Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Richard Losando
"Totalitarianisme memiliki bahaya yang mampu mengancam demokrasi. Ancaman totalitarianisme dapat terlihat dalam pola kuasa lama. Bahaya totalitarianisme tersebut misalnya kekuasaan yang didasari oleh garis keturunan. Dalam term lefort disebut sebagai penanda kepastian. Penanda kepastian ini pada pola kuasa lama memenuhi ruang kuasa, sehingga individu yang berada di luar kekerabatan raja tidak dimungkinkan untuk ikut serta berkuasa. Melihat kondisi seperti itu, Lefort mencoba untuk melakukan kritik terhadap pola kuasa totalitarianisme tersebut. Cara yang ditempuh Lefort untuk menyelamatkan bahaya totalitarianisme Dengan mengosongkan ruang kuasa. Bagaimana cara untuk mengosongkan ruang kuasa? Menurut Lefort, agar ruang kuasa dapat kosong dengan melakukan pembubaran terhadap penanda-penanda kepastian yang ada pada pola kuasa lama.

Abstract
Totalitarianism has the danger that could threaten democracy. Threat of totalitarianism can be seen in the old power patterns. Dangers of totalitarianism such as power based on lineage. In terms Lefort referred to as markers of certainty. Bookmark this certainty on the pattern of the old power meets space power. So that individuals who are outside of kinship king allowed to participate in power. see conditions like that, Lefort trying to do the critique of totalitarianism is the power pattern. Lefort way in which to save the dangers of totalitarianism with the power of empty space. How to create space power? according to Lefort, for empty space with the power to perform the dissolution of the markers of certainty on the pattern of the old power."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S221
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Kirana Murti
"Ruang kosong bukanlah kehampaan yang tidak bernilai, melainkan wadah penuh potensi yang menunggu diaktifkan oleh pengalaman personal manusia yang beraktivitas di dalamnya. Pengalaman ruang ini terbentuk melalui interaksi inderawi, emosi, dan pikiran yang telah dibentuk oleh budaya. Dalam konteks budaya Jawa, kekosongan tersebut dimaknai sebagai suwung, yaitu keadaan hening dan kosong yang justru menjadi dasar hadirnya kesadaran spiritual. Salah satu wujud ruang kosong yang khas terdapat pada pendopo dalam arsitektur tradisional Jawa, yang berfungsi sebagai ruang sosial sekaligus medium ekspresi budaya. Pagelaran wayang kulit purwa, sebagai salah satu bentuk ekspresi tersebut, mengaktifkan kekosongan pendopo menjadi ruang pengalaman yang kompleks yang menggabungkan aspek fisik, simbolik, dan spiritual. Melalui struktur dan elemen pertunjukan, pagelaran wayang kulit purwa yang mengangkat lakon Perang Baratayudha menyampaikan proses penjelmaan dan pengaliran kembali dalam spiritualitas kejawen sebagaimana tertuang dalam Serat Dewaruci. Dengan demikian, pendopo sebagai ruang kosong bukanlah kehampaan semata ataupun sekadar wadah teknis pertunjukan, tetapi sebagai ruang batin yang merefleksikan perjalanan spiritual manusia dan bertindak sebagai cerminan kosmis.

Void is not meaningless or without value, but rather a concept full of potential, awaiting activation through the personal experience of those who inhabit it. Spatial experience is shaped by sensory interactions, emotions, and thoughts that are formed by culture. In the context of Javanese culture, such emptiness is understood as suwung, a state of silence and stillness that forms the foundation for spiritual awareness. A distinctive form of this void can be found in the pendopo, a traditional Javanese architecture, which serves both as a social space and a medium for cultural expression. The performance of wayang kulit purwa, as one such expression, activates the emptiness of the pendopo into a complex experiential space that combines physical, symbolic, and spiritual dimensions. Through its structure and elements, the performance (particularly when presenting the Baratayudha narrative) conveys the processes of divine emanation and return, central to Javanese spirituality as described in the Serat Dewaruci. Thus, the pendopo as a void is neither meaningless nor simply a technical performance area, but a spiritual space that reflects the inner journey of the human soul and acts as a cosmic mirror."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library