Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adri Gautama
Abstrak :
Dalam industri pengolahan baja, ada satu proses pengolahan baja yang mengubah lempengan baja tebal menjadi lempengan baja tipis dengan naik turunnya silinder yang akan memberikan tekanan kepada lempengan sehingga diperoleh ketebalan yang diinginkan. Sistem tersebut adalah sistem rolling mill yang menggunakan dua model sistem karena bekerja pada dua sumbu yaitu sumbu x dan sumbu y. Pengendalian ketebalan yang ada menggunakan metode linier quadratic gaussian regulator( minimalisasi error). Penelitian dan pengembangan sistem kendali dengan metode kendali optimal maupun adaptif mempunyai struktur berbeda dengan sistem kendali konvensional. Sistem kendali konvensional menggunakan satu masukan yaitu gaya tekan rolling bar dan dengan memanfaatkan estimasi kalman, sedangkan variabel keluarannya adalah sinyal u. Dengan adanya pengendali adaptive neuro fuzzy inference system memungkinkan pengendalian menjadi lebih baik. Dibanding sistem konvensional, sistem kendali ANFIS mempunyai beberapa kelebihan karena dapat memodelkan suatu fungsi tidak linier yang memiliki kompleksitas cukup tinggi, ANFIS dapat digabungkan penggunaannya dengan pengendali konvensional yang telah ada sehingga menambah efektivitas fungsi pengendaliannya. Dalam skripsi ini, sistem rolling mill akan disimulasikan dengan pengendali ANFIS untuk memperkecil gangguan akibat eksentrisitas rolling bar dan kekerasan logam lembaran baja dan dibandingkan dengan pengendali LOG.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S39910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Rahardjo
Abstrak :
Kegagalan proses produksi batang kawat tembaga di P.T. "X" sering terjadi, hal ini menyebabkan penurunan produksi bampir 4.800 ton/tahun dari total produksi 60.000 ton/tahun. Untuk menganalisa sumber dari kegagalan produksi ini perlu ditelusuri mulai dari komposisi unsur kimia yang terdapat pada bahan baku sampai dengan proses pembuatan batang kawat tembaga. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan batang kawat tembaga terdiri dari tembaga mumi dan scrap tembaga hasil pemurnian. Dari basil analisa komposisi dapat diketahui bahwa bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan batang kawat tembaga sesuai standar kwalitas produksi ASTM. B. 49. Dan observasi dipabrik untuk proses pengecoran (casting) dan pengerolan, ternyata perubahan temperatur prosesnya masih sesuai standar operasi produksi di P.T. ?X?. Pada pengujian komposisi terhadap batang kawat tembaga yang mengalami cacat permukaan bentuk V dan bentuk lubang, prosentase unsur pengotor seperti Pb, Sn, Ag, As, Te, Fe, tidak terjadi penyimpangan terhadap standar kwalitas produksi ASTM B. 49. Dari hasil uji ini terbukti bahwa pengaruh unsur pengotor tidak memberikan kontribusi terhadap penyebab terjadinya kegagalan batang kawat tembaga. Dari hasil pengujian struktur mikro dan pengamatan dengan (Scanning Electron Microscope) SEM terlihat bahwa kegagalan proses pembuatan batang kawat tembaga diakibatkan oleh peristiwa mekanis yaitu retaknya ml sewaktu batang tembaga direduksi dari stand OV ke stand 1 H. Dari analisa kegagalan rol didapat bahwa retak yang terjadi di permukaan rol berupa celah. Hal ini merusak permukaan batang tembaga berupa cacat bentuk V dan bentuk berlubang. Untuk menurunkan persentase kegagalan batang kawat tembaga, maka pendinginan proses pada rolling mill perlu dioptimasikan lagi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Kristianto Utomo
Abstrak :
Sebagai negara yang sedang berkembang dan mengalami peralihan dari negara agraris menuju negara industri, Indonesia melakukan banyak pembangunan di banyak sektor kehidupan. Salah satu dampaknya adalah peningkatan sarana-sarana fisik seperti perumahan, sarana transportasi yang menghubungkan daerah yang sam dengan yang Iain , termasuk didalamnya adalah sarana berupa jalan, jembatan dan lain-lain. Pembangunan fisik tersebut tentu akan membutuhkan material pendukung yang salah satunya berupa baja tulangan atau yang biasa dikenal dengan besi beton. Maka sejalan dengan peningkatan pembangunan fsik yang terjadi , kebutuhan akan besi beton inipun semakin meningkat. Meningkatnya kebutuhan besi beton ini harus diimbangi dengan kapasitas produk yang mencukupi. PT. X adalah salah satu pabrik yang menghasilkan produk baja tulangan ini. Melihat peningkatan kebutuhan baja tulangan itu dan dengan memperhatikan tingkat produksi nasional, PT.?X? berasumsi ada peluang untuk meningkatkan keuntungan dengan menambah kapasitas produksi. Untuk keperluan peningkatan produksi tersebut, PT. "X" berencana untuk mendirikan pabrik baru. Untuk itu maka akan dilakukan studi analisa kelayakan investasi yang akan dilakukan untuk melihat kelayakan pembangunan pabrik tersebut. Analisa ini akan menyangkut analisa pasar, analisa teknis dan analisa keuangan. Setelah melakukan peramalan baik terhadap tingkat kebutuhan maupun tingkat produksi yang ada, maka diperoleh hasil bahwa tingkat kebutuhan produk ini masih diatas tingkat produksinya. Setelah melakukan perhitungan proyeksi laporan keuangan dan analisa kelayakan terhadap investasi yang dilakukan maka diperoleh hasil perhitungan besamya NPV dari proyek yang direncanakan adalah sebesar 20.684.090.000 rupiah. Tingkat suku bunga pengembalian sebesar 32,95 % dengan MARR sebesar 20 % dan waktu pengembalian selama 5 tahun 11 bulan. Dengan hasil yang demikian maka dapat disimpulkan bahwa rencana investasi untuk proyek pembuatan pabrik rolling mill ini layak untuk dilaksanakan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library