Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Daniswara Santoso
Abstrak :
ABSTRACT
Fenomena alih fungsi lahan dan kerusakan hutan telah menyebabkan erosi yang besar yang terjadi di bagian hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) . Erosi mengakibatkan lahan terdegradasi sehingga menurunkan daya dukung lingkungan. DA Ciwilung Hulu termasuk salah satu dari 13 DAS dalam kondisi sangat kritis. Pemilihan DA Ciliwung hulu sebagai wilayah penelitian dikarenakan fakta tren erosi dan lahan kritis yang terus meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sebaran erosi serta luasannya di DA Ciliwung Hulu, menganalisis produktivitas lahan DA Ciliwung Hulu, serta menganalisis hubungan antara erosi dan produktivitas lahan.  Metodologi penentuan tingkat bahaya erosi adalah Universal Soil Loss Equation (USLE) menggunakan ArcGIS 10.1. Selain itu dilakukan survei lapang untuk verifikasi data penggunaan lahan, pengelolaan lahan maupun produktivitas lahan. Tingkat erosi sangat tinggi ini berada wilayah topografi agak curam hingga sangat curam dengan erodibilitas tanah sangat tinggi dan didominasi oleh penggunaan lahan pemukiman. Sementara erosi tingkat berada di wilayah erodibilitas tanah sangat rendah dengan topografi datar. Penurunan ini diiringi dengan peningkatan luasan yang terjadi pada erosi tingkat sangat tinggi. Produktivitas lahan tanaman pangan sangat tinggi berada di sub DA Ciesek dan Ciliwung Hulu dengan hasil responden rata-rata 4,65 ton/ha/tahun. Sementara untuk produktivitas lahan holtikultura, tingkat tertinggi ada pada sub DA Ciseuseupan dan Cisukabirus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkatan erosi dengan produktivitas lahan holtikultura. 
ABSTRACT
The phenomenon of land use change and forest destruction has caused large erosion that occurs in the upper reaches of the watershed. Erosion causes degraded land to reduce the carrying capacity of the environment. The Upper Ciwilung Watershed is one of the 13 watersheds in very critical conditions. The selection of Upstream Ciliwung Watershed as a research area is due to the fact that erosion trends and critical land continue to increase. The purpose of this study was to analyze the distribution of erosion and its area at Upstream Ciliwung Watershed, analyze the productivity of Upstream Ciliwung Watershed land, and analyze the relationship between erosion and land productivity. The methodology for determining the level of erosion is Universal Soil Loss Equation (USLE) using ArcGIS 10.1. In addition, a field survey was conducted to verify land use data, land management and land productivity. This very high level of erosion is in a rather steep to very steep topographic area with very high soil erodibility and is dominated by residential land use. While level erosion is in very low erodibility areas with flat topography. This decrease was accompanied by an increase in the area that occurred at very high levels of erosion. The productivity of land for food crops is very high in sub Watershed Ciesek and Ciliwung Hulu with respondent` average yield of 4.65 tons / ha / year. While for horticultural land productivity, the highest level is in sub watershed Ciseuseupan and Cisukabirus. The results showed that there is a relationship between the level of erosion and the productivity of horticultural land.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi secara spasial mengenai persebaran dan luas tingkat kekritisan unsur hara tanah (Nitrogen, Phosfor, Kalium dan pH) di Sub DAS Serayu Hulu Kabupaten Wonosobo. Hasil diperoleh bedasarkan uji laboratorium sampel tanah yang diambil berdasarkan wilayah laju erosi potensial. Dimana laju erosi potensial merupakan perhitungan dari beberapa variabel yang mempengaruhinya yaitu erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang lereng, indeks lereng, dan pengolahan serta manajemen lahan. Hasil analisis menunjukan bahwa tingkat kekritisan unsur hara tanah memiliki pola yang mengikuti ketinggian nilai laju erosi, dimana makin tinggi nilai laju potensial erosi tanah makin tinggi pula tingkat kekritisan unsur hara tanahnya. Tingkat kekritisan unsur hara tanah dipengaruhi oleh kondisi fisik wilayah seperti ketinggian, lereng, dan jenis tanah. Lahan kritis unsur hara berasosiasi dengan nilai produktivitas lahan, terlihat pada nilai produktivitas lahan yang semakin menurun bersamaan dengan tingginya tingkat kekritisan unsur hara tanah yang ada.
Universitas Indonesia, 2010
S34135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harmia
Abstrak :
Fenomena degradasi tanah di lingkungan tropis, jika tidak segera diatasi, maka akan menimbulkan kerusakan tanah (tanah kritis) yang dicirikan dengan menurunnya produktivitas tanah atau lahan. Oleh karena itu perlu penanganan lebih lanjut, salah satunya dengan cara mengetahui wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kekritisan tinggi dan perubahan luasnya hingga pada kondisi sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan luas tanah kritis didasarkan pada tingkat kekritisan tanah menggunakan metode pembobotan dengan variabel yaitu erosi, tutupan vegetasi, kelerengan dan produktivitas lahan. Nilai erosi didapat dengan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation). Perubahan luas tanah kritis di Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 10 tahun (1999 - 2009) meningkat sebesar tujuh belas kali lipat. Perbedaan kategori perubahan luas pada wilayah lereng yang sama cenderung dipengaruhi oleh besar laju erosi. Wilayah lereng kurang dari 25% menunjukkan besar laju erosi rendah dan nilai produktivitas tanaman sayuran yang cenderung tinggi, berbeda hal dengan wilayah lereng diatas 25% dengan besar laju tinggi namun produktivitas tanaman sayurannya juga cenderung tinggi dikarenakan adanya penerapan pengelolaan tanah dan tanaman.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34189
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover