Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhidayat B
"Sumber penerimaan terbesar rumah sakit adalah pasien rawat inap persalinan
Jamkesda. Integrasi Jamkesda dengan BPJS Kesehatan, akan merubah sistem
pembayaran dari retrospektif menjadi prospektif. Penelitian ini bertujuan
menggambarkan potensi selisih penerimaan rumah sakit berdasarkan tarif Perda
dan INA-CBGs serta strategi menghadapi potensi selisih tersebut. Penelitian ini merupakan gabungan kuantitatif dan kualitatif, menggunakan 660 tagihan dan rekam medis pasien persalinan Jamkesda Tahun 2013. Komponen biaya terbanyak adalah jasa medis, BHP, jasa sarana, obat dan jasa pelayanan. Selisih terbesar pada persalinan dengan sectio secaria dengan rata-rata Rp.3.373.669/pasien. Diperlukan strategi melalui pengelolaan dokter, perawat dan tenaga farmasi, pengawasan, SIM-RS, rekam medis dan billing, perhitungan biaya serta identifikasi pelayanan dan pasar.

The main source of hospital income derives from inpatients delivery care of
Jamkesda. Jamkesda integration into BPJS health, will change it's payment system to providers from retrospective into prospective. This study aims to describe the potential difference of hospital tariff based on Perda andINA-CBGs. In addition hospital strategies to coping with potential difference of hospital income is also observed. This study combines quantitative and qualitative, using 660 claims and medical records of inpatients delivery care of Jamkesda year 2013. The largest costs component of delivery care are medical fee, consumables, accommodation, medications and nursing fee. The results showed that the largest difference found insecarian delivery patients with average Rp.3.373.669/patient. It takes strategy through medical staff, nursing and pharmacy staff management, supervision, hospital management information system, medical records and billing, costing, services and market identification.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Rahmah
"Tingginya angka pernikahan perlu diimbangi dengan kesiapan menikah. Ketidaksiapan menikah dan tidak adanya perencanaan kehamilan dapat berdampak baik secara fisik maupun psikologis bagi ibu dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesiapan menikah dengan perencanaan kehamilan pada calon pengantin perempuan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan metode cross sectional dengan pengambilan data menggunakan teknik convenience sampling berjumlah 258 responden calon pengantin perempuan di Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kesiapan menikah dengan perencanaan kehamilan pada calon pengantin perempuan (p= 0,000, α= 0,05). Penelitian ini merekomendasikan dilakukan edukasi sedini mungkin pada remaja dan dewasa awal mengenai hal-hal yang perlu dipersiapakan sebelum menikah. Selain itu, dapat lebih mengoptimaliasasi keharmonisan keluarga dan peran sebagai suami dan istri dalam mempersiapkan pengasuhan dan tumbuh kembang anak.

The growing rates of marriage needs to be followed with marriage readiness as well as planning parenthood as it is necessary to prospective spouses to plan for post-marital life, such as having child. Unpreparedness and absence of pregnancy planning can impact both physically and psychologically to the mother and child. This research aimed to determine the relationship between marriage readiness and planning parenthood among prospective brides. A correlative descriptive design with a cross sectional method were used with a convenience sampling technique in determining the respondents resulting to a total of 258 respondents from Jakarta gathered. The results showed that there was a meaningful relationship between the readiness of marriage and the planning of pregnancy (P = 0.000, α = 0.05). This research recommends education as early as possible in adolescents and early adults regarding matters that need to be prepared before marriage. In addition, the researchers believe this action can enhance the role of husband and wife in planning parenthood and nurturing children in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Naufal Azhari
"Latar Belakang : Polusi udara berperan terhadap kesakitan dan kematian akibat gangguan saluran pernafasan. Iritasi saluran pernafasan diduga sebagai salah satu mekanisme efek pencemaran udara pada kesehatan.
Tujuan : Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis efek pajanan debu mangan dalam udara ambient terhadap kejadian iritasi saluran pernafasan pada anak-anak berusia 6 sampai 12 tahun.
Metode : Studi kohort prospektif selama 2 bulan. 106 anak terpilih secara acak menjadi sampel dalam studi ini. Penelitian dilaksanakan di 2 desa berbeda yaitu Satar Punda (terpajan) dan Wangkung (tidak terpajan), Nusa Tenggara Timur. Peneliti mengukur konsentrasi debu mangan dalam udara ambient di kedua wilayah. Peneliti juga melakukan follow up kepada seluruh sampel 1 kali setiap minggu selama 2 bulan untuk mengetahui kejadian iritasi saluran pernafasan. Setelah itu dibentuk model regresi logistik dengan memasukkan variabel debu pencemar udara lain (kadmium, timbal, besi, dan TSP), faktor individual, dan rumah sehat untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi iritasi saluran pernafasan pada anak-anak.
Hasil : Hasil studi menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik antara konsentrasi debu mangan dalam udara ambient dengan iritasi saluran pernafasan pada anak-anak dengan nilai RR = 4,18 (95% CI : 2,45-7,15). Faktor lain yang mempengaruhi iritasi saluran pernafasan pada anak-anak adalah konsentrasi kadmium dalam udara ambient dengan nilai RR = 3,21 (95% CI : 1,83-5,63), jenis lantai terluas dalam rumah dengan nilai RR = 1,49 (95% CI: 1,04-2,13), jenis pencahayaan dalam rumah dengan nilai RR = 0,31 (95% CI: 0,09-1,11), berat badan dengan nilai RR = 1,99 (95% CI: 1,09-3,64), dan status sosial ekonomi keluarga dengan nilai RR = 1,97 (95% CI: 1,28-3,03). Hasil analisis multivariat menunjukkan konsentrasi mangan adalah variabel yang paling mempengaruhi iritasi saluran pernafasan (p=0,000/RR=6,0) setelah dikontrol oleh 5 variabel lain yang turut mempengaruhi kejadian iritasi saluran pernafasan pada anak-anak.
Kesimpulan : Pajanan pencemaran udara mangan berhubungan dengan kejadian iritasi saluran pernafasan pada anak-anak.
Background : Air pollution is known contribute to respiratory morbidity and mortality. Respiratory tract irritation has been suggested as one of mechanism of these effects on health.
Objective : The aim of this study was to analyze the effect of exposure manganese particulate in ambient on respiratory tract irritation in 6 to 12 years old children. Method : 2 months prospective cohort study. 106 children have been selected randomly to be sample in this study.
This study was conducted in 2 different village, Satar Punda (exposed area) and Wangkung (unexposed area), East Nusa Tenggara. Researcher measured ambient manganese concentration in two regions. Researcher also conducted follow-up to the entire sample once a week for 2 months to determine the incidence of respiratory tract irritation. After that logistic regression model was formed by inserting the other air pollution variables (cadmium, lead, iron, and TSP), individual variables, and health housing variables to find out the factor that most influence childhood respiratory tract irritation.
Result : The result showed statistically significant relationship between manganese ambient concentration and childhood respiratory tract irritation with RR = 4,18 (95% CI : 2,45-7,15). Another factors that influenced childhood respiratory tract irritation were cadmium concentration in ambient air with RR = 3,21 (95% CI : 1,83-5,63), the largest type of flooring in home with RR = 1,49 (95% CI: 1,04-2,13), type of lightning in home with RR = 0,31 (95% CI: 0,09-1,11), weight with RR = 1,99 (95% CI: 1,09-3,64), and family socioeconomic status with RR = 1,97 (95% CI: 1,28-3,03). Multivariate analysis showed that ambient manganese concentration was the most influenced variable for respiratory tract irritation (p=0,000/RR=6,0) after controlled by five other variables that also influenced the incidence of respiratory tract irritation in children.
Conclusion : Exposure to manganese air pollution was associated with childhood respiratory tract irritation
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Djaja
"Makanan dengan kandungan zat gizinya sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup termasuk manusia untuk tumbuh dan berkembang biak. Sebaliknya melalui makanan dapat juga dipindahkan beberapa penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti diare dan keracunan makanan. Tingkat kontaminasi makanan masih cukup tinggi (oleh E. coli 65,5%) dan prevalensi penyakit diare sebanyak 116.075 kasus tahun 1995 dan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan juga masih tinggi yaitu 31.919 kasus tahun 1997, dengan angka kematian kasus (CFR) 0,15%. Penelitian prospektif dilakukan pada 255 buah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang terdiri dari 3 jenis TPM yaitu masing-masing sebanyak 85 buah TPM dari jenis Pedagang Kakilima, Rumah Makan dan Restoran dan Jasaboga. Makanan yang diteliti adalah makanan dari daging yang dimasak dengan air sebagai bahan penunjang pengolahan makanan (daging berkuah), dengan bakteri E. coli sebagai indikasi kontaminasi makanan. Data dianalisis dengan analisis multi variabel regresi logistik ganda untuk mengetahui faktor kontaminasi makanan. Tingkat kontaminasi makanan disajikan oleh E. coli 12,2%. Kontaminasi makanan baru matang oleh E. coli 7,5%. Kontaminasi bahan makanan oleh E. coli 40,0%. Kontaminasi air oleh E. coli 12,9%. Kontaminasi tangan pengolah oleh E. coli 12,5%. Kontaminasi pewadahan oleh E. coli 16,9%. Suhu pemasakan makanan adalah 99,5 oC dan lamanya pemasakan makanan 20,6 menit. Suhu penyimpanan 28,9 oC, lamanya penyimpanan makanan matang 409,2 menit dan suhu penyajian adalah 28,7 oC. Kontaminasi oleh E. coli pada makanan yang disajikan dipengaruhi oleh suhu pemasakan dan Jenis TPM (Pedagang Kakilima dengan resiko 3,5 kali dibandingkan dengan Jasaboga dan Restoran).

Food with its nutrient constituencies is important and needed by all biological organisms including human live. On theaters hand through food could transfer some of diseases agent that could cause gastro-intestinal disorder and food intoxication. Food contamination prevalence is still height (by E. coli 65.5%) and diarrhea cases 116.075 in 1995, food out break intoxication 31.919 occur in 1997, and with CFR 0.15%. Prospective study has been done in order to identify the E. coli food contamination rate on food serve by food establishment in South Jakarta. Sample size of 255, with 85 food establishment each type food establishment group such as street food vendor, catering, and restaurant. Meat with height water activities is used for food sample and E. coli contamination on food is used as an indicator for pathogenic bacterial food contamination. Data analysis using multiple logistic regression, to identify food contamination factors. E. coli served food contamination was 12.2%, fresh cooked food E. coli contamination was 7.5%, row food E. coli contamination was 40.0%, water contamination was 12.9%, food handler hand contamination was 12.5%, and kitchen utensil especially for cooked food container contamination was 16.9%. Cooking processing temperature was 99.5 0C, average cooking period was 20.6 minute, food storage temperature and period were 28.9 0C and 409.2 minute, and room temperature of food served was 28.7 0C. Factors involved on E. coli served food contamination were cooking temperature and street food vendor (with OR=3.5 compare with restaurant and catering)."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hani Novanti
"Bengkel XYZ adalah salah satu UMKM bengkel yang berlokasi di Depok yang memiliki tujuan untuk mengembangkan bisnisnya dan memperluas jangkauan layanannya. Dalam menjalankan sistem manajemennya terdapat kesulitan dalam manajemen keuangan. Bengkel XYZ belum memiliki perencanaan keuangan jangka panjang. Dengan demikian diperlukan perencaanan keuangan jangka panjang dengan menggunkanan analisis kinerja keuangan dan prospective analysis. Tujuan dari business coaching ini adalah membuat perencanaan keuangan jangka panjang untuk Bengkel XYZ.

Workshop XYZ is a SME based in Depok and have a mission to expand their business and scope. The workshop having a difficuty in their financial management. Workshop XYZ not having a long term financial planning. Therefore, the workshop needs to construct long term financial planning using financial performance analysis and prospective analysis. The purpose of this business coaching is to help Bengkel XYZ create their long term fiancial planning."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niar Eka Oktaviani
"ABSTRAK
Librarians build their librarianship concept based on self understanding of interpretation of the reality from their professional activities in the workplace. This research is very important as the study of a concept of librarian profession from CPTA is limited in Indonesia. Data Collection Method. The research method used is qualitative with phenomenology approach. Five librarians participated in the IPDN Library. Results and Discussions. The results show the three meanings of librarian were as a valuable profession, as a promising profession and as an information service provider. The self-concept found in this study has been seen from three aspects: psychological aspects include a sense of confusion, a sense of comfort, a sense of pride and professional. Further, the social aspects involve being underestimated, harmonious relationships, respecting each other, creating intense competition and having good relationship. Physical aspects include being clean and neat, smart, versatile, attractive as a modern librarian. The motivation to become a librarian is salary and other incomes, competition, and opportunity to improve. Conclusions. The paper shows that librarians interpret themselves as a profession that has a value from the material perspective because it has benefits and allowances related to their work performance. Further research is needed to study a comparison between librarians formal education and librarians from CPTA related to their motivation."
Yogyakarta: Perpustakaan Universitas Gajah Mada, 2018
BIPI 14:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Angling Yunanto
"Pendahuluan dan Tujuan: Transplantasi ginjal telah menjadi terapi pengganti ginjal pilihan untuk penyakit ginjal kronis stadium akhir. Di Indonesia, belum ada penelitian yang pernah membahas mengenai kualitas hidup resipien transplantasi ginjal pasca operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam kualitas hidup resipien sebelum dan sesudah operasi transplantasi ginjal. Metode: Ini adalah studi prospektif yang menggunakan kuesioner KDQoL-SF sebelum dan sesudah operasi (pada bulan ke-1, 3, dan 6). Sampel diambil secara berurutan sejak bulan Januari hingga Mei 2016 dan dilanjutkan sampai Desember 2016. KDQoL-SF telah divalidasi dalam bahasa Indonesia dan sudah banyak digunakan untuk menilai kualitas hidup resipien (cronbach alfa> 0,6). Data dianalisis dengan menggunakan software statistik SPSS versi 21.0. Dalam penelitian ini, repeated Anova dengan perbandingan post hoc Bonferroni digunakan. Hasil: Terdapat 33 pasien yang disertakan dalam penelitian ini yaitu dari Januari - Desember 2016. Usia rata-rata pasien adalah 44,6 ± 12,88 tahun. Mayoritas pasien adalah laki-laki (n = 24; 72,7%). Rata-rata IMT pasien adalah 23,8 ± 3,74 kg/m2. Komorbid yang paling sering terjadi adalah hipertensi (n = 32; 97%) kemudian diikuti oleh diabetes melitus (n = 11; 33,3%), dan dislipidemia (n = 5; 15,2%). Biaya operasi transplantasi ginjal dan pengobatannya sebagian besar menggunakan biaya pribadi (n = 14; 42,4%) (n = 14; 42,4%) kemudian diikuti oleh asuransi swasta (n = 8; 24,2 %) (n = 10; 30,3%), dan asuransi pemerintah (n = 6; 18,2%) (n = 5; 15,2%). Hampir semua resipien tidak mengeluh dengan biaya biaya tersebut ketika dan setelah operasi (n = 29; 87,9%). Dibandingkan dengan kondisi awal, kualitas hidup pada penerima meningkat pada bulan pertama, ketiga, dan keenan setelah operasi. Perubahan utama pada kualitas hidup terlihat diantara tahap pra operasi (median: 50%, IQR: ±20) dan 1 bulan setelah operasi (median: 90%, IQR: 0), sedangkan pada tahap berikut tidak ada peningkatan yang signifikan pada skor median pada bulan ketiga (median: 90%, IQR: ± 7,5) dan bulan keenam (median: 90%, IQR: ± 10) setelah operasi. Terdapat perbaikan signifikan secara statistik pada gejala, efek penyakit ginjal, beban penyakit ginjal, status kerja, fungsi kognitif, kualitas interaksi sosial, kualitas tidur, kepuasan pasien, fungsi fisik, peran fisik, kesehatan umum, kesejahteraan emosional, peran emosional, dan perbaikan pada kondisi kelelahan, skor sebelum dan sesudah transplantasi ginjal (p <0,01). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam dukungan sosial (p = 0,656), nyeri (p = 0,274), fungsi seksual (p = 1), dan skor fungsi sosial (p = 0,01) sebelum dan sesudah operasi. Angka keberhasilan transplantasi ginjal di RSCM sama dengan pusat transplantasi ginjal lainnya di dunia, yaitu sekitar 95%. Kesimpulan: Studi ini menunjukkan bahwa ada perbaikan yang signifikan pada hampir semua aspek kualitas hidup resipien setelah transplantasi ginjal. Kualitas hidup pasien setelah transplantasi ginjal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Indonesia sama baiknya dengan di negara lain. Ini bisa menjadi database untuk studi lebih lanjut di pusat transplantasi ginjal. ……Introduction and Objectives: Kidney transplantation has become the chosen kidney replacement therapy for end stage chronic kidney disease. In Indonesia, no study about quality of life in kidney transplantation recipient after surgery has been done. This study aims to determine whether there is a significant difference in the recipient’s quality of life before and after kidney transplantation surgery. Methods:This was a prospective study KDQoL-SF questionnaire before and after surgery (1st, 3rd, and 6th month). Samples were consecutively taken from January until May 2016 and followed up to December 2016. KDQoL-SF has been validated in Indonesian language and widely used to assess recipient’s quality of life (Cronbach alfa >0,6). The data were analyzed using SPSS statistical software 21.0 version. In this study, repeated Anova with post hoc comparison Bonferroni was used. Results: There were 33 patients included in this study from January–December 2016. The average age of patients was 44,6 ± 12,88 years old. The majority of patients were males (n=24; 72,7%). Mean BMI of the patients was 23,8 ± 3,74 kg/m2. The most frequent comorbid of the patients was hypertension (n=32;97%) then followed by diabetes mellitus (n=11;33,3%), and dyslipidemia (n=5;15,2%). The cost fee of kidney transplantation surgery and its following medication mostly covered by personal financial support (n=14;42,4%), (n=14;42,4%) then followed by private insurance (n=8;24,2%), (n=10;30,3%), and governmental insurance (n=6;18,2%), (n=5;15,2%). Almost all the recipients did not complain with those cost fee during and after surgery (n=29; 87,9%). Compared to baseline, the quality of life in recipients increased at 1st, 3rd, and 6th month after operation. Major changes in the perceived QOL were noted only between the preoperative stage (median: 50%, IQR: ±20) and 1 month after operation (median: 90%, IQR: 0), while in the following stage there was no significant improvement in median score at 3 month (median: 90%, IQR: ± 7,5) and 6 month (median: 90%, IQR: ± 10) after operation. There were statistically significant improvements in symptoms, effect of kidney disease, burden of kidney disease, work status, cognitive function, quality of social interaction, quality of sleeping, patient satisfaction, physical functioning, role-physical, general health, emotional well-being, role-emotional, and improvement in fatigue, score before and after kidney transplantation (p<0,01). This study also showed that there were no significant differences in social support (p=0,656), pain (p=0,274), sexual function (p=1), and social function score (p=0,01) before and after surgery. Successful rate of kidney transplantation in Indonesia was about 95%, it was equal to transplantation in other countries. Conclusions: This study showed that there were significant improvements in almost all aspect in recipient’s quality of life after kidney transplantation. Patient’s quality of life after kidney transplantation in Cipto Mangunkusumo Hospital Indonesia is as good as in other country. It could become the database for further studies in kidney transplantation centers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nazirah Istianisa
"Sistem pembayaran prospektif dengan paket tarif INACBG untuk kasus dengan jaminan BPJS menuntut rumah sakit agar dapat melakukan kendali biaya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai upaya cost containment RSUD Kota Bogor melalui penerapan Clinical Pathway, formularium, dan struktur insentif. Studi dilakukan pada kasus Sectio Caesarea periode Januari-Maret 2016 secara kuantitatif, dengan membandingkan selisih klaim BPJS dan tagihan RS serta menilai penerapan Clinical Pathway (n=133), dan secara kualitatif dengan wawancara mendalam (10 informan). Selisih kurang yang didapat sebesar Rp.1.014.125.684,00 dengan rata-rata selisih kurang sebesar Rp.4.899.157,89 per kasus. Didapatkan 84% kasus memiliki length of stay sesuai Clinical Pathway. Dari kasus tersebut, 96% visitasi dokter sesuai, 21% penggunaan obat dan BHP sesuai, dan 48% pemeriksaan laboratorium sesuai. Formularium yang digunakan sesuai dengan formularium nasional. RSUD Kota Bogor belum memiliki sistem evaluasi untuk menilai penerapan clinical pathway dan penggunaan obat. Struktur insentif yang digunakan adalah sistem fee-for-service yang tidak sesuai dengan metode pembayaran prospektif.

Prospective payment system with INACBG tariff for cases using BPJS Insurance demands hospital to control their cost. This study aims to see the cost containment in Kota Bogor Regional Hospital through the implementation of Clinical pathway, drug formulary, and incentive structure. The study looked into Sectio Caesarea cases from January to March 2016, using quantitative method, comparing BPJS claim and hospital billing and the implementation of clinical pathway (n=133), and using qualitative method through in depth interview (10 informants). It is noticed the deficit amount Rp.1.014.125.684,00 and the average of deficit per case is Rp.4.899.157,89. Eighty four percent of cases have length of stay in accordance with clinical pathway. From those cases, 96% has concordant doctors visit, 21% has concordant drug usage, and 48% has concordant laboratory diagnostic test. The hospital formulary uses the national formulary. It is found that Kota Bogor Regional Hospital does not have an evaluation system for clinical pathway implementation and drug usage. The incentive structure that is used is fee-forservice system which is not suitable for prospective payment method."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46066
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Apolinaria Gracia Jenahat
"ABSTRAK
Peningkatan kepadatan populasi warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh tindak kriminal yang semakin meningkat dan ditambah rendahnya tingkat pemberdayaan mantan narapidana, terutama dalam hal pekerjaan; yang mendorong mereka untuk mejadi residivis. Para mantan narapidana ini umumnya sulit untuk mendapatkan pekerjaan, mengingat adanya status mantan narapidana yang kurang diminati oleh pemberi kerja. Sebagai jaring pengaman, negara memberikan perlindungan yuridis untuk menghindari terjadinya diskriminasi yang ditujukan kepada mantan narapidana ini dalam kesempatan mendapatkan pekerjaan. Meskipun demikian, kenyataannya diskriminasi terhadap calon pekerja dengan status mantan narapidana tetap terjadi. Berdasarkan hal tersebut, akan dilakukan analisa dengan metode penelitian yuridis-normatif, yakni dengan membandingkan peraturan di Indonesia dengan peraturan terkait di Australia, sebagai negara yang memiliki tingkat kepadatan populasi warga binaan Lembaga Pemasyarakatan yang lebih rendah dari Indonesia. Hasil dari penelitian skripsi ini didapatkan kesimpulan bahwa memang terdapat berbagai perbedaan dalam ketentuan perundangan yang berlaku di Indonesia dengan Australia, dimana di Australia status ldquo;riwayat kriminal rdquo; dijadikan salah satu karakteristik yang dijadikan subjek diskriminasi. Hal yang demikian menjadikan pembedaan perlakuan di sektor ketenagakerjaan yang didasarkan pada riwayat kriminal seseorang merupakan suatu wujud diskriminasi. Sedangkan di Indonesia pembedaan perlakuan yang didasarkan pada riwayat kriminal bukanlah suatu bentuk diskriminasi.

ABSTRACT
Increased population density of inmates in Penitentiary in Indonesia is influenced by increasing crime rate, plus low level of empowerment for ex prisoners especially in work field which encourages them to become recidivists. These former inmates are generally difficult to get jobs, given the status of ex inmates that the employers are not interested in. As a safety net, the state provides juridical protection to avoid discrimination directed against these former inmates in employment opportunities. However, in reality, discrimination against prospective workers with ex prisoner status still persists. Based on this, an analysis, with juridical normative research methods, will be conducted by comparing Indonesian regulations with related regulations in Australia, as a countries with lower levels of population density of inmates from Indonesia. The results of this thesis study concluded that there are indeed differences in the prevailing laws and regulations in Indonesia with Australia, where in Australia the criminal history status is one of the characteristics of discrimination. This thus makes the distinction of treatment in the employment sector based on a person 39 s criminal history is a form of discrimination. While in Indonesia the distinction of treatment based on criminal history is not a form of discrimination."
2017
S69194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>