Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meira Annisa Humaira
"Transisi angkatan kerja ke generasi Z membuat perusahaan perlu memperhatikan karakteristik unik yang dimiliki generasi Z dibandingkan generasi sebelumnya. Gen Z berani untuk berperilaku sesuai nilai yang diprioritaskannya, salah satunya adalah well-being. Hal ini berkaitan erat dengan fenomena quiet quitting. Quiet quitting merupakan karyawan yang tidak berhenti bekerja secara resmi namun tidak melampaui batas dasar kewajiban mereka. Salah satu faktor yang berhubungan dengan terjadinya quiet quitting adalah employee well-being yang rendah. Kebebasan dan kemandirian melalui job crafting berpotensi menekan perilaku quiet quitting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran moderasi dari job crafting dalam memperlemah hubungan employee well-being dan quiet quitting. Partisipan penelitian ini berjumlah 268 karyawan generasi Z yang sedang bekerja, sudah melewati tahap probation (3 bulan), dan memiliki atasan. Pengambilan partisipan menggunakan metode convenience sampling dengan menyebarkan kuesioner secara daring. Analisis moderasi dilakukan dengan menggunakan macro process Hayes model 1. Hasil analisis data hipotesis mempunyai nilai (p) 0.170 > 0.05. Hal ini berarti tidak ada efek moderasi job crafting yang memperlemah hubungan employee well-being dan quiet quitting pada karyawan generasi Z. Hasil penelitian ini memberikan inisiatif penting bagi perusahaan untuk meningkatkan employee well-being sebagai upaya mengurangi perilaku quiet quitting.

The transition of the workforce to generation Z made companies need to pay attention to the unique characteristics that generation Z had compared to previous generations. Gen Z dared to behave according to their prioritized values, one of which was well-being. This was closely related to the phenomenon of quiet quitting. Quiet quitting was an employee who did not officially stop working but did not exceed the basic limits of their obligations. One of the factors associated with quiet quitting was low employee well-being. Freedom and independence through job crafting had the potential to suppress quiet quitting behavior. This study aimed to examine the moderating role of job crafting in weakening the relationship between employee well-being and quiet quitting. The participants of this study amounted to 268 generation Z employees who were currently working, had passed the probation stage (3 months), and had a supervisor. Participants were collected using a convenience sampling method by distributing questionnaires online. Moderation analysis was conducted using macro process Hayes model 1. The results of the hypothesis data analysis had a value (p) of 0.170 > 0.05. This meant that there was no moderating effect of job crafting that weakened the relationship between employee well-being and quiet quitting in generation Z employees. The results of this study provided important initiatives for companies to improve employee well-being as an effort to reduce quiet quitting behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Safa Saputra
"Generasi Z akan menjadi proporsi besar dari perusahaan pada beberapa tahun ke depan dan dapat berperan dalam keberlanjutan perusahaan dengan kemampuannya dalam teknologi. Tetapi, kecenderungan untuk melakukan alienasi kerja pada Generasi Z menjadi ancaman buruk bagi perusahaan maupun pembentukan identitas diri Generasi Z. Maka, penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan kehidupan kerja dan alienasi kerja pada karyawan Generasi Z. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang melibatkan 378 partisipan. Target partisipan merupakan WNI berumur 18 - 25 tahun yang sedang magang atau bekerja, minimal 6 bulan kerja. Pengambilan data dilakukan secara daring menggunakan Google Form dan disebarkan lewat sosial media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja berhubungan negatif secara signifikan dengan alienasi kerja pada karyawan Generasi Z (r = -.755, n = 378, p <.001 one tailed). Penelitian ini menegaskan bahwa perasaan puas selama kerja akan membuat karyawan Generasi Z puas juga terhadap kehidupan secara umum dan termotivasi untuk terlibat lebih dalam pekerjaan mereka. Maka, sebagai investasi masa depan, keberlanjutan perusahaan, pengembangan strategi sumber daya manusia yang spesifik meningkatkan kualitas kehidupan kerja bagi Generasi Z merupakan hal yang diperlukan.

Generation Z will make up a large proportion of the workplace in the next few years and can contribute to corporate sustainability with their technological prowess. However, the tendency of work alienation for Generation Z is a serious threat to companies and the formation of self-identity for Generation Z. Thus, this study aims to study the relationship between work life and work alienation among Generation Z employees. This study was a correlation study involving 378 participants. The target participants are Indonesian citizens aged 18-25 years who are doing internships or working for at least 6 months of work. Data collection was carried out boldly using Google Forms and distributed via social media. The results showed that quality of work life was significantly negatively related to work alienation among Generation Z employees (r = -.755, n = 378, p <.001 one-tailed). This study states that feeling satisfied at work will make Generation Z employees also satisfied with life in general and motivated to be more involved in their work. So, as an investment for the future, corporate sustainability, the development of specific human resource strategies to improve the quality of work life for Generation Z is necessary."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walhidayatul Al Ahadin
"Fenomena quiet quitting, di mana karyawan membatasi kontribusi mereka pada pekerjaan sesuai dengan deskripsi tugas minimum, telah menjadi perhatian yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini menyelidiki dampak perceived career development, job insecurity, dan smart technology negative awareness terhadap quiet quitting di sektor perbankan syariah Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana perceived career development, job insecurity, dan smart technology negative awareness memengaruhi quiet quitting, serta dampaknya terhadap perceived performance. Data dikumpulkan melalui survei daring yang melibatkan 233 responden yang bekerja di sektor perbankan syariah di Indonesia. Data dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan perangkat lunak LISREL 8.80. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perceived career development memiliki pengaruh positif terhadap quiet quitting, yang mana bertentangan dengan hipotesis awal yang mengharapkan hubungan negatif. Job insecurity berpengaruh positif terhadap quiet quitting, menunjukkan bahwa ketidakamanan kerja mendorong perilaku quiet quitting. Smart technology negative awareness juga memiliki pengaruh positif terhadap quiet quitting. Namun, quiet quitting tidak memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap perceived performance. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dengan mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi quiet quitting di sektor perbankan syariah. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa upaya untuk mengurangi quiet quitting harus difokuskan pada pengurangan ketidakamanan kerja, dan pengelolaan persepsi negatif terhadap teknologi cerdas di tempat kerja.

The phenomenon of quiet quitting, where employees limit their contributions to work according to the minimum job description, has become an increasing concern in recent years. This study investigates the impact of perceived career development, job insecurity, and smart technology negative awareness on quiet quitting in Indonesia's Islamic banking sector. The study aims to examine how perceived career development, job insecurity, and smart technology negative awareness influence quiet quitting, as well as its impact on perceived performance. Data were collected through an online survey involving 233 respondents working in Indonesia's Islamic banking sector. The data were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with LISREL 8.80 software. The results of this study found that perceived career development has a positive influence on quiet quitting, which contradicts the initial hypothesis expecting a negative relationship. Job insecurity positively influences quiet quitting, indicating that job insecurity drives quiet quitting behavior. Smart technology negative awareness also positively affects quiet quitting. However, quiet quitting does not have a significant negative impact on perceived performance. This study provides significant contributions by exploring the factors influencing quiet quitting in the Islamic banking sector. The findings suggest that efforts to reduce quiet quitting should focus on reducing job insecurity and managing negative perceptions of smart technology in the workplace."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library