Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Eka Putri
Abstrak :
Perilaku kekerasan adalah respon kemarahan maladaptif dalam bentuk perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran Pengaruh Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT). terhadap penurunan perilaku kekerasan. Desain penelitian ini adalah quasi experimental pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah 53 klien skizoprenia paranoid dengan perilaku kekerasan, terdiri atas 25 kelompok intervensi dan 28 orang kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan respon kognitif dan sosial serta penurunan respon emosi, perilaku, dan fisiologis secara bermakna (p< 0,05) pada klien yang mendapatkan REBT. REBT direkomendasikan untuk diterapkan pada klien perilaku kekerasan bersama dengan tindakan keperawatan generalis.
Jakarta: Universitas Indonesia, 2012
600 UI-JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Eka Putri
Abstrak :
Perilaku kekerasan adalah respon kemarahan maladaptif dalam bentuk perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran Pengaruh Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT). terhadap penurunan perilaku kekerasan. Desain penelitian ini adalah quasi experimental pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah 53 klien skizoprenia paranoid dengan perilaku kekerasan, terdiri atas 25 kelompok intervensi dan 28 orang kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan respon kognitif dan sosial serta penurunan respon emosi, perilaku, dan fisiologis secara bermakna (p< 0,05) pada klien yang mendapatkan REBT. REBT direkomendasikan untuk diterapkan pada klien perilaku kekerasan bersama dengan tindakan keperawatan generalis.

Violent behaviour is a maladaptive anger response, which is shown by people whom treated themselves, others and the environment. The study aimed to explain the effect rational emotive behavioural therapy (REBT) in reducing violent behavioural. This research design was quasi-experimental using pre-post tests with control group. The samples of this research were 53 clients with paranoid schizophrenia who showed violent behavior, consisted of 25 clients as intervention group and 28 clients in control group. The Results showed significant increased cognitive as well as social responses and reduced emotional behavioural and physiological responses (p< 0.05) on the group who get REBT. REBT is recommended to be given to clients with violent behaviour together with general nursing inverventiont.
Universitas Andalas. Fakultas Kedokteran ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aryani Rahmah Utami
Abstrak :
Anak middle childhood yang memiliki kondisi Alopecia, atau kondisi medis yang membuat seseorang tidak dapat memiliki rambut di kepala dan/atau di bagian tubuh lainnya, akan sulit menerima kekurangan dirinya. Terlebih, ketika anak sering terpapar dengan reaksi lingkungan yang negatif terhadap penyakitnya, membuat anak rentan mengalami kemarahan. Ketika rasa marah belum dapat diregulasi dengan baik, maka muncul perilaku agresif sebagai bentuk dari ungkapan rasa marah tersebut. Partisipan pada penelitian merupakan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang memiliki kondisi alopecia, memiliki masalah pada rasa marah dan melakukan perilaku agresif, serta memiliki irrational belief mengenai orang yang berada di sekitarnya. Ia beranggapan bahwa setiap orang yang bertanya mengenai topi yang ia kenakan pasti ingin mengejek kepalanya yang botak. Oleh karena itu, partisipan perlu mendapatkan suatu intervensi dengan menggunakan pendekatan kognitif untuk mengajarkan anger management dengan menggunakan prinsip Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) untuk mengelola rasa marah dan mengurangi perilaku agresifnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan Anger Management berdasarkan prinsip REBT untuk menurunkan perilaku agresif pada anak alopecia menggunakan metode penelitian kuasi eksperiman single subject design. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah terbukti efektif. ......Children in middle childhood stage who has an Alopecia condition, or a medical condition of someone can never have hair on the head and/or on other parts of body, it will be difficult to accept their shortcomings. Moreover, when children are often exposed to negative environmental reactions to their illness, making children vulnerable to anger. When anger cannot be regulated properly, aggressive behavior emerges as a form of expressing anger. Participant in this study was a nine-year-old boy who had alopecia, had a problem with anger and carried out aggressive behavior, and had an irrational belief about those around him. He assumed that everyone who asked about his hat that he was wearing certainly want to taunt his bald. Therefore, participant need to get an intervention using a cognitive approach to teach anger management. The principles of Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) used in this research to manage anger and reduce aggressive behavior. The aim of this study was to determine the effectiveness of the implementation of Anger Management based on the REBT principle to reduce aggressive behavior in alopecia children using the quasi-experimental method of single subject design. The results obtained from this study are proven effective.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maengkom, Natasya
Abstrak :
Latar Belakang: Depresi merupakan dampak psikologis yang paling umum terjadi pada penderita stroke. Penanganan Depresi Pasca Stroke dapat membantu penderita beradaptasi dengan kondisi saat ini yang mempengaruhi kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis bagi para penderita, khususnya penderita lanjut usia. Tujuan: Untuk melihat efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam menurunkan depresi pasca stroke pada penderita stroke lanjut usia. Metode: Satu orang lansia penderita depresi pasca stroke diberikan intervensi REBT sebanyak delapan kali pertemuan. Intervensi ini mencakup psikoedukasi, activity scheduling, restrukturisasi kognitif (disputing), pemecahan masalah, pemberian tugas rumah serta latihan relaksasi. Pengukuran efektivitas dilakukan sebelum dan sesudah intervensi diberikan dengan menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS) dan Satisfaction With Life Scale (SWLS). Hasil: Partisipan mengalami penurunan depresi dan peningkatan kepuasan hidup setelah berpartisipasi dalam intervensi REBT. Kegiatan yang paling berperan dalam intervensi ini adalah latihan relaksasi dan activity scheduling. Kesimpulan: Intervensi REBT efektif dalam menurunkan depresi pada lansia penderita stroke. ......Background: Depression is the most common psychological effect that is found in stroke patients. Treating Post Stroke Depression (PSD) might help the patients to cope with current condition. It also affects the physical health and psyhological well being in patients, especially the elderly ones. Purpose: To observe the effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) in reducing depression in an elderly stroke patient. Methods: The REBT intervention was given to an elderly PSD patient. The intervention consists of eight sessions with following activities: psychoeducation, activity scheduling, cognitive restructuring (disputing), problem solving, homework, and relaxation. The effectiveness of the therapy is measured by Geriatric Depression Scale (GDS) dan Satisfaction With Life Scale (SWLS) that was given before and after the intervention. Results: The participant experienced a decrease in depression and improvement in life satisfaction after participating in this intervention. Relaxation and activity scheduling, among others, are considered to be the most influencing activities in the intervention. Conclusion: A Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) is effective to reduce depression in an elderly stroke patient.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teresa Winny
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi REBT dalam menangani perempuan yang mengalami kekerasan seksual dalam hubungan pacaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan desain before-after within subject. Alat ukur Unconditional Self-Acceptance Questionnaire dan Hopkins Symptom Checklist-25 digunakan untuk mengukur efektivitas intervensi. Pada akhir proses intervensi, empat partisipan perempuan yang mengikuti intervensi mengalami peningkatan tingkat self-acceptance dibanding sebelumnya. Mereka lebih menerima dan menghargai diri, mendapat pandangan baru terkait pengalaman kekerasan, serta memahami teknik-teknik yang aplikatif diterapkan untuk mengelola stres. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi REBT terbukti efektif untuk meningkatkan self-acceptance pada perempuan yang mengalami kekerasan seksual dalam hubungan pacaran.
ABSTRACT
This research aims to find out the effectivity of REBT in increasing self-acceptance for women who sexually abuse. The research was designed using one-group quasi experimental, before-after within subject. Unconditional Self-Acceptance Questionnaire and Hopkins Symptom Checklist-25 were used to measure the level of self-acceptance and psychological distress. This research found out the level of self-acceptance in all participants were increasing after intervention. The partisipants more able to unconditionally accept themselves, have more positive thoughts towards the past experience, and learn how to manage their stress.
2016
T46626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Eka Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Perilaku kekerasan (PK) adalah respon kemarahan maladaptif dalam bentuk perilaku menciderai diri, orang lain dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran Pengaruh Rational Emotive Behaviour Therapy terhadap penurunan perilaku kekerasan di ruang rawat inap RSMM Bogor. Desain ?Quasi Experimental Pre-Post Test with ?Control Group? dengan intervensi Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT). Sampel penelitian adalah 53 klien skizoprenia paranoid dengan PK, terdiri atas 25 kelompok intervensi dan 28 orang kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan respon kognitif dan sosial serta penurunan respon emosi, perilaku dan fisiologis secara bermakna (P-value 0,05) pada klien yang mendapatkan REBT. REBT direkomendasikan untuk diterapkan pada klien PK bersama dengan tindakan keperawatan generalis.
ABSTRACT
Violent behavior is a maladaptive anger response, which is shown by the People whom treated themselves, others and the environment. The study aims to get the explanation of the effect rational emotive behavioral therapy in reducing violent behavioral in Bogor RSMM hospital. Design with ?Quasi-Experimental design Pre-Post Test with Control Group? and the intervention of rational emotive behavior therapy (REBT). The samples of this research are 53 clients with paranoid schizophrenia who has violent behavior, consisted of 25 clients as intervention group and 28 clients as control group. The Results of this research show the increasing response of cognitive, social and reducing of emotional response, behavioral, and physiological significantly, at (P-value 0,05) on the clients who get REBT. In 2 times frequency treated associated with the client's social response increased. REBT are recommended to provide to the clients with REBT critical nursing generalist;Violent behavior is a maladaptive anger response, which is shown by the People whom treated themselves, others and the environment. The study aims to get the explanation of the effect rational emotive behavioral therapy in reducing violent behavioral in Bogor RSMM hospital. Design with ?Quasi-Experimental design Pre-Post Test with Control Group? and the intervention of rational emotive behavior therapy (REBT). The samples of this research are 53 clients with paranoid schizophrenia who has violent behavior, consisted of 25 clients as intervention group and 28 clients as control group. The Results of this research show the increasing response of cognitive, social and reducing of emotional response, behavioral, and physiological significantly, at (P-value 0,05) on the clients who get REBT. In 2 times frequency treated associated with the client's social response increased. REBT are recommended to provide to the clients with REBT critical nursing generalist
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28458
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eyet Hidayat
Abstrak :
Gangguan jiwa 13% dari penyakit keseluruhan, kemungkinan berkembang menjadi 25% tahun 2030 (WHO,2009). Tujuan : mendapatkan gambaran pengaruh CBT dan REBT terhadap penurunan gejala dan peningkatan kemampuan PK dan HDR. Metoda : quasi experimental pre post test with control group, teknik purposive sampling terhadap 60 sampel : 30 intervensi dan 30 kontrol. Hasil penelitian ditemukan penurunan gejala dan peningkatan kemampuan klien PK dan HDR yang mendapat CBT dan REBT lebih besar disbanding yang tidak mendapat CBT dan REBT (p-value < 0,05). Rekomendasi: CBT dan REBT dijadikan terapi spesialis terpadu disamping terapi generalis.
The goal: get an overview of CBT and REBT effect on reducing symptoms and increasing the ability of PK and HDR. Method: quasi-experimental pre-post test with control group, purposive sampling technique on 60 samples: 30 intervention and 30 control. The study found a decrease symptoms and increase the ability of PK and HDR clients who received CBT and REBT is larger compared to that did not receive CBT and REBT (p-value <0.05). Recommendation: CBT and REBT is used as therapy in addition to an integrated specialist generalist therapy.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library