Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Made Nadya Maharani Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Emerging adults dihadapkan pada tugas perkembangan untuk melakukan eksplorasi dalam hal cinta sehingga menjalin hubungan berpacaran menjadi hal yang penting. Salah satu faktor yang mempengaruhi hubungan berpacaran yang dijalani adalah kelekatan antara orangtua-anak pada awal kehidupan seseorang. Cara seseorang untuk memulai hubungan yang dekat dengan pasangannya dan pandangan mereka terhadap cinta merupakan refleksi dari hubungan dengan orangtua saat kecil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepuasan hubungan berpacaran antara emerging adults yang memiliki tipe adult attachment yang berbeda. Variabel adult attachment diukur menggunakan The Experiences in Close Relationship - Revised (ECR-R) dan variabel kepuasan hubungan berpacaran diukur menggunakan Couple Satisfaction Index - 16 (CSI-16). Terdapat 315 partisipan dalam penelitan ini dengan kriteria; berusia 18-25 tahun, sedang menjalin hubungan berpacaran minimal 6 bulan dan pada usia 0-5 tahun partisipan tinggal dan diasuh oleh orangtua kandung atau pengasuh utama lainnya. Analisis one-way ANOVAmenunjukan bahwa hipotesis pertama diterima yaitu tipe secure attachment memiliki skor kepuasan hubungan berpacaran yang lebih tinggi (M = 67,65, SD = 7,583) dan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan tipe preoccupied (M = 63,30, SD = 8,103), dismissing (M = 56,54, SD = 6,854) dan fearful attachment (M = 54,83, SD = 8,889). Berdasarkan hasil penelitian ini, penting bagi orangtua atau calon orangtua untuk memahami kualitas hubungan dengan anak mereka sejak kecil akan memiliki dampak positif dan negatif terhadap hubungan berpacaran yang anak jalani di masa dewasanya kelak.
ABSTRACT
Emerging adults is faced with the developmental task to explore anything related to love which makes having a romantic relationship an important topic. One of the influential factors of a romantic relationship is the closeness in a persons relationship with their parents in their early life stage. A persons way to start a romantic relationship with their partner and their perspective of love are the reflection of their relationship with their parents when they were children. Therefore, this research aims to discover romantic relationship satisfaction differences between emerging adults with different adult attachment styles. The adult attachment variable is measured. The Experiences in Close Relationship-Revised (ECR-R), and the romantic relationship satisfaction variable is measured using Couple Satisfaction Index-16 (CSI-16). There are 315 participants in this research with these criteria; the participants are in the age of 18 to 25 years old and currently in an at least six month romantic relationship; they also have to had lived with and been taken care by their biological parents or other main caregivers in the age of 0 to 5. The one-way ANOVA analysis result showed that hyphothesis was accepted in which secure attachment had a higher mean romantic relationship satisfactions (M = 67,65, SD = 7,583) and significantly different with the preoccupied (M = 63,30, SD = 8,103), dismissing (M = 56,54, SD = 6,854), and fearful attachment.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rizqi Safitri
Abstrak :
Sexting adalah suatu tindakan mengirim dan menerima pesan teks, foto, atau video seksual eksplisit dan vulgar yang dibuat sendiri dan dibagi melalui perangkat teknologi, seperti telepon genggam. Sexting kini merupakan salah satu cara yang digunakan pasangan kekasih untuk menjalin hubungan dan intimasi dengan pasangannya. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian ini yang bertujuan untuk menguji apakah dilakukannya sexting oleh pasangan kekasih ini dapat berkorelasi dengan kepuasan hubungan yang dirasakannya. Penelitian ini dilakukan kepada dewasa muda yang melakukan sexting terakhir kali dengan pacar atau suami/istrinya, di mana 28 diantaranya adalah perempuan dan 15 lainnya adalah laki-laki (N = 44). Sexting diukur dengan menggunakan 8-aitem Skala Sexting yang mengukur frekuensi mengirim dan menerima sext dalam wujud teks, gambar, foto, atau video. Sementara kepuasan hubungan romantis diukur dengan menggunakan Relationship Assessment Scale yang terdiri dari 7 aitem. Hasil analisis Pearsons Correlation menunjukkan bahwa sexting dan kepuasan hubungan romantis dapat berkorelasi secara positif dan signifikan (r(42)=0,303, p<0,05). Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa dilakukannya sexting oleh partisipan dewasa muda dapat berkorelasi dengan kepuasan hubungan romantis yang dirasakannya.
Sexting is the act of sending and receiving self-produced sexual messages, images, photos, or videos through technology devices, such as mobile phone. Sexting nowadays could be considered as an option for romantic couples to get intimate with their partner. Therefore, this study was made to test out whether sexting is correlated to the level of satisfaction of their romantic relationship. This study involved young adults, 28 women and 15 men (N = 44), who most recently sexted their partner, either dating or married. Sexting was measured by an 8-item Sexting Scale that measures the frequency of sexts exchanged by partners in forms of text messages, pictures, photos, or videos. Meanwhile relationship satisfaction was measured by 7-item Relationship Assessment Scale. The result of Pearsons Correlation showed that sexting and romantic relationships satisfaction are positively and significantly correlated (r(42)=0,303, p<0,05). Therefore, it can be concluded that sexting can correlate to young adults romantic relationship satisfaction. 
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Ihza Sania
Abstrak :
Pengalaman childhood emotional maltreatment dan self-compassion memiliki dampak pada kepuasan individu dalam hubungan romantisnya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran dari childhood emotional maltreatment dan self-compassion terhadap kepuasan dalam hubungan romantis pada individu yang berada pada tahap dewasa awal. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dan korelasional dengan tipe convenience sampling. Partisipan dalam penelitian merupakan 92 laki-laki dan 385 perempuan berusia 18-25 tahun di Indonesia yang sedang menjalani hubungan romantis. Alat ukur yang digunakan adalah Childhood Trauma Questionnaire-Short Form (1994), Relationship Assessment Scale (1988), dan Self-Compassion Scale (2003). Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa childhood emotional maltreatment dan self-compassion memiliki hubungan yang positif dan dapat memprediksi kepuasan dalam hubungan romantis pada dewasa awal (F(2,474) = 17,46, p <0,01, R2 = 0,069). Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi instiusi terkait untuk melakukan psikoedukasi mengenai bahaya dan dampak negatif yang disebabkan oleh childhood emotional maltreatment serta pentingnya mengembangkan self-compassion yang memiliki dampak positif pada kepuasan hubungan romantis individu. ......Childhood emotional maltreatment experiences and self-compassion in children have an impact on their romantic relationship satisfaction when entering the emerging adulthood phase. This study was conducted to examine the role of childhood emotional maltreatment and self-compassion in romantic relationship satisfaction among emerging adults. This study uses quantitative and correlational research methods with convenience sampling type. Participants of the study consist of 92 men and 385 women, age 18-25 years old in Indonesia who are currently in romantic relationship. The instruments used in the study are Childhood Trauma Questionnaire-Short Form (1994), Relationship Assessment Scale (1988), and Self-Compassion Scale (2003). The result of multiple regression indicates that childhood emotional maltreatment and self- compassion fully have a positive relationship and can predict romantic relationship satisfaction of emerging adul (F(2,474) = 17,46, p <0,01, R2 = 0,069). This can be a consideration for related institutions to conduct psychoeducation about the dangers and negative impacts caused by childhood emotional maltreatment and the importance of developing self-compassion that has a positive impact on individual romantic relationships.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library