Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bunga Atqiya Qutrunnada
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) termasuk fasilitas distribusi yang harus memenuhi aspek Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) yang ditetapkan oleh pemerintah. CDOB termasuk ketentuan yang komprehensif yang akan digunakan sebagai panduan dalam distribusi obat, mulai dari pengadaan, penyimpanan, hingga distribusi obat ke fasilitas pelayanan kesehatan. Bab IV CDOB dijelaskan secara khusus mengenai penyimpanan obat dan/atau bahan obat yang harus disesuaikan dengan rekomendasi oleh industri farmasi atau non-farmasi yang memproduksi bahan obat standar mutu farmasi. Farmasia termasuk distributor bahan baku obat yang sudah mendapatkan sertifikat CDOB sehingga sudah ditetapkan dapat mempertahankan kualitas mutu dalam proses penyimpanan dan pendistribusian bahan baku obat. Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah disusun oleh PT Farmasia, sistem penyimpanan menggunakan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO). Sistem penyimpanan bahan baku di PT Farmasia belum diterapkan secara sistematis, karena proses keluar masuk barang yang sangat cepat dan barang yang tersedia masih belum banyak. Oleh karena itu, SOP sistem penyimpanan bahan baku perlu disusun. Barang yang masuk berdasarkan permintaan dari customer dapat menggunakan sistem penyimpanan FIFO, sedangkan yang ditujukan sebagai persediaan dapat menggunakan sistem penyimpanan FEFO. Selain itu, diperlukan sistem digitalisasi untuk mendukung sistem penyimpanan yang lebih baik. Sistem digitalisasi yang disarankan adalah media google spreadsheet yang akan digunakan untuk pendokumentasian dan pengarsipan bahan baku yang masuk dan keluar di PT Farmasia Inovasi Megatrading.

Pharmaceutical Wholesalers are among the distribution facilities that must fulfill aspects of the Good Distribution Practices (GDP) set by the government. GDP includes comprehensive provisions that will be used as a guide in drug distribution, starting from procurement, storage, and distribution of drugs to health service facilities. Chapter IV of GDP specifically describes the storage must be adjusted to recommendations by the pharmaceutical or non-pharmaceutical industry that produces pharmaceutical quality standard drug ingredients. Farmasia is a distributor of medicinal raw materials that have obtained a GDP certificate so it has been determined that it can maintain quality in the process of storing and distributing medicinal raw materials. Based on the Standard Operating Procedure that has been prepared by PT Farmasia, the storage system uses the First Expired First Out (FEFO) and First In First Out (FIFO). The raw material storage system at PT Farmasia has not been implemented systematically, because the process of moving in and out of goods is very fast and there are still not many goods available. Therefore, the SOP of the raw material storage system needs to be prepared. Raw materials that enter based on requests from customers can use the FIFO storage system, while those intended as inventory can use the FEFO storage system. In addition, a digitization system is needed to support a better storage system. The suggested digitization system is Google Spreadsheet which will be used for documenting and archiving incoming and outgoing raw materials at PT Farmasia.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Junita
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing dan faktor - faktor yang mempengaruhi ekspor produk farmasi Indonesia ke enam negara tujuan (China, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand dan Vietnam). Revealed Comparative Advantage (RCA) digunakan untuk menganalisis daya saing. Sedangkan pendekatan model gravitasi digunakan untuk menganalisis faktor - faktor yang dominan mempengaruhi aliran ekspor produk farmasi Indonesia. Adapun metode regresi yang digunakan adalah metode regresi panel data dengan Model Efek Tetap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen seperti PDB Perkapita negara tujuan ekspor, Jumlah Penduduk negara tujuan ekspor, Nilai Tukar Riil (REER), Jarak Ekonomi dan Indeks RCA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ekspor produk farmasi Indonesia ke beberapa negara tujuan ekspor. Sedangkan variabel PDB Perkapita negara pengekspor dan Jumlah Penduduk negara pengekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor produk farmasi

ABSTRACT
The objective of this research is to analyze the competitiveness and the factors that influence Indonesia pharmaceutical products export to six importing countries (China, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand and Vietnam). Revealed Comparative Advantage (RCA) was used to analyze competitiveness. In this research study, a gravity model approach was used in order to analyze the main factors affecting the export of Indonesia pharmaceutical products. Panel data regression method with fixed effect was used to analyze export model. The result shows that independent variables like GDP percapita importing country, Population importing country, REER, Economic Distance, and RCA Index have the significant influence on pharmaceutical product exports. But, GDP percapita exporter country, and Population exporter country have not the significant influence on pharmaceutical products export."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T54438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Chrisanta Veronica
"Pengelolaan obat secara tidak langsung berkaitan dengan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya pada produk rantai dingin farmasi yang cenderung sensitif terhadap perubahan selama proses penyimpanan dan pendistribusian. Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dekat dengan masyarakat, Apotek Roxy Cabang Sawangan harus memperhatikan proses pengelolaan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisa implementasi sistem pengelolaan produk, data persentasi penjualan, serta peranan apoteker dalam penanganan produk rantai dingin farmasi di Apotek Roxy Cabang Sawangan.
Penelitian dilakukan secara observasional melalui pendekatan kualitatif. Adapun observasi dilakukan melalui studi literatur berdasarkan referensi ilmiah, regulasi nasional, dan dokumen operasional di Apotek Roxy Cabang Sawangan. Selain itu dilakukan penarikan data penjualan produk rantai dingin farmasi selama satu tahun. Analisa data yang diperoleh dilakukan dengan melakukan wawancara lanjutan, pencatatan, dan pengamatan secara langsung. Penelitian menemukan bahwa pengelolaan produk rantai dingin farmasi di Apotek Roxy Cabang Sawangan telah sesuai dengan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Selain itu, diketahui juga bahwa penjualan produk rantai dingin farmasi selama satu tahun didominasi oleh produk insulin. Apoteker memiliki tanggung jawab penuh untuk memastikan seluruh aspek pengelolaan obat di Apotek berjalan dengan benar.

Drug management is indirectly related to the quality of public health, especially for pharmaceutical cold chain products, which tend to be sensitive to changes during the storage and distribution process. As the closest health service facility to the community, the Roxy Pharmacy Sawangan Branch must consider this management process. Therefore, research is needed to analyze the implementation of product management systems, sales percentage data, and the role of pharmacists in handling pharmaceutical cold chain products at the Roxy Pharmacy, Sawangan Branch.
The research was conducted observationally through a qualitative approach. Observations were made through literature studies based on scientific references, national regulations, and operational documents at the Roxy Pharmacy, Sawangan Branch. In addition, sales data for pharmaceutical cold chain products in the Roxy Pharmacy Sawangan Branch were collected for one year. Analysis of the data obtained was carried out by conducting follow-up interviews, recording, and direct observation. The study found that managing pharmaceutical cold chain products at the Roxy Pharmacy, Sawangan Branch followed Good Drug Distribution Methods (CDOB). In addition, the research found that insulin products dominate sales of pharmaceutical cold chain products for one year. Pharmacists are responsible for ensuring that all aspects of drug management in pharmacies run correctly.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Chrisanta Veronica
"Proses distribusi obat secara tidak langsung berkaitan erat dengan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, dimana rantai pengadaan produk farmasi harus diperhatikan untuk menjamin keamanan, kualitas, dan efikasi dari obat. Keberlangsungan proses bisnis ini tentunya memiliki kaitan erat dengan kondisi managerial yang baik, khususnya terkait dengan kelancaran sirkulasi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisa proses bisnis yang terlaksana pada Pedagang Besar Farmasi, mengetahui implementasi manajemen keuangan yang dilakukan pada PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Cabang Bogor.
Penelitian dilakukan secara observasional melalui pendekatan kualitatif. Adapun observasi dilakukan melalui studi literatur berdasarkan referensi ilmiah, regulasi nasional, dan dokumen operasional di PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Cabang Bogor. Analisa data yang diperoleh dilakukan dengan melakukan wawancara lanjutan, pencatatan, dan pengamatan secara langsung. Penelitian menemukan bahwa proses manajemen keuangan yang terjadi pada perusahaan ini terlaksana dengan baik dan mendukung pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Apoteker memiliki tanggung jawab penuh untuk mengawasi manajemen keuangan, khususnya dalam penyelidikan prinsipal dan pelanggan.

The drug distribution process is indirectly related to improving healthcare, where the distributor should ensure pharmaceutical products' safety, quality and efficacy. This business process's continuity is closely related to good managerial conditions, significantly associated with the well-maintained circulation of the company's finances. Therefore, this research was conducted to analyze the business processes at the Pharmaceutical Distributor and determine the implementation of financial management at PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Bogor Branch.
The research was conducted observationally through a qualitative approach. The observations were made through literature studies based on scientific references, national regulations, and operational documents at PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Bogor Branch. Analysis of the data obtained was carried out by conducting follow-up interviews, recording, and direct observation. The research found that the financial management processes in this company were well implemented and supported the implementation of Good Drug Distribution Methods (CDOB). The pharmacist oversees financial management, particularly in principal and customer investigations.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azkiya Listyorini
"Perdagangan produk farmasi memantik sebuah pembahasan dan perdebatan dalam kajian ekonomi politik internasional. Salah satu unsur yang kerap kali menjadi perdebatan dalam perdagangan produk farmasi adalah kehadiran hak kekayaan intelektual berupa paten dan eksklusivitas data yang terkandung dalam perdagangan produk farmasi. Tulisan ini secara taksonomi meninjau perkembangan pembahasan perdagangan produk farmasi dalam kajian hubungan internasional, sejak HKI menjadi bagian dari perdagangan internasional pada tahun 1990 sampai 2021. Tulisan ini menggunakan 107 literatur yang terakreditasi secara internasional dan mengklasifikasikannya sesuai dengan kesamaan antar literatur. Berdasarkan pada metode taksonomi, literatur-literatur tersebut dibagi ke dalam empat kategori, yang terdiri atas (1) HKI dalam perdagangan produk farmasi, (2) TRIPS dalam perdagangan produk farmasi, (3) Deklarasi Doha tentang TRIPS dan Kesehatan Masyarakat dalam perdagangan produk farmasi, (4) TRIPS-Plus dalam perdagangan produk farmasi kontemporer. Tulisan ini mencoba untuk menunjukkan konsensus, perdebatan, tren, serta kesenjangan dalam topik ini. Tulisan ini mengidentifikasi bahwa pendekatan liberal paling banyak digunakan dalam membahas perdagangan produk farmasi. Penulis menyimpulkan bahwa sebagai sebuah topik, meskipun perdagangan farmasi dianggap sebagai salah satu bagian dari perdagangan bebas, namun pada kenyataannya sistem HKI yang tertanam dalam perdagangan produk farmasi, justru melanggengkan proteksionisme sehingga hingga saat ini perdagangan produk farmasi terus menuai berbagai perdebatan, baik bagi akademisi yang mendukung HKI maupun bagi akademisi yang mendukung akses kesehatan.

Pharmaceutical trade has become a discussion and debate in the International Political Economy. One of the elements that triggered the discussion is the presence of patent and data exclusivity in intellectual property rights. Pharmaceutical trade is part of the economical instrument that has political value because it shows the relation and power difference between developed and developing countries. This paper taxonomically reviews the development of pharmaceutical trade in international relations studies, since IPR became part of international trade in 1990 to 2021. This paper uses 107 internationally- accredited literature and classifies them according to the similarities between each literature. Based on the taxonomy method, the literature will be divided into four theme-based categories which consists of (1) IPR in the pharmaceutical trade, (2) TRIPS in the pharmaceutical trade, (3) The Doha Declaration on TRIPS and Public Health in the Pharmaceutical Trade, (4) TRIPS-Plus in contemporary pharmaceutical trade. The paper seeks to unveil the conventional wisdoms, the debates, and the gaps of this topic. This paper identifies that the liberal approach is commonly used to discuss the pharmaceutical trade. This writing concludes that although pharmaceutical trade is part of free trade, intellectual property rights embedded in the pharmaceutical trade make protectionism preserved. Therefore, up until now, the pharmaceutical trade is triggering a debate between the academician who supports intellectual property rights and academician who supports health access."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library