Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soedjatmiko
Abstrak :
Bayi preratur ialah bayi yang lahir sebelum waktunya (masa kehamilan kurang dari 37 minggu) sehingga fungsi-fungsi pengaturan suhu tubuh, pernafasan, peredaran darah dan sistem kekebalan belum berfungsi baik, oleh karena itu perlu mendapat perawatan intensif yang lama di Rumah Sakit (Brooks 1991; Monintja, 1997; Kadri. 1999) dengan kematian pada minggu pertama sekitar 10 % dan kematian dalam 1 bulan pertama mencapai 35,7 % (Kadri, 1999). Karena bayi prematur tampak kecil, lemah, berkulit sangat halus dan tipis (Radii, 1999), membutuhkan lebih banyak perhatian dan perawatan (Rauh dkk, 1990: Brooks, 1991), ibu cemas pada keselamatan bayi dan masa depannya, (Brooks, 1991) sehingga kurang aktif dalam pengasuhan bayinya (Martin dan Colbert, 1997). Reaksi ibu pada tahap awal berupa anticipatory grief; orangtua menjauh dari bayinya sampai mereka yakin bayinya selamat. Tahap kedua ; facing up. berani menghadapi kenyataan. Tahap ketiga : ikatan dan kelekatan. Tahap keempat : learning stage, tahap belajar kebutuhan-kebutuhan khusus bayi (Brooks ,1991). Karena kelahiran bayi prematur merupakan kejadian yang mengagetkan bagi ibu maka dukungan suami dan orangtuanya sangat penting bagi ibu agar mampu berhadapan dengan masalah-masalah tersebut di atas (Pederson dkk, 1987 dalam Martin dan Colbert, 1997). Namun setereotip anggota keluarga dan teman-teman dapat mempengaruhi sikap ibu terhadap bayinya, sehingga ibu-ibu bersikap kurang sensitif dalam pengasuhan bayinya (Brooks, 1991). Perlindungan yang berlebihan sejak bulan-bulan pertama dapat berlanjut berupa kekhawatiran yang berlebihan, sehingga ibu tidak memberi kesempatan anaknya untuk mengeksplorasi lingkungannya, melakukan aktivitas secara mandiri, atau bermain dengan anak lain (Brooks, 1991). Bayi prematur di Skotlandia dan Amerika pada umur 1,5 -- 10 tahun mengalami gangguan perkembangan: ketidak mampuan belajar (learning disability) 5 - 48 %, palsi serebral (kekakuan otot akibat kerusakan otak) 5 - 14 %, retardasi mental 2 - 14%, gang pan pendengaran 1 - 7 %, gangguan penglihatan 1 - 12 % (Sukadi, 2000). Bayi prematur di RSCM terjadi retardasi psikomotor dan mental 12 %, sering kejang 22 %, gangguan bicara 6 %, gangguan sifat/perilaku 6 %, palsi serebral (kekalcuan otot akibat kerusakan otak) 4 % (Ismael, 1991) . Pada pengamatan jangka panjang kepekaan ibu dalam pengasuhan 86 bayi prematur. Beckwith dan Cohen (1999) menyimpulkan bahwa pengasuhan ibu yang kurang sensitif pads masa bayi akan berdampak sampai umur 18 tahun berupa kelekatan dismissing. Oleh karena itu menurut Bennet dan Guralnick (1991) bayi prematur perlu stimulasi dini mullirfrodal yang merangsang berbagai sistem sensorik (penginderaaan) secara simultan yaitu : pendengaran (auditori), penglihatan (visual), perabaan (taktil), dan gerakan (vestibular-kinestetik. Rangsangan dini tersebut jika dilakukan terus menerus akan merangsang pembentukan sinaps-sinaps sel-sel otak bayi yang lebih kompleks sehingga meningkatkan perkembangan fungsi-fungsi otak (Nelson, 2000). Dengan stimulasi dini tersebut diharapkan akan meningkatkan kepekaan ibu terhadap bayinya dan akan memperkecil kemungkinan gangguan perkembangan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dilakukan penelitian kualitatif untuk memahami pengasuhan bayi prematur yang berkaitan dengan kelekatan dan stimulasi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya Penelitian dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan pedoman umum di Ruang Rawat Bayi Baru Lahir (Perinatologi) Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSCM-FKIII, pada 3 ibu yang melahirkan bayi prematur, yang datang teratur atas kemauannya sendiri ke rumah sakit untuk pengasuhan bayinya. Berdasarkan analisis pada transkrip verbatim dengan interpretasi pemahaman teoritis (Kavle, 1996 dalam Poerwandari, 2001) diperoleh beberapa kesimpulan. Reaksi awal ibu berupa kesedihan dipengaruhi oleh karakteristik bayinya, Reaksi kesedihan ibu dipengaruhi oleh ikatan ibu dan bayi sejak kehamilan, kontak pertama kali ketika melahirkan dan dipengaruhi oleh pengalaman kematian bayi sebelumnya. Berkurangnya reaksi kesedihan ibu setelah diberitahu dokter atau perawat bahwa kesehatan bayinya membaik. Pengalaman kehamilan terdahulu mempengaruhi ketrampilan ibu dalam membentuk kelekatan ibu dan bayi sejak kehamilan sampai ketika mengasuh bayinya, Kontak pertama melalui knlit dan suara ketika melahirkan, serta pengalaman menggendong pertama kali akan memperkuat ikatan ibu dan bayinya. Sikap ibu ketika menyusui dipengaruhi oleh penman ibu dalam pengasuhan terdahulu. Rasa kompetensi ibu dipengaruhi oleh siklus tidur-bangun bayi. Kepekaan maternal dapat diekspresikan ketika menyusui bayinya_ Motivasi ibu untuk selalu datang ke rumah sakit akan memperkuat kelakatan ibu dan bayinya. Motivasi ibu dipengaruhi oleh ikatan ibu dan bayi sejak kehamilan dan kelahiran. Dukungan suami pada minggu pertama memperkuat kelekatan ibu dan bayinya. Perilaku ibu selama menyusui merupakan stimulasi dini multimodal. Siklus tidur bangun bayi perlu diketahui ibu untuk mencari saat yang tepat menyusui dan melakukan stimulasi bayi. Bayi prematur lebih banyak mengantuk dan tidur sehinga ibu merasa kurang kompeten Set a; 3 jam kesempatan ibu berinteralsi dengan bayinya sekitar 20 - 30 men it, menyusui sekitar 45 - 75 menit, Sumber informasi tentang stimulasi dari pengalaman,.bukan dari dokter atau perawat. Rencana pengasuhan di rumah perlu dukungan orangtua dan mertua, sedangkan suami lebih dibutuhkan sebagai sumber keuangan. Ibu cenderung melindungi bayinya terhadap perilaku anggota keluarga lain dan tetangga. Faktor-faktor yang mempengaruhi rencana pengasuhan di rumah antara lain : sikap ibu terhadap masa depan perkembangan bayinya, anjuran dokter, perawat, dan pengaruh pengalaman pribadi. Dengan memahami hal-hal tersebut di atas diperoleh pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pengasuhan bayi prematur, antara lain untuk menyusun paket pelatihan bagi petugas kesehatan dan ibu tentang cara-cara pengasuhan bayi prematur, sehingga mereka dapat tumbuh kembang optimal.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T8263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nopi Nur Khasanah
Abstrak :
Karya ilmiah ini merupakan analisis pelaksanaan praktik residensi keperawatan anak selama dua semester. Kegiatan utama yang dilakukan antara lain memberikan asuhan keperawatan pada bayi prematur dan praktik keperawatan berbasis pembuktian. Asuhan keperawatan pada bayi prematur menggunakan teori comfort Kolcaba. Diagnosis keperawatan yang sering muncul pada bayi prematur adalah nyeri prosedural, gangguan termoregulasi, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan risiko infeksi. Intervensi dengan teknik mengukur kenyamanan, edukasi pada orangtua, dan melalui tindakan menenangkan jiwa. Praktik keperawatan berbasis pembuktian dilakukan melalui facilitated tucking disertai "hadir-berbicara" untuk menurunkan skor nyeri prosedural. Hasil menunjukkan bahwa intervensi berbasis teori comfort Kolcaba efektif untuk meningkatkan kenyamanan. Disarankan agar teori comfort Kolcaba dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan pada bayi prematur.
This scientific paper is an analysis of the implementation of pediatric nursing practice residency during two semesters. Main activities were providing nursing care to premature`s infant and doing evidence based nursing practice. Nursing care had been premature`s infant using a Kolcaba comfort`s theory. Nursing problem usually occured in premature`s infant were acute procedural pain, ineffective thermoregulation, imbalanced nutrition: less than body, risk for infection. Intervention done by technical comfort measures, parent`s coaching, and comfort food the soul. Evidence done by doing facilitated tucking and "talking to-being with" to decrease score of acute procedural pain. The result showed the evidence based on Kolcaba comfort`s theory effective to increase comfort. It is suggested that Kolcaba comfort`s theory can applied in the provision of nursing care to premature`s infant.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Julianti
Abstrak :
ABSTRAK
Bayi yang lahir prematur berisiko mengalami permasalahan kesehatan, sehingga membutuhkan perawatan yang intens dari sejak di rumah sakit sampai ketika bayi sudah boleh dipulangkan ke rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi dalam perencanaan pulang terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu merawat bayi prematur. Penelitian ini merupakan studi quasi experiment dengan rancangan pre and post-test without control design. Sampel penelitian ini adalah 35 ibu yang melahirkan bayi prematur dan bayinya di rawat di ruang Perinatologi sebuah rumah sakit di Jakarta. Sampel diambil secara consecutive sampling. Intervensi penelitian adalah pemberian edukasi menggunakan media pembelajaran booklet dan audiovisual yang berisi tentang ASI, teknik menyusui, perawatan metode kanguru, cara pencegahan infeksi, dan tanda bahaya pada bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan edukasi selama perencanaan pulang, pengetahuan ibu merawat bayi prematur rata-rata mengalami kenaikan skor sebesar 29,52, aspek keterampilan menyusui skornya naik sebesar 33,29 dan keterampilan perawatan metode kanguru terdapat kenaikan skor sebesar 30,25. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaaan yang signifikan antara rata-rata skor pengetahuan ibu merawat bayi prematur, skor keterampilan menyusui, dan skor keterampilan perawatan metode kanguru (PMK) sebelum dan setelah diberikan edukasi selama perencanaan pulang (p> 0,001). Pelaksanaan program edukasi selama perencanaan pulang yang dilakukan selama tiga hari dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu merawat bayi prematur. Edukasi dalam perencanaan pulang sebaiknya rutin diterapkan di rumah sakit sebagai intervensi keperawatan mandiri agar makin meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. ABSTRACT
Discharge Planning Improving Knowledge and Skill Mother Who Birth Premature to Take Care Baby. Premature babies have a greater risk for health problems. Therefore, they need an intensive care since they are in the hospital until they go home. The purpose of this research was to find out the influence of education program for the knowledge and skills of the mothers on caring for their premature babies during discharge planning. This research was a quasi-experimental study with pre and post-test design without control groups. The sample of this research was 35 mothers who gave birth to premature babies and their babies receive care at a perinatology room in a hospital in Jakarta. The sample was taken using consecutive sampling. The intervention in this research was giving an education to the mothers of premature babies using booklet and audiovisual as the learning media containing information about breast milk, breastfeeding technique, kangaroo mother care, the method for infection prevention, and warning signs in babies. The research finding showed that after giving the education during the discharge planning, the knowledge of the mothers on caring for their babies, on average, had an increased score of 29.52, the score for the skills aspect increased by 33.29, and the score for kangaroo care mother skills increased by 30.25. The result of the analysis showed that there was a significant difference between the average score of the knowledge of the mothers on caring for premature babies, the score of breastfeeding skills, and the score for kangaroo care mother skills before and after the education program during the discharge planning (p> 0.001). The implementation of the education program during discharge planning that was done for three days could increase the knowledge and skills of the mothers on caring for their premature babies. The education during discharge planning should be conducted regularly at the hospital as an independent nursing intervention to improve the quality of nursing services.
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 JKI 22:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyanti
Abstrak :
Belum sempurnanya kerja organ pada bayi prematur membuat pemantauan kinerja organ vital sangat penting dilakukan, salah satu organ tersebut yang harus dipantau adalah pernapasan. Pada penelitian ini dikembangkan perangkat pemantau respirasi bayi prematur dalam inkubator Neonatal Intensive Care Unit NICU dengan memanfaatkan serat optik. Sensor bekerja berdasarkan prinsip rugi daya akibat macro bending pada serat optik. Rugi daya tersebut dapat diperoleh dengan cara melengkungkan serat optik dalam jumlah tertentu. Serat optik diintegrasikan pada bahan lentur yang ditempelkan pada permukaan atas popok sekali pakai di bagian abdomen bayi. Selanjutnya bahan lentur tersebut akan meregang dan mengendur seiring dengan pergerakan napas bayi. Perubahan regangan tersebut berdampak pada perubahan intesitas cahaya yang merambat di dalam serat optik. Selanjutnya cahaya keluaran dari sensor akan diterima fotodioda. Keluaran fotodioda berupa sinyal listrik selanjutnya diolah oleh rangkaian pengkondisi sinyal. Arduino UNO digunakan untuk mengubah sinyal analog yang dihasilkan rangkaian pengkondisi sinyal menjadi sinyal digital dan dengan bantuan visual basic, data digital tersebut akan ditampilkan pada layar monitor. Perangkat juga dilengkapi dengan modul GSM sebagai penyedia fitur layanan pesan singkat SMS untuk pengiriman data tingkat pernapasan secara periodik, serta jika terjadi apnea pada bayi ke telepon selular.Dari pengujian perangkat, untuk skala laboratorium menggunakan ventilator sebagai simulator pernapasan ditunjukkan bahwa perangkat dapat menghitung tingkat pernapasan dari 10-100 napas per menit breath per minute/BPM secara real time dan kontinu, dengan tingkat keakurasian 99,75.
Rudimentary work of organs in premature infants make monitoring the performance of vital organs is very important. One of the most important organ that must be monitored is respiratory. In this research we developed a premature infant respiratory monitoring device in Neonatal Intensive Care Unit NICU incubator by utilizing optical fiber. Sensor work based on the principle of power losses due to macro bending on optical fibers. The power losses can be obtained by bending the fiber optic. Sensor of the optical fiber bending with certain curve diameter that integrated into flexible materials affixed to the top surface of disposable diapers in the infant's abdomen. Furthermore, the bending material will stretch and loosen with the movement of the infant's respiratory. The strain changes affect the light intensity received by the photodiode propagating inside the optical fiber which is then received by the photodiode to be converted into an electrical signal and processed by the signal conditioning circuit. The Arduino UNO is used to convert the analog signals generated by the signal conditioning circuit to a digital signal using the visual basic program, then the digital data is displayed on the monitor screen. The device also equipped with a GSM module as a feature provider of short messege service SMS for periodic transmission of respiratory rate data as well as in case of apnea in infants to the mobile phone.From the experiment results for laboratory scale using ventilator as breathing simulator, showed that the device can calculate respiration rate from 10 100 breath per minute BPM in real time, with 99.75 of accuracy level.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Hikmah
Abstrak :
Tujuan penlitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh terapi sentuhan terhdadap suhu dan nadi bayi prematur yang dirawat di ruang perinatologi. DEsain penelitian menggunakan kuaasi eksperimen dengan pre dan post test. Data dianalisis dengan uji t-test. Cara pengambilan sampel dengan consecutive sampling, dengan jumlah sampel 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rerata suhu bayi prematur secara signifikan pada kelompok intervensi (p value=0,000). Kesimpulannya, terapi sentuhan dapat meningkatkan suhu bayi prematur. Disarankan agar terapi sentuhan untuk diterapkan sebagai standar operasional prosedur bayi prematur.
The purpose of this research to identify the influence of touch therapy on temperature and pulse rate of premature baby which taken care of preinatology room. The test to know difference of increase of temperature score mean and of pulse rate on intervention group and control group by using t-test. Number of sample was 230 respondent. Result shows there were significant increase of temperature premature baby after the intervention group obtain touch therapy p (value=0,000). Conclusion, touch therapy can improve premature baby temperature. uggested that touch therapy can be applied for premature baby which taken care of perinatology room.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28399
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simorangkir, Ayu Ferissa
Abstrak :
Kebutuhan alat bantu napas CPAP sangat vital pada bayi prematur yang mengalami distress pernapasan, tetapi penggunaan CPAP jangka panjang sangat merugikan. Upaya untuk melakukan weaning perlu dilakukan dalam memfasilitasi bayi beradaptasi pasca weaning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan pengaruh pengaturan posisi prone dan supine terhadap status oksigenasi bayi prematur yang menjalani weaning CPAP. Desain penelitian adalah randomize control trial. Responden berjumlah 60 bayi prematur dengan alat bantu napas ventilasi non mekanik atau CPAP (kelompok intervensi posisi prone =30 dan kelompok kontrol posisi supine =30), secara randomisasi kontrol acak. Analisis yang dilakukan univariate dan bivariate. Ada perbedaan bermakna saturasi oksigen, frekuensi napas dan denyut nadi pada posisi prone sehingga posisi prone dapat memberikan kestabilan saturasi oksigen, frekuensi nadi dan frekuensi napas pada bayi prematur selama menjalani weaning CPAP. Pada kelompok prone lebih sedikit mengalami reCPAP yaitu 3 responden (10%). Tetapi tidak ada hubungan antara pemberian posisi dengan reCPAP (p=0,472). Penelitian selanjutnya agar menggunakan posisi quarter prone atau semi prone dan sampel yang lebih besar. ......The need for a CPAP is vital for preterm baby with respiratory distress, but the impact of long-term use is very harmful. The effort to do weaning must be done and facilitate the baby to adapt after weaning. The purpose of this study was to identify the effect of prone positioning on oxygen status in preterm infants undergoing CPAP weaning. The research design was a randomize control trial. Respondents total 60 preterm infants with non-invasive ventilation or CPAP (prone position intervention group = 30 and control group supine position = 30). Univariate and bivariate analyzes were performed. There is a significant difference in oxygen saturation, respiratory rate and pulse rate in the prone position so that the prone position can stabilize oxygen saturation, heart rate and respiratory rate in preterm infants during CPAP weaning. ReCPAP in the prone group was less frequent (10%). However, there is no relation between positioning and reCPAP. Further research should use the position of quarter prone or semi prone in the larger sample.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library