Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Yulianto
Abstrak :
Sistem rencana tanggap darurat dibuat untuk merespon terjadinya emergensi evakuasi medis (Medivae) yang terjadi di tempat kerja guna memperkecil akibat yang lebih parah atau serius dari suatu kasus kecelakaan kerja maupun sakit keras secara cepat, tepat, benar dan akurat. Penelitian bertujuan untuk mengukur sejauh mana kesiapan implementasi sistem rencana tanggap darurat sehingga dapat diimplementasikan secara benar, efektif dan efisien bagi pekerja maupun perusahaan. Penelitian ini termasuk penelitian analisis deskriptif dengan disain studi evaluasi terhadap kesiapan implementasi sistem respon emergensi untuk menghadapi evakuasi medis (Medivae) di Kilang LNG Tangguh Papua yang dilakukan pada awal sampai pertengahan 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kedelapan elemen emergensi respon ditemukan bahwa sistem komunikasi menempati tingkat kelayakan tertinggi (85,2 % = sangat layak), disusul Organisasi dan jalur komando di urutan kedua (82,9 % = sangat layak) dan kelayakan terendah ditemukan pada elemen transportasi laut (59,0 = tidak layak). Direkomendasikan untuk meningkatkan fasilitas transportasi pendukung evakuasi medis terutama transportasi laut, dan perlunya sosialisasi sistem emergensi respon yang lebih intensif kepada seluruh karyawan serta perlunya menyediakan jadwal rutin simulasi dan latihan emergensi evakuasi medis untuk diimplementasikan secara konsisten. ......Emergency response plan was developed to response the Medical Evacuation (Medivac) at work site to minimize the impact or severity of accident or illness properly, quickly, accurately and correctly. The purpose of this research is to measure the readiness of implementation ERP system correctly, effective and efficient for workers, Type of this research is descriptive analysis by designed of evaluation study on implementation the emergency responce plan to handle medical evacuation plan at LNG Tangguh Papua since early 2007 until mid 2007. The conclusion of this research are communication system is the highest element on readiness(85,2%), followed by evacuation response and command line system (82,9%). Air and marine transportation is the lowest level of readiness (59,0%). Rekomendation has been given to improve communication of the emergency response plan for all workers, develop reguler drill and excercise for at workers consistantly, and provide medical doctor specialist on site clinic.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21197
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luciana Rachel Sentausa
Abstrak :
Kehadiran bencana tidak dapat diduga atau dihindari. Definisi bencana sendiri telah mengalami perubahan makna dari bencana alam menjadi keadaan darurat yang berpengaruh negatif bagi kelangsungan bisnis dan industri. Dalam menjalankan proses bisnis Bank X terdapat beberapa potensi gangguan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mengganggu proses bisnis Bank X. Bagi Bank X, terjadinya gangguan tidak hanya mengakibatkan kerugian sesaat, namun akan bertambah parah apabila Bank X tidak mampu mengembalikan proses bisnis utama dalam periode waktu yang dapat diterima. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu direncanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam memulihkan keadaan dan proses bisnis pasca terjadinya bencana yang tepat dan sesuai dengan karakteristik Bank X. Pertimbangan dalam melakukan pemulihan keadaan pasca bencana antara lain proses bisnis yang diprioritaskan, aset yang dibutuhkan, waktu tertunda yang dapat diterima, biaya yang dapat ditoleransi serta prioritas pemulihan dan derajat kritikalitas dari masing-masing aset. Penelitian ini difokuskan pada 9 aplikasi kritikal yang dimiliki Bank X, yang akan membahas secara lebih detail tentang analisa dampak bencana terhadap kelangsungan proses bisnis masing-masing aplikasi, penentuan prioritas pemulihan dan rekomendasi metode backup sebagai upaya pemulihan aplikasi kritikal pada saat terjadi keadaan darurat.
Disaster can't be predicted or avoided. The definition itself has changed from natural disaster to an emergency situation that causes negative imply to business and industries. Dealing with the business process of Bank X, there are some potential risks that can happened and affected the business process of Bank X directly or indirectly. For Bank X, impact of disaster will be worse if the business process not recovered in an acceptable period. To anticipate the need, a plan of activities in order to recover the business processes have to be composed correctly based on the characteristic of the Bank. There are some considerations in disaster recovery such as prioritized business process, asset that should be able, acceptable period, tolerable cost, prioritized recovery and degree of criticality of assets. This research is focusing on 9 critical applications in Bank X. In this paper we will discuss about impact analysis of the critical applications' business processes, recovery priorities, and backup methods as one of disaster recovery technologies to be implemented in emergency situations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.07.08.67 Sen r
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library