Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Badley, Michael E.
Boston: International Human Resource Development Corporation, 1985
622.159 BAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tribolet, Jose Manuel
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1979
551.22 TRI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Nurhasan
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T39890
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukir Maryanto
"Indonesia termasuk dalam rangkaian cincin api pasifik dan memiliki ratusan gunung api aktif yang berjajar di sepanjang kepulauannya. Keberadaan gunung api berpotensi menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif. Pemahaman dan pembelajaran mengenai tanda-tanda kenaikan aktivitas gunung api diperlukan untuk mitigasi. Karena itulah gunung api aktif selalu dilakukan pemantauan baik secara kontinyu maupun berkala. Ilmu kegempaan atau seismologi memiliki berbagai lingkup yang dapat menggambarkan proses internal tubuh gunung api sebagai informasi mengenai kondisi bawah permukaan. Buku ini akan membahas dasar-dasar mempelajari seismologi gunung api, termasuk teori dasar gelombang seismic dan perkembangan konsep gunung api. Penulis menyusun teori sederhana mengenai seismik vulkanologi dengan menjadikan gunung api di Indonesia sebagai objek. Buku ini juga merupakan salah satu kontribusi penulis yang juga sebagai ketua riset grup di bidang gunung api dan panas bumi."
Malang: UB Press, 2016
551.21 SUK s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuvid Dwi R
"ABSTRACT
UG Massive formation is the main reservoir of Javaz field, oil and gas
producing field, situated in West Natuna Basin. The use of acoustic impedance (PImpedance)
only to characterize reservoir hydrocarbon in this field will lead us into
large uncertainty. Therefore, to overcome that issue, Seismic Simultaneous Inversion
method is used at Javaz field within UG Massive formation interval. This method is
applied as an alternative method to predict the pore gas (Lambda-Rho) and porosity
distribution, using partial post stack 3D seismic data which are inverted
simultaneously; then Javaz-4 well data which will be used as a reference well for
predicting reservoir properties in other wells at Javaz field.
Seismic Simultaneous Inversion method resulted Javaz-3 well has similar
reservoir properties as studied in Javaz-4 well. However, Javaz-1A and Javaz-2
showed different result caused by large uncertainty in seismic resolution (poor quality
seismic data). Porosity and pore gas prediction suggested around 20 to 30 percent and
13 to 18 GPa*g/cc respectively, throughout the field. Hence, this method could be
used as an alternative to predict UG Massive reservoir properties in Javaz field away
from the wells, and it could be applied to the same field with large uncertainty.

ABSTRAK
Formasi UG Massive merupakan reservoar utama pada lapangan Javaz,
lapangan ini memproduksi minyak dan gas dan berada pada cekungan Natuna Barat.
Study yang dilakukan untuk mengkarakterisasi reservoir hydrocarbon pada lapangan
ini jika hanya menggunakan akustik impedance (P-Impedance) saja akan
menimbulkan ketidakpastian, untuk mengatasi hal ini maka metode Seismic
simultaneous inversion digunakan pada lapangan Javaz dengan target formasi UG
Massive. Metode ini digunakan sebagai alternative untuk memprediksi sebaran pore
gas (Lambd-Rho) dan porositas, dengan menggunakan partial post stack 3D seismic
data yang di inversikan secara bersamaan dan satu sumur (Javaz-4) data yang
digunakan sebagai kontrol untuk kemudian dijadikan acuan dalam memprediksi
karakter reservoir para area sumur lainnya.
Dengan menggunakan metode Seismic simultaneous inversion ini, maka
didapatkan hasil prediksi karakter reservoir pada sumur Javaz-3 yang memiliki
karakter mendekati sumur Javaz-4 pada formasi utama, namun tidak demikian untuk
sumur Javaz-2 dan Javaz-1A. Untuk perkiraan sebaran porositas maupun pore gas
didapatkan hasil yang cukup baik, dengan nilai porositas berkisar antara 20% hingga
30% dan pore gas (Lambda-Rho) yang berkisar antara 13 (GPa*g/cc) hingga 18
(GPa*g/cc). Dari hasil study ini maka dapat disimpulkan bahwa metode ini dapat
digunakan sebagai alternative untuk memprediksi karakter reservoar pada formasi
UG Massive."
2012
T31144
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Munawwarah
"Telah dilakukan kajian optimalisasi inversi seismik dengan memvariasikan jumlah picking horizon dan metode inversi yang digunakan untuk memetakan gambaran bawah permukaan yang berpotensi menjadi reservoar hidrokarbon di lapangan F3, Laut Utara, Belanda. Inversi seismik ini dikontrol oleh data sumur. Inversi seismik sangat ditentukan oleh penentuan picking horizon dan metode inversi yang digunakan. Untuk struktur litologi yang tidak kompleks (flat) cukup menggunakan dua horizon. Sedangkan untuk litologi yang kompleks seperti downlap dan onlap, picking horizon tidak cukup dua. Pada daerah lapangan F3 ini memiliki downlap dan bright spot, yang menyebabkan lapangan ini berpotensi sebagai reservoar hidrokarbon dan telah dilakukan pengujian penggunaan jumlah picking horizon untuk memetakan bawah permukaan di lapangan ini. Diperoleh hasil yang optimal dengan 3 horizon, adapun metode seismik inversi yang optimal untuk menyelesaikan downlap ini adalah model based daripada metode bandlimited dan sparse spike. Hasil horizon slice pada metode model based menunjukkan bahwa terdapat dua zona reservoar. Ketebalan reservoar pertama sekitar 40.08 m dengan luas sekitar 13,353,840 m2 dan reservoar kedua ketebalannya sekitar 26.4 m dengan luas sekitar 5,104,160 m2 .

Study about optimization in seismic inversion by varying the number of horizon picking and inversion method has been conducted to delineate subsurface of prospective hidrocarbon reservoir zone at field F3, North Sea, Netherland. Seismic inversion was controlled by wells data. Seismic inversion is strongly determined by horizon picking and the method of the inversion itself. For less lithological structure (flat), 2 horizons are enough, meanwhile for complex lithological structure such as downlap and onlap, more horizons picking are needed. Downlap and bright spot structure were found in field F3 which made this area became prospectous and thus horizon picking determination was conducted to delineate the subsurface. The result shows that the optimum horizon is 3, and the optimum seismic inversion method is model based than bandlimited and sparse spike. The results of horizon slice models based method shows that there are two reservoir zones exist. The first zone is approximately 40.08 m thick which enclose 13,353,840 m2 areas, while the second zone is about 26.4 m thick with 5,104,160 m2 areas"
2013
S46516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bolt, Bruce A.
New York : Wiley, 1996
624.176 2 BOL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianto
"Formasi Patchawarra terdapat pada Cekungan Cooper, Australia, merupakan salah satu formasi yang memiliki reservoir untuk gas dan minyak. Pertimbangan dilakukannya penelitian dalam formasi ini adanya data yang memberikan petunjuk mengenai keberadaan reservoir, khususnya batupasir untuk didapatkan pemodelan fasies untuk batupasir itu sendiri.
Proses yang dilakukan dalam tahapan penelitian dimulai dengan evaluasi formasi secara vertikal dengan datadata sumur bor, yang kemudian di hubungkan dengan data lateral berupa atribut seismik, dalam hal ini digunakan 4 atribut, yaitu, RMS Amplitude, Relative Acoustic Impedance, Thin Bed Indicator, Instantaneous Frequency, yang masing masing memiliki karakteristik dan fungsi masing masing.
Inversi seismik dilakukan untuk memberi pengamatan lebih detil mengenai penyebaran (kemenerusan horison) dan membandingkan nilai impedansi reservoir data sumur dengan data seismik secara lateral. Selain itu evaluasi formasi dilakukan untuk mendapatkan nilai properties bawah permukaan yang nantinya digunakan juga dalam pemodelan.
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini, Reservoir yang menjadi target penelitian ini memiliki lingkungan pengendapan yaitu fluvial dengan tipe sungai meandering, sedangkan bagian lain yang memiliki kandungan batubara yang cukup tebal merupakan back swamp bagian dari sistem fluvial yaitu meandering. Jadi Fungsi seismik atribut, inversi seismik, dan dikombinasikan dengan evaluasi formasi, dapat dipakai sebagai dasar dalam pemodelan fasies dan properties.

Patchawarra formation is part of Cooper Basin, Australia, is one that has a reservoir for gas and oil. Consideration of doing research in this formation for the data that give clues about the presence of the reservoir, particularly sandstones to be obtained for facies modeling itself.
Processes are carried out in the research stage begins with the formation of vertically evaluation with drill wells data, which are then connected with the data in the form of lateral seismic attributes, in this case using four attributes, RMS amplitude, Relative Acoustic Impedance, Thin Bed Indicator, Instantaneous Frequency, which each have their own characteristics and functions.
Seismic inversion is done to provide more detailed observations about the spread (continuity of the horizon) and comparing the impedance values reservoir the well data with seismic data laterally. Besides formation evaluation done to get the value of properties below the surface that will be used also in modeling.
The conclusion of this study, reservoir target of this research has fluvial depositional environment is the type of meandering rivers, while other parts have a fairly thick coal deposits is back swamp is part of a meandering fluvial system. So the function of seismic attributes, seismic inversion, and combined with the formation evaluation, can be used as a basis for facies modeling and properties.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T44691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfaidhul Akbar
"[ABSTRAK
Formasi Toolachee memiliki penyebaran yang sangat luas di Cekungan Cooper.
Padahal ketebalan Formasi Toolachee tidaklah begitu tebal dengan rata-rata
ketebalan berkisar hingga 300 m. Proses sedimentasi Fm. Toolachee secara
regional berupa fluvial (meandering) dengan urutan batuan berupa batupasir,
batulempung, batulanau, dan batubara. Batupasir Fm. Toolachee memiliki
porositas yang sedang hingga bagus, sehingga dapat bertindak sebagai reservoir
yang terbukti mengalirkan gas pada Sumur Meranji-1. Dengan asumsi bahwa
penyebaran Fm. Toolachee luas dan terendapkan di semua daerah penelitian,
seharusnya ditemukan juga kandungan hidrokarbon pada dua sumur lainnya, yaitu
Cooba-1 dan Pelican-5. Kenyataannya, Cooba-1 dan Pelican-5 tidak ditemukan
kehadiran hidrokarbon, sekalipun Fm. Toolachee masih terbentuk disana.
Hipotesis yang diangkat adalah bahwa ada kontrol stratigrafi yang berpengaruh
terhadap akumulasi hidrokarbon pada Fm. Toolachee. Dari hasil analisis sumur
dan seismik yang dibantu dengan atribut seismik dan inversi seismik ditemukan
adanya perubahan fasies pada zona reservoir di Meranji-1. Zona reservoir terlihat
tidak memiliki kemenerusan antara Meranji-1, Cooba-1 dan Pelican-5. Penelitian
ini menghasilkan penyebaran fasies secara lateral dan vertikal pada Fm.
Toolachee. Oleh karena itu, sumur-sumur selanjutnya diharapkan mengikuti pola
penyebaran fluvial dari batupasir zona target.

ABSTRACT
Toolachee Fm has widespread deposition which is formed widely in Cooper
Basin. Although, Toolachee Fm is thin bed formation with thickness averaging
300-400m only. Sedimentation process in Toolachee Fm is controlled by fluvial
system which is formed in meandering depositional environment with lithology
consists of sandstone, shale, siltstone, and coal. Sandstone of Toolachee Fm has
moderate to good porosity, therefor it can act as reservoir which is proven by
flowing gas in Meranji-1 well. Based on assumption of widespread depositional of
Toolachee Fm, hydrocarbon accumulation shall be found in two wells, Cooba-1
and Pelican-5. In fact, Cooba-1 and Pelican-5 do not encounter significant
hydrocarbon in Toolachee Fm. Hypotehsis were made that stratigraphy has an
important influence of hydrocarbon accumulation in Toolachee Fm. Study result,
from integrated study well and seismic interpretation which is supported by
seismic stratigraphy, attribute seismic and seismic inversion, show facies change
in Toolachee resulting truncated sand body. This study produces a comprehensive
facies distribution both laterally and vertically. Therefor, next well should be
drilled along channel geometry, Toolachee Fm has widespread deposition which is formed widely in Cooper
Basin. Although, Toolachee Fm is thin bed formation with thickness averaging
300-400m only. Sedimentation process in Toolachee Fm is controlled by fluvial
system which is formed in meandering depositional environment with lithology
consists of sandstone, shale, siltstone, and coal. Sandstone of Toolachee Fm has
moderate to good porosity, therefor it can act as reservoir which is proven by
flowing gas in Meranji-1 well. Based on assumption of widespread depositional of
Toolachee Fm, hydrocarbon accumulation shall be found in two wells, Cooba-1
and Pelican-5. In fact, Cooba-1 and Pelican-5 do not encounter significant
hydrocarbon in Toolachee Fm. Hypotehsis were made that stratigraphy has an
important influence of hydrocarbon accumulation in Toolachee Fm. Study result,
from integrated study well and seismic interpretation which is supported by
seismic stratigraphy, attribute seismic and seismic inversion, show facies change
in Toolachee resulting truncated sand body. This study produces a comprehensive
facies distribution both laterally and vertically. Therefor, next well should be
drilled along channel geometry]"
2015
T44640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aulia Hasri
"Sleipner merupakan lapangan minyak dan gas pertama yang melakukan penginjeksian karbon dioksida untuk Carbon Capture and Storage (CCS). Penginjeksian ini pertama kali dilakukan pada tahun 1996. Penulis telah melakukan seismic monitoring dengan metode inversi model-based terhadap data tahun 1994 yang merupakan tahun sebelum injeksi karbon dioksida, serta tahun setelah injeksi karbon dioksida, yaitu tahun 2001 dan 2010. Hasil inversi pada tahun 1994, 2001, dan 2010 menunjukkan rentang impedansi akustik yang konsisten untuk shale, sedangkan bright spot menunjukkan adanya CO2 yang menyebabkan terjadinya penurunan nilai impedansi karena pengurangan kepadatan dan peningkatan kecepatan gelombang pada reservoir. Tidak ada kebocoran CO2 yang terdeteksi, dikarenakan keberadaan lapisan seal yang baik. Penginjeksian CO2 menyebabkan penurunan horizon Base Utsira sehingga membentuk seperti sinklin. Variasi impedansi akustik dipengaruhi oleh densitas CO2 yang lebih rendah daripada reservoir di zona saline aquifer. Temuan ini menggarisbawahi efektivitas CCS dan pentingnya teknik pemantauan yang kuat.

Sleipner is the first oil and gas field to perform carbon dioxide injection for Carbon Capture and Storage (CCS). This injection was first carried out in 1996. The author conducted seismic monitoring using the model-based inversion method for data from year 1994, which is the year before carbon dioxide injection, as well as in the years after carbon dioxide injection, namely 2001 and 2010. The inversion results for data from year 1994, 2001, and 2010 show a consistent range of acoustic impedance for shale, while bright spots indicate the presence of CO2, which causes a decrease in impedance values and density and increased wave velocity in the reservoir. No CO2 leakage was detected, due to the presence of a good seal layer. CO2 injection caused a decline in the Base Utsira horizon, forming a syncline-like. Variations in acoustic impedance are influenced by the lower density of CO2 compared to the reservoir in the saline aquifer zone. These findings underline the effectiveness of CCS and the importance of robust monitoring techniques."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>