Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelia Zachrani
Abstrak :
Pondok Pesantren tradisional atau salafiyah merupakan Pondok Pesantren yang menggunakan kitab klasik sebagai metode utama dalam pembelajarannya. Artikel ini membahas tentang salah satu pondok pesantren di Mandailing Natal, Sumatera Utara yaitu Pondok Pesantren Musthafawiyah yang sampai saat ini masih mempertahankan ke salafiyahannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dengan teknik wawancara dan studi pustaka dalam mengumpulan data. Teori yang digunakan adalah teori perubahan dari Samuel Koenig dan teori lima elemen dasar dari Zamakhsyari Dofier. Fokus pembahasan artikel ini terletak pada sistem pembelajaran di Pondok Pesantren Musthafawiyah dan orientasi para alumni Pondok Pesantren Musthafawiyah setelah mereka lulus. Temuan dari penelitian ini adalah Pondok Pesantren Musthafawiyah dibangun atas keinginan masyarakat yang di sampaikan kepada Syekh Musthafa Husein. Pondok Pesantren Mustahafawiyah memiliki kurikulum utama yaitu kurikulum yang diserap dari Madrasah Ash-shalatiyah Makkah dan kurikulum tambahan yaitu kurikulum muadalah. Orientasi para alumni Pondok Pesantren Musthafawiyah sangat beragam, yaitu menjadi guru, melibatkan diri dalam organisasi keagamaan, serta keluar dari daerah Purba Baru untuk melanjutkan pendidikan dan mencari pekerjaan. ......Traditional or salafiyah Islamic boarding schools are Islamic boarding schools that use classic books as the main method of learning. This article discusses one of the Islamic boarding schools in Mandailing Natal, North Sumatra, namely the Musthafawiyah Islamic Boarding School which until now still maintains its salafiyah. This study uses qualitative methods with interview techniques and literature in collecting data. The theory used is the theory of change from Samuel Koenig and the theory of the five basic elements from Zamakhsyari Dofier. The focus of this article's discussion lies on the learning system at the Musthafawiyah Islamic Boarding School and the orientation of alumni of the Musthafawiyah Islamic Boarding School after they graduate. The findings from this study are that the Musthafawiyah Islamic Boarding School was built based on the wishes of the people which were conveyed to Syekh Mustafa Husein. The Mustahafawiyah Islamic Boarding School has a main curriculum, namely the curriculum absorbed from the Ash-Shalatiyah Madrasah Makkah and an additional curriculum, namely the MuJadi curriculum. The orientations of alumni of the Musthafawiyah Islamic Boarding School are very diverse, namely becoming teachers, involving themselves in religious organizations, and leaving the Old New area to continue their education and look for work.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Serlyanti
Abstrak :
Pondok Pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelenggarakan pembelajaran kitab klasik kepada para santrinya. Artikel ini membahas salah satu pondok pesantren di Amuntai, Kalimantan Selatan yaitu Pondok Pesantren Ar-Raudhah yang sampai saat ini masih mempertahankan ke salafiyahannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara baik secara langsung maupun daring dan observasi. Teori yang digunakan adalah teori lima elemen dasar sebuah pesantren dari Dhofier dan teori tipe pondok pesantren menurut Apipudin. Fokus pembahasan artikel ini terletak pada sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren Ar-Raudhah, bagaimana kondisi pesantren saat ini, dan program pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Ar-Raudhah. Temuan dari penelitian ini adalah Pondok Pesantren Ar-Raudhah dibangun atas dasar inisiatif dari masyarakat. Pondok Pesantren Ar-Raudhah memiliki ke lima aspek dasar yaitu tersedianya pondok, memiliki masjid, terdapat 883 santri, diasuh oleh seorang kyai yang dibantu oleh sejumlah ustadz, dan menggunakan kitab klasik sebagai bahan ajar utamanya. Program pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Ar-Raudhah dapat digolongkan dalam dua hal yaitu program sekolah dan program luar sekolah. Program sekolah terdiri dari Madrasah Diniyah Awaliyah Takmiliyah, Wustha, dan Ulya. Adapun program luar sekolah yaitu terdapat TPA dan Balai Latihan Kerja (BLK). ......Pondok Pesantren salafiyah is a boarding school that organizes classical book learning for its students. This article discusses one of the Islamic boarding schools in Amuntai, South Kalimantan, namely the Pondok Pesantren Ar-Raudhah which until now still maintains its salafiyah. This study uses a qualitative method with interview techniques both in-person and online and observation. The theory used is the theory of the five basic elements of a pesantren from Dhofier and the theory of the type of boarding school according to Apipudin. The focus of the discussion of this article lies on the history and development of the Pondok Pesantren Ar-Raudhah, how the current condition of Pondok Pesantren is, and the educational programs that exist at the Pondok Pesantren Ar-Raudhah. The finding of this research is that the Pondok Pesantren Ar-Raudhah was built based on an initiative from the community. Pondok Pesantren Ar-Raudhah has five basic aspects, namely the availability of cottages, having a mosque, there are 883 students, being cared for by a kyai who is assisted by several ustadz, and using classical books as the main teaching material. Educational programs organized by Pondok Pesantren Ar-Raudhah can be classified into two things, namely school programs and out-of-school programs. The school program consists of Madrasah Diniyah Awaliyah Takmiliyah, Wustha, and Ulya. The out-of-school programs include a TPA and a Job Training Center (BLK).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wagemakers, Joas, 1979-
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2012
297.810 92 WAG q
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cavatorta, Francisco
Abstrak :
The book analyzes in detail the ideological and organizational changes that occurred within the broader Salafi movement after the Arab uprisings. While scholarship had long recognized the divisions within Salafism, this volume looks at the ways in which the extraordinary events of the Arab uprisings have led to a profound rethink of such divisions. Focusing on the developments that have characterized Salafi movements across a number of Arab countries, the contributors to this volume underline changes and continuities in both ideology and political praxis. Popular participation in the uprisings forced Salafism to contend with the rise of peoples power and different movements chose different paths to respond to such challenges. In particular, the volume focuses on what can be termed increased politicization on the part of Salafis across the region as a response to the uprisings. While traditional Salafism shied away from institutional politics and organized forms of social and political participation, the uprisings saw the emergence of parties and movements willing to sacrifice tradition and engage with and through political institutions.
Oxford: Oxford University Press, 2016
e20470249
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Suryani
Abstrak :
Penelitian ini hendak menjawab permasalahan kondisi pesantren salafiah serta strategi memberdayakannya ditinjau dari Perspektif Ketahanan Nasional. Penelitian ini menjadikan wawancara, observasi, dan studi literatur sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian melalui analisis SWOT menunjukkan pesantren Al-Munawar berada pada posisi kuadran kedua sedangkan pesantren Miftahul Huda dan Sukahideng menempati posisi kuadran pertama. Selain itu pesantren Al-Munawar dapat dikatakan sebagai pesantren lokal yang hanya berfungsi sebagai tempat tinggal sambil mengaji kitab kuning yang hanya dikaji melalui ilmu alat saja. Pesantren Sukahideng merupakan pesantren salafiah ideal yang mampu menunjukkan variasi kebutuhan santri untuk menjadikan basis pesantren sebagai suplemen dan komplemen pendidikan formal, dengan tidak mengabaikan keberadaaan santri yang menjadikan pesantren sebagai substitusi pendidikan formal. Sementara itu pesantren Miftahul Huda merupakan model pesantren substitusi pendidikan formal terlepas dari berbagai kelemahannya. Era otonomi daerah merupakan keharusan pemerintah memberdayakan diri dan berbenah diri, dalam kapasitasnya sebagai pemberdaya dengan mengevaluasi program-program pemerintah selama ini terhadap pesantren salafiah. Kunci utama strategi memberdayakan ini sebenarnya ada pada kyai pimpinan pesantren, sedangkan kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia pesantren (terutama santri) sangat tergantung pada kualifikasi keilmuan pendidik pesantren, dengan dukungan program kelembagaan pesantren yang terencana, terpola dan dilembagakan secara resmi serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan ilmiah. Strategi memberdayakan pesantren melalui metode pembinaan dan kemitraan dengan Pola Pemikiran Kerangka Esman (baik variabel lembaga maupun variabel kaitan), menyangkut kualitas sumber daya manusia pesantren dan lembaganya. Strategi memberdayakannya dapat dikategorikan pada dua hal, yaitu strategi umum menyangkut keseluruhan pesantren serta strategi khusus untuk pesantren salafiah sampel penelitian sehingga tercipta keuletan dan ketangguhan serta kesejahteraan dan keamanan yang akhirnya bermuara pada tingkat Ketahanan Nasional.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitia Wardani Fauzyyah
Abstrak :
ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang salah satu pesantren di Kota Depok, Jawa Barat, yaitu Pesantren Al-Hamidiyah. Metode yang digunakan dalam jurnal ini yaitu metode kualitatif dengan wawancara, observasi atau pengamatan lapangan secara langsung, dan studi pustaka. Penelitian ini juga menggunakan teori tentang pesantren Salafiyah dan Ashriyah. Hasil penelitian menemukan bahwa Pesantren Al-Hamidiyah ini merupakan perwujudan cita-cita luhur dan fase terakhir kehidupan seorang kiai bernama KH. Achmad Sjaichu putra pendiri Nahdlatul Ulama dengan tujuan utama yaitu untuk mencetak kader-kader ulama baru yang berwawasan luas dan memiliki kedalaman ilmu. Sebagai pesantren yang berada di bawah naungan yayasan, pesantren saat ini dikelola dan dipimpin oleh seorang kiai yang ternyata bukan dari keluarga biologis KH. Achmad Sjaichu, melainkan orang lain yang dipercaya oleh keluarga pemilik yayasan. Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk membahas kepemimpinan dan latar belakang keluarga KH. Achmad Sjaichu serta sisi tradisional dan sisi modern Pesantren Al-Hamidiyah, Depok, Jawa Barat.
ABSTRACT
This journal discusses one of pesantren in Depok City, West Java, that is Al Hamidiyah Pesantren. The method used in this journal is qualitative method with interview, observation or direct field observation, and literature study. This research also uses the theory of Salafiyah and Ashriyah pesantren. The research finds that Pesantren Al Hamidiyah is the embodiment of the lofty ideals and the last phase of life of a kiai named KH. Achmad Sjaichu son of founder of Nahdlatul Ulama with the main goal is to print the cadres of new scholars who are knowledgeable and have depth of knowledge. As a boarding school that is under the auspices of the foundation, pesantren is currently managed and led by a kiai who was not from the biological family of KH. Achmad Sjaichu, but someone else who is trusted by the foundation 39s family. Seeing this, the author is interested to discuss the leadership and family background KH. Achmad Sjaichu as well as the traditional and modern side of Pesantren Al Hamidiyah, Depok, West Java.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liany Arisandy
Abstrak :
Penelitian ini berfokus kepada peran Syekh Hizboel Wathony sebagai mursyid tarekat di era digital. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui wawancara beberapa narasumber yang menjadi pelaku sejarah perkembangan tarekat Khalwatiyah Akmaliyah di Pesantren Akmaliyah Salafiyah, Ciracas, Jakarta Timur. Dalam penelitian kali ini penulis menggali informasi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Penelitian sebelumnya menjelaskan mengenai ajaran tasawuf Syekh Hizboel Wathony dan juga strategi adaptasi Tarekat Khalwatiyah Akmaliyah untuk menyebarkan ajarannya. Berbeda dengan penelitian ini yang membahas mengenai peran dari mursyid Tarekat Khalwatiyah Akmaliyah di era digital.Tulisan ini memaparkan eksistensi dari tarekat Khalwatiyah Akmaliyah dan juga peran Syekh Hizboel Wathony terhadap jamaah dan masyarakat sekitar. Kehadiran tarekat Khalwatiyah Akmaliyah membuktikan bahwa perpaduan antara ukhrawi (agama) dan duniawi (teknologi digital) dapat berjalan beriringan tanpa adanya pemisah. Semangat dakwah untuk memperkenalkan Islam melalui tarekat Khalwatiyah Akmaliyah memperlihatkan hasil positif dengan banyaknya warga masyarakat yang terbuka menerima kehadiran Syekh Hizboel Wathony Ibrahim dan mengamalkan tarekat Khalwatiyah Akmaliyah melalui pengajian-pengajian rutin. Hal ini menunjukkan bahwa Syekh Hizboel Wathony memiliki kharisma dan kekuatan spiritual seorang syekh. ...... This research focused on the role of Sheikh Hizboel Wathony as mursyid tariqa in the digital era. This research was conducted using a qualitative method through interviews with several speakers who were historical actors in the development of the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa at the Akmaliyah Salafiyah Islamic Boarding School, Ciracas, East Jakarta. In this study the author explored information from previous studies that were used for consideration. Previous research explained the mysticism of Sheikh Hizboel Wathony and also the adaptation strategies of the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa to spread its teachings. It is different from this research which discusses the role of the mursyid Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa in the digital era. This paper describes the existence of the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa and also the role of Sheikh Hizboel Wathony towards his followers and the surrounding community. The presence of the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa proves that the combination of ukhrawi (religion) and worldly-minded (digital technology) can go hand in hand without conflict. The spirit of preaching to introduce Islam through the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa showed positive results with many people accepting the presence of Sheikh Hizboel Wathony Ibrahim and practicing the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa through routine teachings. This shows that Sheikh Hizboel Wathony has the charisma and spiritual power of a sheikh.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library