Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Levitt, Steven D.
Jakarta: Noura Books, 2016
153.43 LEV t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anandito Nindianto
Abstrak :
Artikel ini membahas bagaimana auto-tune dan pitch correction menjadi bagian dari budaya pop dan bagaimana teknologi ini berkontribusi terhadap revolusi industri musik di seluruh dunia. Auto-tune dan pitch correction adalah program yang digunakan untuk mengotomatisasi suara penyanyi (Hadhazy, 2010). Kemampuan kedua teknologi tersebut dalam memanipulasi suara penyanyi memicu tanggapan penggunaan auto-tune dan pitch correction sebagai sebuah praktik curang (Reynolds, 2018). Namun isu ini berubah seiring berjalannya waktu, keberadaan auto-tune menjadi salah satu program paling revolusioner saat ini. Dengan menggunakan teori disonansi kognitif oleh Leon Festinger (Harmon-Jones dan Mills, 2019) dan menyoroti fenomena auto-tune dan pitch correction, artikel ini mempelajari faktor dan alasan mengapa kedua teknologi itu digunakan oleh penyanyi di seluruh dunia. Studi ini menduga, instrumen dan suara yang tidak melalui otomatisasi, dapat mempengaruhi kualitas pertunjukan secara emosional. ......This article discusses how auto-tune and pitch correction became a part of pop culture and how they revolutionized the music industry around the world. Auto-tune and pitch correction are programmes used to automate a singer’s voice up to their heart’s content (Hadhazy, 2010). Therefore, with both auto-tune and pitch correction, programmes like these were considered cheat codes (Reynolds, 2018). However, this issue changed over time. The existence of auto-tune became one of the most revolutionary programs today. By using Leon Festinger’s (Harmon-Jones & Mills, 2019) cognitive dissonance theory and taking the occurrence of auto-tune, this paper studies the factors and the reasons why auto-tune is used by singers from all over the world. The article argues that tuned instruments and voices can affect the quality of performances emotionally.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Skrispsi ini membahas tentang revolusi 1911 atau jang terkenal dengan nama revolusi Xin Hai (Xin Hai Geming......) merupakan suatu peristiwa yang besar dan penting dalam sejarah Tiongkok. Dengan meletusnya revolusi ini, maka berakhirlah suatu tradisi dalam sejarah Tiongkok yang telah berjalan sejak dari ratusan tahun sebelum Masehi yaitu tradisi dinasti.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S12958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Rachmat
Abstrak :
Perjuangan kaum Nasionalis telah berhasil menggulingkan Dinasti Qing. Namun demikian mereka belum berhasil mendirikan pemerintahan yang demokratis sesuai dengan Tiga Prinsip Rakyat. Karena sejak kematian Yuan Shikai kekuasaan di Cina jatuh ke tangan para warlord. Para warlord dapat berkuasa karena mereka mendapat dukungan dari negara-negara barat. Masa berkuasaanya para warlord di Cina dikenal dengan sebutan Masa Pemerintahan Warlord. Pada.masa tersebut pemerintahan di Cina yang mendapat pengakuan dari negara lain adalah pemerintahan yang berkedudukan di Beijing. Kaum nasionalis kemudian bekerjasama dengan beberapa warlord di Cina. Selatan membentuk Pemerintahan Militer di Guangzhou, dan meneruskan perjuangannya untuk menggulingkan kaum warlord. Akan tetapi kerjasama tersebut tidak berlangsung lama, karena pemerintahan militerpun jatuh ke tangan warlord. Selain itu usaha kaum nasionalis untuk memperoleh bantuan dari negara-negara barat juga gagal. Sementara itu PKC telah berdiri dengan bantuan dari Rusia, khususnya Komintern PKC segera menyerukan pada PNC untuk membentuk front persatuan dalam menciptakan pemerintahan yang demokratis di Cina. Dilain pihak Rusia bersedia membantu perjuang kaum nasionalis jika PNC mau membentuk kerjasama dengan PKC. Pada tanggal 20 Januari 1924, dengan diadakannya Kongres Pertama PNC, Front Persatuan Revolusioner PNC-PKC terbentuk. Dengan terbentuknya front persatuan PNC berharap dapat memperoleh bantuan dari Rusia untuk menggulingkan kekuasaan para warlord. Sedangkan pihak PKC berharap dapat menyebarluaskan pengaruh mereka di Cina. Setelah terbentuknya front persatuan segera didirikan Akademi Militer Whampoa dan Ekspedisi ke Utara untuk menggulingkan kekuasaan warlord juga dipersiapkan. Dengan dibantu oleh tentara Feng Yuxiang, tentara Yan Xishan Ekspedisi ke Utara dapat dilaksanakan dengan baik oleh Tentara Revolusi Nasional. Pada bulan Desember 1928 para warlord dapat dikalahkan, Cina dapat dipersatukan dan Pemerintah Nasional Cina mendapat pengakuan interna-sional. Front Persatuan Revolusioner PNC-PKC telah berhasil menggulingkan kekuasaan warlord di Cina, namun demikian kerjasama PNC-PKC tidak dapat dipertahankan. Sejak awal berdirinya front persatuan telah timbul pertentangan terhadap kerjasama tersebut, terutama dalam tubuh PNC. PNC kanan sejak awal berdirinya front persatuan telah menentang kerjasama tersebut, karena mereka menuduh bahwa kaum komunis (PKC) hanya ingin menggunakan PNC untuk tujuan dan kepentingan mereka sendiri. Pertentangan terhadap kerjasama PNC-PKC dapat dihindarkan selama masa kepemimpinan Sun Yatsen. Tetapi setelah kematian Sun Yatsen pertentangan tidak dapat dihindarkan lagi. Sementara itu sejak dilaksanakannya Ekspedisi ke Utara peranan pihak militer dalam Pemerintah Militer Guangzhou telah meningkat. Pada akhirnya pihak militer menjadi pihak yang menentukan dalam pertentangan tersebut. Dengan berakhirnya Front Persatuan Revolusioner PNC-PKC, kaum komunis telah gagal mencapai tujuan mereka. Demikian juga dengan Rusia (Komintern). Sedangkan pihak nasionalis dapat mencapai keberhasilan mereka dengan mendirikan dan menguasai Pemerintah Cina
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library