Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Agustina
Abstrak :
Kasus TB RO menyebabkan beban pengendalian penyakit TB menjadi bertambah. Adanya penurunan angka keberhasilan pengobatan dari tahun 2010 (67,9%) menjadi 51,1% tahun 2013 dan peningkatan kasus pasien putus berobat mendorong Indonesia menerapkan pengobatan jangka pendek untuk meningkatkan angka keberhasilan pengobatan TB RO dan menurunkan kasus pasien putus berobat. Penelitian ini melihat hasil pengobatan TB RO dan faktor yang berhubungan dengan hasil pengobatan regimen pendek di Indonesia tahun 2017 menggunakan desain penelitian kohort retrospektif. Menggunakan data pasien TB RO yang tercatat dalam e-TB manager berusia ≥15 tahun yang telah menyelesaikan pengobatan regimen pendek maksimal pada bulan November 2018. Didapatkan 223 kasus dengan 46,6% sembuh, 26,5 % putus berobat, 4,9% pengobatan lengkap, 14,2 meninggal, 6,3% gagal dan 1,3% lainnya. Usia, jenis kelamin, riwayat pengobatan sebelumnya, jenis resistensi, status HIV, status diabetes mellitus dan status kavitas paru secara statistik tidak berhubungan dengan hasil pengobatan regimen pendek. Faktor yang berhubungan dengan hasil pengobatan regimen pendek ialah resisten terhadap amikasin (RR 7.4; 95% CI 4.68-17.29), ofloksasin (RR 28; 95% CI 2.8-279.5), dan kanamisin (RR 9; 95% CI 4.68-17.29), dan interval inisiasi pengobatan > 7 hari (RR 0.307; CI 0.09-0.98). ...... The case of drug-resistant tuberculosis causes the burden of controlling TB disease to increase. The decline in treatment success rates from 2010 (67.9%) to 51.1% in 2013 and an increase in cases of patients dropped out encouraged Indonesia to apply short-term treatment to increase the success rate of DR-TB treatment and reduce cases of patients dropped out. This study aims to look the results of DR-TB treatment and factors related to treatment outcomes for short regimens in Indonesia in 2017 using a retrospective cohort study design. Using data on DR-TB patients recorded in the e-TB manager aged ≥15 years who have completed treatment for the maximum short regimen in November 2018. There were 223 cases with 46.6% cured, 26.5% dropped out, 4.9% completed, 14.2 died, 6.3% failed and 1.3% others. Age, gender, previous treatment history, type of resistance, HIV status, DM status and lung cavity status were not statistically related to the results of treatment of short regimens. Factors related to the results of treatment of short regimens were resistant to amikacin (RR 7.4; 95% CI 4.68-17.29), ofloxacin (RR 28; 95% CI 2.8-279.5), kanamycin (RR 9; 95% CI 4.68-17.29), and treatment initiation interval >7 days (RR 0.307; CI 0.09-0.98).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Maylinda
Abstrak :
Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) atau TB MDR adalah TB resistan obat terhadap minimal 2 (dua) obat anti TB yaitu INH dan Rifampisin secara bersama sama atau disertai resisten terhadap obat anti TB lainnya seperti etambutol, streptomisin dan pirazinamid. Pada tahun 2013 WHO memperkirakan di Indonesia terdapat 6800 kasus baru TB dengan MDR-TB setiap tahunnya yang berasal dari 2% kasus TB baru dan 12% kasus TB lama ( MDR-TB). WHO juga memperkirakan lebih dari 55% pasien MDR-TB belum terdiagnosis atau mendapat pengobatan dengan baik dan benar. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui faktor faktor Resistensi Tuberculosis di Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling sistematik untuk mengumpulkan sampel,digunakan 94 sampel terdiri dari 30 pengidap resistensi dan 64 pengidap TB, untuk mencari faktor- faktor yang berpengaruh digunakan analisis regresi logistik. Hasil dari penelitian ini adalah pengawas minum obat dan riwayat minum obat merupakan faktor yang mempengaruhi resistensi tuberkulosis di Jakarta. ...... Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) or MDR TB is resistant TB Drugs to at least two (2) anti-TB drugs which are INH and Rifampin along with or with resistance of other anti-tuberculosis drugs such as ethambutol, streptomycin and Pyrazinamide. In 2013 WHO estimates that in Indonesia there are 6800 new TB cases in Indonesia with MDR-TB each year. Estimation of 2% from new TB cases and 12% from old TB cases (MDRTB). It is also estimated that more than 55% of MDR-TB patients have not been diagnosed or received treatment properly and correctly. The purpose of this research is to know the factors and pattern of Tuberculosis Resistance in Jakarta. The method used in this study is a sampling technique that is systematic sampling to collect samples, there are 94 samples used consist of 30 people with resistance and 64 people with TB. To see the influential factors of resistance, logistic regression analysis is to used. Our result show that the nutritional status and history of taking medicine are the major factors affecting resistance tuberculosis.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Candra Widyantari
Abstrak :
Latar belakang: Infeksi jamur oportunistik oleh Candida sp,. di dunia terus bertambah setiap tahunnya. Candida albicans menjadi jamur dengan tingkat infeksi kandidiasis paling banyak. Penggunaan antibiotik spektrum luas dan kateter urin dalam waktu lama menyebabkan obat standar seperti flukonazol mayoritas menjadi resisten terhadap kandidiasis. Propolis ternyata memiliki senyawa bioaktif yang mampu menghambat pertumbuhan Candida albicans. Propolis Lombok memiliki zat aktif senyawa fenolik seperti flavonoid yang berperan sebagai antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas propolis Lombok dengan flukonazol, serta membandingkan metode well diffusion dengan microbroth dilution. Metode: Penelitian secara in vitro ini menggunakan design penelitian eksperimental yaitu metode well diffusion dan microbroth dilution. Perlakuan dibagi menjadi kelompok kontrol positif: flukonazol, kelompok kontrol negatif: DMSO, serta tiga kelompok propolis dengan kadar 50mg/mL, 70mg/mL, dan 100mg/mL. Setiap prosedur diulang 3 kali. Data dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal-walis dan One Way ANOVA. Hasil: Pemberian propolis Lombok menunjukkan zona hambatan dengan rentang rata-rata 7,9 mm–10 mm pada metode agar difusi, sedangkan menunjukkan zona hambatan rata–rata sebesar 15 mm (p < 0,05). Jika dibandingkan dengan metode microbroth dilution ditemukan hasil yang serupa. Pada analisis statistik tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna di antara ketiga konsentrasi propolis Lombok (p > 0,05). Kesimpulan: Propolis Lombok memiliki efek antijamur terhadap pertumbuhan Candida albicans berdasarkan dua metode yang sudah digunakan, namun efektivitasnya masih lebih rendah dibandingkan flukonazol. ......Introduction: Opportunistic fungal infection by Candida sp,. in the world continues to grow every year. Candida albicans is the fungus with the highest candidiasis infection rate. The use of broad-spectrum antibiotics and urinary catheters for a long time have caused most of the standard drugs such as fluconazole to become resistant to candidiasis. Propolis turns out to have bioactive compounds that can inhibit the growth of Candida albicans. Lombok propolis has active phenolic compounds such as flavonoids which act as antifungals. This study aims to compare the effectiveness of Lombok propolis with fluconazole, and to compare the well diffusion method with micro broth dilution. Method: This in vitro study used an experimental research design, namely the well diffusion and microbroth dilution methods. The treatment was divided into a positive control group: fluconazole, a negative control group: DMSO, and three groups of propolis with levels of 50mg/mL, 70mg/mL, and 100,g/mL. Each procedure was repeated 3 times. Data were analyzed using the Kruskal-Wallis statistical test and One-Way ANOVA. Result: The provision of propolis in Lombok showed an inhibition zone with an average range of 7.9 mm–10 mm on the agar diffusion method, while the inhibition zone showed an average of 15 mm (p < 0.05). When compared with the microbroth dilution method, similar results were found. Statistical analysis did not find any significant difference between the three concentrations of Lombok propolis (p > 0.05). Conclusion: Lombok propolis has antifungal effect on the growth of Candida albicans based on two methods that have been used, but its effectiveness is still lower than fluconazole.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melya Puspitasari
Abstrak :
Tuberkulosis merupakan penyakit yang masih menjadi masalah utama kesehatan bagi masyarakat di Indonesia. Berdasarkan Global TB Report 2021, Asia Tenggara merupakan wilayah dengan beban Tb paling tinggi dan Indonesia menyumbang sekitar 8% dari keseluruhan beban Tb didunia. Namun pasien Tb yang berhasil ditemukan, diobati dan dilaporkan kedalam sistem informasi nasional hanya sekitar 48%. Tb yang resisten terhadap obat terus menjadi ancaman kesehatan manusia. Resistensi terhadap obat anti tuberkulosis bisa terjadi akibat infeksi primer dengan bakteri Tb resisten atau bisa disebabkan oleh pengobatan yang tidak adekuat, sehingga muncul strain yang resisten akibat adanya perubahan atau mutasi pada gen-gen tertentu dalam genom Mycobacterium tuberculosis. Saat ini sudah banyak teknologi dan metode yang digunakan untuk mendeteksi resistensi terhadap obat anti tuberculosis. Salah satunya adalah Next Generation Sequencing. Next Generation Sequencing merupakan teknologi sekuensing akurat, hemat biaya dan throughput tinggi yang memungkinkan penyelidikan genom termasuk Whole Genome Sequencing untuk studi epidemiologi dan untuk mendeteksi penanda resistensi obat dan keragaman strain. Analisis Whole Genome Sequencing dapat digunakan untuk mendeteksi resistensi terhadap obat anti tuberkulosis lini pertama y a n g sangat menjanjikan sebagai pengganti uji kepekaan obat konvensional. Hasil dari analisis Whole Genome Sequencing pada Mycobacterium tuberculosis yang resisten rifampisin menunjukkan adanya mutasi-mutasi yang ada pada wilayah operon Rpo terutama pada gen RpoB dan RpoC. Mutasi yang paling dominan pada gen RpoB adalah perubahan S450L (36,45%) dan pada gen RpoC adalah G594E (30,95%). Dan analisis whole genome sequencing juga menunjukkan adanya mutasi baru yang berbeda dengan mutasi-mutasi yang ada berdasarkan penelitian sebelumnya. ......Tuberculosis is a disease that is still a major health problem for people in Indonesia. Based on the Global TB Report 2021, Southeast Asia is the region with the highest burden of TB and Indonesia produces around 8% of the total burden of TB in the world. However, only about 48% of TB patients who have been found, treated and reported to the national information system. Drugresistant TB continues to be a threat to human health. Resistance to anti-tuberculosis drugs can occur as a result of primary infection with resistant TB bacteria or can be caused by inadequate treatment, resulting in the emergence of resistant strains due to the presence or mutations in certain genes in the genome of Mycobacterium tuberculosis. Currently there are many technologies and methods used to detect resistance to anti-tuberculosis drugs. One of them is Next Generation Sequencing. Next Generation Sequencing is an accurate, cost-effective and highthroughput sequencing technology that enables genomic investigations including Whole Genome Sequencing to study epidemiology and to detect markers of drug resistance and strain diversity. Whole Genome Sequencing analysis can be used to detect resistance to first-line anti-tuberculosis drugs which are very promising as a substitute for conventional drug sensitivity tests. The results of Whole Genome Sequencing analysis on rifampicin-resistant Mycobacterium tuberculosis showed that there were mutations in the Rpo operon region, especially in the RpoB and RpoC genes. The most dominant mutation in the RpoB gene was the change in S450L (36.45%) and in the RpoC gene was G594E (30.95%).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Meilawati
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi infeksi mikroba yang menyebabkan tingginya morbiditas dan mortalitas. Infeksi yang disebabkan oleh spesies mikroba umum terjadi pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan, luka yang tidak ditangani dengan benar, tidak tersedianya antibiotik dan penggunaan dosis antibiotik yang tidak tepat. Meningkatnya tingkat resistensi bakteri terhadap agen antimikroba klinis dan dampaknya terhadap pengobatan penyakit menular mulai menghadirkan banyak masalah di seluruh dunia. Resiko yang besar akan terjadi karena adanya bakteri patogen infeksius yang resistan terhadap obat, resistan terhadap beberapa obat (Multidrugs Resistance) dan resisten terhadap obat secara luas (Extensively Drug Resistance). Komplikasi yang semakin meningkat, menunjukkan fakta banyak agen antibakteri yang dapat menyebabkan mutasi dan resistensi, seringkali dengan mekanisme yang berbeda. Resistensi yang muncul dari beberapa spesies mikroba terhadap beberapa agen antimikroba sintetis, sehingga perlu untuk melanjutkan pencarian agen antimikroba baru. Asam sinamat merupakan kelompok senyawa asam karboksilat tak jenuh yang terdapat pada Alpinia sp, diketahui memiliki banyak aktivitas farmakologis yaitu sebagai anti bakteri, antitumor, antikanker, antioksidan, antimikroba, antiinflamasi. Salah satu aktivitas asam sinamat yaitu untuk meningkatkan aktivitas anti bakteri pada antibiotik dengan menghambat pertumbuhan MRSA, P. aeruginosa, dan E. coli. Dari hasil penelitian sebelumnya, diketahui bahwa asam sinamat merupakan senyawa yang diperoleh dari hidrolisis senyawa metil sinamat yang merupakan penanda (biomarker) dan komponen utama metabolit sekunder didalam tanaman Alpinia sp. Dalam kegiatan penelitian ini akan dipelajari aktivitas antibakteri dari derivatisasi asam sinamat. Penelitian ini berhubungan dengan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif yang diisolasi secara klinis terhadap senyawa yang disintesis dan sebagian besar senyawa yang diuji bertindak sebagai agen antibakteri yang kuat. Aktivitas antibakteri akan dilakukan secara in vitro dari senyawa yang disintesis dengan melihat hambatannya dan nilai KHM. ......In recent years there have been microbial numerous infections which caused high morbidity and mortality. Infections caused by microbial species are common in patients with compromised immune systems, high medical costs and significant mortality. The increasing levels of bacterial resistance to clinical antimicrobial agents and their impact on the treatment of infectious diseases are starting to present many problems worldwide. A great risk will occur because of the presence of infectious pathogenic bacteria that are resistant to drugs, resistant to several drugs (Multidrug Resistance) and resistant to drugs widely (Extensive Drug Resistance). Complications are increasing, indicating the fact that many antibacterial agents can cause mutations and resistance, often by different mechanisms. Resistance is emerging from some microbial species to some synthetic antimicrobial agents, so it is necessary to continue the search for new antimicrobial agents. Cinnamic acid is a group of unsaturated carboxylic acid compounds found in Alpinia sp. It is known to have many pharmacological activities, namely as anti-bacterial, antitumor, anticancer, antioxidant, antimicrobial, and anti-inflammatory. One of the activities of cinnamic acid is to increase the anti-bacterial activity of antibiotics by inhibiting the growth of MRSA, P. aeruginosa, and E. coli. From the results of previous studies, it is known that cinnamic acid is a compound obtained from the hydrolysis of methyl cinnamic compounds which is a biomarker and the main component of secondary metabolites in Alpinia sp. In this research activity, the antibacterial activity of cinnamic acid derivatization will be studied. This study related Gram-positive and Gram-negative bacteria isolated clinically to the synthesized compounds and most of the tested compounds acted as strong antibacterial agents. Antibacterial activity will be carried out in vitro from the compound synthesized by looking at the resistance and MIC value.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filbert Riady Adlar
Abstrak :
ABSTRACT
Untuk mengantisipasi kemungkinan penggunaan obat anti-integrase sebagai pengobatan infeksi HIV-1 di Indonesia, pengembangan uji resistensi genotipik untuk anti-integrase sangat penting dilakukan untuk mengidentifikasi profil genetik resistensi obat untuk galur HIV-1 di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengamplifikasi daerah sasaran dalam gen integrase yang mengandung mutasi genetik yang diketahui dapat menimbulkan resistensi terhadap obat anti-integrase dari HIV-1 subtipe CRF01_AE dan B di Indonesia. Sebelas sampel plasma dari individu terinfeksi dengan HIV-1 diperoleh dari arsip di PRVKP FKUI-RSCM. Salah satu sampel plasma mengandung HIV-1 subtipe B sedangkan sampel plasma lainnya mengandung subtype CRF01_AE. Daerah sasaran untuk semua sampel telah diamplifikasi melalui RT-PCR, dengan suhu anil 55 C menggunakan pasangan primer AE_POL 4086F dan AE_POL 5232R yang telah dirancang oleh VCPRC FKUI -RSCM. Berdasarkan hasil penelitian ini, 18,2 2/11 dari sampel berhasil diamplifikasi melalui RT-PCR satu langkah. Pasangan primer tersebut efektif untuk mengamplifikasi wilayah sasaran dalam urutan gen integrase untuk subtipe B 100 ; 1/1 tetapi memiliki efektivitas yang rendah 10 , 1/10 untuk subtipe CRF01_AE. Primer pasangan dapat digunakan untuk mengamplifikasi wilayah sasaran di HIV-1 subtipe CRF01_AE dan B di Indonesia. Namun, optimasi kondisi PCR dan jumlah sampel yang lebih banyak diperlukan untuk menentukan efektivitasnya dengan akurat.
ABSTRACT
In order to anticipate the potential use of anti integrase drugs in Indonesia for treatment of HIV 1 infection, the development of a drug resistance genotyping assay for anti integrase is crucial in identifying the genetic drug resistance profile of Indonesian HIV 1 strains. This experiment was aimed to amplify a target region in the integrase gene of Indonesian HIV 1 subtypes CRF01 AE and B that contain genetic mutations known to confer resistance to anti integrase drug. Eleven archived plasma samples from individuals living with HIV 1 were obtained from VCPRC FKUI RSCM laboratory. One of the plasma sample contain HIV 1 subtype B while the remaining plasma samples contain subtype CRF01 AE. The target region for all samples were amplified through RT PCR, with an annealing temperature of 55 C using the primer pair AE POL 4086F and AE POL 5232R that were designed by VCPRC FKUI RSCM. Based on the results of this experiment, 18.2 2 11 of the samples were successfully amplified through one step RT PCR. The primer pair was effective in the amplifying the target region in integrase gene sequence for subtype B 100 1 1 but it has a low efficacy 10 , 1 10 for subtype CRF01 AE. In conclusion, the primer pair can be used to amplify the target region in Indonesian HIV 1 strains subtypes CRF01 AE and B. However, optimization of PCR condition and the use of more samples are required to determine its efficacy accurately.
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Farabi
Abstrak :
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi tinggi di Indonesia. Selama proses pemeriksaan pre-diagnosis hingga pengobatan tuberkulosis, banyak biaya yang dikeluarkan pasien tuberkulosis, mulai dari biaya langsung dan biaya tidak langsung yang dapat berdampak terhadap kondisi ekonomi penderita tuberkulosis. Selain itu, pada penyakit tuberkulosis dapat timbul permasalah berupa resistensi terhadap obat anti-tuberkulosis multi-drug resistance tuberculosis yang membutuhkan regimen pengobatan yang berbeda dengan tuberkulosis sensitif. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pasien tuberkulosis sensitif dan pasien tuberkulosis resistensi obat pada aspek biaya tidak langsung maupun biaya langsung non-medis. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross-sectional, sebanyak 156 pasien tuberkulosis diwawancarai dengan mengunakan kuesioner tentang pembiayaan selama mengalami tuberkulosis. Pada hasil uji statistik diperoleh nilai p pada variabel biaya suplementasi p=0,031 , transportasi pre-diagnosis. ...... Tuberculosis is one of the disease with high prevalence in Indonesia. Through out the inspection process pre diagnostic to the treatment process of tuberculosis, the patients need to spend a lot of money for the costs, consist of the direct costs and indirect costs that may have an impact for the patients rsquo economic conditions. In addition, many problem may arise in the form of resistance to anti tuberculosis drugs multi drug resistance which require another treatment regimens. The aim of this study is to compare between drug sensitive tuberculosis patients and multi drug resistance tuberculosis patients in the aspect of indirect and direct non medical cost. This research was conducted in a cross sectional model and 156 tuberculosis patients were interviewed by using a questionnaire to know their financing during tuberculosis treatment process. In the statistical test, p values was obtained for different variables, consist of cost supplementation p 0.031, transportation during pre diagnostic phase.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library