Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Betty Kalianda
Abstrak :
ABSTRAK
Infark miokard akut (IHA) merupakan Salah satu penyebab kematian utana pada orang dewasa. Dalam usaha untuk menurunkan angka kematian, diagnosis dini IHA dan komplikasinya amat penting agar penatalaksanaannya dapat dilakukan dengan tepat. Diagnosis IHA pada umumnya ditegakkan dengan gejala klinis, pola elektrokardiogram dan hasil pemeriksaan enzim. Yang menjadi masalah gejala klinis ataupun pola elektrokardiogram sering tidak khas. Oleh karena itu penting sekali penilaian tes enzim. Penelitian ini bertujuan mencari pola perubahan aktivitas CK dan CK-HB pada IHA, menilai cara-cara pemeriksaan CK-HB yang tersedia, menilai kemampuan diagnostik dari tes CK, LDH dan iso-enzim keduanya, serta mendapatkan protokol kerja tes enzim untuk diagnosis IMA. Telah diteliti 12 penderita IHA yang tidak mendapat terapi
streptokinase, 15 penderita angina pektoris (AP) dan 10 orang sehat. Terhadap penderita INA diambil darah vena serial pada saat masuk rumah sakit, kemudian 8, 16, 24 dan 48 jam pasca infark. Sedangkan pada penderita AP dan orang sehat diambil darah vena satu kali saja. Dari darah dipisahkan serumnya lalu aktivitas CK dan CK-HB diperiksa secara kuantitatif dengan teknik imunoinhibisi. LDH total diperiksa dengan metode kinetik dan isoenzim CK serta LDH diperiksa secara elektroforesis. Hasil penelitian menunjukkan pola perubahan aktivitas CK sudah neningkat pada 4 jam pasca infark, mencapai puncak pada jam ke 20 dan masih didapatkan peningkatan pada 48 jam pasca infark. Pola CK-HB menyerupai pola CK total, namun aktivitas puncak dicapai 4 jam lebih cepat dan umumnya aktivitas enzim sudah kembali normal pada 48 jam pasca infark. Penilaian kedua metode pemeriksaan CK-HB menunjukkan korelasi yang baik hanya pada aktivitas enzim yang tinggi. Teknik imunoinhibisi mempunyai kelebihan dalam pengerjaannya yang relatif mudah dan cepat, namun kurang spesifik. Sedangkan teknik elektroforesis mempunyai kelebihan dapat mendeteksi adanya isoenzim atipik; nanun pada scanning dapat menunjukkan hasil overestimates terutama pada aktivitas yang rendah, selain itu pengerjaannya relatif sulit dan lama. Heskipun demikian kedua cara menunjukkan penampilan klinis yang sama baiknya. Kemampuan diagnostik tes enzim secara serial menunjukkan efisiensi lebih baik dari pada secara tunggal. Efi siensi tes CK, CK-HB dan rasio LDH1/LDH2 pada pemeriksaan serial masing-masing menunjukkan hasil 1002. Diusulkan Protokol kerja tes enzim untuk diagnosis IHA sebagai berikut: bila penderita datang sebelum 24 jam dari saat serangan maka dilakukan tes CK total (bila mungkin juga CK-HB) serial dimulai pada saat masuk rumah sakit kemudian B, 16, 24 dan 48 jam dari saat setangan; sedangkan bila 24 jam telah lewat maka dilakukan tes LDH dengan atau tanpa tes rasio LDH1/LDH2.
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harmani Kalim
Jakarta: UI-Press, 2004
PGB 0162
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Suharyanto
Abstrak :
Penelitian kohort prospective dengan pendekatan survey-observasional ini bertujuan mengidentifikasi efektifitas senam jantung terhadap kenyamanan biopsikososial klien berisiko mengalami serangan jantung di Lebak Bulus dan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Hasil penelitian pada 63 responden kelompok intervensi dan 63 responden kelompok kontrol ini menunjukan adanya peningkatan rasa nyaman fisiologis (pvalue= 0.029), psikologis (p-value= 0.032) dan sosial (p-value= 0.328) setelah kegiatan senam yang dilaksanakan selama satu bulan. Kelompok yang teratur melakukan kegiatan senam lebih merasa nyaman dibanding dengan kelompok yang tidak melakukan kegiatan senam secara teratur. Kegiatan senam jantung sebaiknya dapat disosialisasikan lebih luas dan dijadikan sarana untuk meningkatkan rasa nyaman fisiologis, psikologis, dan sosial.
Purpose of this cohort prospective research with observational-survey approach to identify the effectiveness heart gymnastic to bio, psycho, and social comfort on client with heart attack risk in Lebak Bulus and Kebayoran Baru, South Jakarta. Result of the research on 63 respondents intervene group and 63 respondents control group shown improvement physiological (p=0.029), psychological (p=0.032), and social (p=0.328) comfort after gymnastic activity during one month regular gymnastic group more comfortable to be compared with irregular gymnastic group. Heart gymnastic activity better earn to be socialized broader and made to increase physiological, psychological, and social comfort.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28482
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sjahrir Nurdin
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian terhadap beberapa variabel dari penderita-penderita infark miokard akut pertama, dalam hubungannya sebagai prediktor terhadap kejadian komplikasi gagal jantung dengan uji statistik secara analisis univariat. Penderita terdiri dari 85 (82,52%) pria dan 18 (17,48%) wanita dengan infark miokard akut pertama yang dirawat di-Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta antara 1 Januari 1991 sampai dengan 31 Desember 1992. Umur penderita berkisar antara 30 tahun sampai dengan 95 tahun (rata-rata 57,20 ± 14,06 tahun). Dari 103 penderita yang masuk dalam penelitian ini, 60 orang (58,25%) yang mengalami komplikasi gagal jantung akut. Sisanya 43 orang (41,75%) tanpa komplikasi gagal jantung akut berfungsi sebagai kontrol. Kelas gagal jantung akut yang terjadi terdiri dari : 35 orang (30,3%) Killips 2, 7 orang (11,7%) Killips 3 serta 18 orang (30,0%) Killips 4. Dari 13 macam variabel yang diuji secara univariat , hanya variabel frekuensi denyut jantung yang kemaknaannya <0.05. Sebagai kesimpulan bahwa: 1. Aplikasi klinik dari penelitian ini bagi dokter di daerah bila tidak ada peralatan penilai fungsi ventrikel , maka frekuensi denyut jantung lebih dari 85 kali permenit pada saat pertama pemeriksan merupakan tanda awal yang perlu dipantau. Tentu saja parameter yang lain perlu diperhatikan. 2. Variabel-variabel lainnya (lokasi infark miokard di anterior, hematokrit > 48 vol.%, riwayat diabetes melitus, umur, rasio kolesterol total/HDL 5, hipertrofi ventrikel kiri, riwayat hipertensi, kadar kolesterol total > 240 mg/dl, rasio kardio toraks > 55%, terapi trombolitik, riwayat nyeri dada dan kadar serial enzim CKMB 160 IU/L) statistik belum bermakna. Saran diperlukan suatu penelitian prospektif dengan jumlah sample yang besar.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
616.81 UNI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Putu Putri Setyawati
Abstrak :
Mikrokantilever merupakan salah satu jenis biosensor yang didesain seperti pelat lentur sehingga mudah untuk terdefleksi bila terjadi pengikatan antara antibodi dan troponin. Pendeteksian ini dilakukan sebagai langkah pencegahan bagi para pengidap penyakit jantung. Simulasi ini dilakukan untuk mengetahui perubahan nilai defleksi yang dihasilkan karena adanya pengaruh konsentrasi dan kecepatan alir. Sistem yang digunakan untuk proses pendeteksian berukuran 300 m x 400 m x 200 m dan mikrokantilever berukuran 135 m x 50 m x 20 m. Pada penelitian ini nilai awal konsentrasi yang disimulasikan adalah 0 mol/m3 dan 4,1E-7 mol/m3 dan kecepatan aliran dengan kecepatan 0,3 m/s. Simulasi ini menggunakan Comsol Multiphysic 5.2. Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh profil konsentrasi yang alirkan pada sistem ini, nilai defleksi karena adanya pengaruh kecepatan aliran, nilai defleksi karena adanya pengaruh konsentrasi dan nilai defleksi gabungan pada kedua variabel bebas. Nilai defleksi yang dihasilkan pada pengaruh kecepatan aliran yaitu 0,02 m, nilai defleksi yang dihasilkan pada pengaruh konsentrasi adalah 7,63E-23 m dan nilai defleksi gabungan pada pengaruh kecepatan aliran dan konsentrasi adalah 0,02 m. Pada mode dinamis, nilai frekuensi yang dihasilkan dengan massa 5,2E-22 kg dan 10,4E-22 kg menghasilkan nilai frekuensi resonansi 9,38 E10 Hz dan 6,64E10 Hz. ...... Microcantilever is one type of biosensor that is designed such as bending plates so it is easy to be deflected in case of binding between antibody and troponin. This detection is done as a preventive measure for people with heart disease. This simulation is done to know the change of deflection value which resulted from the influence of concentration and flow rate. The system used for the detection process measuring 300 m x 400 m x 200 m and microkantilever size 135 m x 50 m x 20 m. In this study the initial value of the simulated concentration is 0 mol m3 and 4,1E 7 mol m3 and flow velocity with a velocity of 0,3 m s. This simulation uses Comsol Multiphysic 5.2. Based on the simulation results, obtained the concentration profile that flows on this system, the deflection value due to the influence of flow velocity, the deflection value due to the influence of concentration and the combined deflection value on the two independent variables. The deflection value produced at the influence of flow velocity is 0,02 m, the resulting deflection on the effect of concentration is 7,63E 23 m and the combined deflection value on the influence of the flow velocity and the concentration is 0.02 m. In dynamic mode, the frequency value generated with the mass of 5,2E 22 kg and 10,4E 22 kg yields resonance frequency values of 9,38 E10 Hz and 6,64E10 Hz.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Lianasari
Abstrak :
Penyakit Jantung Koroner PJK adalah penyakit pada jantung yang terjadi karena otot jantung mengalami penurunan suplai darah. Kurangnya pengetahuan pasien mengenai faktor risiko penyakit jantung koroner berkaitan dengan terjadinya serangan jantung berulang yang akan berdampak pada meningkatnya biaya perawatan dan psikologis pasien yaitu depresi, bahkan dapat menyebabkan komplikasi ataupun kematian. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan cross- sectional. Sampel penelitian berjumlah 67 orang dengan diagnosis penyakit jantung koroner. Pengambilan sampel dengan metode non- probability sampling yaitu consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan serangan jantung berulang p= 0,43, 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan frekuensi serangan jantung berulang p=0,57, 0,05 . Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi yang disertai dengan motivasi kepada pasien untuk dapat mengubah perilaku sehingga memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengontrol faktor risiko dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari serangan jantung berulang. ......Coronary Artery Disease (CAD) is a disease caused by an imbalance between blood supply and heart muscle oxygen demand. Insufficient knowledge about risk factors contributing to CAD is associated with higher recurrence of heart attack, causing the rise of the hospitalitation cost, depression, others complications even death. This study employed comparative descriptive design with cross sectional method, involving a consecutive sample of 67 patients with CAD as their primary diagnosis. Our study showed that there was no relationship between knowledge of CAD risk factors with the recurrence of heart attacks p 0,43, 0,05. Similarly, the study revealed that there was no relationship between risk factors for coronary heart disease and the frequency of heart attack's recurrence p 0,57 0,05 . This study suggested nurses to provide health education along with continuous and effective motivation in order to help patients controlling their risk factors in order to avoid the recurrence of heart attack.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liniyarti
Abstrak :
Perawat yang mempunyai keahlian khusus dalam asuhan keperawatan yang telah lulus dari program spesialis keperawatan disebut Ners spesialis. Kompetensi keperawatan inti dan keperawatan berbagai masalah kardiovaskular harus dimiliki oleh perawat spesialis keperawatan medikal bedah peminatan kardiovaskular. Tujuan utama residensi spesialis selama pendidikan 2 semester adalah melakukan asuhan keperawatan medikal bedah khususnya sistem kardiovaskular dengan menggunakan pendekatan teori model Adaptasi Roy. Asuhan keperawatan pada 1 kasus utama pada pasien ADHF dan 30 kasus resume yang terdiri dari 8 kasus besar gangguan sistem kardovaskular meliputi kasus sindrom koroner akut, kelainan katup jantung, kelainan jantung bawaan dewasa, kelainan pembuluh darah, gagal jantung, infeksi, kasus bedah (CABG, Katup) dan disritmia. Penerapan teori model adaptasi Roy pada pasien gangguan sistem kardiovaskular untuk dapat beradaptasi pada stimulus internal dan eksternal yang dimiliki. Manajemen nyeri pasca bedah jantung dengan terapi komplementer dan alternatif berupa foot massage. Proyek inovasi penerapan Augmentative and Alternative Communication pada pasien sadar yang terpasang ventilasi mekanik dapat mengurangi kecemasan dan peningkatan kepuasan terhadap pelayanan dalam komunikasi pasien-perawat. Pengabdian masyarakat dilakukan untuk memberikan pendidikan atau pengetahuan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat dalam melakukan latihan aktifitas fisik setelah serangan jantung sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup ......Nurses who have special expertise in nursing care who have graduated from a specialist nursing program are called specialist nurses. Core nursing competencies and nursing various cardiovascular problems must be owned by specialist nurses specializing in cardiovascular medical surgical nursing. The main goal of specialist residency for 2 semesters of education is to provide medical surgical nursing care, especially the cardiovascular system, using Roy's Adaptation model theory approach. Nursing care for 1 main case in ADHF patients and 30 resume cases consisting of 8 major cases of cardiovascular system disorders including cases of acute coronary syndrome, heart valve disorders, adult congenital heart defects, vascular disorders, heart failure, infections, surgical cases (CABG, valves) and dysrhythmias. Application of Roy's adaptation model theory to patients with cardiovascular system disorders to be able to adapt to their internal and external stimuli. Pain management after cardiac surgery with complementary and alternative therapies in the form of foot massage. The innovation project of implementing Augmentative and Alternative Communication in conscious patients who are attached to mechanical ventilation can reduce anxiety and increase satisfaction with services in patient-nurse communication. Community service is carried out to provide education or knowledge to patients, families and the community in carrying out physical activity exercises after a heart attack so as to improve quality of life.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library