Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dachyara Pranoto
"Perkembangan teknologi infornasĂ­ dan internet saat ini telah diakui oleh banyak pimpinan perusahaan di dunia sebagai salah satu business driver yang mengubah cara pandang dan perilaku perusahaan dalam berhubungan dengan konsumennyya. Aplikasi teknologi Internet yang begitu luas di dalam dunia bisnis dapat diterapkan dalam keseluruhan sistem perusahaan mulai dari back office hingga distribusi produk dan jasa (delivery channel) kepada pelanggan akhir. Salah satu institusi yang paling banyak mengadopsi teknologi informasi saat ini adatah industri perbankan yang secara terus menerus meningkatkan kemampuan operasionalnya dan kemampuaflflYa dalam melayani nasabahnya secam Iebih mudah, Iebih cepat dan lebih nyaman tanpa batasan waktu dan tempat.
Internet telah menjadi gaya hidup sebagian penduduk di kota-kota besar di dunia termasuk Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Perkembangan teknologi Internet ini secara langsung telah mempengaruhi nilai (value) dan keyakinan (belief) dan konsumen yang pada akhirnya akan tercermin pada sikap dan perilaku konsumen. Penerirnaan masyarakat terhadap produk internet banking sebagaimana yang disajikan dalam penelitian ini merupakan salah satu contoh yang dapat menunjukkan adanya perubahan pada perilaku konsumen di Jakarta.
Latar belakang yang mendasari penelitian ini adalah, adanya pemikiran bahwa setiap kehadiran suatu produk yang bersifat inovatif dan menggunakan teknologi baru (seperti produk internet banking dalam penelitian ini) secara teoritis harus melewati suatu tahapan proses penerimaan (consumer adoption process,) sebelum dapat dinyatakan diterima atau ditolak oleh konsumen pengetahuan terhadap setiap tahapan dalam proses adopsi ini sangat bermantaat bagi pemasar untuk menentukan arah perencanaan pemasaran produk terutama kepada terhadap para konsumen yang memiliki sifat innovator atau early adopters yang dapat menentukan kesuksesan penyebaran produk tersebut di kemudian hari.
Tujuan yang ingin dicapal penelitian ini adalah : mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses penerimaan produk, mengetahui sikap dan perilaku nasabah dalam mengadopsi produk internet banking serta mengidentifikasi dan mengevaluasi atribut-atribut yang berpengaruh terhadap keputusan penggunaan Internet banking Kerangka dasar teoritis yang digunakan dalam penelitian ini lebih banyak dari sudut pandang ilmu pemasaran dan ilmu mengenai perilaku konsumen terutama teori rflengeflal dopsi terhadap produk dan innovasi baru di bidang jasa keuangan.
Metodologi penelitian yang digunakan adalab dengan melakukan riset perilaku terhadap sejumlah nasabah bank di Jakarta yang telah menyelenggarakan internet banking. Riset eksploratori digunakan untuk menggali atribut-atribut produk dengan meminta pendapat para ahli dan sumber-sumber data sekunder terutama dan internet, Selanjutnya digunakan nset deskriptif untuk mengolah data yang diperoleh dari pendapat para nasabah tersebut dengan bantuan paket progzam statistik SPSS. Sumber data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan web survey yang telah di desain secara khusus untuk keperluan penelitian ini . Sampel responden dipilih secara acak dan para nasabah bank yang aktif menggunakan internet dari sejumlah lokasi perkantoran di wilayah Jakarta yang dianggap cukup representatif mewakili keseluruhan nasabah bank yang biasa menggunakan internet.
Hasil penelitian terhadap proses penerimaan produk Internet banking menunjukkan bahwa nasabah internet banking berbeda dengan nasabah bank ?tradisional?. Pengguna internet banking memiliki Customer value yang menginginkan adanya kecepatan, kenyamanan, dan kepraktisan dalam pelayanan sebagaimana keunggulan yang ditawarkan oleh internet secara umum. Proses adopsi terhadap internet banking di kota-kota besar seharusnya ticlaklah sulit dan terlalu lama seperti yang terjadi dengan produk ATM yang memakan waktu lebih dari 5 tahun untuk dapat digunakan secara masal dan menjadi pemandangan yang biasa.
Hasil analisa faktor menunjukkan adanya 6 fĂ ktor yang mempengaruhi proses adopsi produk internet banking di kalangan nasabah bank di Jakarta. Faktor-faktor tersebut sesuai dengan urutan tingkat kepentingannya adalah : faktor keamanan, kepercayaan, aksesibilitas situs Internet, kenyamanan transaksi, biaya koneksi dan desain situs. Implikasi manajemen dari ke-enam faktor tersebut bagi bank adalah peningkatan pelayanan bagi nasabah termasuk melakukan edukasi agar proses adopsi dan adaptasi produk dapat lebih dipercepat.
Kekhawatiran terbesar konsumen saat ini dan merupakan faktor kunci adalah masalah keamanan di Internet yang merupakan titik terlemah dalam penyelenggaraan jasa ini. Perbaikan pada sistem keamanan dan jaminan tethadap setiap transaksi yang dilakukan merupakan hal yang mutlak harus dilakukan oleh bank-bank penyelenggara. Hal ini harus disampaikan dan dikomunikasikan secara terus menerus kepada calon pelanggan agar lebih yakin dalam menggunakan jasa tersebut."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiyanti Sri Lestari
"Penelitian ini mengevaluasi penggunaan saluran komunikasi antarpribadi sebagai salah satu strategi komunikasi dalam proses adopsi inovasi program pemerintah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sementara evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dengan menyusun kerangka evaluasi berdasarkan teori difusi inovasi oleh Everett M. Rogers.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa saluran komunikasi antarpribadi digunakan sebagai salah satu strategi komunikasi pada tahap menciptakan pengetahuan dan penyebarluasan informasi dalam proses adopsi inovasi. Agen perubahan dan pemimpin (opinion leader) berperan penting dalam tahap menciptakan pengetahuan khalayak terhadap program. Pemimpin digunakan untuk menjembatani perbedaan dan jarak sosial antara agen perubahan dan target sasaran. Dalam tahap persuasi perilaku positif target sasaran dipengaruhi oleh manfaat relatif dari inovasi tersebut. Sementara dalam tahap implementasi penerimaan inovasi oleh target sasaran dilakukan berdasarkan keputusan kolektif/otoritas yang dibuat oleh beberapa individu dalam suatu sistem yang memiliki kekuasaan, status, atau keahlian teknis tertentu.
Selain itu, untuk mempercepat adopsi inovasi oleh target sasaran, lembaga perubahan memberikan insentif negatif dalam bentuk sanksi terhadap target sasaran yang tidak memenuhi kewajibannya. Dalam tahap konfirmasi, umumnya peserta tahu dan menjalankan apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka. Hal tersebut terjadi karena PKH sebagai inovasi program penanggulangan kemiskinan relatif lebih mudah dipahami dan dilaksanakan. Meskipun demikian masih ada peserta yang merasa terbebani dengan kewajiban dan menyalahgunakan bantuan yang diterima.
......This research is aimed at evaluating the usage of interpersonal channel as one of communication strategies in the process of innovation adoption of government program. Descriptive qualitative methods is used in this research. The evaluation is done using process evaluation by formulating evaluation framework based on diffusion innovation theory by Everett M. Rogers.
This research concludes that interpersonal channel can be used as one of the communication strategies to create knowledge and disseminate information in the process of innovation adoption. Change agent and opinion leader have important roles in creating the adopters? knowledge towards inovation. The opinion leader is utilized to bridge the gap and social distance between the change agent and the adopters. In the persuasion stage, the adopters? attitude is influenced by the relative advantge of the innovation. In the implementation stage, the adoption of innovation is made based on collective/authority decision by some individuals in the social system who have power, status, or certain technical skills.
Furthermore, to enhance the innovation adoption rate, the change agency gives negative incentives in form of sanction to the adopters who do not fulfil their obligation. In the confirmation stage, most adopters have the knowledge about their rights and fulfil their obligation since the conditional cash transfer program, as the innovation of poverty alleviation program, is relatively easy to understand and implement. However, there are some adopters who feel that the obligation is a burden and misuse the aid they receive."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30091
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library