Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manullang, Irawaty
"Penelitian ini dilatarbelakangi karena masalah waktu tunggu pasien, khususnya di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini, berdasarkan angket dari bagian Tim Pengendalian Mutu Rumah Sakit yang mendapatkan hasil rendahnya kecepatan pelayanan di Depo Farmasi sehingga waktu tunggu resep menjadi lama. Berdasarkan Survey awal yang dilakukan terhadap 30 resep, ternyata ditemukan waktu pelayanan rata-rata untuk obat jadi adalah 16 menit. Dari 30 resep tersebut masih ada 30% resep terlayani sekitar 66 menit, sehingga menimbulkan masalah penumpukkan resep dan waktu tunggu pengambilan obat yang lama di Depo Farmasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh model antrian resep yang lebih baik di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini.Penelitian ini merupakan penelitian Cross Sectional dan Operational Research dengan analisis kuantitatif yang diolah berdasarkan pengumpulan data waktu masuk dan keluarnya resep ke dan dari setiap titik pelayanan di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini pada sore hari dari tanggal 22 April 2002 sampai dengan 27 April 2002.
Hasil penelitian ini adalah pola kedatangan resep mengikuti Distribusi Poisson dengan puncak kedatangan umumnya berada pada pukul 15.00-15.29 dan pukul 19.30-19.59, disiplin antriannya F.I.F.O yang dimodifikasi, struktur antrian Single Channel Multi Phase. Pada penelitian ini dibahas empat alternatif untuk mencari model antrian resep yang paling baik dengan cara mengubah komposisi petugas dan service time di setiap titik pelayanan. Keempat alternatif yang telah disimulasikan menghasilkan parameter antrian yang dapat mengurangi waktu tunggu. Alternatif keempat pada kedatangan di jam sibuk dipilih karena waktu resep dalam sistem lebih singkat dan utilisasi petugas lebih optimum.

The Development of Prescription Queue Model at the Drugstore Continue Care Unit "Sore Hari" PGI Cikini Hospital, Central of JakartaThis research is due the problem of patient's queue time, especially on the Drugstore Continue Care Unit - PGI Cikini Hospital, based on the questionnaire summary from Quality Assurance Team about the lowness of service quality performed by the drugstore. According to the previous survey, there has been completed to 30 prescription, actually found the average service time needed for the ready medicine is only 16 minutes. There are still 30% of 30 prescription which was handled for about 66 minutes, so that it occurred the accumulation prescription problem and long waiting time to get the medicine from the drugstore.
This objective of research is to find the better way or solution to the service problem on the drugstore. The research includes the research of Cross Sectional and Operational Research with quantitative analysis processed due to the in/out coming prescription from/to every spot service at the drugstore, at noon since 22 April 2002 up to 27 April 2001.
The result is the pattern of incoming prescription following the Poisson Distribution and the top incoming is generally on 15.00 - 15.29 and 19.30 - 19.59, its queue discipline is the modified F,1.F,O. its queue structure is Single Channel Multi Phase. On this research has been studied 4 alternatives to find the best model by changing the staff composition and service time at every spot service. Those 4 alternatives which have already been stimulated produce the parameter of reducing the queue time. The fourth alterative preferred choosing the busy time, due to the shorter system apply and the utilization staff is more optimum.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ian Chriswanto
"Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Peranan transportasi laut dan penyeberangan sangat dominan dalam memperlancar arus barang dan manusia. Akan tetapi, sejak dulu pemerintah Indonesia tetap menghadapi masalah transportasi yang sama, yaitu kemacetan kendaraan di area pelabuhan, terutama pada kondisi peak.
Penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi perilaku sistem penyeberangan di pelabuhan Merak dengan merancang sebuah simulasi diskrit mengenai model antrian pelabuhan Merak saat ini pada berbagai skenario kondisi.
Dari simulasi tersebut diketahui bahwa rata-rata waktu tunggu truk pada kondisi libur panjang mencapai 551 menit dan rata-rata waktu tunggu kendaraan pribadi pada kondisi lebaran mencapai 615 menit. Kemudian, dilakukanlah eksperimen-eksperimen terhadap model untuk menemukan solusi yang dapat meminimasir waktu tunggu penumpang tersebut.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menambah satu buah dermaga, mengurangi headway kapal menjadi 12 menit, dan mengoperasikan 29 unit kapal roro, dapat mengurangi rata-rata waktu tunggu truk pada kondisi libur panjang menjadi 99 menit dan rata-rata waktu tunggu kendaraan pribadi pada kondisi lebaran menjadi 116 menit. Sehingga pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) tidak perlu dilakukan.

Indonesia is the biggest archipelago country in the world. The role of sea transportation and ferries are really dominant in transporting goods and peoples around the country. But somehow, for decades, our government is still facing the same transportation problem, congestion, especially on peak season.
This research tries to identify the behavior of the ferry system at Port of Merak by designing a discrete-event simulation about the current queue model on several different scenarios.
Based on the simulation output, the average-time-in-system for trucks that go to the port on holiday is 551 minutes and the average-time-insystem for private vehicles that go to the port on Lebaran is 615 minutes. Then, several experiments are conducted on the simulation model in order to find a solution that could minimize those average-time-in-systems.
This research concludes that by building one more berth, decreasing the ship's headway to 12 minutes, and functioning 29 ships, it can reduce the truck's average-time-in-system to 99 minutes and the private vehicle's average-time-insystem to 116 minutes. So the Jembatan Selat Sunda (JSS) mega project is not necessary.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50396
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library