Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Penelitian tentang pengaruh kitosan pada laju disolusi ketoprofen, suatu senyawa obat sukar larut dalam air, telah dilakukan. Campuran fisik dan dispersi padat ketoprofen-kitosan (metode pelarut) dibuat dengan perban-dingan 1:1,1:3 dan 1:5. Laju disolusi sampel ditentukan dengan alat disolusi tipe I dengan menggunakan air sebagai medium. Perubahan fisik yang terjadi diamati dengan menggunakan analisis termal (DSC) dan difraksi sinar-X. Hasil uji dengan analisis termal dan difraksi sinar-X menunjukkan dispersi padat ketoprofen-kitosan berada dalam bentuk amorf sementara campuran fisik masih menunjukkan sifat kristal dari obat dan sifat amorf dari kitosan. Campuran fisik dan dispersi padat ketoprofen-kitosan terbukti meningkatkan laju disolusi ketoprofen dibandingkan laju disolusi ketoprofen tunggal. Peningkatan laju disolusi ketoprofen dalam campuran fisik dan dispersi padat berkorelasi positif dengan konsentrasi kitosan. Laju disolusi ketoprofen dari campuran fisik dan dispersi padat ketoprofen-kitosan 1:5 selama 120 menit 2,7 dan 2,2 kali lebih tinggi daripada laju disolusi ketoprofen tunggal.
Universitas Indonesia, 2005
S32522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fienda Triani
Abstrak :
ABSTRAK
Karbamazepin merupakan obat yang termasuk ke dalam Biopharmaceutical Classification System kelas dua dengan kelarutan rendah dan daya tembus membran yang tinggi. Sehingga laju pelarutan menjadi tahap penentu kecepatan bioavailabilitas obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan metode pembentukan kokristal terhadap laju pelarutan karbamazepin dengan metode penguapan pelarut dan solvent drop grinding. Kokristalisasi dengan kedua metode tersebut dibuat dalam perbandingan formula yaitu 1:1, 2:1, dan 1:0. Berdasarkan uji morfologi dan difraksi sinar-x, menunjukan terjadinya perubahan bentuk dan ukuran kristal pada semua perbandingan. Formulasi 1:1 pada metode penguapan pelarut dengan DE(180) sebesar 7,38% memiliki laju pelarutan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Karbamazepin standar dan kokristalisasi dengan metode solvent drop grinding. Hasil uji termal memperlihatkan adanya penurunan titik lebur pada hasil kokristalisasi dan spektroskopi inframerah menunjukan adanya interaksi berupa ikatan hidrogen antara Karbamazepin dengan asam suksinat.
Abstract
Carbamazepine is a drug that belongs to the Biopharmaceutical Classification System class with low solubility and high permeability membrane. So that the rate of dissolution into the pacesetter stage drug bioavailability. The purpose of this study was to determine the effect of different methods of formation of the rate of dissolution of carbamazepine cocrystal by solvent evaporation method and the solvent drop grinding. Cocrystalisation by both methods were made in comparison formula is 1:1, 2:1, and 1:0. Based on morphological tests and x-ray diffraction, showing the changes in shape and size of the crystals in all comparisons. Formulation at 1:1 evaporation method with DE(180) of 7.38% has a higher dissolution rate compared with standard carbamazepine than cocrystalisation with solvent drop grinding method. Thermal test results showed a decrease in melting point and infrared spectroscopy cocrystalisation results indicate the existence of hydrogen bonding interactions between carbamazepine with succinic acid.
Universitas Indonesia, 2012
S43314
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library