Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nusmirna Ulfa
"Latar Belakang: Prevalensi penyakit ginjal kronik (PGK) stadium akhir di Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya dan biasanya mempunyai banyak komorbid seperti hipertensi, diabetes mellitus (DM) dan penyakit kardiovaskular. Selain itu pasien PGK juga berisiko mengalami komplikasi jangka panjang seperti anemia, gangguan mineral dan tulang, sehingga memerlukan pengobatan dengan beberapa jenis obat (polifarmasi). Obat-obatan pada pasien PGK digunakan dalam waktu jangka panjang sehingga berpotensi terjadi interaksi antar obat. Semakin banyaknya interaksi obat maka akan meningkatkan risiko efek samping obat (ESO). Pasien PGK juga sangat rentan mengalami peningkatan risiko akumulasi obat dan efek samping karena adanya perubahan parameter farmakokinetik dan farmakodinamik. Selain itu pada pasien PGK stadium 5 dengan hemodialisis (HD) terdapat beberapa obat yang terdialisis dalam proses HD sehingga dapat mengurangi efektivitas pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola peresepan pada pasien PGK stadium 5 yang menjalani HD rutin serta kaitannya dengan potensi interaksi obat (PIO) dan kemungkinan ESO yang dapat diakibatkan oleh interaksi antar obat tersebut.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain potong lintang pada pasien PGK stadium 5 dengan HD rutin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dalam periode Januari 2020 sampai dengan Juli 2021. Data diambil dari rekam medis unit HD, rekam medis pusat, electronic health record (EHR) dan hospital information system (HIS). Untuk mengetahui PIO dilakukan penilaian berdasarkan perangkat lunak Lexicomp dan penilaian kausalitas ESO dengan menggunakan algoritma Naranjo.
Hasil: Didapatkan 147 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan terdapat 101 jenis obat dengan 2767 kali peresepan dalam waktu 3 bulan. Proporsi pasien yang mengalami potensi interaksi antar obat sebanyak 89% pasien. Proporsi pasien yang mengalami potensi interaksi kategori mayor sebanyak 14% pasien, kategori moderat sebanyak 88% pasien, dan kategori minor sebanyak 37% pasien. Proporsi pasien yang dicurigai mengalami ESO akibat interaksi obat sebanyak 50% (66 pasien) dari 131 pasien yang mengalami PIO. Pada hasil multivariat, hanya komorbid DM yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan ESO yang dicurigai akibat interaksi obat.
Kesimpulan: Sebanyak 89% pasien PGK stadium 5 dengan HD mengalami potensi interaksi obat dan hipertensi merupakan efek samping terbanyak yang dicurigai akibat interaksi obat. Komorbid DM mempunyai peran yang cukup penting untuk terjadinya efek samping yang dicurigai akibat interaksi obat pada pasien PGK stadium 5 dengan HD

Background: The prevalence of end-stage renal disease in Indonesia has increased every year and usually has many comorbidities such as hypertension, diabetes mellitus (DM) and cardiovascular disease. In addition, there is also a risk of long-term complications, thus requiring treatment with several types of drugs (polypharmacy). The higher the frequency of drug interactions, the higher the risk of adverse drug reaction (ADR). Chronic kidney disease (CKD) patients are also very susceptible to an increased risk of drug accumulation and ADR due to changes in pharmacokinetic and pharmacodynamic parameters. In addition, CKD stage 5 patients with hemodialysis (HD) have several drugs that are dialyzed in the HD process so that it can reduce the effectiveness of treatment. The purpose of this study was to determine the prescribing pattern in stage 5 CKD patients on routine HD and its relationship to DDI and the possibility of ADR that could be caused by interactions between these drugs.
Methods: This was an observational study with a cross-sectional design in CKD stage 5 patients on routine HD at Cipto Mangunkusumo Hospital in the period January 2020 to July 2021. Data were taken from HD unit medical records. To determine the DDI, an assessment was carried out based on the Lexicomp software and ADR causality assessment using the Naranjo algorithm.
Results: A total of 147 patients met the inclusion criteria and there were 101 types of drugs with 2767 prescriptions within 3 months. The proportion of patients who received treatment with potential DDI is 89% of patients. The proportion of patients who received DDI in the major category was 14%, the moderate category was 88%, and the minor category was 37%. From 131 patients with DDI, the proportion of patients suspected having ADR cause by DDI is 50% (66 patients). Multivariate analysis found that only DM had statistically significant relationship with ADR that are suspected due to DDI.
Conclusion: In this study, 89% of patients received treatment with potential DDI and hypertension is the most suspected ADR due to drug interactions. Comorbid DM has an important role in the occurrence of ADR due to DDI in stage 5 CKD patients on HD.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Kasim
"Peningkatan umur harapan hidup penduduk indonesia telah menghasilkan peningkatan jumlah penduduk berusia lanjut. Transisi demografi dan epidemiologi telah menyebabkan penyakit pembuluh darah menjadi urutan pertama dalam penyebab kematian, terutama pada umur lanjut. Kebutuhan pelayanan kesehatan dan biaya bagi mereka akan meningkat.
Tujuan penelitian ini adalah menilai kebijakan penggunaan obat melalui perbandingan pola peresepan bagi penderita stroke pasien Askes dan Umum, yang meliputi nama generik dan kelas terapi, jumlah obat per pasien, ketepatan dosis, jumlah Dosis per hari (Defined Daily Dose), dan biaya obat per pasien. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengendalian biaya obat dan peningkatan pelayanan kesehatan.
Metode penelitian survai 'cross sectional' digunakan terhadap 182 pasien stroke yang terdiri dari 46 pasien Askes dan 136 pasien Non Askes, melalui rekam medik penderita yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo selama Januari sampai Desember 1995. Data yang dikurnpulkan adalah nama dan kelas terapi obat, jumlah dosis dan jumlah unit obat yang dipakai, dan harga satuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara peresepan dan biaya obat bagi pasien Askes dan Non Askes, kecuali dalam jumlah Defined Daily Dose, jumlah rata-rata obai perpasien, dan biaya obat per pasien.
Referensi : 61. ( 1979 - 1996 )

Comparative Study of Prescribing Pattern and Drug Cost for Stroke Patient of Cipto Mangunkusumo Hospital by PT. Askes Beneficiaries in 1995Increased life expectancy of Indonesian population has resulted in the growing number of elderly until 2010. Demographic and epidemiologic changes has placed cardiovascular disease becomes a major disease, predominantly affecting the elderly population. The majority of them have chronic diseases requiring long term care and high cost.
The objective of the study was to review drug use policy by assessing drug prescribing pattern (generic name and therapeutic class of drug, number of drug per patient, accuracy of dose, number of Debited Daily Dose , and drug cost per patient) among patients suffer front stoke, causisted at those are PT. Askes' beneficiaries (a government health insurance company) and Non Askes beneficiaries. It was expected that the results of this study can be used to improved health care services and control drug.
The method used was cross sectional survey on 182 stroke patients (46 /Likes beneficiaries and 136 Won Askes beneficiaries) who were hospitalized in Cipto Mangunkusumo Hospital dining January - December 1995. Data obtained from medical records include generic name and therapeutic class of drug, dosage regiment, number of drug administered, and unit price of the drugs.
The result showed that there was no difference in drug treatment both for Askes and Non Askes patients, except in term of defined daily dose, number of drug per patient and drug cost per patient.
Refferences : 61 (1979-1996)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library