Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Randy R. Wrihatnolo
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002
361 RAN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Reska Safitri
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan Kartu Jakarta Pintar di Provinsi DKI Jakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Post Positivist. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analik. Peneliti menganalisis Implementasi Penggunaan Kartu Jakarta Pintar berdasarkan pada teori Edward III. Pendekatan dalam teori implementasi kebijakan berkembang dari top-down ke bottom-up. Karena kedua pendekatan dianggap penting, maka munculah pendekatan hibrida, Pendekatan bottom-up khususnya dianggap penting saat ini dengan munculnya prinsip good governance yang mempertimbangkan pemangku kepentingan/stakeholders dalam implementasi kebijakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat permasalahan pada faktor kesiapan masyarakat dalam menerima bantuan Program Kartu Jakarta Pintar.

ABSTRACT
This thesis discusses the factors that influence the implementation of Jakarta Card Smart Policy in DKI Jakarta Province. The research approach used is Post Positivist. Data were collected by in depth interviews, observations, and document studies. This research is a descriptive analytical research. Researchers analyzed the Implementation of Smart Card Use Jakarta based on Edward III theory. The approach in theory of policy implementation evolves from top down to bottom up. Since both approaches are important, hybrid approaches are emerging. Bottom up approaches are particularly important today with the emergence of good governance principles that take into account stakeholders in policy implementation. The results showed that there was a problem in the community 39 s readiness factor in receiving the assistance of Smart Card Program Jakarta."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynika Ashfahani
"Skripsi ini membahas mengenai Informed consent dalam tindakan medis yang merupakan program pemerintah. Terdapat pengecualian informed consent dalam keadaan khusus yaitu persetujuan tindakan kedokteran tidak perlu bagi tindakan medis yang dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis penerapan informed consent pada tindakan imunisasi yang mana merupakan salah satu program pemerintah di bidang kesehatan. Penelitian untuk penulisan skripsi ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan yuridis-normatif dengan menggunakan data sekunder dan dengan teknik pengumpulan data yang bersifat kualitatif. Persetujuan dapat berbentuk secara tertulis dan lisan. Dalam imunisasi, persetujuan yang diberikan oleh orang tua merupakan persetujuan yang diberikan secara tersirat dan dipersamakan dengan persetujuan lisan. Pemerintah perlu membuat suatu peraturan lebih lanjut mengenai frasa dari tidak diperlukannya persetujuan tindakan kedokteran dalam tindakan medis yang dilakukan sesuai dengan program pemerintah.
This thesis discusses Informed consent in medical treatment which is a government program. There is an exception for informed consent in special circumstances, namely approval of medical treatment is not necessary for medical actions carried out in accordance with government programs. The purpose of writing this thesis is to analyze the application of informed consent to immunization action which is one of the government programs in the health sector. The research for writing this thesis is a research that uses a juridical-normative approach by using secondary data and with qualitative data collection techniques. Consent can be in written and oral form. In immunization, the consent given by parents is an implied consent and is equated with verbal consent. The government needs to make a further regulation regarding the phrase that there is no need for approval of medical treatment in medical actions carried out in accordance with government programs."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Illavi
"Latar belakang: Program Pengendalian Penyakit Kronis (Prolanis) merupakan garda terdepan penanganan DMT2 di Indonesia sejak 2014. Kontrol metabolik DMT2 yang dikenal dengan ABC: (A) A1c, (B) blood pressure, dan (C) low-density lipoprotein-cholesterol merupakan parameter metabolik utama pencegahan primer PKV pada DMT2.
Tujuan: Mengetahui dan mempelajari peran Prolanis pada pengendalian parameter metabolik dan kesusuaian implementasi kegiatan Prolanis secara bersamaan pada populasi DMT2 di Puskesmas.
Metode: Studi mixed-method ini menggunakan desain penelitian potong lintang di 10 Puskesmas Kecamatan DKI Jakarta menggunakan cluster random sampling. Pengambilan sampel analisis kualitatif dilakukan secara purposive sampling pada penanggung jawab Prolanis lewat wawancara terpimpin serta telaah dokumen pada pemegang program Prolanis. Analisis kuantitatif menggunakan sampel peserta Prolanis di Puskesmas lewat data rekam medis Puskesmas untuk menilai kendali parameter metabolik ABC.
Hasil: Dari 376 peserta Prolanis, 47,9% memiliki nilai HbA1c <7%. Proporsi pengendalian tekanan darah dan kolesterol LDL mencapai 69,7% dan 32,2% secara berturut-turut. Hanya 12,5% subjek yang memiliki kontrol ABC yang baik. Hanya usia >60 tahun yang secara independen berhubungan bermakna dengan pencapaian kontrol HbA1c pada analisis multivariat dengan OR 1,68 (1,11 – 2,56), nilai p 0,015. Analisis kualitatif menunjukkan belum adanya standard operating procedure (SOP) Prolanis yang seragam, keterbatasan obat-obat di Puskesmas, tidak terlaksananya kegiatan kunjungan rumah atau pengingat SMS, dan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Prolanis sejak 2014.
Kesimpulan: Pengendalian HbA1c <7% peserta Prolanis DMT2 mencapai 47,9% di Puskesmas DKI Jakarta. Ketercapaian pengendalian TD, kolesterol LDL, dan IMT secara berturut-turut adalah 69,7%, 32,4%, dan 26,9%. Usia >60 tahun berhubungan dengan kontrol HbA1c yang lebih baik. Tidak didapatkan hubungan antara jenis kelamin, komorbiditas, durasi keikutsertaan dalam Prolanis dan kepatuhan terhadap Prolanis dengan kontrol HbA1c yang baik. Terkait kesesuaian aktivitas Prolanis, seluruh Puskesmas di DKI Jakarta tidak menjalankan kegiatan pengingat SMS dan kunjungan rumah kepada peserta Prolanis. Kualitas Prolanis DMT2 berdasarkan aspek input, proses, output dan luaran masih dirasa kurang baik penerapannya di Puskesmas DKI Jakarta.

Background: A National Chronic Disease Management Program, Prolanis, has been launched to manage T2DM cases Indonesia primary health care facilities since 2014. Managing ABC (HbA1c <7%, blood pressure <140/90 mmHg, and low-density lipoprotein-cholesterol <100 mg/dL) acts as the primary prevention of cardiovascular disaease. Unfortunately, no study has ever evaluated the ABC control and the quality of Prolanis implementation concomitantly.
Aim: To identify the Prolanis’ role in controlling metabolic ABC parameters altogether with the quality of its implementation of Prolanis activities.
Methods: This was a mixed-method study using a triangulation design conducted in 10 primary healthcare facilities in Jakarta, the capital city of Indonesia. A quantitative approach using cross- sectional method was used to analyze the ABC and its affecting factors using T2DM patients’ data in each Puskesmas. Qualitative analysis was conducted using an in-depth interview with the program coordinator to evaluate the implementation of the program activities.
Results: A total of 376 T2DM patients were included in this study. Only 47.9% of subjects reached good glycemic control while only 12.5% met the ABC control criteria. Older age (>60 year) was significantly associated independently with HbA1c <7%, OR 1.68 (95% CI 1.13 – 2.56), p-value 0.015). No significant association was observed in other factors related to HbA1c control. Qualitative analysis showed no similar standard operating procedure on Prolanis implementation, lacking adequate T2DM medications including insulin, inappropriate Prolanis activities, and myriad obstacles that might be associated with poor glycemic control and other metabolic parameters.
Conclusion: Good glycemic control was achieved in 47.9% of Prolanis members. The proportions of subjects who achieved BP, LDL cholesterol, and BMI targets were 69.7%, 32.4%, and 26.9% respectively. Older age (>60 years) was independently associated with desired HbA1c target <7%. No association between sex, comorbidity, duration of Prolanis involvement, and compliance in Prolanis activities with good glycemic control was found in this study. All Puskesmas did not implement SMS reminders and home visits to Prolanis members. The quality of Prolanis at the Puskesmas in DKI Jakarta was not properly implemented based on the input, process, output, and outcome analysis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library