Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 273 dokumen yang sesuai dengan query
cover
[Place of publication not identified]: The World Bank , 2001
362.5 WOR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rohidin
"Masalah penanggulangan kemiskinan adalah masalah yang membutuhkan penanganan dan perhatian khusus. Hal ini disebabkan karena masalah kemiskinan adalah masalah multidimensi yang mencakup diantaranya masalah penentuan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Disamping pembagian kewenangan dalam penentuan kebijakan yang menyangkut hubungan antara pemerintah pusat dan daerah, masalah anggaran sangat menentukan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
Dengan pendekatan success approximation, maka penelitian ini mencoba menghubungkan antara data dan teori yang menjelaskan kesenjangan. Dari kesenjangan tersebut maka dapat dirumuskan suatu generalisasi dari proposisi agar dapat memperoleh refleksi realitas sosial. Sedangkan teknik analisa perhitungan sendiri menggunakan analisa yang menggambarkan trend belanja anggaran melalui perhitungan public expenditure analysis (PEA).
Perubahan kebijakan dan perilaku penganggaran serta penyelenggaraan program penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu potret penanggulangan kemiskinan yang ada di daerah. Tesis ini mencoba memberikan gambaran perilaku anggaran penanggulangan kemiskinan di Kota Pekalongan tahun 2005-2008. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Data-data yang diperoleh selain wawancara mendalam, juga dengan serangkaian pengumpulan dokumen perencanaan, penganggaran dan program-program penanggulangan kemiskinan baik ditingkat nasional maupun di pemerintah Kota Pekalongan sendiri.
Hasil temuan menjelaskan bahwa perilaku pemenuhan anggaran penanggulangan kemiskinan telah dilakukan dengan meningkatnya alokasi anggaran penanggulangan kemiskinan, tetapi pemenuhan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku target penanggulangan kemiskinan. Hasil penelitian diantaranya menyarankan perlunya evaluasi dan koordinasi program serta kelembagaan penanggulangan kemiskinan yang lebih terpadu ditingkat daerah serta perlunya masukan dari masyarakat miskin dalam rangka berpartisipasi dalam program penanggulangan kemiskinan di daerah.

Problems of poverty reduction are a problem that requires special handling and attention. Because the problem of poverty is a multidimensional problem that includes issues such as policy determination and implementation of policies that affect people's lives. Besides the division of authority in determining policy concerning the relationship between central and local government, budget issues are critical for poverty reduction efforts.
With the success approximation approach, this research tries to connect between the data and theories that explain the gap. From this gap, it can formulate a generalization of the proposition in order to obtain a reflection of social reality. While the analysis techniques using its own calculation that illustrates a trend analysis through the calculation of the budget expenditure of public expenditure analysis (PEA) Changes in policies and behavior of budgeting and organizing programs to reduce poverty became one of the existing portraits of poverty in the region.
This thesis attempts to describe the behavior of the poverty reduction budget years 2005 to 2008 in Pekalongan City. The research is descriptive qualitative research design. The data obtained in addition to in-depth interview, also with a series of planning documents collection, budgeting and poverty reduction programs at both national and in the government's own Pekalongan City.
The findings explain that the behavior of the fulfillment of the budget of poverty reduction has been done by increasing budgetary allocations for poverty reduction, but compliance does not significantly influence the behavior of the poverty reduction targets. The results suggest the need for such research, evaluation and coordination of poverty reduction programs and institutions more coherent regional level and the need for input from the poor in order to participate in poverty reduction programs in the area."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28088
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
L.G. Saraswati Putri
"Tujuan utama dari penulisan disertasi ini adalah menunjukkan problem disekuilibrium di antara manusia dan alam. Kondisi ini terjadi dikarenakan kurangnya kepekaan manusia untuk melestarikan alam. Manusia menganggap secara dangkal keberadaan dan kekayaan alam. Sikap ini menyebabkan kerusakan berkepanjangan, hingga pada titik dimana tidak adanya lagi alam liar. Pendekatan etis terhadap problem disekuilibrium dianggap tidak lagi cukup. Harus ada langkah baru dan metode yang lebih akurat untuk mengatasi inti dari permasalahan. Fenomenologi Lingkungan menawarkan ontologi baru terhadap relasi manusia dan alam. Melalui Edmund Husserl, Maurice Merleau-Ponty dan Martin Heidegger, fenomenologi lingkungan bertujuan untuk membangun argument yang rigoris dalam mengupayakan investigasi terhadap problem relasi manusia dan alam. Melalui perspektif Husserlian, alam bukan semata-mata perpanjangan dari kesadaran subjek. Alam memiliki kualitas dan properti yang independen dari asumsi subjek. Lebih lanjutnya, Merleau-Ponty berargumen bahwa alam lebih dari sebatas latar belakang kehidupan manusia, alam adalah bagian mendasar dari bagaimana manusia merekognisi eksistensinya. Kita hidup terinspirasi dari alam, tanpa alam kita kehilangan daya untuk membentuk makna. Menurut Heidegger manusia mendapatkan makna kehidupannya melalui keterlibatannya dengan alam. Alam memberikan kita ilustrasi tentang ruang dan waktu. Maka, keterlibatan dengan alam adalah bagian terpenting dari Dasein, yakni melalui kehidupan berdampingan dengan alam ia dapat memahami otentisitasnya. Perjalanan menuju ekuilibrium adalah tugas yang penuh tantangan, yang membutuhkan sikap dan pandangan filosofis. Fenomenologi Lingkungan memungkinkan kita untuk berpikir secara radikal problem disekuilibrium dan memulihkan relasi ontologis di antara manusia dan alam.

The prime objective of this dissertation is to point the matter of disequilibrium between human and nature. This condition is due to our lack of sensibility to preserve nature. Human beings take for granted the bountiful of nature. This attitude causes further destruction to the point of losing Nature?s wilderness. Ethical approach to the problem of disequilibrium is no longer sufficient. There must be a new and vigorous method to solve the crux of the matter. Eco-Phenomenology proposes new ontology towards human and nature. Through Edmund Husserl, Maurice Merleau-Ponty and Martin Heidegger, eco-phenomenology aims to a more rigorous argument to investigate the relation between human and nature. From Husserlian perspective, nature is not merely an extension of the subject consciousness. Nature has its qualities and properties independent from the subject?s assumption. Furthermore, Merleau-Ponty argues that nature is more than just the backdrop of our lives, it is the essential part of our recognition to our existence. We live inspired through nature, in the absence of it, we would have lost our ability to constitute meaning. According to Heidegger human derived its meaning through their involvement with nature. Nature provides us with the illustration of space and time. Hence, nature is a fundamental part of Dasein, through dwelling alongside nature, Dasein is discovering its authenticity. The journey to equilibrium is an arduous task, one that requires new philosophical ways of perceiving. Eco-phenomenology enables us to think a more radical problem of disequilibrium, and that is to restore the ontological relation between human and nature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
D1413
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcha Adiwara P
"Skripsi ini membahas tentang perubahan pada indikator pengetahuan dan sikap kebencanaan para pemuda Indonesia yang menjadi homestay buddy dalam program Disaster Risk Reduction Homestay (DRR Homestay) 2013 selama tiga waktu pengukuran (sebelum program, saat program, dna setelah program). Selama menjalankan program DRR Homestay 2013, para pemuda ini menjalankan berbagai peran dalam target sasaran program, peran dalam rekan sebaya, maupun peran dalam isu pengurangan resiko bencana. secara umum.

This Thesis discusses the changes in Disaster knowledge and attitude indicators of Indonesian Youth who became homestay buddy during program’s of DRR Homestay 2013, which measured in three time measurement (Before program, during program, and after program). During the program of DRR Homestay 2013, these youth were running the variety of roles, both role in target of program, role in peer group, and role in disaster risk reduction issues generally."
2014
S53922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ehrenberg, A.S.C.
London: John Wiley & Sons, 1975
519.5 EHR d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Martin M. Halman
Boca Raton: CRC Press, 1993
665.89 Hal c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmania Eka Putri
"Rumah sakit yang menjalankan fungsinya baik sebagai sarana pelayanan kesehatan maupun wadah pendidikan dan pelatihan, ternyata menghasilkan buangan limbah yang berdampak negatif bagi lingkungan sekitarnya apabila tidak dikelola dengan baik. Banyak strategi yang digunakan dalam konsep manajemen lingkungan saat ini, terutama konsep pencegahan pencemaran dengan teknik minimisasi limbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis potensi minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga. Konsep penelitian yaitu analisis potensi minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga dilihat dari aspek karakteristik dan pengelolaan limbah padat domestik yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian meyebutkan bahwa dilihat dari karakteristik limbah yang dihasilkan, minimisasi limbah berpotensi mereduksi limbah sebesar 45% dari jumlah produksi. Sedangkan peluang minimisasi limbah dari aspek pengelolaan adalah sekitar 80%, sehingga minimisasi limbah baik reduksi pada sumber maupun pemanfaatan limbah berpotensi besar dilakukan di Instalasi Gizi dan Tata Boga.

Hospital in doing its function either as healthcare or as a place for education and pratical, also produce waste that can give negative impact for the environment if it doesn?t have a proper waste management. Nowaday, a lot of strategy used in environmental management concept, particulary in pollution prevention concept with waste minimization. The purpose of this study is to understand dan to analysis the waste minimization potential in Instalasi Gizi dan Tata Boga. The concept of this study is to analysis the waste minimization potential according to characteristic and waste management in Instalasi Gizi dan Tata Boga. Its method include qualitative and quantitative method. The result of this study said that according to waste characteristic in Instalasi Gizi dan Tata Boga, potency of waste minimization can reduce 45% from all waste that generated. Where as chance of waste minimization from waste management aspect are 80%, with the result that waste minimization either with source reduction and recycle are potential that can be done in Instalasi Gizi dan Tata Boga."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Astuti Rahayu
"The presence of sulphur compounds in natural gas can interfere to the quality of natural gas. The decline of combustion gas capacity, metal instrument corrosion in gas piping, and the environmental pollution from gas emission can affect by their presence. Bio-filter is one of the methods that selected to reduce sulphur content in natural gas. A lab scale study of hydrogen sulphide reduction in natural gas had conducted in oil and gas field using bio-filter method. The bio-filter system (±1 L volume) contains an active carbon and thiosulphide medium as a substrate, Thiobacillus thioparus as a single culture of sulphur bacteria, and Thiobacillus thioparus with sludge as a mixed culture of sulphur bacteria. The study of hydrogen sulphide reduction was conducted with continuous flow line process. The gas flow rate approximately 1.5 L/min with a fluctuate presence of Hydrogen sulphide (approximately 40 - 70 mg/L). The bio-filter system contains active carbon, thiosulphide medium, and single culture of T. thioparus appear as a good filter for hydrogen sulphide reduction. During 24 hours, the hydrogen sulphide reduction obtains 93% to 16%. When culture media added, the hydrogen sulphide reduction will increase almost 60% and then the reduction decrease to 4% after 20 hours. It is concluded that the bio-filter have potential to develop for sulphur reduction in natural gas."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Triana
"ABSTRAK
Reduksi selektif bijih nikel laterit tipe saprolitik dengan kandungan Ni, Fe, MgO, dan SiO2 masing-masing sebesar 1,71%, 18,93%, 13,4%, dan 24,64% telah dilakukan dengan variasi penambahan zat aditif sodium hidroksida dan sulfur. Reduktor yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu lignite dan batubara sub-bituminous dengan temperatur reduksi divariasikan menjadi 900oC, 1000oC, dan 1100oC, masing-masing selama 60 menit. Kadar nikel meningkat dari 3,91% menjadi 4,2% dengan kenaikan temperatur dari 900oC hingga 1100oC, dan perolehan nikel juga mengalami peningkatan dari 83% pada suhu reduksi 900oC menjadi 91% pada suhu 1100oC. Penambahan sulfur menyebabkan kenaikan recovery nikel dari 60% pada penambahan 0% sulfur menjadi 87% dengan penambahan 9% sulfur. Reduksi tanpa penambahan NaOH hanya mampu mencapai recovery nikel maksimum sebesar 67%, sedangkan penambahan 16,4% NaOH mampu meningkatkanrecovery secara signifikan hingga 89%. Reduksi yang dilakukan dengan memanfaatkan reduktor lignite menghasilkan kecenderungan recovery Ni yang lebih tinggi dibandingkan dengan reduktor sub-bituminous. Reduksi dengan reduktor sub-bituminous menunjukkan hasil perolehan nikel maksimum 67%, sedangkan pemanfaatan reduktor lignite mampu menghasilkan nikel dengan perolehan hingga 89%.
Fasa-fasa yang terbentuk pada reduksi selektif nikel laterit dengan penambahan NaOH, antara lain forsterite (Mg2SiO4), olivine [(Mg,Fe)2SiO4], taenite (FeNi), dan natrium silikat (Na2Si2O5). Sedangkan sulfur berperan penting dalam pembentukan fasa pyroxene [(Ca,Mg,Fe)2Si2O6] dan mencegah terjadinya pembentukan fasa olivine dan forsterite yang bersifat menyelubungi oksida nikel yang hendak direduksi. Selain itu sulfur juga berperan penting dalam prosesaglomerasi butiran metalik hingga 50μm dengan penambahan sulfur sebesar 9% dari ukuran butiran yang hanya mencapai 5μm dengan penambahan 0,5% sulfur.

ABSTRACT
Selective reduction of nickel laterit saprolitic ore with Ni, Fe, MgO, and SiO2 contents 1.71%, 18.93%, 13.4%, and 24.64% respectively, has been conducted with some variated sodium hydroxide and sulphur amounts. Reduction has been done by usingtwo types of reductors, such as lignite and sub-bituminous coal at various reduction temperatures (900oC, 1000oC, and 1100oC) along 60 minutes of reduction timefor each temperatures. Nickel grades increased from 3.91% to 4.2% due to increasing reduction temperature from 900oC to 1100oC. Nickel recovery rose up regarding to increasing temperature from 83% at 900oC to 87% at 1100oC. Sulphur addition gave significant effects on resulted nickel recoveries, from 60% without any addition to 87% with addition of 9% sulphur. Selective reduction with no NaOH addition could only reach 67% of nickel recovery, while 89% nickel could be attained with 16.4% of NaOH. The usage of lignite as solid reductor indicated higher nickel recoveries compared to those with sub-bituminous coal. Selective reduction using sub-bituminous as reductor had maximum nickel grade at 67%. Meanwhile, 89% of nickel recovery could be achieved with employing lignite as solid reductor.
Some phases formed after reduction of saprolitic nickel ore with sodium hydroxide addition, such as forsterite (Mg2SiO4), olivine (Mg,Fe)2SiO4, taenite (FeNi), dan natrium silikat (Na2Si2O5). Whereas, sulphur had important role in the formation of iron-rich silicate (pyroxene) phase and impediment of the crystallization of olivine and forsterite phases that inhibit nickel and iron oxides to be reduced. According to backscatter imagesby SEM, fact that sulphur can induce the metallic grain agglomeration is also found. The grain size with excessive sulphur addition (9%) is 50μm, while the addition of only 0.5% sulphur had maximum metallic grain size by 5μm"
2015
T43697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>