Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rendell, Joan
London: Routledge & Kegan Paul , 1976
790.132 REN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mimi Ayudia Triani
"Kecantikan merupakan hal yang selalu identik dengan perempuan, termasuk perempuan remaja. Tak jarang, bahkan di tengah maraknya sosialisasi kesetaraan gender, “kecantikan” adalah kualitas yang pertama kali dinilai dari seorang perempuan. Novel Call Me Miss J karya Orizuka yang disajikan dengan mitos kecantikan Wolf menguraikan fenomena kecantikan yang dialami tokoh remaja dalam karya sastra tersebut. Pertanyaan penelitian berfokus pada bagaimana mitos kecantikan terjadi dan memengaruhi tokoh remaja perempuan dalam karya sastra tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar kecantikan yang ditampilkan dalam novel mencakup kecantikan fisik berupa wajah maupun tubuh, perilaku “cantik” para tokoh, dan munculnya fenomena beauty privilege yang semakin mempersempit kebebasan berekspresi tokoh dalam karya sastra.

Beauty is always synonymous with women, including teenage girls. Not infrequently, even in the midst of the rampant socialization of gender equality, “beauty” is the first quality that is judged from a woman. Orizuka's novel Call Me Miss J, which is presented with the Wolf beauty myth, describes the beauty phenomenon experienced by teenage characters in the literary work. The research question focuses on how the beauty myth occurs and influences teenage female characters in the literary work. The results of the study show that the beauty standards presented in the novel include physical beauty in the form of face and body, the “beautiful” behavior of the characters, and the emergence of the beauty privilege phenomenon which further limits the freedom of expression of characters in literary works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mimi Ayudia Triani
"Kecantikan merupakan hal yang selalu identik dengan perempuan, termasuk perempuan remaja. Tak jarang, bahkan di tengah maraknya sosialisasi kesetaraan gender, “kecantikan” adalah kualitas yang pertama kali dinilai dari seorang perempuan. Novel Call Me Miss J karya Orizuka yang disajikan dengan mitos kecantikan Wolf menguraikan fenomena kecantikan yang dialami tokoh remaja dalam karya sastra tersebut. Pertanyaan penelitian berfokus pada bagaimana mitos kecantikan terjadi dan memengaruhi tokoh remaja perempuan dalam karya sastra tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar kecantikan yang ditampilkan dalam novel mencakup kecantikan fisik berupa wajah maupun tubuh, perilaku “cantik” para tokoh, dan munculnya fenomena beauty privilege yang semakin mempersempit kebebasan berekspresi tokoh dalam karya sastra.

Beauty is always synonymous with women, including teenage girls. Not infrequently, even in the midst of the rampant socialization of gender equality, “beauty” is the first quality that is judged from a woman. Orizuka's novel Call Me Miss J, which is presented with the Wolf beauty myth, describes the beauty phenomenon experienced by teenage characters in the literary work. The research question focuses on how the beauty myth occurs and influences teenage female characters in the literary work. The results of the study show that the beauty standards presented in the novel include physical beauty in the form of face and body, the “beautiful” behavior of the characters, and the emergence of the beauty privilege phenomenon which further limits the freedom of expression of characters in literary works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mimi Ayudia Triani
"Kecantikan merupakan hal yang selalu identik dengan perempuan, termasuk perempuan remaja. Tak jarang, bahkan di tengah maraknya sosialisasi kesetaraan gender, “kecantikan” adalah kualitas yang pertama kali dinilai dari seorang perempuan. Novel Call Me Miss J karya Orizuka yang disajikan dengan mitos kecantikan Wolf menguraikan fenomena kecantikan yang dialami tokoh remaja dalam karya sastra tersebut. Pertanyaan penelitian berfokus pada bagaimana mitos kecantikan terjadi dan memengaruhi tokoh remaja perempuan dalam karya sastra tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar kecantikan yang ditampilkan dalam novel mencakup kecantikan fisik berupa wajah maupun tubuh, perilaku “cantik” para tokoh, dan munculnya fenomena beauty privilege yang semakin mempersempit kebebasan berekspresi tokoh dalam karya sastra.

Beauty is always synonymous with women, including teenage girls. Not infrequently, even in the midst of the rampant socialization of gender equality, “beauty” is the first quality that is judged from a woman. Orizuka's novel Call Me Miss J, which is presented with the Wolf beauty myth, describes the beauty phenomenon experienced by teenage characters in the literary work. The research question focuses on how the beauty myth occurs and influences teenage female characters in the literary work. The results of the study show that the beauty standards presented in the novel include physical beauty in the form of face and body, the “beautiful” behavior of the characters, and the emergence of the beauty privilege phenomenon which further limits the freedom of expression of characters in literary works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Samsudin
"Sastra remaja adalah karya sastra yang menampilkan persoalan remaja supaya memenuhi selera remaja. Salah satu persoalan yang dapat dibahas adalah pencarian jati diri remaja. Novel Kata merupakan karya sastra yang menampilkan pencarian jati diri remaja. Permasalahan dirumuskan pada dua pertanyaan penelitian, yaitu (1) bagaimana pencarian jati diri dari tokoh remaja dalam novel Kata? (2) dan bagaimana karakter remaja digambarkan dalam novel Kata? Sehubungan dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pencarian jati diri dan karakter remaja dalam novel Kata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra, serta konsep karakter dan jati diri remaja. Penelitian ini memberikan hasil bahwa Binta dan Biru merupakan remaja yang bebas untuk mengekspresikan pendapatnya. Sementara itu, Nugraha adalah remaja yang rasional. Karakter remaja dalam novel Kata dipengaruhi oleh faktor keluarga, pertemanan, dan lingkup masyarakat yang membesarkannya dengan nilai-nilai sosial, ekonomi, etika, dan keluarga. Faktor tersebut memengaruhi karakter Binta menjadi remaja koleris, sedangkan Biru merupakan remaja plegmatis dan Nugraha adalah remaja sanguinis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa novel Kata memberikan sebuah gambaran mengenai proses pencarian jati diri serta terbentuknya karakter remaja yang dipengaruhi oleh faktor keluarga, lingkungan, dan teman.

Teen literature is a literary work that presents issues related to teenagers to cater to their tastes. One of the issues that can be explored is the search for teenage identity. The novel "Kata" is a literary work that portrays the search for teenage identity. The research questions are formulated as follows: (1) How is the search for identity of the teenage characters depicted in the novel "Kata"? (2) How are teenage characters portrayed in the novel "Kata"? This study aims to describe the search for identity and the characterization of teenagers in the novel "Kata." This research employs a qualitative descriptive research method with a literary sociology approach, as well as concepts of teenage character and identity. The study reveals that Binta and Biru are teenagers who are free to express their opinions. Meanwhile, Nugraha is a rational teenager. The characters of the teenagers in the novel "Kata" are influenced by family factors, friendships, and the societal environment that shapes their social, economic, ethical, and familial values. These factors influence Binta's character, making her a choleric teenager, while Biru embodies a phlegmatic teenager, and Nugraha represents a sanguine teenager. Consequently, it can be concluded that the novel "Kata" provides an illustration of the process of searching for identity and the formation of teenage characters influenced by family, environment, and friends."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library