pengujian beton setelah mengeras dilakukan dengan uji kuat tekan, kuat lentur, dan kuat geser. Sehingga dari hasil evaluasi nantinya dapat menghasilkan kuat tekan, kuat lentur, dan kuat geser yang maksimum pada beton keras, serta tingkat kemudahan pengerjaan, kemampuan mengalir dan waktu pengikat awal dan akhir pada beton segar.
Tujuan dari pengujian yang dilakukan tersebut untuk meneliti homogenitas beton precast pada penggunaan high strength self compacting concrete. Dan dari hasil pengujian yang disimpulkan, diharapkan dapat memberikan sedikit sumber informasi yang berarti pada dunia teknologi beton.

Many researches have done to overcome the problems arisen in field practice in the making of concrete, especially high strength concrete, until it expands in the use of pre-cast in a construction industry. Pre-cast concrete used because of its easiness to reduce the construction time. Pre-cast concrete is a ready use concrete and it is made in a factory which type and size wanted. Nowadays, the development of the concrete made is easier which is its time to harden can be fastened by using admixture. One of the efforts done is self compacting concrete, which we may not need vibrator to compact it.
Superplasticizer is one of the admixtures used to make the concrete able to consolidate itself or self compacting without being vibrated or needing mechanic tools to vibrate it, known as Self Compacting Concrete (SCC). SCC can make the productivity higher and lessen the environmental impact such as vibration and noise and it can also improve the quality of concrete, since it has no vibration.
In this bachelor thesis, the experiment done by using high strength concrete K-400 and super-plasticizer admixture used in concrete with a comparison 1,0 - 1,4% super-plasticizer to the cement weight. The making of concrete uses the maximum aggregate 20 mm. The experiment done into two steps, the first step is fresh concrete testing and the second step is hardened concrete testing. The fresh concrete testing performed by doing slump test and slump flow using the cone mould, L-Box test, and setting time. And the hardened concrete testing performed by doing compressive strength, flexural strength, and shear strength testing. Then, by the next evaluation may get the maximum compressive strength, flexural strength, and shear strength in the hardened concrete. Besides, we can also analyze the workability, initial setting time, and final setting time of the fresh
concrete.
The experiment purposes to analyze the homogeneity of the precast concrete in the use of the self compacting concrete. And from the experiment concluded, we expect that it can give significant information in a concrete technology.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35738
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmuda Soraya
"Penelitian ini membahas mengenai identifikasi dan analisis risiko keselamatan kerja pada pekerjaan pemasangan panel precast konstruksi di proyek pembangunan Apartemen A oleh PT. X tahun 2017. Penilaian risiko ini dititikberatkan kepada risiko yang akan dialami pekerja pada pekerjaan pemasangan panel precast yang terdiri atas 4 tahapan, yaitu: tahap pembongkaran panel precast, tahap lifting/erecting precast, tahap install/setting precast, tahap finishing pemasangan precast. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai kemungkinan probability , pajanan exposure , dan konsekuensi consequences dari setiap pekerjaan yang kemudian dibandingkan sengan standar tingkat risiko semi kuantitatif W.T. Fine J. Untuk mengetahui tingkat risiko yang ada pada setiap proses pekerjaan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360: 2004 tentang Manajemen Risiko. Disain penelitian yang dilakukan ialah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara obervasi, wawancara tak terstruktur, dan melihat data milik perusahaan. Dari hasil penelitian ditemukan 62 risiko yang kemudian dikategorikan ke dalam level risiko. Dari 62 risiko yang ditemukan, 4 risiko masuk ke dalam kategori sangat tinggi, 23 risiko masuk ke dalam kategori prioritas 1, 9 risiko masuk ke dalam kategori substansial, 8 risiko masuk ke dalam kategori prioritas 3, dan 18 risiko masuk ke dalam kategori dapat diterima.

This study discusses about the safety risk identification and analysis in precast concrete installing process in project Apartemen A by PT. X in 2017. Risk assessment is focused to the risk that will be experienced by workers especially the panel concrete installing which consisted 4 stages and these are loading stage, lifting stage, installing stage, and finishing stage. the risk assessment in done by analizing the value of probability, exposure, and consequences of each phase of the work, then the values is compared to the standard of semi quantitative risk level W.T Fine J to determine the level of risk involved in each stage of the precast concrete installing job process. This study is using semi quantitative method AS NZS 4360 2004 which is about Risk Assessment. The design of this study is a descriptive analytic with cross sectional approach. The collection of data obtained from observation, unstructured interviews, and secondary data that company had. The result showed that there are 62 risks in the process. From the 62 risks founded, 4 risk are in very high level, 22 risks are in priority 1 level, 9 risks are in substantial level, 8 risks are in priority 3 level , and 18 risks are in acceptable level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahnaz Farhan Noviandini
"ABSTRAK
Rumah adalah salah satu kebutuhan primer manusia. Namun, sedikitnya pilihan rumah tinggal dengan harga yang terjangkau membuat tidak semua orang bisa merasakan berlindung di dalam rumahnya sendiri. Berbagai usaha sudah dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan rumah yang terjangkau dan layak untuk semua warganya. Dari berbagai macam usaha tersebut, memodifikasi metode konstruksi rumah merupakan salah satu pilihannya. Metode-metode tersebut memiliki proses yang berbeda sehingga akan mempengaruhi hasil dan harga rumah. Metode konstruksi dengan teknologi beton pracetak merupakan salah satu metode yang dapat menghasilkan harga rumah yang lebih terjangkau karena efisiensi pengerjaannya. RISHA merupakan rancangan teknologi konstruksi bangunan rumah tinggal dengan komponen yang kompak dan berukuran modular serta menggunakan sistem bongkar pasang atau Knock Down. Sebuah rumah dapat dikatakan terjangkau apabila harga yang disajikan ditujukan kepada kelompok dengan pendapatan tertentu sehingga akan tercapai keterjangkauan bagi kelompok tersebut. Rumah dengan metode beton pracetak dari RISHA ini cenderung ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sistem RISHA ini melibatkan  beberapa komponen panel yang kemudian akan menjadi modul struktur yang dapat dibuat menjadi struktur yang lebih kompleks. Pencarian data untuk studi kasus RISHA dilakukan dengan wawancara kepada salah satu peneliti dari RISHA yang kemudian data yang didapatkan akan diolah dengan dibandingkan dengan metode konvensional. Perbandingan ditujukan untuk menemukan aspek-aspek yang membuat metode beton pracetak lebih terjangkau dibandingkan dengan metode konvensional. Berdasarkan hasil wawancara dan analisis dari data tersebut didapatkan bahwa metode beton pra cetak dapat menghasilkan struktur unit rumah tipe 36 yang lebih terjangkau daripada metode konvensional atau cast-in situ.

ABSTRACT
House is one of the primary needs of humans. However, the lack of choice of housing at an affordable price makes it impossible for everyone to take shelter in their own home. Various efforts have been made by the government to provide affordable and decent houses for all of its citizens. Of the various types of effortss, modifying the method of home construction is one of the choices. These methods have different processes that will affect the results and prices of the house. The construction method with precast concrete technology is one method that can produce a more affordable house price because of the efficiency of the process. RISHA is a design of residential building construction technology with compact and modular-sized components and uses a knock down system. A house can be deemed to be affordable if the price is aimed at a group with certain income so that the group can achieve affordability. This house with precast concrete method from RISHA tends to be aimed at low-income communities (MBR). This RISHA system involves several panel components which will then become structural modules that can be made into more complex structures. Data searching for the RISHA case study was obtained by interviewing one of the researchers from RISHA. The data that is obtained would be processed to be compared to conventional methods. Comparisons are aimed to find aspects that make the precast concrete method more affordable compared to conventional methods. Based on the results of interviews and analysis of these data, it was found that the pre-cast concrete method can produce a type 36 housing unit structure that is more affordable than conventional methods or cast-in situ."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Muhammad Irfan
"Beton pracetak menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan dengan beton cor-in-situ, di mana ia memiliki biaya yang lebih rendah dan lebih cepat untuk dibangun. Namun, kepercayaan menggunakan pracetak masih rendah karena pengetahuan menggunakannya. Selain itu, kinerja struktural beton pracetak ditentukan oleh hubungan antara anggota pracetak dengan anggota. Hubungan antara tangga pracetak yang terhubung dengan komponen pracetak lainnya jarang dibahas. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami sambungan dan metode konstruksi tangga pracetak. Di sini, jenis koneksi ditentukan melalui tinjauan pustaka. Kemudian, beberapa sambungan dipilih, diterapkan, dan dianalisa pada sebuah bangunan melalui studi kasus Rumah Sakit XYZ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sambungan yang diterapkan pada Rumah Sakit XYZ sudah layak digunakan. Selanjutnya, desain, produksi, transportasi, dan pemasangan tangga dapat didiskusikan

Precast concrete offer several advantages compare to cast-in-situ, where it has lower cost and faster to construct. However, the confidence of using precast is still low due to the knowledge of utilising it. Moreover, structural performance of precast concrete is determined by the connection between precast member to member. The connection between precast stair connected to other precast component is rarely discuss. Therefore, the aim of this study is to understand the connection and construction method of precast stair. Here, types of connection is determined through literature review. Then, some connection is selected, applied, and analysed to a building through a case study of Hospital XYZ. The result shows that the connections that is applied to Hospital XYZ is adequate to be used. Furthermore, design, production, transportation, and erection of stairs is able to be discussed"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Tjahjono
"Artikel ini menyajikan hasil dari studi eksperimental pengaruh penempatan penyambungan terhadap perilaku rangkaian balok-kolom struktur portal beton pracetak yang dikenai pembebanan semi siklik. Empat benda uji dengan skala 1:2 telah dikaji. Tiga benda uji, penempatan penyambungannya berada pada daerah pertemuan balok-kolom dan satu benda uji penempatan penyambungan berada di daerah potensi sendi plastis balok. Pola retak, kekuatan, kekakuan dan daktilitas dari keempat benda uji dibandingkan. Dari hasil pengujian secara umum dapat disimpulkan bahwa keempat tipe penempatan penyambungan dapat memberikan kebutuhan daktilitas yang cukup baik.

Influence of Connection Placement to the Behavior of Precast Concrete Exterior Beam-Column Joint. This paper presents an experimental study on the influence of connection placement to the behaviour of exterior beamcolumn joint of precast concrete structure under semi cyclic loading. Four half-scale beam-column specimens were investigated. Three beam-columns were jointed through connection that are placed in beam-column joint region and the forth is connected at the plastic hinge potensial region of the beam. Crack patterns, strength, stiffness and ductility of the test specimens have been evaluated. The test result indicated that all beam-column specimens show good ductility behavior."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bona Farolan
"ABSTRAK
Proses perwujudan fisik bangunan adalah suatu proses yang menyangkut banyak hal dan banyak pihak, pada proses inilah keberhasilan suatu proyek ditentukan. Kebutuhan untuk menghadirkan wujud fisik bangunan dengan seefisien mungkin adalah tuntutan yang harus dapat dijawab oleh para pelaku dunia konstruksi. Untuk itu dikembangkanlah berbagai teknologi dan metode kerja yang baru yang dapat mendorong terciptanya efisiensi itu.
Salah satu metode yang berhasil dikembangkan adalah metode beton pracetak (precast concrete). Metode ini merupakan metode konstruksi yang praktis karena mempermudah dan mempercapat pekerjaan struktur dan konstruksi di lapangan. Sistem pracetak tampil sebagai salah satu solusi untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi menggantikan sistem konvensional, sebab dengan digunakannya beton pracetak maka akan mampu menjawab tantangan industrialisasi yang menuntut hasil kerja yang efisien, efektif, bermutu dan ekonomis.
Pada penulisan ini_dicoba untuk mengetahui seberapa besar efisiensi waktu yang dihasilkan dengan menggunakan metode beton pracetak ini pada pekerjaan pelat lantai bangunan dibandingkan dengan metode cast in situ dengan studi kasus pada proyek pembangunan gedung pb nu. Metode pracetak yang diterapkan pada proyek ini hanya sebatas penggantian pelat lantai cast in situ dengan pelat lantai pracetak, tanpa dilakukan proses desain ulang secara struktural yang memungkinkan dihilangkannya balok anak (akibat berat pelat yang lebih ringan), sehingga efisiensi yang diperolehpun tidak maksimal, baik dari segi waktu pelaksanaan, penggunaan material dan tenaga kerja, dan juga biaya yang dikeluarkan. Untuk itu disni dicoba dilakukan juga simulasi untuk kondisi dimana balok anak dihilangkan sehingga diharapkan dihasilkan keuntungan ekonomis yang lebih signifikan. Sehingga dari perbandingan tersebut pada akhirnya didapat suatu kesimpulan mengenai metode yang lebih baik.

"
2001
S35512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Remi Fitriadi Kurnia
"Pembuatan Work Breakdown Structure WBS yang tepat merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan suatu proyek sehingga deliverable dan pekerjaan proyek dapat diperinci menjadi komponen yang lebih kecil, proyek dapat lebih mudah dikerjakan dan biaya dapat dikendalikan lebih baik. Meskipun setiap proyek bersifat unik, namun rincian pekerjaan pada konstruksi jembatan beton precast dan elemen-elemennya adalah relatif sama, sehingga dapat distandarisasi serta dapat digunakan sebagai dasar pengendalian proyek.
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan standar WBS konstruksi jembatan beton precast dan mengidentifikasi variabel-variabel risiko pada pelaksanaannya untuk meningkatkan kinerja biaya proyek.
Penelitian ini memberikan hasil bahwa standar WBS konstruksi jembatan beton precast terdiri 6 level, dengan 13 variabel risiko dominan dan 5 rekomendasi respon risiko dalam estimasi biaya proyek sebagai pengembangan standar WBS.

The proper Work Breakdown Structure WBS is very important in project planning so that deliverables and project work can be broken down into smaller components, more easily to construct and costs can be better controlled. Although each of project is unique, the works on the construction of Precast bridges and their elements are relatively similar, so they can be standardized and used as a basis of project control.
This study aims to create the WBS Precast Bridge construction standards and identify risk variables on the construction process to improve project cost performance.
This study provides results that the WBS standard of concrete precast bridge construction consists of 6 levels, with 13 dominant risk variables and 5 risk response recommendation against of project cost estimates as the WBS standards development.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T50747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>