Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didi Suryadi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1979
S16451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Tusafariah
"Teknologi nuklir atau radiasi sudah banyak dimanfaatkan dalam bidang kehidupan, seperti bidang pertanian, kesehatan dan industri. Namun demikian selain memberi dampak positif, tenaga nuklir juga mempunyai potensi bahaya radiasi terhadap pekerjanya, anggota masyarakat dan lingkungan hidup, apabila didalam pemanfaatan tenaga nuklir ketentuan tentang keselamatan nuklir tidak diperhatikan dan diawasi dengan sebaiknya.
Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Serpong adalah salah satu pusat kegiatan yang melakukan penelitian dan pengembangan program -pemanfaatan tenaga nuklir. Dalam melaksanakan tugas tersebut para pekerjanya saling berhubungan dengan sumber radiasi maupun bahan zat radioaktif. Dengan demikian pekerjanya berpotensi untuk terpajan dengan radiasi baik secara interna maupun eksterna. Hal ini mungkin dapat menyebabkan ganguan kesehatannya, untuk itu perlu dilakukan pemantauan dosis radiasi baik itu pada pekerja maupun lingkungan kerjanya untuk menghindari agar dosis radiasi tidak melebihi nilai batas dosis yang diizinkan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor apa saja yang berhubungan dengan dosis radiasi eksterna yang diterima oleh pekerja radiasi akibat interaksi antara pekerja radiasi dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
Rancangan penelitian adalah pendekatan cross sectional, untuk melihat hubungan umur, jenis kelamin, pendidikan, pelatihan, masa kerja, pengetahuan dan sikap, peralatan proteksi radiasi, prosedur kerja dan pengawasan serta pajanan radiasi lingkungan daerah kerja dengan dosis radiasi eksterna yang diterima. Sebagai responder digunakan 100 orang pekerja radiasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 orang pekerja radiasi ada 10 % yang menerima dosis radiasi lebih besar dari 15 mSv. Jika dibandingkan dengan laporan dari UNSCEAR tahun 2000 (1%) untuk rata-rata penerimaan dosis pekerja radiasi di dunia selama periode 1990-1994, ternyata lebih tinggi, namun bila dibandingkan dengan penerimaan untuk rata-rata dengan jenis pekerjaan (13%), hasil yang diperoleh lebih rendah.
Dari hasil pemantauan lingkungan kerja diperoleh pajanan radiasi daerah kerja pada umumnya di bawah 2,5 mR/jam. (yang tertinggi lebih dari 200 mR/jam), tetapi pajanan radiasi yang tinggi ini tidak berlangsung lama. Dengan demikian pajanan radiasi masih tergolong dalam daerah pengendalian sesuai dengan pembagian daerah kerja.
Hasil penelitian dengan uji statistik menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, pendidikan, pelatihan, masa kerja, pengetahuan, peralatan proteksi radiasi tidak ada hubungan yang signifikan dengan dosis radiasi eksterna. Sementara sikap, prosedur kerja, pengawasan dan pajanan radiasi lingkungan daerah kerja berhubungan dengan dosis radiasi eksterna.
Dari hasil analisis multivariat diperoleh 2 faktor yang saling berhubungan dengan dosis radiasi eksterna. Dari dua faktor tersebut ternyata yang paling berhubungan dengan dosis radiasi eksterna adalah pajanan radiasi daerah kerja kemudian prosedur kerja dengan nilai Odds Ratio masing-masing 89,9086 95% CI : 8,6600-933,4321 dan 14,0036, 95% CI : 1,9476-100,6859.
Dengan demikian disarankan kepada instansi untuk mengambil langkah berusaha menurunkan pajanan radiasi lingkungan kerja dan lebih memperhatikan/mengawasi pekerja radiasi dalam melakukan pekerjaan agar mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan dan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi yang menerima dosis lebih besar dari 15 mSv lebih diperhatikan.

Analysis on Factors Related to External Radiation Dose to Radiation Workers at Serpong Nuclear Research Centre, National Nuclear Energy Agency in 2000/2001Nuclear or radiation technology has much been used in various fields of life: agriculture, health, industry etc. Nevertheless, along with its positive advantages, nuclear energy also potentially dangerous to the workers, public and environment, whose using the nuclear energy, whenever the requirements of safety radiation are not well establish.
Serpong Nuclear Research Centre is one of the centres of activities that carries out research and development of nuclear energy. In the implementation of the task, the workers are often in contact with radiation sources and radioactivity materials. The workers will then potentially expose to radiation, externally and internally. This may affect his health so that it is necessary to monitor the radiation dose to the workers and his work environment to avoid the radiation dose that exceeds the dose limit.
This study has purpose to analyze factors that related to the external radiation dose received by the workers or their work environment since there were interaction among workers with his job and his work environment.
The design of the study was a cross sectional approach and to know the relationship of age, sex, education, training, work duration, knowledge, attitude, equipment for radiation protection, work procedures, supervision and radiation exposure to the environment of work area with external radiation dose received. As respondents, 100 radiation workers have been collected.
The result of the study shown that 10% out of 100 radiation workers received radiation dose more than 15 mSv. If compared to 2000 UNSCEAR report (1%) for global averaged dose received by radiation workers dining 1990-1994, it is seen higher. But if compared to average rate received wording to the work classification (13%), the result obtained is lower.
From the result of the monitoring of work area environment, in general its obtained under 2,5 mR/hour, the highest is over 200 mR/hour but not longer. Therefore, it can still be classified as of controlled area.
The result of the study using the statistical test shows that age, sex, education, training, work duration, knowledge, equipment for radiation protection have no significant relationship with external radiation dose. However, attitude, work procedures, supervision and radiation exposure of work area environment have a significant relationship with external radiation dose.
From the multivariate analysis result two factors which were related with external radiation dose. The most related of that factors were radiation exposure of work area, followed by the procedures having the Odds ratio value 89, 9086 95% CI: 8, 6600-933,4321and 14, 0036, 95% Cl : 1,9476-100,6859 respectively.
It is therefore advisable for the institution to take the necessary measures to minimize radiation exposure of work environment and to give more attention to their radiation workers. Establishing work procedures, as well as to provide a more thorough health examination to workers who received radiation dose exceeding 15 mSv.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T9184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Sudiro
"LATAR BELAKANG
Sumberdaya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam proses produksi. Dari semua faktor produksi seperti tenaga manusia, bahan baku, bahan penolong, uang, mesin, metode dan sebagainya, manusia merupakan faktor yang paling utama, bukan saja karena manusia dapat mempengaruhi jumlah dan mutu produk yang dihasilkan, akan tetapi karena manusia pulalah yang menentukan penggunaan faktor-faktor lain tersebut.
Proses produksi pada umumnya melalui tahapan tahapan sebagai berikut:
Pertama, menyediakan dan memasukkan bahan-bahan kemudian, kedua,mengolah bahan-bahan tersebut melalui suatu sistem produksi dengan menggunakan metode dan memakai peralatan/mesin ataupun teknologi.
Betapa pentingnya peranan manusia dalam proses produksi, digambarkan oleh George Terry (1956) sebagai berikut:
"the success of any enterprice depends in large measure upon the effectiveness of its employees in their work".
Lebih lanjut Elton Mayo (1957) mengemukakan bahwa :
" the worker was indeed the most impotant element in business and further that no one knew much about the worker. Their experiment showed that the worker was not a simple tool, but a complex personality, interacting in a group situation that was hard to deal with an thoroughly misunderstood".

Dari uraian tersebut di atas terlihat bahwa faktor manusia dapat ditinjau dari dua sudut: Tenaga manusia merupakan salah satu faktor produksi diantara faktor-faktor produksi lainnya, diperlukan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Manusia sebagai pekerja tidak lepas dari sifat-sifat kemanusiaannya yang sangat kompleks. Sebagai manusia mereka tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan dan keinginan yang mendorongnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendaya gunaan sumberdaya manusia mencakup aspek pembinaan teknis dan aspek manajemen personalia dalam arti yang luas. Pengelolaan sumberdaya manusia antara lain mencakup pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, dan yang terakhir adalah pemeliharaan tenaga kerja/karyawan. Hal ini semua dimaksudkan untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat.
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryudana
"Perkembangan dan pertumbuhan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan proses industrialisasi. Maju mundurnya suatu industri sangat ditunjang oleh tenaga kerja yang produktif, sehat, dan berkualitas dengan manajemen yang baik, khususnya yang berkait dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
K3 dalam suatu perusahaan terkadang terlupakan oleh para pengusaha. Betapa tidak? Sebab, K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya memajukan dan mengembangkan proses industrialisasi, terutama dalam mewujudkan kesejahteraan para buruh.
K3 dikatakan merupakan modal utama kesejahteraan para buruh/tenaga kerja secara keseluruhan. Dengan penerapan K3 yang baik dan terarah akan memberikan dampak pads sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Di era pasar babas tentu daya saing dari suatu proses industrialisasi semakin ketat dan sangat menentukan maju tidaknya pembangunan suatu bangsa.
Perkembangan ekonomi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat yang berdampak pada persaingan yang berlangsung sangat ketat menuntut perusahaan untuk mengutamakan tuntutan pasar yang menghendaki kecepatan dan respon yang fleksibel terhadap tuntutan pelanggan. Respon yang cepat terhadap tuntutan pasar dan pelanggan ini dapat menentukan kemenangan dan kekalahan dalam persaingan usaha. Oleh karena itu, belakangan ini perusahaan mementingkan hal-hal yang mempercepat proses ini demi efisiensi dan effektivitas perusahaan. Salah satu cara adalah dengan menyerahkan sebagian pekerjaan kepada pihak lain melalui jasa pemborongan atau penyediaan jasa pekerja buruh atau dikenal dengan istilah outsourcing.
Outsourcing kemudian menjadi trend dan merupakan tuntutan pasar yang tidak dapat dihindari. Karena dengan penggunaan outsourcing ini maka perusahaan dapat lebih memperhatikan kegiatan utama perusahaan sehingga perusahaan lebih kompetitif.
Namun, praktek outsourcing menimbulkan masalah, khususnya mengenai perlindungan pekerja/buruh. Umumnya, pekerja/ buruh outsourcing mendapatkan gaji yang lebih rendah, jaminan social yang diterima minimal, dan bahkan pekerja/ buruh outsourcing dianggap seperti factor produksi. Ada pekerjaan, dipekerjakan oleh perusahaan, tidak ada pekerjaan di PHK. Sehingga pekerja/ buruh outsourcing ini seperti "budak dalam zaman modern".
Tesis ini menganalis apakah benar bahwa pekerja/ buruh tersebut diperlakukan tidak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia dengan tidak adanya kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi pekerja/ buruh outsourcing yang ditinjau dari sudut hukum ketenagakerjaan Indonesia, yakni UU No.13 tahun 2003."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikie Eliantho
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aman awak kapal tunda PT. X yang beroperasi di anjungan lepas pantai area Balikpapan tahun 2004, dan merupakan studi yang bersifat kualitatif dengan variabel data bersifat kualitatif dan kuantitatif, yang kemudian dikuantitatifkan dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua awak kapal tunda PT. X yang beroperasi di anjungan lepas pantai area Balikpapan dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 86 orang. Analisis data menggunakan analisis statistik yaitu analisis univariat, dilanjutkan dengan analisis bivariat menggunakan uji signifikasi (chi-square), kemudian analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas awak kapal tunda (73 orangl 84.9%) mempunyai perilaku aman yang baik dalam menunjang keselamatan operasi harian. Berdasarkan uji signifikasi (chi-square) dan uji regresi logistik yang dilakukan terhadap dua belas variabel independen, diketahui bahwa faktor yang berkorelasi secara signifikan dengan perilaku aman awak kapal tunda PT. X adalah faktor masa kerja yang merupakan faktor internal.
Masa kerja terbukti mempengaruhi perilaku aman awak kapal tunda PT. X sehingga untuk meningkatkan perilaku aman awak kapal tunda diperlukan adanya sistem pertukaran informasi/ pengalaman antara awak kapal senior atau awak kapal yang mempunyai masa kerjal pengalaman lebih lama kepada awak kapal baru (seperti pertemuan pagi harian, ramah tamah antara awak kapal yang libur dan personil darat bulanan/ perdua bulan, dan lain sebagainya sesuai kondisi operasional perusahaan), dan perlunya divisi HSE perusahaan bersama dengan personil darat lainnya untuk lebih aktif menginformasikan/ mengimplementasikan manual HSE sehingga timbul kesadaran awak kapal akan keutamaan keselamatan diatas kegiatan operasional atau kegiatan lainnya, karena hal ini juga didukung oleh pihak penyewa. Selain hal diatas perlu juga ditingkatkan dan digiatkan kegiatan pelatihan baik internal maupun eksternal dengan fasilitator perusahaan, dikarenakan keterbatasan penghasilan awak kapal, dan tanggungjawab perusahaan akan keselamatan dan peningkatan kemampuan/ pengetahuan awak kapal. Untuk peningkatan program pendidikan budaya keselamatan lainnya, bisa dilaksanakan propaganda melalui pamflet/ poster keselamatan, pencontohan penggunaan APD yang baik oleh personil darat, serta sosialisasi resikoresiko kecelakaan di kapal tunda yang mungkin terjadi.
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dan masukan kepada PT. X untuk pembuatan program guna mengurangi angka kecelakaan pada umumnya, dan khususnya untuk meningkatkan sadar keselamatan melalui program sadar keselamatan yang akan dirancang.

This research is going to find factors influence safety attitude of crew tugboats PT. X that. operated on offshore platform Balikpapan area 2004, and constitute of qualitative study with qualitative and quantitative data variable, then made it quantitative with cross-sectional approach. Population in this research are all of the crew tugboats PT. X that operated on offshore Balikpapan with quantity of responden. 86 person. Data analysis using statistic analysis i.e univariate analysis, follow up by bivariate analysis with chi square test, then multivariate analysis using logistic regression test.
Result of research show that majority of crew tugboats (73 person/ 84.9%) having good safety attitude for supporting daily safety operation. Basis chi square test and logistic regression test had done to twelve independence variables, result that related factor significant influence safety attitude of crew tugboats PT. X is working period, it's one of research internal factors.
Working period proven tobe influence safety attitude of crew tugboats PT. X, and to improve safety attitude of crew tugboats need proper system information exchange/ experiences between senior crews or crews having morel longer experiences to junior crews (like daily morning meeting, monthly or bi-monthly conversable between off duty crews and onshore personnel, and etc asper company's operational condition), and HSE division with others onshore personnel need more active to inform/ implement HSE manual, enable develop safety awareness crew tugboats with safety priority upon operational activity or other activities, since this is also supported by the chatterer. Besides the above mentioned, need to improve and more active in training activities (internal or external) which facilitated by company, since limitedness of crews income, and company responsibility with safety and crew skill/ knowledge development. Other improvement safety culture program could be done by propaganda using safety pamphlet/ poster, proper utilizing PPE training by onshore personnel as sample, and also socialization with accident risks onboard that might be happened.
Researcher hopefully this research could give proper recommendation and input to PT. X for developing one program aim to minimize incident rate (common purpose), and to improve safety awareness through safety awareness program that will be developed by the company (specific purpose).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barling, Julian
"Research over the past decade has begun to show the many ways in which work affects sleep, and sleep affects work; this book brings all these research findings together in a state-of-the-art review. The book opens with a chapter on sleep disorders meant to ground organizational researchers in the science of sleep. Workplace issues that have benefitted from research for decades, such as shift work, occupational safety and road and transportation are covered in detail. In addition, emerging topics such as the intersection of sleep and work stress and non-work experiences, mood and emotions, energy management, unethical behaviors and work withdrawal (e.g., absenteeism) are considered in detail. Given the changing demographic composition of many workplaces, a separate chapter focuses on sleep and older workers. The book concludes with a consideration of how this information must now be integrated into the curricula of all business programs to enhance the practice of management, and individual and organizational functioning."
Oxford: Oxford University Press, 2016
e20470538
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Tjong, Herbert Thiery
"Infrastructure is one of the main important boosts in economy and technology advancement in Indonesia. Infrastructure that supports and facilitates the equipment for a country to develop, especially by technology such as Science Techno Park is an important infrastructure. However, just like buildings construction in general it still has significant number of casualties during the process of construction. Hence, the improvement of the construction safety program is a must and must be pursued vigorously, one way is by implementing an integrated to technology base method such as the spatial information integration. It has aim to identify and improve the safety risk plan of the construction. The output of the research will identify the risk and hazard factors of the upper structure work and its target and safety program as well. Finally, the research will deliver a construction safety strategy in order to have a good impact towards the work safety performance. From the research output, it is obtained the risk score assessment hence knowing the ranking of the risks. The risk relative score will then be used as an input for the technology-based application for the simulation. It is expected that the implementation of the method can contribute to the development of construction work safety with technology applications.

Infrastruktur adalah salah satu faktor pendukung ekonomi dan kemajuan teknologi di Indonesia. Infrastruktur yang mendukung fasilitas perkembangan negara, terutama aspek teknologi seperti Science Techno Park (STP) adalah infrastruktur yang penting. Namun, sama halnya dengan Gedung pada umumnya bangunan tersebut memiliki jumlah korban yang banyak pada konstruksi. Maka, perkembangan dari program keselamatan konstruksi merupakan keharusan, salah satunya dengan metode integrasi berbasis teknologi seperti metode integrasi informasi spasial. Metode tersebut memiliki tujuan mengidentifikasi dan memperbaiki rencana risiko pekerjaan konstruksi. Hasil dari riset ini akan diidentifikasi risiko dan bahaya pekerjaan dari paket struktur atas beserta target dan sasaran programnya. Yang terakhir, riset ini akan memperkenalkan strategi baru dalam keselamatan konstruksi dengan dampak baik pada performa keselamatan pekerjaan. Dari hasil riset, akan diperoleh skor risiko pekerjaan yang akan diketahui urutan bahaya pekerjaan. Skor bahaya pekerjaan ini merupakan input untuk aplikasi basis teknologi yang digunakan untuk implementasi. Harapannya adalah implementasi metode ini dapat berkontribusi pada perkembangan keselamatan konstruksi dengan aplikasi teknologi.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burlian Mughnie
"Kemajuan iptek bidang radiologi membawa dampak positif terhadap penggunaan radiasi dalam pelayanan kesehatan untuk menegakkan diagnosa dan terapi, radiasi disamping bermanfaat juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan merusak sel-sel genetik apabila penggunaan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, karena itu penggunaan radiasi diatur melalui peraturan perundang-undangan dalam rangka keselamatan kerja radiasi para radiografer dan perlindungan hukum, sampai saat ini belum pernah diadakan penelitian, apakah penerapannya efektif atau tidak dan bagaimana persepsi baik radiografer maupun pimpinan penyelenggara pelayanan radiologi tentang perundang-undangan tersebut.
Sebagai dasar hukum yang mengatur tenaga radiografer dalam penyelenggaraan pelayanan radiologi adalah sebanyak 15 peraturan terdiri dari : Undang-undang (2 buah) Peraturan Pemerintah (4 buah), Keputusan Presiden (2 buah) dan Permenkesl Kepmenkes serta SKB Menkes dan SATAN (7 buah).
Penelitian dilakukan di Instaiasi Radiodiagnostik dan Instalasi Radioterapi RSCM Jakarta pada bulan Juni 2000 dengan pendekatan penelitian hukum kesehatan secara normatif dan sosiologis menggunakan metode kualitatif eksploratoris deskriptif, pengumpulan data melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, dan studi dokumen serta observasi.
Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua informan tidak tahu dan tidak memahami peraturan perundang-undangan tenaga radiografer dalam penyelenggaraan pelayanan radiologi, penerapan peraturan tersebut dilapangan kurang efektif karena masih banyak peraturan belum dilaksanakan, peraturan perundang-undangan yang ada sekarang sudah cukup memadai, namun ke depan dalam mengantisipasi pasar global perlu membuat aturan-aturan yang baru, baik hasil revisi yang sudah ada, maupun membentuk yang baru sesuai diamanatkan oleh Undang-undang hingga sekarang belum ada aturan pelaksananya.
Keselamatan kerja terhadap radiasi masih dalam batas aman-aman saja, hal ini dilihat beberapa indikator memenuhi persyaratan, dan dosis yang diterima melalui film badge menunjukkan dalam batas nilai yang diizinkan, namun dalam melakukan pelayanan radiologi belum ada jaminan perlindungan hukum, karena Undang-undang menyebutkan bahwa perlindungan hukum diberikan apabila melakukan tugasnya berdasarkan standar profesi, sebetulnya para radiografer telah melaksanakan standar profesi, tetapi standar profesi sampai saat ini belum disahkan oleh Menkes, sehingga secara legal formal belum dikatakan sebagai dasar hukum.
Lemahnya pengawasan terhadap penerapan peraturan perundang-undangan dan tidak dipahami aturan tersebut dan tidak pernah dijatuhi sanksi terhadap pelanggar Undang-undang menyebabkan kurang pedulinya baik pimpinan maupun radiografer terhadap hak dan kewajiban , karena itu perlu disosialisasikan, bahkan dapat diusulkan materi hukum kesehatan ini dimasukkan dalam kurilkulum pendidikan tenaga kesehatan jenjang pendidikan menengah dan jenjang pendidikan tinggi.
Beberapa peraturan tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang perlu direvisi atau dicabut serta peraturan pelaksana yang belum ada sesuai diamanatkan oleh Undang-undang segera direalisir dalam rangka menjamin kepastian hukum dalam melakukan tugas profesi dan diperlukan penelitian lanjut di Rumah Sakit lain untuk mengetahui penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan dalam usaha mencapai efektifitas peraturan yang optimal.
Daftar bacaaan : 43 (1985-2000).

The Analisys Regulation of Radiographer Act in the Implementation Radiology Services of The RSCM Jakarta.The progress of radiology has been bringing a possitive effect towards the radiation using in health services to maintain diagnosis and theraphy, besides usefulI radiation also can caused health disturbance and damages genetic cells when the using of radiation is not appropriate to the valid regulation therefore the application of radiation has been set up by the regulation in the framework of radiation safety work for radiogiphers and for law protection, so far it has not yet been conducted the research whether its application is effective or not and how the perception both the radiogrpher or the chief of the radiology services about the acts.
As basisc of law that manages radiographer in implementing of radiology services, there are 15 regulations that consist of: Acts (2 pcs) Government Regulation (4 pcs) President Decree decree (2 pcs) and Health Ministry Regulation I Health Minister's decisions as well as Mutual Decision Decee of Health Minister and BATAN (7 pcs).
The research tookplace at Radiodiagnostic Instalation and Radiotheraphy Instalaation of RSCM Jakarta in June 2000 with the approaching legal of health normatively and sociologic by using qualitative method exploratoris discritive, data collecting is carried out by profound interview, focused discussion in group and document study as well as observation.
The research showing that most of all informen do not know and do not comprehend about the regulation act of radiographer in the implementation of radiology service, the application of such regulaton in the field is less effective, since there are still many more regulations that are not performed yet and regulation acts that exist are already sufficient, however, in the future of anticipating the global market it is necessarily to make new regulations both the already available revision or to form the new one which is suitable to the act that up to present time there is not yet available the rule of its implementation.
The working safety towards radiation is still in the limit of just safe, this matter is seen by some indicators ful fills the requirement, and the dosis received through badge film shows in the value limit permitted, but in carrying out radiology is not provided yet the law protection assurance, since the Iaw indicates that law protection in given when the operator in carrying out his 1 her task is based on the profession, but so far the profession standard is not approved yet by Health Minister, so that formal legally can not be called as the basic law.
The weakness of observation toward the regulation act and not comprehended such regulation and never taken the sunction to law violation has caused the less attention from both manager or radiographer toward the right and obligation, this it is necessary to be socialized, it can even be propossed this health legal material is aimed in the education curriculum of health employee in medium education level and high education level.
Some regulations are no longer suitable with current condition and they need to be revisied or revoked and they need to be revised or revoked as well as the not exist of managing regulation as addressed by the act should be realized soon in purpose to give legal assurance in performing profession task and to be needed in the further research at other hospital for acknowledging the managing application of regulation act in the effort to attain the optimal regulation effective.
References : 43 (1985-2000)"
2000
T4299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nag, Pranab Kumar
"This book brings together concepts from the building, environmental, behavioural and health sciences to provide an interdisciplinary understanding of office and workplace design. Today, with changes in the world of work and the relentless surge in technology, offices have emerged as the repositories of organizational symbolism, denoted by the spatial design of offices, physical settings and the built environment (architecture, urban locale). Drawing on Euclidian geometry that quantifies space as the distance between two or more points, a body of knowledge on office buildings, the concept of office and office space, and the interrelationships of spatial and behavioural attributes in office design are elucidated. Building and office work-related illnesses, namely sick building syndrome and ailments arising from the indoor environment, and the menace of musculoskeletal disorders are the alarming manifestations that critically affect employee satisfaction, morale and work outcomes. With a focus on office ergonomics, the book brings the discussion on the fundamentals of work design, with emphasis on computer workstation users. Strategic guidance of lighting systems and visual performance in workplaces are directed for better application of ergonomics and improvement in office indoor environment. It discusses the profiles of bioclimatic, indoor air quality, ventilation intervention, lighting and acoustic characteristics in office buildings. Emphasis has been given to the energy performance of buildings, and contemporary perspectives of building sustainability, such as green office building assessment schemes, and national and international building-related standards and codes. Intended for students and professionals from ergonomics, architecture, interior design, as well as construction engineers, health care professionals, and office planners, the book brings a unified overview of the health, safety and environment issues associated with the design of office buildings."
Singapore: Springer Nature, 2019
e20509324
eBooks  Universitas Indonesia Library