Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Andi Akmal Ali
"Bukaan median adalah jalur lalu lintas secara melintang jalan yang dipergunakan sebagai sarana untuk melakukan gerakan putaran balik. Gerakan putaran balik di bukaan median akan mengurangi kapasitas jalan. Jumlah bukaan median yang semakin banyak tentunya akan meningkatkan potensi berkurangnya kapasitas ruas jalan. Jalan Tun Abdul Razak di Kota Makassar memilik 11 (sebelas) bukaan median di sepanjang 3,75 km. Kondisi ini tidak sesuai dengan standar Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 96 Tahun 2015, dimana jarak minimal antara bukaan median dengan fungsi jalan kolektor di area pinggiran kota minimal 800 meter dan Perencanaan Median Jalan Tahun 2004, dimana jarak minimum antara bukaan median untuk pinggir kota dengan fungsi jalan kolektor adalah 1 km. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukur kinerja ruas Jalan Tun Abdul Razak setelah dilakukan penyesuaian jumlah bukaan median sesuai dengan standar yang berlaku. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei kondisi eksisting lalu lintas. Analisis mikrosimulasi lalu lintas dengan menggunakan Vissim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan enam skenario penanganan dan kondisi eksisting, performa terbaik ditunjukkan oleh skenario ketiga, yakni jarak bukaan antar median adalah 1 km. Kinerja ruas jalan berupa waktu tempuh kendaraan arah ke barat meningkat 49,5 detik (13,25%) dan ke arah timur meningkat 23 detik (6,15%). Lalu kecepatan tempuh kendaraan arah ke barat meningkat 5,56 km/jam (15,35%) dan arah ke timur meningkat 2,35 km/jam (6,51%). 

The median opening is a traffic lane across the road that is used as a means of making a u-turn. U-turn movement in the median opening will reduce road capacity. The increasing number of median openings will certainly increase the potential for reduced road capacity. Tun Abdul Razak Road in Makassar City has 11 (eleven) median openings along 3.75 km. This condition is not in accordance with the standards of the Minister of Transportation Regulation number PM 96 of 2015, where the minimum distance between the median opening and the collector road function in suburban areas is at least 800 meters and the 2004 Median Road Planning, where the minimum distance between the median opening for the outskirts of the city and the function collector road is 1 km. The purpose of this study is to measure the performance of the Tun Abdul Razak Road section after adjusting the number of median openings according to applicable standards. The research was conducted by surveying the existing traffic conditions. Traffic microsimulation analysis using Vissim. The results showed that based on a comparison of six scenarios and existing conditions, the best performance was shown by the third scenario, where the opening distance between the median is 1 km. The performance of the road section in the form of travel time for vehicles heading west increased by 49.5 seconds (13.25%) and eastward increased 23 seconds (6.15%). Then the travel speed of vehicles heading west increased by 5.56 km/hour (15.35%) and towards the east increased by 2.35 km/hour (6.51%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Martina
"Dihasilkan kemudian dicoba untuk beberapa variasi data, seperti : jumlah ruas, jumlah lintasan, proyeksi asal-tujuan perjalanan, nilai delta pada proses integrasi dan nilai test konvergen. Dan basil penggunaan program komputer yang dibuat untuk perhitungan keseimbangan jaringan dan matriks asal-tujuan, diketahui bahwa Variaasi data di atas mempengaruhi nilai akhir hasil perhitungan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa semakin kecil niai delta dan nilai test konvergen ternyata tidak menghasilkan nilai konvergensi yang semakin kecil. Waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan program komputer juga semakin panjang, Program komputer yang dibuat ini juga dicoba digunakan untuk studi kasus nyata. Dipilih koridor Bekasi-Cawang, dengan beberapa penyederhanaan dalam antisipasi data yang tersedia. Hasilnya, besarnya matriks asal-tujuan yang dihitung dengan program komputer mendekati besarnya matriks asal-tujuan proyeksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiena Murdianasari
"Jumlah kendaraan yang melintas pada ruas Jalan Casablanca terhitung tinggi dikarenakan pada ruas jalan ini terdapat sejumlah pusat kegiatan seperti perkantoran, tempat tinggal, dan kawasan perbelanjaan. Dikarenakan jumlah kendaraan yang tinggi, hal ini sering kali menyebabkan terjadinya kecelakaan pada ruas jalan ini. Untuk mengurangi jumlah kendaraan yang melintas, pemerintah membangun alternatif Jalan Layang non Tol Tanah Abang ? Kampung Melayu. Namun ternyata, jumlah kecelakaan yang terjadi setelah pembangunan Jalan Layang tersebut selesai justru meningkat.
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lokasi mana sajakah yang rawan akan kecelakaan, bagaimana kondisi geometri jalannya, rambu dan marka serta komponen lainnya pada Jalan Casablanca, kemudian memberikan rekomendasi akan penanganan-penanganan yang sesuai dengan kondisi ruas jalan dan kecelakaan-kecelakaan yang terjadi.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode bedasarkan KORLANTAS, metode AEK, dan metode RSI. Bedasarkan ketiga metode tersebut lokasi yang rawan akan kecelakaan adalah pada STA 0+400 hingga STA 1+150 dan STA 1+300 hingga STA 1+650. Dengan adanya rekomendasi akan penanganan diharapkan adanya peningkatan akan keselamatan pada ruas Jalan Casablanca.

The number of passing vehicles on Casablanca Road is comparatively high because on the roads, there are a number of activities center such as offices, residences, and shopping center. Due to the high number of vehicles, it is often causing accidents at the road segments. To reduce the number of passing vehicles, the government built an alternative non-toll flyover from Tanah Abang to Kampung Melayu. However, it turns out the number of accidents that occurs is increases after the construction of the flyover is completed.
Therefore, this study was conducted in order to determine the location of the road which are prone to accidents, how are the condition of the geometric, signs and markings, and all other components at Casablanca Road, then give some recommendations of countermeasures in accordance to the road conditions and the factor that causing the accidents to happen.
The methods that used in this study are method based on KORLANTAS, AEK method, and RSI method. Based on those three methods, the location that prone to accidents is at STA 0+400 to STA 1+150 and at STA 1+300 to STA 1+650. With the recommendations of countermeasures, it is expected to increase the safety of Casablanca Road.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Sudjarwo
"Berdasarkan datakecelakaaa lalu lintas selama lima tabun (1995-1999), pads rum Jalan Tol Cawang - Cikampek dari tahun ke tabun masib menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu sebanyok 4.986 kejadian kecelakn A (996ltahun). Ruas julan Tol Cawang - Cikampok merupakan salah sate ruas Jalan Tol yang dianggap rawan kecelakaan jug& kuramg membedican rasa aman bagi penggunelpemaW jalam Tol ini. Penentuan lokmi rawan keceiakaaa tersebut didasmrkan atas data kejadiau pads lokasi yang paling sexing terjadi di ruas jalan Tol Cawang - Cikampek. Masing-amsing untuk kecelakaan fatal, kecelaksan yang menyebabkan korban Iuka dan kecelakmm yang hanya menyebabkan kerusakan bends (properties dams a only. Atw dasar hal im dilakukan pengamatan di lapmgan yang bertujuau untuk mengkonfirmasikan pola tabrakan yang kritis. Evaluasi terhadap pola tabrakan di lokasi rawan kecelakaan.n ini kemudian menjadi dasar untuk mencari alternatif-alternatif penangauam di mass yang akan datang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S35618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Widjajanti
"ABSTRAK
Penutupan lajur jalan pada ruas jalan dengan tipe dua Iajur dua arah tak terbagi (2/2 UD) memerlukan penanganan untuk mengoptimalkan kapasitas pada lokasi yang mengalami penyempitan. Permasalahan lalu lintas pada lokasi penyempitan mas jalan (LPRJ) akan semakin kompleks apabila arus lalu lintas yang rnelintasi lokasi sudah rnencapai kondisi lewat jenuh.
Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan strategi kontrol lalu lintas bersinyal di jalan dua Iajur dua arah tak terbngi yang mengalami penyempitan karena adanya LPRJ pada kondisi arus lalu lintas lewat jenuh.
Untuk menyelesaikan antrian kendaraan akibat arus lewat jenuh pada waktu yang sama di kedua pendekat, dikembangkan metode kontrol lalu lintas bersinyal dengan perubahan waktu hijau pada siklus tertentu, yaitu dengan menggunakan parameter titik perubahan rasio akumulasi kendaraan yang dilepas terhadap kendaraan yang datang (R). Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu hijau optimal terjadi apabila salah satu pendekat telah mencapai R20,95. Dengan data arus kedatangan kendaraan yang sama, metode penelitian memberikan perbaikan kinerja bila dibandingkan dengan metode yang telah dikembangkan sebelumnya yaitu model Tundaan Diskrit Minimum (Chang & Lin, 2000) dan model Maximum Throughput (Talmor& Mahalel, 2007).
Simulasi kontrol lalu Iintas bersinyal di LPRJ dengan tipe 2/2 UD dilakukan dengan asumsi arus kedatangan lewat jenuh terjadi pada 300 detik pertama. Hasil simulasi menunjukkan bahwa periode pengamatan kedatangan kendaraan optimum adalah sebesar 240 detik dan waktu siklus optimum sebesar 240 detik. Dari hasil simulasi juga dapat diketahui besaran peningkatan tundaan total akibat perubahan periode pengamatan kedatangan kendaraan dari 240 detik ke periode pengamatan kedatangan keudaraan yang Iebih kecil serta penurunan throughput rata-rata dan peningkatan periode arus jenuh akibat perubahan waktu siklus dari 240 detik ke waktu siklus yang lebih pendek. Penelitian juga memberikan hasil panjang LPRJ yang dapat diakomodasi oleh kontrol lalu lintas bersinyal pada kondisi arus lewat jenuh berdasarkan besaran derajat kejenuhan total (DS) dan kecepatan rata-rata pada LPRJ (Sw) serta nomogram yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan kinerja kontrol lalu Iintas bersinyal di LPRJ tipe jalan 2/2 UD pada kondisi arus lewat jenuh.
Untuk mempertajam keakurasian hasil agar sesuai dengan kondisi lapangan, diperlukan penelitian lanjut yang terkait dengan penetapan nilai ekivalensi mobil penumpang dan besaran arus jenuh yang sesuai dengan berbagai kondisi lalu lintas di Indonesia. Selain itu juga perlu dilakukan penelitian lanjut untuk arus kedatangan yang bervariasi dan kecepatan pada LPRJ < 20 km/jam.

ABSTRACT
Road activities usually require the closure of one of the two ways two lane roads (2/2 UD) constitute the restrictive bottleneck ofthe road system, which need a special eH`ort to maximize the capacity of bottleneck areas, especially on over saturation traffic condition.
The objective of the study is to develop a signal-control strategy and its application for road closure area on two way two lanes roads which is treated as an isolated intersection during severe over saturation.
To disperse the queues ofthe two approaches in the same time, the study developed a new method by introducing a ratio between cumulative departure and cumulative arrival (R). The study showed, that switch over of green time was effectively dispersed all the vehicles ofthe two approaches in the same cycle. The result of the study indicates that optimal green time happened if one of the approach has reached R>0.95. With the same arrival and saturation flow data, the method introducing in this study has a better performance results comparing amongst the previous methods, i.e. the Discrete Minimal Delay Model and the Maximum Throughput Model.
The study conducted a signalized control simulation on road closure areas on two way two lane roads with the assumption that the road severe over sanitation on the first 300 seconds which indicates that various arrival detection has a different total delay but has average throughput and over satmation period. The simulation results show that the optimum arrival detection period is 240 seconds and the optimum cycle time is 240 seconds.
The study give indication of the percentage of increasing total delay if the there is a change of vehicle arrival detection period from 240 seconds to less than 240 seconds (i.e. 120 seconds and 180 seconds). The study also indicates the percentage of increasing total delay, decreasing of average throughput and decreasing of over saturation period if there is a change of cycle time from 240 seconds to less than 240 seconds (i.e. 120 seconds, 150 seconds,180 seconds and 210 seconds). The study also indicates the maximum work zone length that can be accommodated by signalized tratiic control in over saturation trafic condition based on total Degree of Saturation (DS), average speed on lane closure area (Sw) and nomogram that can be used to predict signalized traffic control performance on over saturated road closure areas (total delay and average throughput).
ln order to get more accurate results, it is necessary to study the value of passenger car equivalents and saturation flow that Egure the actual traffic condition corresponds with various traffic conditions in Indonesia. It also needs to do the simulation with various arrival patterns and at average road closure area?s speed less than 20 kph."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
D1166
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rezna Pasa Revuludin
"Pengelolaan gas bumi di Indonesia telah memasuki era baru dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi. Undang-undang ini telah membuka persaingan usaha dan investasi yang seluas-luasnya kepada swasta dan koperasi untuk terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengusahaan di sektor minyak dan gas bumi nasional. Namun, hal ini bukan berarti pemerintah telah mendorong pengelolaan gas bumi di Indonesia menuju persaingan usaha pada pasar bebas, Pemerintah tetap berkuasa untuk menjalankan kebijakan yang dibuat dalam rangka mencapai tujuan negara, yaitu mendatangkan kemakmuran dan mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Salah satu kebijakan tersebut dibuat dalam rangka efisiensi pengelolaan gas bumi di Indonesia dengan menyusun kebijakan pemisahan rangkaian usaha unbundling pada pengelolaan gas bumi.
Tujuan dilakukan unbundling tersebut adalah untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat dalam penyediaan gas bumi nasional, sehingga dapat meningkatkan daya saing dan kualitas pelayanan dan pendistribusian gas bumi kepada masyarakat yang membutuhkan. Efisiensi dapat dilakukan tidak hanya melalui kompetisi yang sehat, tetapi juga berdasarkan kegiatan monopoli yang diawasi pemerintah, khususnya terhadap kegiatan pengangkutan transmisi dan/atau distribusi gas bumi melalui pipa.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Yuridis-Normatif berdasarkan pengumpulan data sekunder, dibuat dalam rangka memberikan gambaran menyeluruh mengenai pelaksanaan kebijakan unbundling berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 dan peraturan pelaksanaannya dengan mengambil studi terhadap pelaksanaan kegiatan usaha pengangkutan gas bumi yang dilakukan oleh PT. Trasnportasi Gas Indonesia TGI.
Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa unbundling pengelolaan gas bumi di Indonesia dilakukan berdasarkan pemisahan entitas hukum antara pelaku i Kegiatan Usaha Hulu dengan Kegiatan Usaha Hilir dan ii Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Ruas Transmisi dan/atau Jaringan Distribusi dengan Kegiatan Usaha Niaga Gas Bumi Melalui Pipa. Namun tidak diatur batasan untuk penguasaan vertikal terhadap badan usaha yang melakukan kegiatan pengangkutan gas bumi melalui pipa, sehingga masih memungkinkan untuk dilakukan penguasaan monopoli antara kegiatan penyediaan dan pengangkutan gas bumi. Untuk itu Pemerintah dituntut untuk melakukan pengawasan dengan ketat agar pengusahaan pengangkutan gas bumi dapat berjalan seefisien mungkin dengan prinsip pemanfaatan bersama yang berkeadilan sosial.

Indonesian gas market has entered a new era with the enactment of Law No. 22 of 2001 regarding Oil and Natural Gas. This law has create competition and opportunities for direct or indirect investment of private own company or cooperatives in oil and gas sector. But, that doesn't mean the government has promoted competition in oil and gas sector based on a free market competition, the government still has the power to execute a policy for achieving state's purpose, which is to bring prosperity and promoting welfare among the people of Indonesia.One of the policy to create an efficient natural gas market is by stipulating unbundling policy in natural gas industry.
The purpose of unbundling is to create a healthy competition, so it will promote competitiveness and enhances quality services for distribution of natural gas to the people. Efficiency can be made not only from creating a competition in the market, but it could also be made by regulated monopoly, especially in transportation activity transmission and or distribution of natural gas through pipelines.
This research will be carried out using the methodology of Juridical Normative approach based on collected secondary data, the purpose is to describe the implementation of unbundling policy based on Law No. 22 of 2001 and the derivative regulations in the study of PT. Transportasi Gas Indonesia TGI's Transmission Pipelines.
From this research, we shall know there are legal unbundling between i upstream oil and gas activity and downstream oil and gas activity, and also between ii trading and transporting activities of natural gas through transmission and or distribution pipelines. But there are no limitation to vertically control a gas transportation company, so there are plenty of opportunities to monopolize the supply and distribution of natural gas market through pipelines. Therefore the government have to regulate the market tightly so the natural gas industry can be managed in the most efficient way and shared by the principal of social justice.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T47204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Moedya Abadi
"Konsumsi energi nasional yang semakin meningkat sementara cadangan energi fosil yang menipis membuat Indonesia terjerembap ke dalam krisis energi. Hal ini memberikan tekanan kepada Indonesia untuk segera melakukan transisi energi fosil menuju energi baru dan terbarukan (EBT). Tenaga surya menjadi salah satu peluang alternatif EBT yang menjanjikan dengan total potensi 207.898 GW. Sayangnya realisasi penggunaannya baru mencapai 2,26% dari total potensinya sejak tahun 2023. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena kebutuhan lahan yang besar sehingga capital expenditure (CAPEX) meningkat. Untuk mengurangi CAPEX terkait lahan, implementasi PLTS dapat dimaksimalkan di aset infrastruktur tol,terkhusus jalur Bali Mandara. Rancangan penambahan PLTS ini akan menghasilkan, daya sebesar 6.700.967 kWh/tahun. Hasil perhitungan ekonomi menunjukan bahwa rancangan ini layak untuk diimplementasikan dengan NPV sebesar $ 753.813,99, IRR sebesar 10%, payback period sebesar 9 tahun 4 bulan, dan profitability index sebesar 1,41. Hasil perhitungan tarif biaya listrik menghasilkan LCOE sekitar $ 5,67 cent/kWh. Analisis Monte Carlo menunjukan derajat keyakinan lebih dari 50% dan komponen yang paling berpengaruh terhadap analisis sensitivitas adalah penjualan daya ke PLN.

Indonesia is facing an energy crisis due to the increasing national energy consumption coupled with the depletion of fossil fuel reserves. This situation exerts pressure on the country to transition from fossil fuels to renewable energy sources. Solar power stands out as a promising alternative, with a total potential of 207,898 GW. Unfortunately, as of 2023, its utilization has only reached 2.26% of its total potential. One of the contributing factors is the large land requirement, which increases capital expenditure (CAPEX). To reduce CAPEX related to land, the implementation of solar power plants can be optimized using toll infrastructure assets, particularly along the Bali Mandara route. This proposed solar power plant addition is projected to generate 6,700,967 kWh/year. Economic calculations indicate that this project is viable, with a Net Present Value (NPV) of $753,813.99, an Internal Rate of Return (IRR) of 10%, a payback period of 9 years and 4 months, and a profitability index of 1.41. The calculated Levelized Cost of Electricity (LCOE) is approximately $0.0567/kWh. Monte Carlo analysis shows a confidence level of over 50%, and the most influential factor in the sensitivity analysis is the power sales to PLN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Widjajanti
"ABSTRAK
Penutupan lajur jalan pada ruas jalan dengan tipe dua lajur dua arah tak terbagi (2/2 UD) memerlukan penanganan untuk mengoptimalkan kapasitas pada lokasi yang mengalami penyempitan. Permasalahan lalu lintas pada lokasi penyempitan ruas jalan (LPRJ) akan semakin kompleks apabila arus lalu lintas yang melintasi lokasi sudah mencapai kondisi lewat jenuh.
Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan strategi kontrol lalu lintas bersinyal di jalan dua lajur dua arah tak terbagi yang mengalami penyempitan karena adanya LPRJ pada kondisi arus lalu lintas lewat jenuh. Untuk menyelesaikan antrian kendaraan akibat arus lewat jenuh pada waktu yang sama di kedua pendekat, dikembangkan metode kontrol lalu lintas bersinyal dengan perubahan waktu hijau pada siklus tertentu, yaitu dengan menggunakan parameter titik perubahan rasio akumulasi kendaraan yang dilepas terhadap akumulasi kendaraan yang datang (R).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu hijau optimal terjadi apabila salah satu pendekat telah mencapai R>0,95. Dengan data arus kedatangan kendaraan yang sama, metode penelitian memberikan perbaikan kinerja bila dibandingkan dengan metode yang telah dikembangkan sebelumnya yaitu model Tundaan Diskrit Minimum (Chang & Lin, 2000) dan model Maximum Throughput (Talmor & Mahalel, 2007).
Simulasi kontrol lalu lintas bersinyal di LPRJ dengan tipe 2/2 UD dilakukan dengan asumsi arus kedatangan lewat jenuh terjadi pada 300 detik pertama. Hasil simulasi menunjukkan bahwa periode pengamatan kedatangan kendaraan optimum adalah sebesar 240 detik dan waktu siklus optimum sebesar 240 detik. Dari hasil simulasi juga dapat diketahui besaran peningkatan tundaan total akibat perubahan periode pengamatan kedatangan kendaraan dari 240 detik ke periode pengamatan kedatangan kendaraan yang lebih kecil serta penurunan throughput rata-rata dan peningkatan periode arus jenuh akibat perubahan waktu siklus dari 240 detik ke waktu siklus yang lebih pendek.
Penelitian juga memberikan hasil panjang LPRJ yang dapat diakomodasi oleh kontrol lalu lintas bersinyal pada kondisi arus lewat jenuh berdasarkan besaran derajat kejenuhan total (DS) dan kecepatan rata-rata pada LPRJ (Sw) serta nomogram yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan kinerja kontrol lalu lintas bersinyal di LPRJ tipe jalan 2/2 UD pada kondisi arus lewat jenuh. Untuk mempertajam keakurasian hasil agar sesuai dengan kondisi lapangan, diperlukan penelitian lanjut yang terkait dengan penetapan nilai ekivalensi mobil penumpang dan besaran arus jenuh yang sesuai dengan berbagai kondisi lalu lintas di Indonesia. Selain itu juga perlu dilakukan penelitian lanjut untuk arus kedatangan yang bervariasi dan kecepatan pada LPRJ < 20 km/jam.

ABSTRACT
Road activities usually require the closure of one of the two ways two lane roads (2/2 UD) constitute the restrictive bottleneck of the road system, which need a special effort to maximize the capacity of bottleneck areas, especially on over saturation traffic condition The objective of the study is to develop a signal-control strategy and its application for road closure area on two way two lanes roads which is treated as an isolated intersection during severe over saturation.
To disperse the queues of the two approaches in the same time, the study developed a new method by introducing a ratio between cumulative departure and cumulative arrival (R). The study showed that switch over of green time was effectively dispersed all the vehicles of the two approaches in the same cycle. The result of the study indicates that optimal green time happened if one of the approach has reached R>0.95. With the same arrival and saturation flow data, the method introducing in this study has a better performance results comparing amongst the previous methods, i.e. the Discrete Minimal Delay Model and the Maximum Throughput Model.
The study conducted a signalized control simulation on road closure areas on two way two lane roads with the assumption that the road severe over saturation on the first 300 seconds which indicates that various arrival detection has a different total delay but has the same average throughput and over saturation period. The simulation results show that the optimum arrival detection period is 240 seconds and the optimum cycle time is 240 seconds.
The study give indication of the percentage of increasing total delay if the there is a change of vehicle arrival detection period from 240 seconds to less than 240 seconds (i.e. 120 seconds and 180 seconds). The study also indicates the percentage of increasing total delay, decreasing of average throughput and decreasing of over saturation period if there is a change of cycle time from 240 seconds to less than 240 seconds (i.e. 120 seconds, 150 seconds,180 seconds and 210 seconds). The study also indicates the maximum work zone length that can be accommodated by signalized traffic control in over saturation traffic condition based on total Degree of Saturation (DS), average speed on lane closure area (Sw) and nomogram that can be used to predict signalized traffic control performance on oversaturated road closure areas (total delay and average throughput). In order to get more accurate results, it is necessary to study the value of passenger car equivalents and saturation flow that figure the actual traffic condition corresponds with various traffic conditions in Indonesia. It also needs to do the simulation with various arrival patterns and at average road closure area?s speed less than 20 kph."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
D987
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>