Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuanakotta, Melissa
Abstrak :
ABSTRAK
Pada masyarakat modern sekarang ini, termasuk di Indonesia, sedang terjadi krisis lingkungan hidup. Krisis tersebut bisa diatasi dengan mengubah perilaku dan cara pandang manusia terhadap alam secara mendasar dengan melakukan intervensi kepada masyarakat sedini mungkin. Mendongeng dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman anak tentang respek kepada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mendongeng untuk meningatkan pemahaman respek kepada lingkungan pada anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini melibatkan 31 partisipan dari TK Negeri Pembina, Kuningan. Intervensi dilakukan dengan membacakan empat dongeng selama empat hari. Pemahaman respek kepada lingkungan diukur dengan menggunakan alat ukur yang dibuat peneliti, berupa enam ilustrasi yang menggambarkan perilaku respek kepada lingkungan. Dari hasil analisis statistik Wilcoxon signed-rank test menunjukkan perbedaan nilai rata-rata respek kepada lingkungan yang signifikan p
ABSTRACT
In today 39 s modern society, including in Indonesia, there is an environmental crisis. This environmental crisis can be overcome by changing people 39 s behavior and perspective by intervening to the community as early as possible. Storytelling can be one way to increase children 39 s understanding about respect for nature. This study aims to knowing the effectiveness of storytelling to increase understanding of respect for nature in children aged 5 6 years. This study involving 31 children from TK Negeri Pembina, Kuningan, as participants. Intervention is done by reading four tales in four days. Understanding of respect for nature is measured using a measurement tool created by the researcher, in the form of six illustrations that depicting the behavior of respect for nature. The statistic analysis using Wilcoxon signed rank test showed the difference of mean value of respect for nature understanding is significant p
2018
T50888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rijt, Jan-Willem van der
Abstrak :
In this book, Van der Rijt argues powerfully that this respect for persons? moral agency must also encompass respect for their subjective moral judgments ? even when these judgments can be shown to be fundamentally flawed. Van der Rijt scrutinises the role persons? subjective moral judgments play within the context of coercion and domination. His fresh, original analysis of Kant?s third formulation of the Categorical Imperative reveals how these judgments are intimately connected to a person?s dignity. The result is an insightful new account of coercion, a novel Kantian reformulation of the republican notion of non-domination and a compelling, innovative argument in favour of retributive justice.
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20401065
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Rizal Fuadi
Abstrak :
Terdapat variabel-variabel yang membentuk kepribadian anak ketika anak tersebut tumbuh menjadi remaja ataupun dewasa sehingga terjadi perilaku-perilaku menyimpang, pertama yang berasal dari Iuar individu dan kedua dari dalarn individu. Sehubungan dengan kepribadian pada remaja, rintangan perkembangan remaja menuju kedewasaan itu ditentukan olch faktor-falctor yang mempengaruhi anak di waktu lampau, lingkungan menjadi salah sam faktor yang berperan sckali (social learning). J ika seseorang remqa di masa kanak-kanak banyak mcngalami rintangan hidup dan kegagalan, maka tiustrasi dan konflik yang pemah dialarninya dulu itu merupakan penyebab utama timbulnya deliquency, kegagalan penyesuaian diri dan perilaku yang bertentangan dengan aturan-aturan hukum berupa perilaku kriminal (criminal conduct disorder). Pembentnkan perilaku anak sehingga menjadi deliquenqy disebabkan penyimpangam penyimpangan yang dilakukan oleh orang tua dan lingkungan sosialnya (significant others), dalam jangka waktu yang Iama dan terus menerus dapat rnembentuk suatu konsep diri (self concept) yang negatif dan menjadi traits dalam kepribadian remaja. Pendidikan nilai respect dan responsibility terhadap remaja perlu diaphkasikan dalam kehidupan sehari-harinya untuk pengembangan nilai-nilai positif yang ada pada diri remaja sehingga merangsang terbcntuknya konsep diri positiif Pemasyarakatan mempakan institusi yang melaksanakan saiah satu tugas untuk membina remaja yang melakukan tindak pidana agar tidak melanggar hukum kembali. Petugas Pemasyarakatan yang menjadi pembina di Lembaga Pemasyarakatan Anak hams dapat mewujudkan apa yang menjadi Visi dan Misi Pemasyarakatan dalam proses pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Lola Utama
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai bagaimana praktik respek siswa-siswa SMA PK terhadap guru-guru serta faktor-faktor yang mempengaruhi para siswa untuk respek dan tidak respek terhadap guru. Dengan menggunakan teori ldquo;habitus rdquo; Bourdieu, yang digunakan untuk fokus pada cara-cara dimana orang-orang menunjukkan sikap-sikap yang tertanam dalam habitus mereka dalam interaksi sehari-hari. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung, studi dokumen dan survei. Lokasi penelitian dilakukan di SMA PK Jakarta Utara. Informan dalam penelitian ini antara lain guru, siswa dan orang tua siswa. Untuk melengkapi data, dalam penelitian ini juga dilakukan survei dengan membagikan kuesioner kepada responden siswa dan guru.Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik respek yang dilakukan oleh para siswa kepada guru antara lain mendengarkan penjelasan guru, patuh terhadap apa yang guru katakan, mengikuti peraturan yang diberikan oleh guru tanpa banyak bertanya, dan menyapa guru atau memberi salam ketika bertemu dengan guru. Sedangkan praktik disrespek terhadap guru yang dilakukan siswa-siswa antara lain tidak mendengarkan guru selama pelajaran berlangsung, mencontek pada saat ujian, tidur selama pelajaran berlangsung, membantah guru, kabur dari kelas, mengerjakan tugas mata pelajaran lain pada saat guru sedang menjelaskan di kelas, sampai membuat guru menangis.Faktor-faktor yang mempengaruhi respek siswa terhadap guru antara lain kemampuan akademis guru, kemampuan guru untuk membangun relasi dengan dengan siswa, ketegasan guru, status guru dalam masyarakat, serta proses institusionalisasi nilai, kultur dan sikap yang diperoleh siswa baik dari lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan maupun media massa.
ABSTRACT
This study aims to obtain data about how the students respect their teachers and factors that affect the students to show their respect or disrespect towards teachers. Bourdieu 39 s habitus theory is used to focus on the ways in which people show attitudes internalized in their habitus in day to day interactions. This study uses a qualitative approach with case study method. The data collection was taken from interview, observation, document studies and survey. The location of the research was conducted in PK Senior High School, North Jakarta. The informants included in this study were students, teachers and students rsquo parents. To support the data findings, survey through questionnaire was also distributed to respondents which were teachers and students. The results showed that the students practice their respect to the teachers by listening to the teacher 39 s explanation, obeying teachers rsquo orders, obeying teachers rsquo rules without asking them, and greeting the teachers whenever they see them. Students who are disrespectful to the teachers indicated by not listening the lesson during the class, cheating during the tests, sleeping while teachers explaining, being offensive when they are reminded, skipping the class, doing another lessons rsquo tasks while teachers are explaining and causing their teachers cry. Factors that influence students respect for teachers are academic skills of the teachers, teachers ability to build a good relationship with their students, the firmness of the teachers, teachers rsquo status in society and the institutionalization process of values, culture and behaviour accepted by the students from their family, school, peer group and mass media.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gesang Ridho Subhan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-control baik secara umum maupun per dimensi dengan respect dalam tingkah laku civil pada remaja. Self-control diukur dengan Brief Self-Control Scale (BSCS) yang dibuat oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004), sedangkan respect diukur dengan alat ukur respek pada remaja Jakarta yang dibuat oleh peneliti berdasarkan konsep respect dari Hendrick & Hendrick (2006) dan Leary (2005). Dalam penelitian ini terdapat 96 partisipan remaja dalam rentang usia 15-17 tahun dari berbagai sekolah di Jakarta yang diperoleh melalui kuesioner cetak dan online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-control dengan respect pada remaja. Selain itu, terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-control pada dimensi self-discipline dengan respect pada remaja, sedangkan pada dimensi lainnya tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan respect. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dimensi self-discipline dengan respect pada komponen caring/supportiveness dan equality/mutuality dalam domain masyarakat, keluarga, dan peer-group/teman. Hubungan positif yang signifikan antara self-control dengan respect tersebut menunjukkan bahwa semakin mampu remaja mengesampingkan atau mengubah, menghentikan, dan menahan tingkah lakunya yang tidak diharapkan, maka remaja semakin menghormati dan menghargai orang lain atau sesuatu secara menyeluruh dalam lingkungan masyarakat, keluarga, dan peer-group/teman. ......This study aimed to examine the relationship between self-control in whole concept and each dimensions with respect in civil behavior among adolescents. Self-control was measured by the Brief Self-Control Scale (BSCS) made by Tangney, Baumeister, and Boone (2004), while respect was measured by the Jakarta adolescents respect scale made by researcher based on concept of respect from Hendrick & Hendrick (2006) and Leary (2005). In this study, there were 96 participants in the range age 15-17 years old from various schools in Jakarta obtained through printout and online questionnaires. The result indicates that there is a significant positive correlation between self-control and respect among adolescents. In addition, there is a significant positive correlation between self-control on dimension of self-discipline and respect among adolescents. The result also shows that there is a significant positive correlation between dimension of self-discipline and respect on component of caring/supportiveness and equality/mutuality in domain of society, family, and peer-group/friends. A significant positive correlation between self-control and respect means that teenagers who can exclude or modify, interrupt, and restrain undesired behavior, will be more respect to someone or something thoroughly in society, family, and peer-group/friends.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S66097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristjánsson, Kristján
Abstrak :
If there is one value that seems beyond reproach in modernity, it is that of the self and the terms that cluster around it, such as self-esteem, self-confidence and self-respect. It is not clear, however, that all those who invoke the self really know what they are talking about, or that they are all talking about the same thing. What is this thing called 'self', then, and what is its psychological, philosophical and educational salience? More specifically, what role do emotions play in the creation and constitution of the self? This book proposes a realist, emotion-grounded conception of selfhood. In arguing for a closer link between selfhood and emotion than has been previously suggested, the author critically explores and integrates self research from diverse academic fields. This is a provocative book that should excite anyone interested in cutting-edge research on self-issues and emotions that lies at the intersection of psychology, philosophy of mind, moral philosophy and moral education.
New York: Cambridge University Press, 2010
e20528777
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Maribeth Erb
Abstrak :
Tulisan ini merupakan sebuah analisa simbolik tentang hubungan antara manusia dan binatang liar di Kabupaten Manggarai di Flores Barat. Orang Rembong di Manggarai,mempunyai ceritera dan upacara adat yang menunjukkan adanya hubungan erat antara dunia manusia dan dunia hewan, yang mirip dengan hubungan antara dunia roh dan dunia manusia. Orang Manggarai percaya bahwa binatang liar adalah peliharaan dari roh-roh hutan, maka upacara khusus mesti diadakan sebelum mulai berburu, menanam padi dan jagung untuk menghormati hewan tersebut. Tulisan ini mengetengahkan pola hubungan antara manusia dan hewan liar pada suku Flores Barat yang dirugikan akibat ulah hewan-hewan liar yang merusak kebun-kebun mereka.
National University of Singapore, 1998
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Huwaina Mughitha
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai nilai-nilai etika Jawa dalam film Lemantun. Film pendek Lemantun merupakan realitas kasih sayang antara orang tua dan anak yang ditandai melalui sebuah “lemari”. Tri merupakan anak ketiga dari lima bersaudara yang masih tinggal bersama ibunya di rumah. Tri sebagai tokoh utama merepresentasikan sikap-sikap dasar bagaimana seharusnya orang jawa dalam bertingkah laku. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan objektif melalui kutipan visual dan transkrip dialog dari film pendek Lemantun sebagai data penelitian. Langkah analisis data menggunakan konsep analisis data Miles dan Huberman (1992: 16) terdiri atas tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pada penelitian ini, acuan dasar dalam penarikan kesimpulan atau verisikasi data menggunakan persepsi etika Jawa Franz Magnis Suseno Menurut Magnis (1988:38) orang Jawa sadar bahwa ada dua kaidah normatif yaitu prinsip rukun dan prinsip hormat. Rumusuan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana nilai-nilai etika Jawa yang direpresentasikan oleh tokoh Tri pada film Lemantun? Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ternyata pada masa kini etika Jawa masih eksis seperti yang masih dilakukan oleh sosok Tri. ......This research will discusses about the values of Javanese ethical ​​in the Lemantun’s movie. The short film Lemantun is a reality of love between parents and children through a "cupboard". Tri is the third child of five siblings who still stay at home with his mother. Tri as the main character who represents the basic attitudes of how Javanese people should behave. The method used is descriptive qualitative with an objective approach through visual excerpts and dialogue transcripts from the Lemantun film as research data. The data analysis using the concept of data analysis by Miles and Huberman (1992: 16) through three steps is data reduction, data presentation, and conclusions or verification. Reference conclusions or verifying data in this research is using the Javanese ethical perception of Franz Magnis Suseno. According to Magnis (1988:38) the Javanese are aware that there are two normative rules are the principle of harmony and the principle of respect. The formulation of the problem in this study is how are the Javanese ethical values ​​represented by the character Tri in the film Lemantun? The results of this study reveal reveal that in the present Javanese ethics still exist as Tri’s behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
ABSTRAK
Konsep muka, cara kerja muka, dan model kesantunan dalam komunikasi dokter-pasien adalah berdasarkan pendekatan English for Academic Purposes: medical yang terkait dengan arti muka sebagai konstruk sosial. Penelitian ini menginvestigasi sapaan dalam bentuk kata ganti orang kedua yang berdasarkan sistem kekerabatan dalam bentuk sapaan untuk menunjukkan rasa hormat dan disukai oleh pasien di Indonesia. Terdapat dua puluh enam (26) pasien rawat-jalan pria dan empat puluh (40) pasien rawat-jalan wan ita. Data dari kuesioner terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan, status pernikahan dan bentuk sapaan dalam bentuk kata ganti orang kedua yang disukai pasien rawat-jalan. Data tersebut dianalisa menggunakan ?model interaksi?. Hasil penelitian menunjukkan akan pentingnya penggunaan bentuk sapaan dalam bentuk kata ganti orang kedua berdasarkan sistem kekerabatan untuk menunjukkan rasa hormat.Kata ganti orang kedua yang disukai oleh pasien rawat jalan adalah sebagai berikut: Bapak, Mas, Dik, Ibu, Mbak, dan Adek. Bagi pasien rawat jalan wanita, mereka lebih menyukai bila dipanggil Ibu daripada Mbak bila sudah menikah. Di lain pihak, pasien rawat pria memilih Bapak, untuk yang sudah menikah, daripada Mas. Jadi dapat disimpulkan bahwa pilihan yang disukai pasien untuk bentuk kata sapaan yang berdasarkan kesantunan bukan hanya perbedaan umur namun adanya perbedaan status pernikahan. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya menyatakan faktor umur saja yang menentukan penggunaan kata ganti orang kedua untuk menunjukkan rasa hormat.
Abstract

The concept of face, face work and politeness model in the doctor-patient communication which is based on English for Academic Purposes: medical relied on the face as a social construct. This study investigates greeting in the form of second person pronoun based on the kinship system in terms of address to show respect as preferred by patients in Indonesia. There were twenty-six (26) male out-patients and forty (40) female patients. Data from the questionnaire consist of patients? gender, age, education, marital status and preferred second person pronoun in terms of address. They were analyzed using the ?interaction mode l?. The research showed on the importance of the use of greetings in the form of second person pronoun based on kinship system to show respect preferred as follows: Father/Bapak, ElderBrother/Mas, Younger Brother/Dik, Mother/Ibu,Elder Sister/Mbak,and Younger Sister/ Adek. The married female patients prefer Mother/ Ibu rather than Older Sister/ Mbak and the married male patients prefer Father/ Bapak rather than Older Brother/Mas. Thus, the patients? choices on terms of address were based not only on age but marital status. These findings were different from the previous research as it was based on age to show respect.
[Universitas Negeri Malang. Fakultas Sastra;Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia], 2012
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Emalia Iragiliati Sukarni
Abstrak :
The concept of face, face work and politeness model in the doctor-patient communication which is based on English for Academic Purposes: medical relied on the face as a social construct. This study investigates greeting in the form of second person pronoun based on the kinship system in terms of address to show respect as preferred by patients in Indonesia. There were twenty-six (26) male out-patients and forty (40) female patients. Data from the questionnaire consist of patients? gender, age, education, marital status and preferred second person pronoun in terms of address. They were analyzed using the ?interaction model?. The research showed on the importance of the use of greetings in the form of second person pronoun based on kinship system to show respect preferred as follows: Father/ Bapak, Elder Brother/Mas, Younger Brother/Dik, Mother/Ibu, Elder Sister/Mbak, and Younger Sister/Adek. The married female patients prefer Mother/Ibu rather than Older Sister/Mbak and the married male patients prefer Father/Bapak rather than Older Brother/Mas. Thus, the patients? choices on terms of address were based not only on age but marital status. These findings were different from the previous research as it was based on age to show respect.
Konsep muka, cara kerja muka, dan model kesantunan dalam komunikasi dokter-pasien adalah berdasarkan pendekatan English for Academic Purposes: medical yang terkait dengan arti muka sebagai konstruk sosial. Penelitian ini menginvestigasi sapaan dalam bentuk kata ganti orang kedua yang berdasarkan sistem kekerabatan dalam bentuk sapaan untuk menunjukkan rasa hormat dan disukai oleh pasien di Indonesia. Terdapat dua puluh enam (26) pasien rawat-jalan pria dan empat puluh (40) pasien rawat-jalan wanita. Data dari kuesioner terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan, status pernikahan dan bentuk sapaan dalam bentuk kata ganti orang kedua yang disukai pasien rawat-jalan. Data tersebut dianalisa menggunakan ?model interaksi?. Hasil penelitian menunjukkan akan pentingnya penggunaan bentuk sapaan dalam bentuk kata ganti orang kedua berdasarkan sistem kekerabatan untuk menunjukkan rasa hormat. Kata ganti orang kedua yang disukai oleh pasien rawat jalan adalah sebagai berikut: Bapak, Mas, Dik, Ibu, Mbak, dan Adek. Bagi pasien rawat jalan wanita, mereka lebih menyukai bila dipanggil Ibu daripada Mbak bila sudah menikah. Di lain pihak, pasien rawat pria memilih Bapak, untuk yang sudah menikah, daripada Mas. Jadi dapat disimpulkan bahwa pilihan yang disukai pasien untuk bentuk kata sapaan yang berdasarkan kesantunan bukan hanya perbedaan umur namun adanya perbedaan status pernikahan. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya menyatakan faktor umur saja yang menentukan penggunaan kata ganti orang kedua untuk menunjukkan rasa hormat.
State University of Malang. Faculty of Letters, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>