Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yovi Efidori
"Permintaan akan menara pada Industri Telekomunikasi mengharuskan perusahaan penyedia penyewaan menara mengaplikasikan ilmu manajemen proyek dalam melakukan pembangunan menara yang baru dimana proses yang dibutuhkan selain rumit juga terdiri dari ratusan atau ribuan proses. Dengan pengaplikasian ilmu manajemen proyek maka perencanaan yang dilakukan dalam pembuatan menara menjadi lebih rapi dan detil sehingga jadwal pelaksanaan proyek menjadi sesuai dengan perencanaan proyek maka keterlambatan dalam waktu penyelesaian proyek dapat dihindari.
Untuk memenuhi kualitas proyek pembangunan menara maka diperlukan suatu manajemen kualitas proyek dan bisnis proses yang baik agar pembangunan menara bisa mencapai waktu pembangunan yang diinginkan, sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan seperti yang diharapkan, data yang di dapat anatara lain adalah data mengenai lokasi yang memiliki kekurangan material ukuran kecil maupun besar, kurang lubang, kualitas material galvanis yang buruk, spesifikasi vendor, pemesanan material, dan kapasitas produksi vendor.
Kesimpulannya adalah ketidak presisian material tower dan kurang lubang adalah karena 57% vendor masih melakukan pabrikasi secara manual, dan vendor menggunakan karung goni pada saat packaging material tower kecil, serta overload dari vendor yang mengakibatkan lamanya produksi material tower.

The demands of towers in Telecommunication Industry recently require a tower provider company to apply Project Management on their next project which process is going to be complicated and contains hundreds or thousands processes. With the implementation of project management, the process in erecting tower can be well-planned so the project schedule appropriate with the project plan and the delay of time in finishing a project can be avoided.
To fulfill the quality of tower erecting project, it requires a wellknowledged of project quality management and business process to reach the time that we wish to achieve customer satisfaction. The focus in this study includes some data such as: some locations that have a lack of amount in materials both in small size and big size, lack of hole, terrible galvanish quality material, vendor specification, material order, and vendor capacity production.
The conclusion is the unprecision of tower material and the lack of hole is because 57% of vendors still do the manufacturing manually, and vendors use gunny sack in packaging for the smaller material of tower, and they are also overload so that cause the production of tower material need more lenght of time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51909
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Dewi Muktiono Pringgodigdo
"ABSTRAK
Perekonomian dunia saat ini sedang banyak mengalami perubahan akibat
teijadinya perubahan kondisi External. Perubahan ini mempunyai dampak terhadap
pembangunan Ekonomi Indonesia karena Indonesia menganut sistem Ekonomi terbuka
yang peka terhadap perkembangan Internasional.
Memasuki akhir dasawarsa abad 20 menjelang abad 21 tatanan dunia akan
melanjutkan proses perubahan yang cepat dan mendasar balk politik, ekonomi, sosial
budaya maupun hankam.
Kecenderungan perubahan menunjukkan betapa cepat dan dinamisnya
perubahan masyarakat misalnya dan masyarakat agraris menjadi masyarakat industri
untuk kemudian menjangkau masyarakat informasi.
Tendensi Globalisasi aspek kehidupan, terutama kehidupan ekonomi serta
berubahnya sumber kehidupan, terutama kehidupan ekonomi serta berubahnya sumber
konflik antar bangsa, dan konfluic ideologi menjadi konflik ekonomi. Kecenderungan
Iingkungan strategis menunjukkan bahwa kehidupan ekonomi internasional alcan penuh
tantangan dan industri nasional serta dunia bisnis harus mampu mengantisipasi demi
tercapainya kemajuan selanjutnya.
Dengan terjadinya Globalisasi disegala bidang termasuk Globalisasi ekonomi
dan karena Indonesia menganut sistem Ekonomi Terbuka, maka Industri Tekstil di
Indonesia-pun terpengaruh oleh adanya Globalisasi ini.
Peluang dan ancaman timbul dipasar dalam negeri maupun dipasar internasional.
Dengan adanya peluang (opportunities) dipasar internasional, industri tekstil Indonesia
telah berusaha penetrasi kepasar internasional dan saat ini Indonesia sudah termasuk
negara pengekspor tekstil utama didunia.
Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) beberapa tahun terakhir
menunjukkan peningkatan pesat. Pada tahun 1991, nilai ekspor TPT telah mencapai US$
4 milyar, padahal tahun 1990 hanya US$ 2,9 milyar dan pada tahun 1985 masih US$
569 juta. Saat ini devisa yang diha.Silkafl dan TPT jauh diatas hasil ekspor kayu lapis.
ladi ekspor TPT merupalcan ekspor Non Migas yang paling menguntungkan sehingga
pada bulan Agustus 1992 telah ditandatangani oleb MenEen Perdagangan Arifin Siregar
penambahan kuota sebesar 35,1% daii kuota yang lama ke Amerika Serikat. ladi kuota
laina yang habis Juni 1992 sebesaj 360.435.545 SMÆ (Square Meter Equivalent)
dinaikican menjacii 486.807.456 SME yang akan beralchir 30 Juni 1994.
Penambahan kuota ini harus diimbangi dengan pemberian konsesj oleb dalam bidang
film oleh Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Amerika.
Sebagai ancaman yang saat ini teij adj dipasar Intemasional adalafi adanya
tendensi semakin lajamnya persaingan dibidang industri tekstil dewasa ini. Berbagai
usaha harus ditempuh untuk mempertahankan pangsa pasar perusahaan-perusahaan
tekstil yang ada dewasa ini, baik terhadap saingan dan dalam negeri maupun sarngan
dipasar internasional.
Usaha-usaha yang dapat ditempuh antara lain:
. Diversifikasi produk.
. Diversifikasi pasar, termasuk upaya penetrasi ke pasar ekspor.
. Peningkatan efisiensi, baik dengan modernisasi permesinan
maupun dengan cara-cara lain yang memungkinkan.
Kajian dalam Karya Akhir ini ditujukan kearah upaya peningkatan efisiensi
dalam pemanfaatan jalur produksi yang ada, dengan melalui perierapan metode-metode
ilmiah khususnya metode Heuristik yang merupakan salah satu ?alat? dalain Riset
Operasi. Sampai dimana Iceberhasilan pemanfaatan metode tersebut kemudian diuji
kembali dengan kajian cash flow dan financial returns yang dapat dicapai.
Efisiensi dapat ditingkatkan dengan tercapainya keseimbangan pada jalur
produksi (Optimum Line Balancing) yaitu dimana tidak ada waktu idle (menganggur)
pada tiap-tiap work station adalah suatu tempat/bagian sepanjang suatu jalur produksi
dimana suatu pekerjaan atau beberapa pekerjaan ditempatkan dan ditangani oleh seorang
operator/beberapa operator. Pekerjaan itu dapat berupa pekerjaan yang berhubungan
dengan technology maupun managerial.
Pada perusahaan tekstil yang selalu menggunakan beraneka ragam mesin yang
Berlainan kapasitasnya tergantung pada type dan umur mesin yang bersangkutan maupun
berbeda pabrik pembuatannya, penting sekali untuk menerapkan konsep Line Balancing
pada perusahaannya agar tidak terjadi idle capacity dari mesin-mesin yang terdapat
dalam berbagai work station disetiap perusahaan. Bila tidak diatur keseimbangan
kapasitas pada setiap work station misalnya warping, sizing dan sebagainya, dapat
timbul in-efficiency karena kapasitas mesin yang idle ini yang merupakan biaya, dapat
rnenaikkan harga jual tekstil sehingga harganya mnenjadi tidak kompetitif lagi.
Setelah dilaksanakan penerapan Konsep Line Balancing dengan membuat Model Teknis
berdasarican data-data pada PT.ADX, dilakukan pengujian terhadap Model Teknis
tersebut dengan Metode Heuristik. Analisa dengan Metode Heuristik terhadap Model
Teknis P.T.ADX, setelah iterasi ke 60 memberikan efisiensi yang cukup tinggi dalam
Kegiatan produksinya. Dimana dicapai tingkat optimum bagi jalur produksi karena total
prosentasi waktu menganggur diberbagai work station (Bagian) adalah paling kecil.
Analisa Heuristik, melalui sejumlah literasi, dapat dilakukan dengan komputer
jenis PC dengan dukungan program spreadsheet Lotus 123. Dianjurkan yang memiliki
program solver, misalnya Microsoft Excel® Ver.2.O, Quattro Pro® Ver.4O dan
sebagainya.
Dibentuk Model Finansial terhadap Model Teknis kemudian masih harus
dilakukan lagi pengujian untuk memastikan bahwa Model Teknis itu disamping
memenuhi kritena viability dan segi Teknis Produksi juga memenuhi kriteria feasibility
dari Finansial Ekonomis. Feasibility dapat tercapai bila selama masa daur hidupnya
menghasilkan finansial returns yang diharapkan. Penyajian dapat dilakukan terhadap
Cash Flow dan Model Industri bersangkutan.
Jadi dari Model Teknis dapat disusun Model Finansial, terhadap mana dapat
dilakukan pengujian untuk menetapkan Model mana yang mernberikan Investment
Returns yang tertinggi.
Metode pengujian secam iteratif terhadap Model Teknis dan Model Keuangan dapat
ditempuh secam heuristik pula.
Sehingga dengan demikian untuk setiap komposisi machine park yang direncanakan
untuk Model PT ADX dapat dibentuk seperangkat Proyeksi Keuangan.
Terhadap masing-masing perangkat Proyeksi Keuangan itu dilakukan
Commercial Profitability Analysis yang lazim dipakai.
Dengan adanya sejumlah prosentase tertentu Idle Capacity pada masing-masiflg mesin
dapat diterjemahkan menjadi beban keuangan, sehingga dapat menaik1fl tingkat harga
atau mengurangi tingkat laba.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Karunia Novarianti
"

Produksi otomotif di Indonesia terus berkembang sehingga memicu peningkatan demand bagi industri komponen otomotif. PT X, sebagai salah satu perusahaan komponen otomotif, dituntut untuk bisa melakukan pemenuhan demand dengan tepat, tetapi masih sering mengalami keterlambatan pengiriman dalam memenuhi demand customer-nya. Keterlambatan pengiriman ini disebabkan oleh adanya hambatan pada proses sebelum pengiriman yang menandakan terjadinya penurunan efisiensi proses. Dengan demikian, diperlukan adanya peningkatan efisiensi proses produksi, yang salah satunya dapat dilakukan dengan menerapkan konsep lean. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi PT X melalui pengurangan pemborosan dengan metode value stream mapping dan VALSAT tools. Pengurangan pemborosan dilakukan terhadap lima pemborosan terkritis, yaitu waiting, unnecessary motion, inappropriate processing, transportation, dan defects. Strategi perbaikan yang dibangun dari akar masalah kelima pemborosan tersebut adalah audit dan pergantian supplier raw material, pendeteksian pola produksi, serta pembuatan standar jumlah pengambilan produk pada proses packing. Dampak penerapan strategi menunjukkan bahwa efisiensi produksi meningkat dari 14% menjadi 22%, waktu aktivitas NVA berkurang sebesar 42%, dan total production lead time berkurang sebesar 15%.


Automotive production in Indonesia continues to grow, resulting in the increased demand of the automotive component industry. PT X, as an automotive component company, is required to be able to fulfill customer demand correctly, but they often experience delivery delays while fulfilling customer demand. This delivery delay is caused by an obstacle in the process before delivery, which indicates a decrease in process efficiency. Therefore, it is necessary to increase the efficiency of the production process, one of which can be done by applying the lean concept. This study aims to increase the efficiency of PT X's production process by reducing waste using the value stream mapping method and VALSAT tools. Waste reduction is carried out on the five most critical wastes, namely waiting, unnecessary movements, improper processing, transportation, and defects. Strategies that were developed by the root cause of these wastes are audits and changing raw material suppliers, detecting production patterns, and standardizing the amount of product taken in a packing process. By implementing these strategies, the production efficiency was increased from 14% to 22%, NVA activity time was reduced by 42%, and total production lead time was reduced by 15%.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library