Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Susatyo
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sebuah learning organization dengan menggunakan pengembangan lima subsistem learning organization. Populasi dari penelitian ini adalah karyawan PT Jasa Raharja Putera di kantor Pusat dari jabatan Kepala Divisi sampai dengan Pelaksana Administrasi. Besarnya sampel dipedomani oleh table Krejcie dimana 59 orang diambil sebagai responden dengan metode acak (disproriate random sampling) sehingga semua level karyawan terwakili. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 7 bagian pertanyaan, pertama mengenai sosio demografi responden, kedua learning subsystem, ketiga organization subsystem, keempat people subsystem, kelima knowledge subsystem, keenam technology subsystem dan yang terakhir learning organization. Kuesioner yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari kuesioner yang dikembangkan oleh Marquardt. Pengolahan data menggunakan SPSS (Statistic Package for Social Science) untuk mengetahui kecenderungan sosio demografi terhadap variabel learning organization digunakan tabulasi silang (crosstab). Korelasi Spearman digunakan untuk melihat tingkat hubungan keterkaitan antara kelima subsystem terhadap learning organization. Penilaian score learning organization terhadap variabel-variabel subsystem learning organization standar penilaian ASTD yang kemudian disesuaikan dengan kuesioner yang dikembangkan Marquardt. Analisis Regresi berganda digunakan untuk melihat keterkaitan variabel Learning Organization dengan variabel-variabel lainnya yang bersumber dari Learning Organization Subsystem. Hasil penelitian menunjukaan bahwa dari sepuluh kriteria agar sebuah organisasi dapat disebut sebuah learning organization PT Jasa Raharja Putera Baru memenuhi dua kriteria yaitu: a. Kemampuan perusahaan untuk mengembangkan produk baru serta proses layanan b. Dorongan untuk melakukan pengembangan di seluruh bagian organisasi Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat jabatan maka persepsi karyawan terhadap penerapan variabel-variabel learning organization semakin tinggi. Sedangkan untuk latar belakang pendidikan tidak menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka persepsi karyawan akan semakin tinggi terhadap penerapan variabel-variabel learning organization. Penelitian membuktikan bahwa lima variabel subsystem learning organization memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap kriteria penilaian terhadap variabel learning organization dimana korelasi antara learning organization dengan subsystem Learning Dynamics menunjukaan nilai r sebesar 0,819, dengan subsystem Organization Transformation r = 0,841, People Empowerment r = 0,864, Knowledge Management r = 0,916 dan Technology Application r = 0,872. Perusahaan belum mampu melakukan proses learning dengan baik ini dibuktikan dengan tingkat rata-rata penilaian atas seluruh unsur dari kelima subsystem learning organization yang berada pada rentang 2.19 sampai dengan 2.59. Sedangkan penilaian score learning organization berdasarkan rumusan ASTD :untuk organisasi PT Jasa Raharja Putera diperoleh angka 122, yang berarti organisasi perusahaan PT Jasa Raharja Putera memiliki pondasi learning yang kuat. Persepsi para karyawan menujukkan bahwa Visi Learning organization pimpinan PT Jasa Raharja Putera memiliki nilai presepsi yang tertinggi. Hasil analisis regresi berganda membuktikan bahwa sepuluh variabel Learning Organization dapat dijelaskan oleh variabel - variabel yang bersumber dari learning organization subsystem.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Prijatmodjo
Abstrak :
Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi (6 -- 8 % per tahun) sebelum Juli 1997, yang diimbangi juga oleh pertumbuhan kebutuhan BBM berkisar 5 - 6 % per tahun. Selain karena faktor pendorong industrialisasi yang meningkatkan Produk Domestik Bruto, penduduk dan harga BBM Indonesia juga merupakan faktor yang cukup berperan dalam pertumbuhan BBM di Indonesia. Produksi minyak mentah dan kapasitas kilang yang ada kurang mampu mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan BBM Indonesia. Dengan asumsi pertumbuhan skenario rendah, kekurangan kapasitas kilang Indonesia diperkirakan sudah mencapai 440 MBCD. Pada tahun 2006 pada skenario optimis dan pada tahun 2013, Indonesia akan menjadi negara pengimpor minyak (net oil importer country), perkiraan tersebut akan dipercepat bila kondisi ekonomi Indonesia pulih kembali. Disamping kemampuan keuangan Pemerintah yang terbatas, untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia harus mampu menarik investor asing agar berpartisipasi pada kedua sektor industri minyak, yaitu eksplorasi minyak dan pembangunan kilang. Untuk eksplorasi minyak, insentif penanaman modal di Indonesia harus lebih menarik dibanding dengan negara tetangga, seperti Vietnam, Laos, Malaysia. Sedangkan untuk pembangunan kilang swasta, penyesuaian harga BBM Indonesia adalah sebagai peluang utama untuk memberikan kesempatan investor asing/swasta agar mampu mendapatkan untung. Diusahakan agar pembangunan kilang swasta menyertakan `secondary and tertiary process' untuk mengantisipasi kelebihan 'bottom product' Indonesia, sehingga akan dapat diperoleh `added product value' yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan keuntungan investor asing/swasta.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Yunita Diyan Ruswati
Abstrak :
Klinik Spesialis Kulit Harmonia merupakan klinik yang baru 6 bulan berdiri dan beroperasi di kota Bekasi. Dari aspek pembiayaannya sebagian biaya masih menjadi beban operasional rumah sakit induk. Tujuan penelitian adalah mengetahui prospek bisnis klinik Harmonia kedepan. Desain penelitian ini menggunakan metode analitik dengan melakukan analisa data kualitatif dan data kuantitatif. Dari data yang diperoleh itu akan didapatkan informasi mengenai posisi keuangan klinik, gambaran pesaing layanan kulit dan kecantikan, gambaran permintaan/demand masyarakat dan prospek keuangan untuk layanan ini. Di wilayah Bekasi klinik Hannonia masih merupakan klinik layanan kulit dan kecantikan yang memiliki peralatan cukup lengkap, Dokter spesialis yang kompeten dan sudah dianggap cukup mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Seringkali sistem pencatatan dan pelaporan untuk kasus kulit belum lengkap karena masih dijadikan satu antara kasus kulit dan kecantikan, sementara perkembangan kasus kecantikan saat ini berkembang pesat sehingga hams mulai ada pemisahan antara keduanya. Akhirnya, dengan penelitian ini klinik Harmonia dapat lebih mengetahui posisi dan situasi bisnisnya untuk perkembangan ke 111853 depan. ......Skincare specialist clinic "Harmonia" is relatively new clinic 6 months stands and operate at the City of Bekasi. With regard to the financing cost 8SP¢¢t which still part of main hospital operation cost. Objectives of the study to detect clinic business prospect "Harmonia" on ward. Design study is using analytic method by doing qualitative and quantitative data analysis. The obtained data will be gotten the infommtion regarding the clinic financial position, skin care and beauty competitor profiles as well as described the society demand and financial prospect to this service. At Bekasi area, Harmonia clinic is considered as skin care and beauty clinic which has relatively complete supported equipments, competent Doctor specialist and adequate to tiiliill their needs. Quite often the registration and reporting system for skin case not yet complete because it mix up between the skin and beautician cases, mean while beautician case is growing fast so that it is recommended to separate them. The ultimate study of Harmonia clinic seeks its position and business situation to move “better” forward to the future.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34256
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Ketut Sadra Swastika
Abstrak :
Increases in consumption of animal products have resulted in an increase of demand for feed, where maize is the major component. In Indonesia, maize occupied about 51 percent of food ingredients. It is because maize has a high energy content. Its nutrition content is appropriate for animal feed, especially for poultry and swine. Maize is also the second important food crops after rice. The growth in domestic maize demand for feed and food, industries exceeded the growth in domestic production. This article is aimed at describing the past and current status as well as the future prospect of maize balance in Indonesia, based on the last 41 years time series data. The result of the study shows that the total consumption of poultry products was steadily increasing, except during the economic crisis (1997-20U2). An increase in consumption of poultry products followed by their production growth indicated a rapid growth of poultry industry. This condition has caused a substantial increase in demand for feed and then for maize as a major component of feed. In Indonesia, most maize, accounting for about 64 percent, was used for food, consisted of direct food and manufactured food. The demand for maize as a raw material for the food industry ivas increasing, in line with an increase in per capita income. Thus, maize is no longer considered as an inferior food, if it is processed into manufactured food. Therefore, as per capita income increases together with population growth, the demand for maize for feed and food industries will be substantially increasing. On the other hand, maize supply from domestic production was growing slower than its demand. However, the growth of production could not satisfy the domestic exploding demand. After 1975, Indonesia has become an importing country. Based on the 1990-2002 growth of production and consumption, Indonesia is projected to have a continuous deficit of maize. To reduce the dependency on maize imports, there should be some breakthroughs, such as: (i) intensive promotion of the use of hybrid seed, (ii) development of a fair partnership between seed growers and seed companies as well as between maize farmers and feed mills ana food factories, (Hi) provisions of subsidized credit for farmers with a simple administration procedure, (iv) farmers consolidation by strengthening farmers group to improve their bargaining position. Otherwise, domestic maize production will not be able to meet its mounting demand.
2006
EFIN-54-1-August2006-25
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alika Atyanta
Abstrak :
ABSTRACT
Persepsi keamanan merupakan kunci dari bagaimana individu mampu beraktivitas secara produktif. Mengukur persepsi keamanan dari sisi perilaku lebih tepat dilakukan dengan cara mengukurnya dari sisi perceived danger, sebab individu baru akan memperlihatkan respon perilaku ketika adanya bahaya. Penelitian dengan desain non-eksperimental dan sifat korelasional ini bertujuan untuk melihat prediksi faktor penanda fisik lingkungan (concealment, entrapment, dan pencahayaan) kampus UI Depok terhadapperceived danger mahasiswa S1 Universitas Indonesia (UI) terhadap lingkungan kampus UI Depok. Sampel berasal dari seluruh angkatan dan seluruh fakultas di UI (N=309), yang diminta untuk menilai penanda fisik lingkungan beberapa area di UI dan juga mengisi kuesioner Item Perceived Danger yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Hasil utama dari penelitian ini adalah concealment merupakan penanda fisik yang dianggap menjadi prediktor terkuatperceived danger mahasiswa UI. Selain itu, satu penanda fisik lingkungan dengan tingkat berbeda (misal, concealment tinggi dan rendah) di dua area dengan tingkat dua penanda fisik yang sama (entrapment tinggi dan pencahayaan rendah), dapat menghasilkan perbedaan signifikan pada perceived danger mahasiswa. Diskusi dan saran akan dipaparkan di bagian akhir penelitian ini.
ABSTRACT
Perceived safety is the key of how individuals are able to work productively. To measure perceived safety in terms of behavior, it will be more appropriate to measure it from the perceived danger side because someone would show response in overt behavior when there is danger. This non-experimental and correlational research aims to look at the predictions of environmental physical factors (concealment, entrapment, and lighting) of UI Depok campus on the perceived danger of University of Indonesia (UI) S1 students on the UI Depok campus environment. Samples from all year class and faculties at UI (N = 309), who gave an assessment of the physical assessment of the environment at UI and also filled out the Item Perceived Danger questionnaire that had been translated into Indonesian. The main results of this study is concealment is the strongest environmental physical cues predictor of the perceived danger of UI students. In addition, one environmental physical cue with different levels (e.g. high and low concealment) in two areas with the same level of two environmental physical cues (high traps and low lighting), can produce significant differences in the perceived danger of students. Discussions and suggestions will be presented at the end of this study. 
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boedi Prihandono
Abstrak :
Berbagai gejolak di bidang politik, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan yang terjadi dalam kurun waktu terakhir ini telah menimbulkan berbagai permasalahan termasuk gejolak perubahan di bidang transportasi darat khususnya angkutan Kereta Api. Dalam pelayanan jasa yang diselenggarakannya, PT. Kereta Api (Persero) dituntut untuk meningkatkan efisiensi dalam usahanya. Oleh karena itu, dibutuhkan kajian mendalam mengenai strategi yang akan diterapkan.

Penelitian ini mengambil latar belakang kondisi angkutan Kereta Api yang semakin menjadi tumpuan bagi transportasi darat. Dengan menggunakan pendekatan SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) yang meliputi analisis lingkungan internal dan eksternal akan diperoleh posisi bisnis PT. Kereta Api (Persero) yang selanjutnya diketahui strategi yang harus ditempuh. Diharapkan dengan strategi tersebut, PT. Kereta Api (Persero) akan lebih mampu meningkatkan kualitas pelayanan jasa, peningkatan daya saing, kemampuan memupuk laba, juga lebih mampu menjalankan misi pelayanan umum.

Dengan pendekatan kuantitatif melalui penghitungan program expert choice version 8 akan diperoleh posisi bisnis PT. Kereta Api (Persero). Sementara itu pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai strategi dan kebijakannya yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui teknik wawancara dan kuesioner, sedangkan untuk data sekunder digunakan pengumpulan data dan informasi dari berbagai macam sumber dokumen.

Berdasarkan matriks I-E posisi perusahaan terletak pada kuadran I yaitu strategi pertumbuhan stabil dengan skor nilai faktor lingkungan internal 0.561 dan skor nilai faktor lingkungan eksternal 0.8107. Posisi ini memberikan pilihan kepada PT. Kereta Api (Persero) untuk melakukan strategi integrasi vertikal, integrasi horizontal, diversifikasi, serta mergers dan joint venture. Guna melakukan strategi, maka perusahaan dapat bekerjasama dengan pihak lain atau swasta dalam bentuk kerjasama penanaman modal, merger dan joint venture, kerja sama operasi (KSO), kerja sama manajemen (KSM) dengan kepemilikin saham mayoritas tetap di tangan pemerintah. Selanjutnya Departemen Perhubungan diharapkan masih berperan dalam kesuksesan program privatisasi PT. Kereta Api (persero) untuk membuat pedoman pelaksanaan privatisasi yang menguntungkan dari sisi bisnis dan harus pula memperhatikan kepentingan publik. Kebijakan tersebut antara lain diarahkan untuk melaksanakan program swastanisasi dengan melalui berbagai tahap yaitu masa konsolidasi, era pra persaingan dan era persaingan sehat dengan perkiraan waktu kurang lebih 10 tahun (2000-2010).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufti Wardani
Abstrak :
Perseteruan Palestina-Israel sudah berlangsung demikian lama. Sejak awal konflik, masing-masing pihak, baik Palestina dan Israel, merasa berhak atas wilayah yang dipersengketakan dan berusaha menguasai serta mengembangkan kehidupan nasionalnya secara mutlak tanpa melakukan power sharing. Pihak Israel berusaha bersikeras mempertahankan wilayah yang telah didudukinya dengan alasan: ruang hidup (lebensraum), keamanan (buffer zone), strategis, ikatan emosional, dan masalah sumber daya. Sedangkan pihak Palestina berupaya keras pula untuk memperjuangkan kemerdekaan wilayah yang diduduki Israel dengan alasan sebagai tanah leluhur mereka. Sikap yang keras dari kedua belah pihak ini juga telah menyebabkan berbagai perundingan yang pernah diadakan selama ini berakhir tanpa menghasilkan kesepakatan yang berarti bagi perdamaian kedua belah pihak. Kini Peta Jalan Perdamaian kembali disodorkan yang didukung oleh kelompok Kuartet (AS, PBB, UE, dan Rusia) sebagai sebuah upaya untuk memecahkan kebuntuan masalah konflik Palestina-Israel. Kehadiran Peta Jalan Damai ini diharapkan menjadi obat bagi konflik Palestina-Israel yang telah memakan banyak korban warga sipil yang tidak berdosa akibat kekerasan yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Dalam mewujudkan harapan ini, maka Peta Jalan Damai menawarkan beberapa tuntutan kepada kedua belah pihak untuk memberikan kebijakan atau tindakan yang dapat membantu dalam proses perdamaian. Efektivitas Peta Jalan Damai ini akan diuji dan dianalisa dari perspektif Resolusi Konflik dengan harapan dapat menemukan faktor-faktor yang akan menjadi pendukung dan penghambat bagi terlaksananya Peta Jalan Damai ini dalam memberikan solusi bagi konflik Palestina-Israel dengan tanpa meninggalkan pengalaman-pengalaman sejarah perdamaian yang pernah dilakukan sebagai cerminan dan pelajaran bagi upaya pencarian problem solving, walaupun kegagalan demi kegagalan adalah selalu menjadi jawaban atas semua upaya perdamaian yang telah dan pernah dilakukan oleh Palestina dan Israel.
The war of Palestina-Israel has been happened for a long time. Since the first conflict, both Palestine and Israel claimed that they had the right for the conflict district without doing a power sharing. The Israel tried very hard to depend the land that they had took control for some reasons: for the life, safety, strategic zone, emotional link, and natural resources. Palestine also tried very hard to struggle the - freedom of their district that have been holded by the Israel with the reason that the land was their ancestor land. The persistent of the both side also caused all the negotiation that were helded by UN, US, Rusia, UE ended without having a good deal for the peace of the both side. Recently, the peace road map have offered again which was supported by US , Rusia, UE, and UN as the problem solving for breaking the conflict of Palestine-Israel. The present of this peace road map was expected by the world to be the problem solving of Palestine and Israel conflict, which had many victims from the civilian because of the both side war. For getting this goal, the Peace Road Map offered some solutions for the both side to do the wisdom or the action that could help in peace processing. The effectiveness of the Peace Road Map will be exercised and analyzed by the perspective of conflict resolution to find some factors which can support or hamper for the Peace Road Map to give a solution for the conflict Palestine-Israel without leaving the peace history experiences which have been done as a reflection and a lesson for getting a problem solving. Even though, unsuccessful is always be the answer for the peace effort that have been done by Palestine and Israel.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Sa`ud
Abstrak :
Diantara peralatan yang digunakan untuk pemakaian energi salah satunya adalah Heat Exchanger (Alat Penukar Kalor). Perkembangan Heat Exchanger selling dengan perkembangan pembangunan industri seperti industri pupuk, industri perminyakan, industri makanan, industri tekstil, industri kimia dan lain-lain. Untuk menggairahkan industri produk heat exchanger dalam negeri pada era sepuluh tahun mendatang (tahun 2006) diperlukan adanya suatu pendekatan untuk manilal prospek produk dan pasarnya. Dalam melihat kondisi produk heat exchanger tersebut peninjauannya dibutuhkan begitu banyak unsur-unsur yang terkait. Namun dalam tinjauan penilaian disini hanya memakai metode forecasting jenis judgement, dimana datanya berdasarkan data impor dan data ekspor heat exchanger serta data pemakaian heat exchanger dibeberapa Industri. Kenyataannya kebutuhan heat exchanger di Indonesia pada periode tahun 1989-1996 masih mengimpor relatif besar dari 24 negara. Adapun jumlah impor tertinggi pada priode 1992 berjumlah 12.619 ton dengan nilai 133,6 juta dolar US, dimana negara pengimpor terbesar adalah Jepang, Korea Selatan, USA, Italia. Meskipun ada pabrlk yang mengelola industri heat exchanger dalam negeri sebanyak 27 perusahaan dengan kapasitas produksi terpasang lebih kurang 2.675 ton/tahun, sedangkan kebutuhan kandungan materialnya 87% masih impor. Untuk sepuluh tahun mendatang (tahun 2006) kebutuhan heat exchanger masih terus berkembang pesat, sehingga kebutuhan sumber daya manusia, teknologi, serta material sangat perlu ditingkatkan untuk menyerap pasar dalam negeri kita sendiri. ...... One of the equipment used for energy consumption is heat exchanger. The development of heat exchanger Is in line with growing of industry development such as fertilizer industry, oil industry, food industry, textiles Industry, chemicals industry and so on. To enthusiasm the industry for heat exchanger product in domestic in the next ten years era (year 2006) to be required any approach to evaluate the product and Its market prospects. To see the condition of the heat exchanger product that the reviewed to be needed so many concerned elements. Although, In review of this evaluation here duly use forecasting method of judgment type, where its data Is based on import and export data heat exchanger and application data of it in several industrials. In reality, the need for heat exchanger in Indonesia for the period of 1989 - 1996 still most relatively import from 24 countries. There is the highest import amount in the period of 1992 is 12.619 tons with value of 133,6 millions dollar US, which the largest imported countries are Japan, South Korea, USA, Italy. However there is a factory which processed the heat exchanger industry in domestic of 27 companies with power capacity at last 2.675 ton/year, while the demand for containing its material of 87% still imported. For the next ten year (year 2006) the demand for heat exchanger still rapid growth, so that the demand for human resources, technology, and material is necessary to be enhanced to absorb our domestic market.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Suharmanto
Abstrak :
[ABSTRAK
Telah diakukan penelitian guna mendelineasi zona prospek sistem panasbumi Daerah „P‟ menggunakan pemodelan multi dimensi data magnetotelurik terintegrasi data geologi dan geokimia. Daerah panasbumi „P‟ secara fisiografi termasuk pada Busur Banda Dalam tak bergunungapi disusun oleh komplek batuan malihan sekis berumur Perm-Trias. Gejala adanya sistem panasbumi pada daerah penelitian ditandai dengan kemunculan manifestasi permukaan berupa enam mata air panas bersuhu (37-67oC), pH (6-7) dan bertipe klorida-bikarbonat. Pembentukan sistem panasbumi diduga berkaitan dengan aktivitas tektonik kuat akibat tumbukan lempeng Pulau Seram dengan Lempeng Benua Australia (Plate Collision) yang memicu pembentukan batuan intrusi di kedalaman sebagai sumber panas. Guna mengetahui informasi subsurface daerah penelitian, dilakukan survei magnetotelurik. Selanjutnya hasil dari data MT akan diintegrasikan data geologi dan geokimia. Pengolahan data MT dimulai dari time-series data hingga mendapatkan kurva resistivitas-frekuensi dan fase, lalu dilakukan filtering noise, rotasi arah strike dan koreksi static shift untuk mendapatkan kualitas kurva MT baik. Selanjutnya dilakukan pemodelan inversi 1D, 2D dan 3D. Temperatur reservoir diduga sekitar 160-180oC termasuk temperatur sedang. Hasil penelitian ini memperlihatkan lapisan konduktif (<15 Ωm) dengan ketebalan ± 500-1000 m diindikasikan sebagai Clay Cap dari sistem panasbumi. Zona resistivitas tinggi (>300 Ωm) dan berbentuk updome, berada di bawah area kemunculan manifestasi (MAP1, MAP2, MAP3, MAP4, dan MAP5) mengindikasikan heat source berada di utara kemudian menerus ke arah tenggara membentuk updome. Model konseptual terpadu sistem panasbumi dibentuk dari integrasi data geologi, geokimia, dan geofisika. Sistem panasbumi daerah penelitian merupakan hidrotermal heat sweep plate collision dengan temperatur sedang, luas area prospek dan rekomendasi titik pemboran diperkirakan ± 3 km2 di sekitar zona Upflow, potensi sumber daya hipotetik dengan metode volume lump parameter menggunakan binary cycle ± 34 MWe.
ABSTRACT
A study for delineating geothermal system of prospect area “P” has been done by using multi-dimensional modeling of magnetotelluric data. Physiographycally, geothermal prospect of “P” area is located at non-volcanic Banda inner arc hosted by Malihan Sekis rock complex with Perm-Trias age. The existance of geothermal system in this area is indicated by the presence of thermal manifestations in form of 6 chloride-bicarbonate hot springs with temperature in the the range of 37 – 67oC, and pH of 6-7. The development of geothermal system is most probably associated with strong tectonic activity caused by the collision between Seram island plate and Australian plate that ignite the occurence of intrussive body as heat source. In order to know the subsurface information of prospect area, magnetotelluric (MT) survey has been done. The processing of MT data was started from time-series data, continued by noise filtering, rotation of strike orientation and static shift correction to obtain better MT curve. The data were then being inversed by means of 1-Dimensional, 2-Dimensional and 3-Dimensional inversion methods. Reservoir temperature is estimated to be around 160-180 oC and classified as moderate temperature. The result of MT data inversions shows the presence of conductive layer (<15 Ωm) with 500 – 1000 m thickness that is interpreted as clay cap og geothermal system. High resistivity zone (>300 Ωm) with updome shape appears underneath the manifestations occurence (MAP1, MAP2, MAP4, and MAP5), indicating that the heat source is located in northern part and elongate to souteast direction. The conceptual model of geothermal system was built based on integrated interpretation of geological, geochemical and geophysical data. The prospect area and recommendation of drilling location is estimated to be ± 5 km2 around upflow zone. Potential hypothetical resource with volume lump parameters method using binary cycle ± 34 MWe., A study for delineating geothermal system of prospect area “P” has been done by using multi-dimensional modeling of magnetotelluric data. Physiographycally, geothermal prospect of “P” area is located at non-volcanic Banda inner arc hosted by Malihan Sekis rock complex with Perm-Trias age. The existance of geothermal system in this area is indicated by the presence of thermal manifestations in form of 6 chloride-bicarbonate hot springs with temperature in the the range of 37 – 67oC, and pH of 6-7. The development of geothermal system is most probably associated with strong tectonic activity caused by the collision between Seram island plate and Australian plate that ignite the occurence of intrussive body as heat source. In order to know the subsurface information of prospect area, magnetotelluric (MT) survey has been done. The processing of MT data was started from time-series data, continued by noise filtering, rotation of strike orientation and static shift correction to obtain better MT curve. The data were then being inversed by means of 1-Dimensional, 2-Dimensional and 3-Dimensional inversion methods. Reservoir temperature is estimated to be around 160-180 oC and classified as moderate temperature. The result of MT data inversions shows the presence of conductive layer (<15 Ωm) with 500 – 1000 m thickness that is interpreted as clay cap og geothermal system. High resistivity zone (>300 Ωm) with updome shape appears underneath the manifestations occurence (MAP1, MAP2, MAP4, and MAP5), indicating that the heat source is located in northern part and elongate to souteast direction. The conceptual model of geothermal system was built based on integrated interpretation of geological, geochemical and geophysical data. The prospect area and recommendation of drilling location is estimated to be ± 5 km2 around upflow zone. Potential hypothetical resource with volume lump parameters method using binary cycle ± 34 MWe.]
2015
T43733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>