Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zara Juliana
"Laporan ini menganalisa tentang apakah mahasiswa internasional di Melbourne, Australia, sesungguhnya membayar jasa trem. Pada saat itu, terdapat isu tentang pelanggaran tiket trem oleh mahasiswa internasional, hal ini membuat kami memutuskan untuk membuat riset tentang jasa trem dan pelanggaran tiket trem oleh mahasiswa internasional. Model regresi pada laporan ini dibuat berdasarkan kuesioner yang dibagikan secara acak kepada 158 koresponden yang seluruhnya merupakan mahasiswa internasional yang pada saat itu tinggal dan belajar di Melbourne. Riset ini menghasilkan konklusi bahwa terdapat 65.08% mahasiswa internasional di Melbourne yang sesungguhnya membayar jasa trem dan persentase ini akan bertambah jika pemerintah Australia memberikan subsidi transportasi umum kepada mahasiswa internasional.

This report analyze about whether international students in Melbourne, Australia, were actually pay for tram services. Lately, there had been an issue of tram fare invasion by international students, so we decided to plot our research around tram services and international student fare invasion. Regression model in this report is based on questionnaire that we distribute to 158 random correspondents, which all of them are international students that are currently studying and living in Melbourne. The research results in 65.08% of international students in Melbourne were actually paid for tram ticket and this number is likely to increase if the Australian government implied public transport concession policy for international students. "
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cici Lisdiana
"Kecelakaan lalu lintas merupakan satu-satunya penyebab kematian tertinggi di dunia selain dari penyakit dan bisa menimpa siapa saja tanpa mengenal waktu kejadian baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penelitian ini berfokus di Kabupaten Tuban yang merupakan daerah dengan kerugian materiil, jumlah kejadian dan korban kecelakaan tertinggi di Indonesia pada tahun 2016.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keparahan luka korban kecelakaan lalu lintas. Probit Binary digunakan untuk mengestimasi model ini dimana variabel bebas yang diestimasi terdiri dari variabel tipe kecelakaan, infrastruktur, jenis kendaraan dan manusia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kendaraan sepeda motor paling memengaruhi terjadinya keparahan fatal bagi korban kecelakaan. Pengemudi berusia senja memiliki peluang lebih besar mengalami keparahan yang fatal. Pada faktor infrastruktur, kondisi pencahayaan yang baik dapat mengurangi terjadinya keparahan fatal kecelakaan. Kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah dari penelitian ini berfokus pada infrastruktur pencahayaan jalan dan sosialisasi kedisiplinan terhadap pengguna jalan.

Road injuries are the one and only the most causes of death beside from the diseases in the world on 2016. Traffic accidents can happen to anyone and anytime in both of urban and rural areas. This study focuses on Tuban Regency which is the region with the highest material damage costs, the highest number of incidents and casualties in Indonesia on 2016.
The purpose of this research is analyzing the factors that influence the injury severity of traffic accident. Probit Binary are used to estimate the independent variables that consist of accident type, infrastructure, vehicle type and human variables.
The results show that motorcycles are the most affect the occurrence of fatal severity for casualties. Older drivers have a greater chance of experiencing a fatal severity. On infrastructure factors, good lighting conditions can reduce the occurrence of fatal injury severity. The government 39 s policy on this research focuses on road lighting infrastructure and the socialization of disciplinar on road users.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Mega Utami
"Kesulitan ekonomi dan tuntutan biaya kehidupan yang semakin tinggi, telahmendorong sebagian besar kaum wanita untuk ikut berperan dalam meningkatkanpendapatan keluarganya. Peran sektor informal menjadi penting, karena kemampuansektor informal dalam menyerap tenaga kerja dan tidak menuntut keterampilan yangtinggi. Seperti diketahui para pekerja informal ini terkadang tidak memiliki jaminankesehatan yang dapat membantu mereka mendapatkan pelayanan kesehatan sehinggabisa berdampak terhadap kesehatan mereka. Kesehatan reproduksi para wanita tersebutsangat penting untuk dijaga dan diperhatikan. Salah satu cara untuk menjaga kesehatanreproduksi para wanita pekerja informal tersebut agar bisa lebih baik dan terjaga adalahdengan penggunaan alat kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisdeterminan apa saja yang berpengaruh terhadap pemilihan metode kontrasepsi padawanita pekerja informal di Indonesia tahun 2016. Penelitian ini menggunakan datasekunder Susenas tahun 2016. Analisis data diolah dengan menggunakan pemodelanprobit-marginal effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial demografi variabel pendidikan, umur, lokasi tempat tinggal, jumlah anak dan pendapatan perkapita dan faktor lingkungan/pelayanan kesehatan kepemilikan jaminan kesehatan danakses internet berpengaruh terhadap pemilihan metode kontrasepsi non MKJP danMKJP . Untuk karakteristik pengguna menurut pilihan metode kontrasepsi antara lainwanita pekerja informal pengguna kontrasepsi metode non MKJP cenderung memilikipendidikan setingkat SMP, berumur < 20 tahun, berdomisili diwilayah pedesaan,memiliki jumlah anak 0 sampai dengan 2 orang, berada pada kuintil 3 Q3 memilikirata-rata pendapatan per kapita sebesar Rp627.080 dan tidak mempunyai jaminankesehatan serta tidak rutin mengakses internet. Sedangkan wanita pekerja informalpengguna kontrasepsi metode MKJP cenderung memiliki pendidikan setingkat D1-S3,berumur 40 ndash; 49 tahun, tinggal di daerah perkotaan, memiliki anak lebih dari 2 orang,berada pada kuintil 5 Q5 memiliki rata-rata pendapatan per kapita sebesarRp1.801.073 terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan swasta dan rutin mengaksesinternet.Kata kunci : kontrasepsi, probit, wanita pekerja informal.

Economic difficulties and the increase of higher cost of living have encouraged mostwomen to play a role in increasing their family income. The role of the informal sectorbecomes important, because the ability of the informal sector to absorb labor and notdemanding high skills. As we all know that informal workers sometimes does not havehealth insurance that can help them easily access health care so that it can have animpact on their health. It is very important to maintain these women rsquo s reproductivehealth in the best way. One way to maintain the reproductive health of these informalfemale workers in order to be better and safer is by the use of contraceptives. This studyaims to analyze the determinants of any effect on the selection of contraceptives oninformal female workers in Indonesia in 2016. This study uses secondary data Susenas2016. Data analysis processed by using multinomial logistic regression modeling. Theresults showed that social demographic factors education, age, residence, number ofchildren and income per capita and environmental factors health services ownership ofhealth insurance and internet access influenced the selection of contraceptive type traditional, non MKJP and MKJP . For the characteristics of the users according to thechoice of contraceptive methods, among others female informal workers ofcontraceptive methods users non MKJP tend to have junior high school education, aged."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Putri
"Penyandang disabilitas (PD) akan cenderung memutuskan bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan menjadi mandiri. Untuk melihat probabilitas bekerja diantara PD di Indonesia, penelitian ini akan mengestimasi probabilitas bekerja diantara PD dengan menggunakan metode Probit. Penelitian ini menggunakan unit analisis sebanyak 34.200 sampel penduduk usia kerja PD dengan single impairment dan bersumber dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2018. Hasil analisis menunjukkan bahwa PD yang mengalami gangguan penglihatan, pendengaran, jari/ tangan, komunikasi, dan mental berpengaruh signifikan meningkatkan probabilitas bekerja diantara PD dibandingkan PD yang mengalami gangguan berjalan. Minimnya aksesibilitas menyebabkan PD dengan gangguan berjalan mengalami kesulitan dalam bermobilitas dalam kehidupan sehari-hari seperti bekerja.

Persons with disabilities (PWD) will tend to decide to work to be able to meet their needs and become independent. To see the probability of working among PWDs in Indonesia, this study will estimate the probability of working among PWDs using the Probit method. This study used an analysis unit of 34,200 samples of working age population with PWD with single impairment and sourced from the National Labor Force Survey (Sakernas) in August 2018. The results of the analysis showed that PWD with visual, hearing, finger/hand, communication, and mental disorders had a significant effect increase the probability of working among PWDs compared to PDs who experience walking disorders. The lack of accessibility causes PWD with impaired walking have difficulty in mobility in daily life such as work.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etania Ranu Andhika
"Exclusive breastfeeding (EBF) for the first six months is the key to preventing malnutrition in children. However, EBF coverage in Indonesia is only 38%, while the target WHO set in 2030 is 70%. Therefore, targeting the actors behind EBF completeness is needed to boost the EBF rate. The research will uncover the impact of the daily sources of support (both maternal and paternal grandmothers, the father, and the domestic worker) and modifying factors on the EBF choices made by the mother. Using the 2019 and 2020 National Socio-Economic Survey (SUSENAS) data, probit regression suggests that no one's cohabitation with the mother significantly affects EBF completeness. In contrast, maternal characteristics (employment status, economic level, education completion, and residential area of living), baby’s gender, and father’s education become the most decisive factors. Since the leading actor is still the mother herself, to improve the EBF rate, the policy should be focused on helping breastfeeding mothers to face the challenges, especially in the workplace."
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2022
330 JPP 6:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Novano Arya Wiraraja
"

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap  karakteristik rumah tangga miskin di Kota Tangerang selama periode 2011 – 2014.  Penelitian ini menerapkan pendekatan tren kemiskinan dan menggunakan probit model untuk mengidentifikasi status kemiskinan rumah tangga: tetap miskin, dan tidak menjadi miskin. Mengamati data cross section Basis Data Terpadu (BDT) hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011 dan update data tersebut yang dilakukan oleh Bappeda Kota Tangerang melalui Tim Koordinasi Pengentasan Kemiskinan Daerah (TKPKD) di Tahun 2014 yang meliputi 61.683 rumah tangga miskin yang tersebar di 13 kecamatan.  Penelitian ini menemukan bahwa 19,34% dari rumah tangga miskin tergolong miskin (tetap miskin di 2014), sementara 80,66% dari rumah tangga miskin di 2011 tidak menjadi miskin di 2014. Dari hasil penelitian menegaskan bahwa faktor penting dari dinamika kemiskinan di Kota Tangerang adalah jenis kelamin, usia, kepala rumah tangga yang wafat, sektor pekerjaan, status kedudukan kepala rumah tangga dalam pekerjaan, lokasi kecamatan, aset fisik, akses air minum, akses listrik, akses fasilitas buang air besar, kepesertaan KB, jumlah anggota rumah tangga, dan status kesejahteraan keluarga.

 


This study aims to examine the determine factors that influence to characteristics of poor households in the Tangerang City during the period 2011 - 2014. This study applies the spell approaches of poverty trends and use probit models to identify household poverty status: still poor, and not to be poor. Viewing cross section Basis Data Terpadu (BDT) resulted from Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) In 2011 and update the data is carried out by Bappeda Kota Tangerang through Tim Koordinasi Pengentasan Kemiskinan Daerah (TKPKD) in 2014 covering 61.683 poor households spread in 13 districts. This study found that 19.34% of poor households classified as poor (still poor in 2014), while 80.66% of poor households in 2011 did not become poor in 2014. From the research confirms that an important factor of the dynamics of poverty in the City Tangerang are gender, age, household heads who died, the employment sector, the status of the position of head of the household work, sub-district locations, physical assets, access to drinking water, access to electricity, access to facilities defecate, membership KB, the number of household members, and family welfare status.

 

"
2016
T51765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Ramadhani
"

Malnutrisi adalah kondisi gizi yang tidak proporsional pada anak yang ditunjukkan dalam tiga kondisi — stunting, underweight, dan wasting. Malnutrisi pada anak merupakan salah satu beban kesehatan terbesar di Indonesia. Kejadian malnutrisi anak menunjukkan peningkatan, namun dikategorikan sebagai sangat parah untuk stunting dan underweight dan cukup parah untuk wasting. Penelitian ini menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) Wave 5 tahun 2014/2015, dan bertujuan menganalisis hubungan antara karakteristik ibu dan kejadian malnutrisi pada anak yang berusia 5-59 bulan di Indonesia. Hasil regresi probit menunjukkan bahwa karakteristik ibu (indeks massa tubuh ibu (BMI), tinggi badan, dan pendidikan) secara signifikan mempengaruhi malnutrisi pada anak. Selain itu, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah usia anak, jumlah anggota dalam rumah tangga, pengeluaran per kapita rumah tangga, area dan wilayah rumah tangga.


Child malnutrition is a condition of disproportionate nutrition in children. It manifests in three forms—stunting, being underweight, and wasting. It is one of the biggest burdens in Indonesia, as the incidence shows an improvement, but it continues to be categorized as highly severe for stunting and being underweight and moderately severe for wasting. Using the Indonesian Family Life Survey (IFLS) Wave 5 data year 2014/2015, this study analyzes the association between maternal characteristics and the incidence of malnutrition among children aged 5–59 months in Indonesia. The probit regression result implies that maternal characteristics (mother’s body mass index (BMI), height, and education) significantly influence the child’s malnutrition. Furthermore, there are other compounding factors to consider, such as the child’s age, the number of members in a household, the household’s per capita expenditure, and the household’s area and region.

"
2019
T55269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Zahra
"ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang kemampuan perusahaan untuk bertahan di dalam industri fesyen di Indonesia pada tahun 2006-2010. Penelitian ini menggunakan metode probit untuk model kemampuan bertahan perusahaan dengan pooled data. Data diperoleh dari Statistik Industri Sedang dan Besar (KBLI 17302, 17303, 17304, 18101, 18102, 18202, 19201, 19202, 19203, dan 19209) berupa data individual perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan rasio ekspor terhadap output perusahaan meningkatkan probabilitas kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam industri fesyen secara signifikan. Sementara peningkatan penggunaan energi listrik dan terjadinya krisis finansial global menurunkan kebertahanan perusahaan.


ABSTRACT

This research describes the ability of a company to survive in Indonesia‟s fashion industry during the 2006-2010 period. This study uses probit method for firm survival model with pooled data. Data obtained from Statistics Medium and Large Scale Industry (ISIC 17302, 17303, 17304, 18101, 18102, 18202, 19201, 19202, 19203, and 19209) in the form of firm individual data. The results of this study showed that firm size, firm age, and the ratio of exports to output of the firm significantly increases the probability of firm survival in the fashion industry. Meanwhile, the increased use of electrical energy and the global financial crisis lowered the probability of firm survival.

"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, Fredrik Bastem Hasudungan
"Sistem kesehatan bertujuan memberikan pelayanan kesehatan, pencegahan dan pengobatan yang dapat membuat perbedaan besar pada kesehatan masyarakat. Dalam memperoleh layanan kesehatan tersebut, rumah tangga berisiko sering kali harus mengeluarkan pengeluaran tunai untuk mengakses layanan kesehatan. Jumlah pengeluaran kesehatan yang kecil dapat berakibat besar bagi rumah tangga yang miskin. Sebaliknya jumlah pengeluran kesehatan yang besar, mungkin mempunyai dampak yang kecil bagi rumah tangga yang kaya. Terlepas dari jumlah yang dikeluarkan pada kesehatan, setiap rumah tangga berisiko menderita biaya kesehatan katastropik dan dimiskinkan olehnya.
Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi biaya kesehatan katastropik dan faktor yang paling mempengaruhi biaya kesehatan katastropik.
Metode yang digunakan adalah analisis univariat dan multivariate. Analisis multivariat menggunakan regresi IV Probit Endogen untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan paling mempengaruhi biaya kesehatan katastropik. Pengetahuan atas fasilitas puskesmas digunakan sebagai instrumen variable karena berkorelasi dengan variabel endogen namun tidak berkorelasi dengan variable dependen.
Dari penelitian disimpulkan bahwa adanya kepemilikan asuransi (ASKES, ASKESKIN, JAMSOSTEK) merupakan faktor yang paling mempengaruhi biaya kesehatan katastropik. Rumah tangga yang tidak memiliki asuransi tersebut terbukti berisiko lebih besar menderita biaya kesehatan katastropik. Rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga dirawat inap, anggota rumah tangga cacat, dan anggota rumah tangga menderita penyakit kronis juga memberikan kontribusi risiko rumah tangga menderita biaya kesehatan katastropik.
Keputusan pemerintah untuk memberlakukan jaminan kesehatan merupakan keputusan yang paling. Terbukti bahwa rumah tangga yang dilindungi asuransi memiliki risiko terkecil menderita biaya kesehatan katastropik. Pemerintah didorong untuk melanjutkan kebijakannya memberlakukan jaminan kesehatan dan tetap mempertahankan rawat inap, kecacatan, dan penyakit kronis dalam paket manfaat untuk memperkecil kemungkinan rumah tangga menderita biaya kesehatan katastropik dan dimiskinkan olehnya.

The purpose of health system is to provide health services, disease prevention, and medication that can make great different to public health. In order to obtain such services, household frequently had to pay substantial amount of money in order to access health services. Such amount of money called out of pocket expenditure (OOP). Small amount of OOP could mean a great deal to poorer household, on the contrary, large amount of OOP could mean nothing to richer household. Set the the amount of OOP aside, each household is risky of suffering catastrophic health expenditure and therefore impoverished by it.
The purpose of this research is to know factors affecting catastrophic health expenditure and which factor affecting catastrophic health expenditure the most.
Method used is univariate and multivariate analysis. Multivariate analysis used is using Instrumental Variable Probit With Endogenous Treatment in order to know factors affecting and factor affecting the most catastrophic health expenditure. Knowledge for puskemas facility is used as instrumental variable due to its nature significantly correlated to endogenous variable but insignificantly correlated to outcome variable.
From this research, it is come to conclusion that Insurance Ownership (ASKES, ASKESKIN, JAMSOSTEK) is factor affecting catastrophic health expenditure the most. Household not holding such insurance is proven to be risky from suffering catastrophic health expenditure. Household having member using in patient services, having member with disabilities, and having member suffering chronic disease also contributing risk household suffering catastrophic health expenditure.
Government decision to enroll national health coverage is proofed to be wise decision. It is proven that household having insurance is protecting household from suffering catastrophic health expenditure. Government is encouraged to continue it?s policy in enrolling national health coverage and keeping in patient, disabilities, and chronic disease in the benefit package in order to prevent household suffering catastrophic health expenditure and impoverishment by it.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnawati Dewi
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana probabilitas perempuan dalam menentukan preferensi antara bekerja dan menikah yang dilakukan secara bersama-sama, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan data dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2012. Keputusan partisipasi kerja pada seorang perempuan sangat berkaitan erat dengan keputusannya dalam status perkawinan. Status perkawinan perempuan telah diketahui akan mempengaruhi keputusan perempuan dalam berpartisipasi di pasar kerja. Metode yang digunakan adalah model sequential probit, dimana masing-masing keputusan dilakukan secara berurutan menurut model probit biner. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan perbandingan karakteristik daerah tempat tinggal dan tingkat pendidikan, di dapatkan bahwa probabilitas terbesar seorang perempuan dalam menentukan pekerjaan dan perkawinanya adalah probabilitas perempuan bekerja dan menikah dengan pendidikan Perguruan Tinggi dan tinggal di daerah perkotaan yaitu sebesar 65.39 persen. Sedangkan probabilitas terkecil adalah probabilitas perempuan yang tidak bekerja dan tidak menikah yang tinggal didaerah perkotaan dengan pendidikan SD yaitu sebesar 0.004 persen.;

ABSTRACT
This study aims to determine how the probability of women in determining her preferences between work and married and the factors that influence it, using data from the National Socioeconomic Survey (Susenas) in 2012. Decisions on a female labor forcr participation is closely related to the decision in marital status. Marital status would influence a woman's decision to participate in the labor market. The method used is sequential probit models, where each decision made in sequence according to a binary probit model. The results showed that by comparison the characteristic of the residence and level of education, found that the greatest probability is the probability of working and married women with education Universities and live in urban areas in the amount of 65.39 percent. While the smallest probability is the probability of women who do not work and are not married who live in urban areas with primary education that is equal to 0.004 percent.;This study aims to determine how the probability of women in determining her preferences between work and married and the factors that influence it, using data from the National Socioeconomic Survey (Susenas) in 2012. Decisions on a female labor forcr participation is closely related to the decision in marital status. Marital status would influence a woman's decision to participate in the labor market. The method used is sequential probit models, where each decision made in sequence according to a binary probit model. The results showed that by comparison the characteristic of the residence and level of education, found that the greatest probability is the probability of working and married women with education Universities and live in urban areas in the amount of 65.39 percent. While the smallest probability is the probability of women who do not work and are not married who live in urban areas with primary education that is equal to 0.004 percent., This study aims to determine how the probability of women in determining her preferences between work and married and the factors that influence it, using data from the National Socioeconomic Survey (Susenas) in 2012. Decisions on a female labor forcr participation is closely related to the decision in marital status. Marital status would influence a woman's decision to participate in the labor market. The method used is sequential probit models, where each decision made in sequence according to a binary probit model. The results showed that by comparison the characteristic of the residence and level of education, found that the greatest probability is the probability of working and married women with education Universities and live in urban areas in the amount of 65.39 percent. While the smallest probability is the probability of women who do not work and are not married who live in urban areas with primary education that is equal to 0.004 percent.]"
2015
T42877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>