Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Haryanti Rahayu
Abstrak :
Lipase merupakan enzim yang besar manfaatnya bagi kepentingan manusia. Rhizopus merupakan salah satu kapang potensia! penghasil lipase. UIGC telah banyak mengoleksi kapang Rhizopus, sehingga perlu dilakukan penelitlan, untuk menemukan galur-galur yang unggul. Penelitian ini bertujuan untuk meneiiti aktivitas lipolitik kapang Rhizopus microsporus V. Tiegh var. chinensis (Saito) Schipper & Staipers Isolat UlCC no. 18 pada tiga variasi suhu setelah fermentasi 72 jam. Substrafyang digunakan adalah minyak zaitun. Aktivitas lipolitik Rhizopus microsporus var. chinensis isolat UlCC no. 18 pada tiga variasi suhu diuji dengan metode titrasi seperti yang dilakukan oleh Samad dkk. Titrasi dilakukan dengan menggunakan 0,05 M NaOH dan phenolpthalein.sebagai indikator. Hasil rata-rata aktivitas lipolitik kapang pada tiga variasi suhu adalah sebagai berikut: suhu 36°C = 1,697 U/ml; 27°C = 1,684 U/ml; dan suhu 40''C = 0,933 U/ml. Hasil pengujian statistik menunjukkan adanya perbedaan nyata aktivitas lipolitik antara suhu 27°C dan 36°C dengan suhu 40°C pada a = 0,01. Untuk penelitian selanjutnya, kondisi fermentasi perlu lebih dioptimasikan. agar dapat dihasilkan lipase dengan aktivitas yang lebih baik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kudin
Abstrak :
Konsentrasi pepton dan waktu inkubasi merupakan faktor penting dalam proses fermentasi enzim, yang diperlukan untuk memperoleh aktivitas enzim yang optimum. Penelitian in! bertujuan mengukur aktivitas lipolitik Rhizopus microsporus v. Tiegh. var. rhizopodiformis (Cohn) Schipper & Stalpers, isolat UlCC No. 6 pada medium basal Samad dkk. (1990) dengan konsentrasi pepton 2,5% dan 5%, serta menentukan masa inkubasi di antara jam ke-G hingga jam ke-96, untuk mendapatkan aktivitas lipolitik optimum. Fermentasi dilakukan dalam medium basal Samad dengan konsentrasi pepton yang bervariasi. Pengukuran aktivitas lipolitik dilakukan dengan metode titrasi. Aktivitas lipolitik dinyatakan dalam satuan unit/ml (U/ml). Hasil analisis secara statistik menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi pepton dan masa inkubasi yang berbeda terhadap aktivitas lipolitik Rhizopus microsporus var. rhizopodiformis isolat UlCC No. 6. Rata-rata aktivitas lipolitik tertinggi Rhizopus microsporus var. rhizopodiformis isolat UlCC No. 6 diperoleh pada medium basal Samad dengan konsentrasi pepton 5% setelah inkubasi 60 jam (sebesar 2,79 U/ml).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Widya Wardhani
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia memiliki keanekaragaman mikroorganisme yang tinggi, termasuk kapang tempe, yaitu Rhizopus. Salah satunya adalah Rh. microsporus V. Tiegh. var. rhizopodiformis (Cohn) Schipper & Stalpers. Agar dapat dimanfaatkan lebih lanjut dalam bidang industri, maka perlu diteliti sifat-sifat biologi kapang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa sifat biologi Rhizopus microsporus var. rhizopodiformis isolat UICC no. 6, 13 dan 33 yang meliputi: suhu pertumbuhan optimum; morfologi secara makroskopik dan mikroskopik; pembentukan zigospora; pH pertumbuhan optimum; dan uji kualitatif aktivitas amilolitik, lipolitik dan proteolitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rh. micro.sporus var. rhizopodiformis memiliki suhu pertumbuhan optimum berkisar antara 330 36°C pada medium PDA dan TEA; secara makroskopik dan mikroskopik ketiga isolat tidak memperlihatkan perbedaan bentuk morfologi baik pada medium PDA dan TEA; serta mampu membentuk zigospora dan memiliki tipe kawin (+). Isolat UICC no. 6 & 13 pada medium PDB dan TEB mempunyai pH pertumbuhan optimum yang berkisar antara antara 5,0-6,0, sedangkan isolat UICC no. 33 berkisar antara 4,0-5,0 pada medium PDB dan TEB. Ketiga isotat UICC tersebut bersifat amilolitik, lipolitik dan proteolitik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiatulyaqin
Abstrak :
Inoculum for making tempe is usually made from the mould Rhizopus oryzae or Rhizopus oligospons. Large scale use of an inoculum from one source only (LKN-LIPI) might threaten the biodiversity of microorganisms in traditionally made inoculum. The potential use of other Rhizopus moulds as inoculum for tempe production should be examined. Rh. microsporus var. rhizopodifonnis UICC 520 isolated from Hibiscus from Manado and Rh. microsporus var. chinensis UICC 521 isolated from tempe from Aceh were examined for their potentials to produce tempe. Rhizopus has also been known to be able to transform antioxidants such as isoflavone in tempe. The potential of Rhizopus microsporus v. Tiegh. var. chinensis (Saito) UICC 521 to transform glucoside isoflavones in soybean tempe has been evaluated. The results showed that Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 has little potential as a tempe inoculum. Rh. microsporus var. chinensis UICC 521, however, is very potential as an inoculum to produce good tempe and produces abundant spores ((3-10)x106 cell/ml) on rice substrate. Two types of aglycon isoflavone, daidzein and genistein, were detected by TLC separation. The total isoflavone concentration during fermentation period of 24, 48, 72 hours was determined using HPLC. At 24 hours the concentration was 0.142 mg/g tempe, while at 48 and 72 hours the concentration were 0.181 and 0.135 mg/g tempe, respectively. The highest total isoflavone concentration was detected at 48 hours fermentation period. Hence, there was an increase of aglycon isoflavones up to 6000% after transformation of isoflavones in soybean by Rh. microsporus var. chinensis UICC 521 when compared to the initial concentration before transformation.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjahjadi Purwoko
Abstrak :
Thesis Supervisors: Dr. Suyanto Pawiroharsono; Prof. Dr. Indrawati Gandjar SUMMARY Food deterioration is often due to lipid oxidation, excluding bacterial and enzymatic spoilage. The end-products of lipid oxidation, such as aldehydes, ketones, and alcohols are responsible for unacceptable off-tiavors and off- odors in food. Lipid oxidation can be inhibited by antioxidants. Soybean tempe is the most popular indigenous fermented food in Indonesia. Soybeans are known to contain isotiavones. Four major forms are known respectively as acetylglycosides, malonylglycosides, glycosides, and aglycones. Tempe were produced from soybean fermentation by Rhizopus oryzae UICC 524 and Rhizopus microsporus var. chinensis UICC 521. The tempe samples were extracted with methanol and the extraction defatted with hexa» ne. The isoflavone aglycones were isolated using column chromatography, and then anaiyzed using a gradient elution reverse phase of high-pressure liquid chromatography (HPLC). After HPLC analysis, isotiavone aglycones were evaporated to dryness and added to soybean oil at the 100, 200, 300, iii ' and 400-ppm concentration in test tubes, then heated at 170°C for 30 minu- tes. The oxidation of soybean oil was measured using the thiobarbituric acid (TBA) test. The result, called thiobarbituric acid reactive substances (TBARS) value, was expressed as pmolll and compared to the synthetic antioxidant, buthylated hidroxytoluene (BHT), at the same concentration. The profile of isoflavone aglycones isolated contains daidzein and genistein. No factor-2 (6,7,4'-trihidroxyisoflavone) and glycitein were detec- ted. Daidzein resulted from biotransformation of daidzin was dominant in both tempe samples. The isoflavone biotransformation was much greater by R. microsporus var. chinensis UICC 521 than by R. oryzae UICC 524, except for the 24 hours incubation. After 72 hours of incubation, the total isoflavone aglycones in tempe using R. microsporus var. chfnensis UICC 521 was 721.6 pglg and when using R. oryzae UICC 524, 268.2 p.glg. The oxidized soybean oil without any antioxidants had a TBARS value of 327.32 1 20.31 pmol/1. Addition of the antioxidants showed a decreased TBARS value following increasing concentration for both. For concentration until 300 ppm, the TBARS values of oxidized soybean oil added with isofla- vone aglycones were greater than when added with BHT, respectively 55.40 zl: 2.77 pmol!! and 45.20 i 2.63 pmolll. However at concentration of 400 ppm, the TBARS values of oxidized soybean oil added with isoftavone aglycones and added with BHT did not show a significant difference. ix + -51 pp; 6 append; 5 plates; 3 tables. Bilb 35 (1964-1999). iv
Universitas Indonesia, 2001
T5748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnasia Rahmi Ara
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pH awal terhadap produksi biomassa Rhizopus oryzae U1CC 128 dan Rhizopus microsporus var. chinensis U1CC 500 pada empat variasi pH awal 4,0, 5,0, 6,0 dan 7,0, serta mengetahui ada tidaknya perbedaan produksi biomassa antara kedua jenis kapang tersebut pada empat variasi pH awal, dengan memanfaatkan limbah cair tahu yang ditambahkan 1% tepung tapioka sebagai substrat fermentasi. Hasil penelitian inenunjukkan bahwa Rh. Oryzae U1CC 128 rnenghasiikan berat bioinassa tertinggi pada pH awal 7,0 (x̅ = 272,60 mg/100 ml) dan berat bioinassa terendah pada pH awal 4,0 (x̅ =193,0 mg/100 ml). Sedangkan pada Rh. nuicrosporus var. chinensis U1CC 500 menunjukkan berat biomassa tertinggi pada pH awal 5,0 (x̅ = 317,60 mg/100 ml) dan berat biomassa terendah pada PH awal 7,0 (x̅ = 230,06 mg/100 ml). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Anava yang diianjutkan dengan uji Tukey menunjukkan bahwa ada pengaruh pH awal terhadap produksi biomassa Rh. oryzae U1CC 128 dan Rh. microsporus var. chinensis U1CC 500 pada 4 variasi pH awal, serta ada perbedaan hasil berat kering biomassa antara kedua jenis kapang tersebut pada PH awal 4,0 dan 5,0.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mudarwan
Abstrak :
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk kekayaan akan berbagai macam kapang. Salah satu kapang yang bermanfaat bagi kehidupan manusia adalah Rhizopus. UICC telah mengkoleksi berbagai spesies Rhizopus, tetapi isolat-isolat itu belum semua diteliti sifat-sifat biologinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa sifat biologi tiga isolat kapang Rh. microsporus var. chinensis yang meliputi: suhu pertumbuhan optimum; morfologi secara makroskopik dan mikroskopik; pembentukan zigospora; pH pertumbuhan optimum; aktivitas amilolitik, proteolitik, dan lipolitik yang ditentukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rh. microsporus var. chinensis isolat UICC No. 16, 18, dan 20 memili.k. i suhu pertumbuhan optimum yang berkisar antara 33° -36°C pada medium PDA dan TEA; secara makroskopik dan mikroskopik ketiga isolat tidak memperlihatkan perbedaan bentuk morfologi, walaupun ditumbuhkan pada medium yang berbeda; zigospora tidak terbentuk dari perkawinan ketiga isolat dengan strain-strain Rhizopus microsporus dari CBS dan perkawinan antar ketiga isolat itu; pH pertumbuhan optimum pada medium PDB dan TEB untuk isolat UICC No. 16 dan 18 berkisar antara 4,0--6,0, sedangkan isolat UICC No. 20 berkisar antara 4,0--5,0; ketiga isolat kapang menunjukkan aktivitas amilolitik yang lemah pada medium SA, aktivitas proteolitik ditandai dengan kemampuan mencairkan medium NG dalam 2 hari, dan indeks aktivitas .Jipolitik berkisar antara 0,03--0,06 pada medium TA.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenty Prameswari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan tiga strain R. microsporus UICC500, UICC 531, dan UICC 539 dalam memfermentasi campuran lumpur danbungkil sawit 3:1 dan 4:1 nonsteril, serta 3:1 dan 4:1 steril, selanjutnya menganalisis perubahan komposisi karbohidrat, lemak, protein, air, dan abu campuran limbah setelah fermentasi. Konsentrasi inokulum sebesar 10 v/b ,dengan jumlah sel awal sebanyak 1x107 CFU/mL digunakan dalam campurandengan berat total 20g. Kemampuan R. microsporus memfermentasi campuran lumpur dan bungkil sawit ditunjukkan melalui pertumbuhan R. microsporus padacampuran limbah sawit, yaitu morfologi, jumlah sel/mL, kepadatan miselium, dansporulasi; pengamatan pada campuran limbah sawit, yaitu warna, kekompakan,aroma, dan pH; serta perubahan komposisi campuran limbah sawit. Hasilpengamatan mengindikasikan Rhizopus microsporus UICC 500, UICC 531, danUICC 539 tidak memfermentasi campuran lumpur dan bungkil 4:1 nonsterilyang ditunjukkan dengan tidak ada pertumbuhan ketiga strain tersebut. Rhizopusmicrosporus UICC 539 memfermentasi campuran lumpur dan bungkil sawit 3:1 nonsteril, 3:1 steril, 4:1 steril yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan.Rhizopus microsporus UICC 500 dan UICC 531 memfermentasi campuran lumpur dan bungkil sawit 3:1 dan 4:1 steril yang ditunjukkan dengan adanyapertumbuhan. Pertumbuhan tercepat dan jumlah sel terbanyak pada campuranlumpur dan bungkil sawit 3:1 steril ditunjukkan oleh R. microsporus UICC 539yaitu 1,77 x108 CFU/mL, selanjutnya R. microsporus UICC 531 yaitu 1,35 x108CFU/mL, dan R. microsporus UICC 500 yaitu 1,3 x 108 CFU/mL. Rhizopusmicrosporus UICC 539 dapat mengubah komposisi campuran lumpur dan bungkil 3:1 steril setelah lima hari fermentasi, yaitu dapat meningkatkan kandunganprotein, karbohidrat, dan abu pada campuran limbah steril sebanyak 16 , 1,71 ,dan 17,5 secara berturut-turut, serta menurunkan kandungan lemak dan airsebanyak 48 dan 0,1.
ABSTRACT
This study aims to test the ability of three strains of R. microsporus UICC 500,531 UICC and UICC 539 to ferment slurry and kernel cake mixtures 3 1 and4 1 non sterile, and 3 1 and 4 1 sterile, then analyzes the composition change carbohydrates, fats, protein, water and ash of waste mixtures after fermentation.Fermentation of slurry and palm kernel cake mixtures with inoculumconcentration of 10 v w of the total weight from the mixtures as much as 20 gwith initial cell number 1x107 CFU mL. Rhizopus microsporus was able toferment slurry and kernel cake mixtures, showed by growth of R. microsporus onwaste mixtures, includes morphology, number of cells mL, density of mycelium,and sporulation the observation of slurry and kernel cake mixtures, includes color,compactness, odor, and pH, and also the change of waste mixtures rsquo s composition.The observation results indicated that R. microsporus UICC 500, UICC 531, andUICC 539 were unable to ferment the slurry and kernel cake 4 1 non sterilemixtures, showed by no growth. Rhizopus microsporus UICC 539 was able toferment the slurry and kernel cake mixtures 3 1 non sterile, 3 1 sterile, 4 1 sterile, indicated by growth on the mixtures. Rhizopus microsporus UICC 500 andUICC 531 was able to ferment slurry and kernel cake mixtures 3 1 and 4 1 sterile, showed by growth on the mixtures. The fastest growth and the highestnumber of cells showed by Rhizopus microsporus UICC 539 with 1.77 x108CFU mL, then Rhizopus microsporus UICC 531 with 1.35 x108 CFU mL, and R.microsporus UICC 500 with 1.3 x108 CFU mL on slurry and kernel cake mixtures 3 1 sterile. Rhizopus microsporus UICC 539 was able to change the compositionof slurry and kernel cake 3 1 sterile mixtures after five days fermentation. Theprotein, carbohydrates, and ash content increased by 16 , 1.71 , and 17.5 ,respectively, whereas fats and water content decreased by 48 and 0.1 ,respectively.
[;, ]: 2017
S66465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library